D2 OTOMASI PERKANTORAN
B. PENDAHULUAN
Psikotes merupakan serangkaian tes yang dilakukan oleh Psikolog (profesional) atas
permintaan klien (individu atau organisasi) untuk memberikan gambaran utuh tentang aspek-
aspek psikologis seseorang sesuai dengan kebutuhan dan keperluan klien. Tes tersebut diberikan
sebagai alat atau sarana bagi Psikolog untuk dapat memahami secara utuh aspek-aspek
psikologis individu agar dapat memberikan gambaran (profile psikogram) setiap individu yang
mengikuti tes tersebut.
Keseluruhan proses tes tersebut dilakukan sesuai dengan standar pelayanan kode etik
psikolog. Psikotes sebenarnya bukan ujian, karena itu tidak benar kalau dikatakan tidak lulus
ujian psikotes; karena yang dilakukan oleh Psikolog adalah meminta respon atas
pernyataan/pertanyaan yang diberikan kepada individu sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya orang yang bersangkutan. Respon tersebutlah yang dijadikan indikator untuk
memberikan gambaran profile setiap individu yang mengikuti tes.
Berkaitan dengan hal tes seperti halnya pada psikotes di atas, kampus Akademi
Komunitas Semen Indonesia yang baru berdiri di pertengahan tahun 2014 dan membuka
penerimaan mahasiswa baru satu tahun setelahnya juga menerapkan serangkaian tes di
dalamnya. Tes dilaksanakan berdasarkan waktu gelombang pendaftaran, yang berakhir 3 bulan
sebelum memulai kegiatan kuliah perdana. Tes yang diberikan kepada calon mahasiswa baru
ada 2 (dua), yaitu tes potensi akademik (TPA) dan wawancara. Setelah itu calon mahasiswa baru
dinyatakan lulus tidaknya dari nilai tes TPA dan hasil wawancara tersebut.
Seiring dengan berjalannya waktu, hasil yang nampak terutama pada pertengahan
kegiatan perkuliahan mahasiswa mulai mengeluh beberapa mata kuliah yang sulit di pahami atau
beberapa mahasiswa yang cenderung menyukai atau menguasai hal tertentu. Ditambah lagi pada
saat mereka menghadapi Praktek Kerja Industri (Prakerin) di pertengahan semester 2 (dua) dan
akhir semester 3 (tiga) dengan kondisi kantor dan pekerjaan yang sama hasilnya ternyata rata-
rata berbeda-beda tiap mahasiswa. Hal inilah yang mendorong perlu dilakukannya penelitian dan
pengamatan lebih pada bakat, minat, dan kepribadian mahasiswa pada tiap program studi yang
telah dipilihnya.
Psikotes merupakan salah satu jawaban dari metode penelitian dan pengamatan pada
bakat, minat, dan kemampuan mahasiswa AKSI. Psikotes dirasa perlu dilakukan uji coba kepada
para mahasiswa mengingat setelah tes ujian masuk sampai kegiatan perkuliahan belum ada
kegiatan psikotes yang diberikan secara langsung dari pihak kampus. Mengapa harus psikotes
dan apa manfaatnya ? seperti pada kalimat di awal paragraf dikatakan bahwa psikotes
memberikan gambaran profile setiap individu yang mengikuti psikotes tersebut.
Psikotes mengukur segenap kompetensi yang ada dalam diri individu. Menurut penuturan
beberapa mahasiswa, ada yang belum pernah mengikuti psikotes, ada yang sudah dan benar-
benar tidak paham dengan hasil psikotes tersebut serta beberapa mahasiswa ingin mengikuti
psikotes lagi mengingat. Oleh karena itu biasanya „norma‟ ditentukan berdasarkan posisi dimana
individu tersebut akan ditempatkan, atau peran apa yang akan dilakukan oleh orang tersebut.
Dengan demikian sebenarnya yang dilakukan oleh Psikolog adalah membantu pihak manajemen
dalam melakukan „the right man on the right place‟ atau „job-fit‟. Oleh karena itu Anda tak perlu
kecewa kalau tidak „lolos‟, karena kesemua tes yang diberikan adalah menggambarkan
kemampuan dan kompetensi Anda sesuai dengan respon yang Anda berikan.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka kami mencoba melakukan penelitian
kami yang berjudul “Implementasi Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia
(Psikotes AKSI)” ini diharapkan mampu menghadirkan tes psikologi/psikotes secara online agar
mahasiswa dapat mengikuti dan mengetahui psikotes secara gratis, mampu mengetahui bakat,
minat dan kepribadian mahasiswa. Terlebih hasil psikotes bersifat sementara atau dapat berganti
6 bulan kemudian setelah psikotes dilakukan. Sehingga para mahasiswa dapat selalu mengetahui
perkembangan bakat, minat, dan kepribadian mereka serta jenis pekerjaan yang cocok.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut
“Bagaimana implementasi Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia berupa
Psikotes online yang ditujukan untuk mahasiswa AKSI ?”
D. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Psikotes
Tes psikologi atau yang lebih dikenal dengan istilah psikotes merupakan hal yang tidak
asing lagi untuk didengar. Banyak perusahaan yang menggunakan psikotes sebagai bagian dari
seleksi. Sebelum menginjak pengertian tes psikologi, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian
dari kata tes. Kata tes berasal dari bahasa Latin, yaitu testum yang berarti alat untuk mengukur
tanah. Dalam bahasa Perancis kuno, kata test berarti ukuran yang dipergunakan untuk
membedakan emas dan perak dari logam-logam lainnya.
Kata tes itu sendiri semakin bersifat umum seiring dengan perkembangan jaman. Hingga
saat ini belum terdapat keseragaman dari para ahli mengenai definisi tes psikologi karena tes
memang meliputi berbagai metode atau cara dalam penyelidikan. Otto Klineberg memberikan
definisi sebagai berikut:“Psychological test were perfect instruments for the measurement of
native or innate difference in ability.”Sedangakan Florence L. Goodenough berpendapat sebagai
berikut: “A test is a task or series of tasks given to individual or to groups with the purpose of
ascertaining their relative proficiency as compared to each other or to standard previously set
up on the basis of the performance of the similar groups.”
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa inti dari tes tersebut
adalah bahwa tes merupakan serangkaian tugas yang berbentuk pertanyaan atau perintah yang
diberikan kepada testee baik secara individual maupun kelompok. Tingkah laku testee dalam
menjalankan tes tersebut kemudian dibandingkan dengan standar atau tingkah laku testee lain.
Pengukuran psikologi atau yang lebih dikenal dengan istilah psikotes itu sendiri merupakan alat
untuk mengukur aspek individu secara psikis.
Tes tersebut dapat berbentuk tertulis, visual, maupun berupa evaluasi secara verbal yang
teradministrasi untuk mengukur fungsi kognitif dan emosional yang dapat diaplikasikan kepada
anak, remaja, maupun dewasa. Psikotes itu sendiri diciptakan oleh pakar psikologi untuk
menggambarkan kepribadian seseorang. Hal tersebut mengacu pada kebutuhan akan kemampuan
tertentu dalam suatu pekerjaan, seperti ketelitian, kreativitas, dan sebagainya. Tes tersebut
diberikan sebagai alat atau sarana bagi psikolog untuk dapat memahami secara utuh berbagai
aspek psikologi individu agar dapat memberikan gambaran (profil psikogram) setiap individu
yang mengikuti tes tersebut.
2.2 Tujuan Tes Psikologi
Tujuan tes psikologi beragam, namun secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua
macam, yaitu untuk keperluan research dan diagnosis psikologi.
Penyusunan tes, karena tes psikologi yang baik adalah tes yang disusun
berdasar research yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Diagnosis bukan merupakan sesuatu yang final, namun merupakan suatu titik tolak dari
berbagai tindakan tertentu. Diagnosis psikologi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
Psikotes merupakan bagian yang kerap memiliki arti penting dari rangkaian seleksi
sebuah lowongan kerja. Merupakan perangkat untuk menangkap kecenderungan para
pelamar, yang meliputi kemampuan intelektual atau kepribadian.
Seseorang akan berprestasi apabila ditempatkan di tempat yang sesuai dengan bakat dan
kemampuannya. Alasan tersebutlah yang mendasari perlunya dilakukan diagnosis untuk
keperluan pemilihan jabatan atau lapangan studi.
Dengan tes psikologi, diharapkan ahli psikologi akan mampu membuat diagnosis
mengenai penyebab terjadinya kegagalan atau kesukaran yang mungkin terjadi dalam
proses pembelajaran. Jasa pemeriksaan psikologi juga meliputi pengukuran, bimbingan
konseling, dan pelatihan untuk pendidikan. Arah pemeriksaan dapat ditujukan untuk
mengukur intelegensi (IQ), arah minat dan bakat, konsentrasi, kematangan emosional,
interaksi sosial, kepercayaan diri, dan lain sebagainya.
Tes psikologi juga dapat dilakukan untuk memetakan kebutuhan skala organisasi atau
individu dalam pelatihan manajemen. Biasanya diaplikasikan ke dalam bentuk outbound
management training atau in class training.
2.3.3. Javascript
Javascript termasuk pemrograman yang berjalan pada sisi klien (client side). Tujuan
penggunaan javascript adalah agar halaman web lebih dinamis serta dapat berinteraksi
langsung dengan pengguna.
2.3.4 PHP (Hypertext PreProcessor)
PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan
HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Sintaks dan perintah-perintah PHP akan
dieksekusi di server kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam format HTML
2.3.5 SQL
SQL mempunyai kemampuan untuk mendefinisikan struktur data, modifikasi data dalam
basis data dan menentukan konstrain sekuriti. SQL merupakan bahasa basis data relasional
standar. Bahasa SQL mempunyai dua bagian, yaitu: Data Definition Language (DDL) dan
Data Manipulation Language (DML)
2.4.3 XAMPP
XAMPP adalah paket software yang di dalamnya sudah terkandung Web Server Apache,
database MySQL, dan PHP. Dengan menginstal XAMPP, maka tidak perlu lagi melakukan
instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP, dan MySQL secara manual.
Metode wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
bertanya langsung kepada narasumber. Dalam hal ini narasumber adalah tim konseling dari
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. (CLSI)
Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data berdasarkan hasil pembelajaran dari buku,
hasil penelitian yang relevan dan sumber buku lain dari perpustakaan lainnya, jurnal ilmiah,
situs-situs internet, dan bacaan-bacaan buku yang berkaitan dengan topik penelitian.
Model Sekuensial Linier atau sering disebut Model Pengembangan Air Terjun, merupakan
paradigma model pengembangan perangkat lunak paling tua, dan paling banyak dipakai.
Model ini mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik
dan sekunsial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh tahapan analisis,
desain , kode, pengujian, dan pemeliharaan.
Langkah pertama dimulai dengan membangun keseluruhan elemen sistem dan memilah
bagian-bagian mana yang akan dijadikan bahan pengembangan perangkat lunak, dengan
memperhatikan hubungannya dengan Hardware, User, dan Database.
Pada proses ini, dilakukan penganalisaan dan pengumpulan kebutuhan sistem yang
meliputi Domain informasi, fungsi yang dibutuhkan unjuk kerja/performansi dan
antarmuka. Hasil penganalisaan dan pengumpulan tersebut didokumentasikan dan
diperlihatkan kembali kepada pelanggan.
Desain
Pengkodean
Pengujian
Setelah Proses Pengkodean selesai, dilanjutkan dengan proses pengujian pada program
perangkat lunak, baik Pengujian logika internal, maupun Pengujian eksternal fungsional
untuk memeriksa segala kemungkinan terjadinya kesalahan dan memeriksa apakah hasil
dari pengembangan tersebut sesuai dengan hasil yang diinginkan.
Pemeliharaan
Proses Pemeliharaan erupakan bagian paling akhir dari siklus pengembangan dan
dilakukan setelah perangkat lunak dipergunakan. Kegiatan yang dilakukan pada proses
pemeliharaan antara lain :
3.2 Flowchart
Perancangan Aplikasi Pelatihan Psikotes ini melalui beberapa tahapan dan proses. Hal ini
bertujuan untuk menghasilkan penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan penelitian itu
sendiri. Peniliti menggunakan metode Prototyping dalam melakukan penelitian. Prototyping
disebut juga desain aplikasi cepat (rapid application design/RAD) karena menyederhanakan dan
mempercepat desain sistem (O‟Brien, 2005). Adapun tahapan dalam penelitian ini dapat
digambarkan dalam flowchart pada Gambar 1
Rencana Bulan ke
Kegiatan 1 2 3 4 5
Studi Literature
Perancangan
Sistem
Implementasi
Sistem
Uji Coba
Analisa
Penyusunan
Laporan
K. DAFTAR PUSTAKA
Psikotes,http://gst-a-t-fkm10.web.unair.ac.id/artikel_detail-50211-Tips
Psikotes%20(Tes%20Psikologi).html, diakses pada tanggal 26 Januari 2017 16 : 02
Satryawati & W.O. Saniah 2012, Peranan Tes Psikologi Terhadap Penempatan Pegawai
Pada Politeknik Negeri Samarinda.Jurnal Ekonomi dan Bisnis 08(2). 2-5.