Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DEFINISI DAN KEGUNAAN TES PSIKOLOGI

Disusun untuk memenuhi Tugas Individu


Mata kuliah : Psikometri
Dosen pengampu : Menik Tetha Agustina., M.Psi., Psikolog

Disusun Oleh:
Siti Nur Ifa Choerun Nisak (40119042)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SELAMAT SRI KENDAL
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugasmata kuliah Psikometri


dengan makalah mengenai definisi dan kegunaan tes psikologi. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari
yang diharapkan pembaca. Hal ini tidak lain dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para
pembaca, sehingga penulis dapat melengkapi kekurangan yang ada pada makalah ini
dilain kesempatan. Penulis mengucapkan terimakasih banyak terhadap pihak-
pihakyang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kendal, 08 Oktober 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................5
BAB II..........................................................................................................................6
PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Definisi Tes Psikologi..............................................................................6
2.2 Jenis dan Bentuk Tes Psikologi...............................................................7
2.3 Kegunaan Tes Psikologi.........................................................................14
BAB III.......................................................................................................................15
PENUTUP..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tes psikologi adalah suatu pengukuran yang objektif dan terstandar terhadap
sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk mengukur
perbedaan antar individu atau juga mengukur reaksi individu yang sama pada situasi
yang berbeda (Anastasi & Urbina, 1997). Penggunaan tes psikologi saat ini menjadi
suatu bagian yang sangat penting dalam pengukuran terhadap individu.
Tes psikologi berperan sebagai alat untuk menggali atribut psikologi individu.
Terdapat tujuh jenis tes psikologi yang beragam tergantung tujuan pengukurannya.
Pertama, tes intelegensi untuk mengukur kemampuan individu dalam cakupan umum.
Kedua, tes bakat untuk mengetahui bakat atau potensi khusus seseorang. Ketiga, tes
kreativitas untuk mengukur kapasitas individu untuk menemukan solusi yang tidak
biasa dan tidak terduga khususnya dalam memecahkan masalah yang masih samar.
Keempat, tes kepribadian untuk mengukur trait, kualitas, atau perilaku yang
menunjukkan individualitas seseorang. Kelima, tes prestasi untuk mengukur
pencapaian individu setelah mempelajari sesuatu. Keenam, tes inventori minat untuk
mengukur kecenderungan seseorang pada aktifitas atau topik-topik tertentu. Dan
terakhir, tes neuropsikologi untuk mendapatkan data mengenai keluhan
gangguankognitif (Gregory, 2004).
Hasil tes psikologi digunakan sebagai dasar informasi dalam pengambilan
keputusan. Informasi individu yang digali melalui suatu tes psikologi dapat menjadi
prediktor yang meramalkan performa individu dalam suatu tugas. Oleh karena itu tes
psikologi yang akan dipergunakan harus memenuhi kualitas psikometri yang baik agar
dapat diterapkan dalam mengukur suatu atribut psikologi pada individu (Murphy,
2005).

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Tes Psikologi?
2. Bagaimana Jenis dan Bentuk Tes Psikologi ?
3. Apa Kegunaan Tes Psikologi ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini secara umum adalah untuk menyelesaikan tugas dari
Ibu Menik Tetha Agustina., M.Psi., Psikolog selaku dosen mata kuliah Psikometri,
namun tujuan penulisan makalah ini secara khusus adalah sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa memahami tentang definisi tes psikologi
2. Agar mahasiswa memahami jenis dan bentuk tes psikologi
3. Agar mahasiswa mengetahui kegunaan tes psikologi

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tes Psikologis
Kata tes berasal dari bahasa latin, testum artinya alat untuk mengukur tanah.
Dalam bahasa prancis kuno tes artinya ukuran yang digunakan untuk membedakan
emas dan perak dari logam-logam yang lain. Tetapi lama-kelamaan arti tes menjadi
lebih umum, dalam psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J.M. Cattell pada
tahun 1890, namun sampai sekarang belum ada keseragaman para ahli mengenai
apakah tes itu.
Tes psikologi yaitu tes yang di lakukan untuk memhami kondisi mental dan
perilaku seseorang berdasarkan kaidah-kaidah psikologi . Secara umum, asesmen
psikologi bertujuan untuk memetakan kondisi elemen-elemen utama kondisi psikologi
manusia, seperti perilaku, kesehatan mental, kepribadian, IQ, kecakapan, penyelesaian
masalah dan kemampuan beradaptasi atas situasi tertentu. Tes dilakukan untuk
beragam kebutuhan yang spesifik. Jenis tes yang diterapkan pada klien ditentukan oleh
persoalan yang melekat pada klien atau tujuan dari pelaksanaan tes itu sendiri.
Secara umum tes psikologi adalah metode dan serangkaian instrumen yang
dijalankan untuk mengukur aspek-aspek yang tidak teramati secara langsung pada
manusia yang menyangkut aspek psikologi. Tes psikologi menggunakan konstruksi
tertentu untuk mengukur kondisi tertentu pada manusia.
Tes psikologi kerap juga dikenal dengan istilah assesmen psikologi. Kedua
istilah tersebut memiliki makna yang berbedakat dan hampir sama. Tes psikologi
menjadi satu kebutuhan penting dalam pelbagai ruang kehidupan manusia. Tidak
semata terkait dengan hal-hal yang bersifat klinis, tes psikologi juga digunakan di ruang
kerja. Bagian pengembangan sumber daya manusia (human resources
development/HRD) menggunakan serangkaian tes pada masa perekrutan pekerja. Tes
psikologi berkala juga terkadang dilakukan untuk mengukur kinerja atau efektivitas
kerja

6
2.2 Jenis dan Bentuk Tes Psikologi
Jenis – Jenis Tes Psikologi
1. Tes Intelegenci
a. Pengertian Intelegenci
Intelegensi mengandung tiga aspek kemampuan, yaitu:
- Kemampuan untuk memusatkan kepada suatu masalah yang harus
dipecahkan. Orang dengan intelegensi tinggi akan cenderung untuk
memusatkan pikiran pada penyelesaian satu masalah sebelum beralih ke
masalah lain, sedangkan orang dengan intelegensi rendah akan mudah
berpindah dari masalah satu ke masalah lain.
- Kemampuan untuk melakukan adaptasi terhadap masalah yang
dihadapinya. Orang yang inteligen akan dapat melihat bermacam-macam
kemungkinan di dalam memecahkan suatu masalah.
- Kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalahnya maupun
terhadap dirinya sendiri.
b. Alat Ukur Intelegensi
Intelegensi bisa diukur dengan menggunakan beberapa jenis tes
intelegensi, antara lain: WAIS, WISC, WPPSI, Tes Binet, SPM, CPM,
APM, CFIT, K-ABC, PPVT, KIT, IST, LIPS, dan lain-lain. Alat tes
intelegensi juga dibedakan berdasarkan usia testee, bersifat kelompok atau
individual.
c. Intelligence Quotient (IQ) Test
Orang seringkali menyamakan arti intelegensi dengan IQ, padahal kedua
istilah tersebut mempunyai perbedaan arti yang amat mendasar. IQ
merupakan skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Alat tes
untuk mengukur intelegensi seseorang disebut dengan IQ Test.

2. Tes Bakat

7
Pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda. Ada yang
pandai di bidang bahasa, namun kurang dalam bidang matematika. Ada yang
mampu di bidang musik, namun lemah dalam bidang teknik. Kemampuan yang
berbeda-beda ini kurang bisa dijelaskan oleh konsep IQ. Dua orang dengan IQ
yang sama (misalnya 100), tapi individu yang satu ternyata lebih mampu dalam
bidang sains (Kimia, Matematika, Fisika), sedangkan individu yang lainnya
lebih mampu dalam bidang ilmu sosial. Hal inilah yang kemudian lebih
dijelaskan dalam konsep bakat.
Bakat merupakan kemampuan-kemampuan khusus individu yang merupakan
potensi dan dapat berubah menjadi prestasi melalui latihan-latihan yang
dilakukannya. Individu yang dianggap berbakat dalam satu bidang karena
prestasinya yang menonjol merupakan hasil interaksi dari faktor bawaan dan
belajar.
Tes Bakat dilakukan dengan tujuan yang berkaitan dengan bidang pendidikan
dan industri. Dalam bidang pendidikan, dengan mengetahui bakat siswa maka
ia dapat diarahkan sesuai dengan bakatnya tersebut agar siswa dapat mencapai
prestasi sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Hasil tes bakat sangat
bermanfaat khususnya pada saat penjurusan, baik di SMA maupun SMK, dan
untuk menentukan pilihan fakultas/jurusan yang diinginkan di perguruan tinggi.
Dalam bidang industri, bakat seseorang perlu diketahui apakah ia tepat
menduduki jabatan tertentu. Hasil tes bakat bisa membantu suatu perusahaan
atau lembaga untuk menempatkan karyawan atau calon karyawan pada posisi
yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
Tes Bakat terdiri dari beberapa jenis, antara lain DAT, GATB, dan FACT. Tes
Bakat digunakan untuk mengukur aspek-aspek, antara lain: kemampuan
berfikir, bekerja dengan angka, penalaran, visualisasi, kemampuan bahasa,
penalaran di bidang mekanik, kecepatan respon, dan sebagainya.

3. Tes Kepribadian

8
Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam diri
individu yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan.
Kata dinamis berarti bahwa kepribadian bisa berubah.
Pengukuran kepribadian bukanlah berarti menerapkan label nilai-nilai moral,
melainkan lebih untuk mendeskripsikan perilaku seperti apa adanya. Metode
pengukuran kepribadian antara lain melalui observasi, inventori, dan teknik
proyektif.
Aspek-aspek yang diukur dalam tes kepribadian antara lain pengendalian diri,
kepercayaan diri, hubungan interpersonal, komitmen, optimisme, kemandirian,
motivasi berprestasi, daya tahan terhadap stress, dan penyesuaian diri.

4. Tes Minat
Minat menunjukkan keinginan individu untuk melakukan sesuatu secara
mendalam. Dalam pandangan psikologi, minat dan bakat berkorelasi positif,
namun skor yang tinggi pada bakat belum tentu menghasilkan skor yang tinggi
pula pada minat. Misalnya, seseorang dengan bakat yang tinggi dalam satu
bidang belum tentu memiliki minat untuk menekuni bidang tersebut, dan
sebaliknya, individu yang menunjukkan minat tinggi pada musik, misalnya,
belum tentu memiliki bakat yang cukup pada bidang tersebut. Pengukuran
kedua jenis variabel ini (minat dan bakat) akan menghasilkan prediksi yang
lebih efektif bagi suatu kinerja, daripaa hanya mengetahui salah satunya saja.
Tes minat banyak digunakan untuk keperluan seleksi di dunia kerja, dan juga
untuk pemilihan jurusan di bidang pendidikan, baik di SMA, SMK, maupun
perguruan tinggi. Tes minat dilakukan untuk memperkirakan minat individu
dalam berbagai bidang pekerjaan, antara lain: outdoor, mekanik, komputasi,
keilmiahan, persuasi, artistik, kesastraan, musik, klerikal, pelayanan sosial.

9
BENTUK-BENTUK TES PSIKOLOGI
1. Tes prestatif (populer: tes IQ): terdiri dari serangkaian persoalan yang sudah
teruji validitas (kesahihan) dan reliabilitas (kehandalan)-nya untuk
mengukur kemampuan umum maupun khusus seseorang.
2. Tes proyektif (tes gambar, tes ceritera, melengkapi kalimat dsb.): dasarnya
adalah teori proyeksi (Psikoanalisis) yang menyatakan bahwa kondisi
kejiwaan seseorang dapat diproyeksikan kepada rangsang (stimulus) di luar.
3. Tes inventori (formulir pertanyaan): dasarnya adalah anggapan bahwa yang
paling tahu tentang kepribadian seseorang adalah orang itu sendiri. Karena
itu dibuat serangkaian pertanyaan (biasanya dengan system multiple choice)
untuk mengukur sikap, sifat, minat dsb.

SYARAT-SYARAT TES PSIKOLOGI


1. Pembakuan (standarisasi)
a. Pelaksanaan dan penskoran adalah sama pada setiap saat digunakan.
Dan ini berarti ada norma-norma yang tersedia. Seharusnya
seperangkat petunjuk pelaksanaan dan seharusnya diikuti dengan
tepat pada setiap kali tes dilaksanakan. Lingkungan fisik, material,
dan perlengkapan harusnya tetap sama. Pensekoran harusnya tes
harusnya menggunakan seperangkat jawaban yang telah ditetapkan
sebelumnya.
b. Melibatkan penetapan norma-norma untuk memberi arti terhadap
suatu skor dalam kaitanya dengan beberapa referensi pokok.
Tujuanya adalah agar setiap testi mendapat perlakuan yang sama.
2. Keobjektifan
Yang berarti bahwa pensekoran adalah bebas dari kesubjektifan opini
pemberi skor. Pada suatu tes objektif , pengambilan tes seharusnya
memperoleh skor yang sama dari pemberi skor yang berbeda. Dengan
tujuan agar bias, opini, sikap-sikap, dll tidak mempengaruhi hasilnya.

10
Tipe tes objektif paling lazim adalah berisi pertanyaan multiple choise.
Lainya adalah true or false.
3. Reabilitas
Memberi hasil yang sama pada percobaan yang dilakukan berulang-
ulang. Conny Semiawan mengunkapkan bahwa pengertian reabilitas
menunjuk pada ketetapan (konsistensi) dari nilai-nilai yang diperoleh
sekelompok individu dalam kesempatan yang berbeda dengan tesyang
sama atau ekuivalen. Hal ini didasari dari kesalahan ukuran yang
mungkin terjadi pada nilai tunggal tertentu, sehingga susunan (urutan)
dari kelompok tersebut berubah. Suatu tes yang reliable akan
menghasilkan suatu hasil yang konsisten dengan percobaan yang telah
dilakukan secara berulang-ulang atau dalam kesempatan yang berbeda
dengan tes yang sama maupun item yang ekuivalen.
Ada 4 cara pokok dalam menentukan reabilitas tes, yaitu:
a. Test-Retest
Mengulang tes yang sama dalam kesempatan berikutnya. Tes yang
memiliki reabilitas untuk beberapa bulan belum tentu memiliki
reabilitas untuk bebrapa tahun. berikut hal yang perlu diingat pada
retest;
- Bila jangka waktu antar tes sering dilakukan latihan maka hasil tes
berikutnya dapat menjadi lebih baik. Terutama jika tes dapat dilakukan
dalam jangka waktu pendek, testi mungkin masih mengingatnya.
Sehingga tes tersebut dapat saling bergantung, dan korelasi nilai akan
amat tinggi.
- Tes akan berubah dengan sendirinya pada saat pengulangan. Biasanya
terjadi pada soal yang perlu pemahaman. Bila mudah dipahami maka
tak sukar untuk memperoleh jawaban.
b. Ekuivalen (pararel)

11
Dua konselor menguji masing-masing tes dan menganggap bahwa
tersebut seimbang. Masing-masing berisi proporsi item yang sama
dengan tingkat kesukaran yang sama. jika skor sama pada kedua tes,
dapat dikatakan korelasi akan tinggi. Koefesien reabilitas akan menjadi
suatu koefesien ekuivalensi dimana taraf kedua bentuk tes yang sama
adalah setara.
c. Split-Half
Membagi salah satu tes menjadi dua bagian yang sama, masing-masing
memiliki jumlah item yang sama, setiap tes memiliki proporsi item yang
sama, tingkat kesulitan yang sama, dan daya beda yang sama. Kita dapat
memberi tes bagian I pada hari pertama dan tes II pada saat tes
berikutnya.
c. Kuder-Richardson
d. metode ini menggunakan penghitungan statistik pada setiap item
dan hasil-hasil koefesien.
4. Validitas
Kualitas terpenting dalam suatu tes. Validitas berarti mengukur apa
yang seharusnya diukur. Merujuk pada pengertian apakah hasil tes
sesuai dengan yang dirumuskan dan telah sampai mana tes itu telah
mengukurnya.
Tiga kategori validitas tes yaitu:
a. Validitas konten/ Face Validity/ Sampling validity/ Factorial
validity
Bertujuan untuk menguji sifat-sifat atau isi tes. Bentuk tes ini
mengukur sampai dimana seseorang menguasai suatu kemampuan
khususnya setelah memperoleh pelajaran tertentu. Validitas konten
bertujuan untuk menganalisadan memahami proses psikologis yang
mempengaruhi terwujudnya prestasi itu.
b. Validitas kriterion

12
Suatu relasi berada diantara hasil-hasil tes dan beberapa perilaku
lainnya yang dikenal dengan kriterion. Suatu kriterion yang
dikehendaki terjadi dalam lapangan konseling karir adalah job
performance. Skor tes calon dikorelasikan dengan suatu ukuran job
performance. Ada 2 cara pokok yang bisa dilakukan;
- Prediktif = Ini digunakan apabila pertama mengumpulkan data tes,
dan berikutnya dikumpulkan data (dalam kelompok yang sama)
kriterion(job performance). Korelasi antara kedua kumpulan data ini
adalah suatu ukuran validitas prediktif. jika penilaian validitas
adalah baik, maka hasil-hasil tes ini dapat digunakan untuk
memprediksi kriterion job performance. Dan tes itu memiliki
validitas prediktif.
- Konkurensi = jika data tes dan data kriterion dikumpulkan pada
saat yang sama, dan hasilnya dikorelasikan maka kita telah
menetapkan validitas konkurensi tes. Validitas suatu tes ditera
dengan tolok ukur tes yang lain. Jika tolok ukurnya sama maka
disebut “congruent validity”. Jika tolok ukurnya beda disebut
“concurrent validity”. “Criterion” yang digunakan untuk
memvalidasi tes yang dicoba harus valid dan reliable. Tipe validitas
ini paling lazim digunakan daripada yang validitas prediktif.
c. Validitas konstruk
Validasinya dilakukan dengan mengkumulasikan traits yang diukur
oleh tes yang bersangkutan (Soe Biono 1983). Ada langkah yang
kompleks untuk menilai traits semacam itu melalui metode validasi
konstruk. Tema yang paling sering adalah mempertimbangkan
motivasi yang diberikan kepada individu. Kemudian dihubungkan
dengan keberhasilan dalam bidang lain. Validitas konstruk tes untuk
membantu memprediksi keberhasilan tahap lanjutan.

13
2.3 Kegunaan Tes Psikologi
- Fungsi seleksi
Tes psikologi berfungsi sebagai seleksi jika digunakan untuk memilih individu-
individu yang cocok/sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan.. misalnya tes masuk
suatu lembaga pendidikan atau tes seleksi jabatan tertentu. Berdasarkan hasilh-asil tes
psikologis yang dilakukan, pimpinan lembaga dapat memutuskan calon-calon
pelamar yang dapat diterima dan menolak alon-calon lainnya.
- Fungsi Klasifikasi
Yaitu mengelompokkan individu-individu dalam kelompok sejenis. Misalnya
mengelompokkan siswa yang mempunyai masalah sejenis, sehingga dapat diberi
bantuan yang sesuai dengan masalahnya. Atau mengelompokkan siswa ke dalam
program khusus tertentu.
- Fungsi deskripsi
Tes ini berfungsi untuk menjelaskan profil seseorang, baik kepribadian, tingkahlaku,
kemampuan, minat dan bakat dan sebagainya
- Mengevaluasi suatu treatment
Tes psikologi digunakan juga untuk mengavaluasi suatu treatment/tindakan yang
telah dilakukan terhadap seseorang atau sekelompok individu. Ini untuk
mengavaluasi sampai tingkat mana keberhasilan treatment yang sudah diberikan.
Evalusi ini sangat membantu untuk meneruskan tindakan selanjutnya yang akan
diambil.
- Menguji suatu hipotesis
Tes psikologi juga bisa digunakan menguji sebuah hipotesis dan asumsi yang ada. Ini
dikarenakan, bahwa tes psikologi terbuat/disusun dari sejumlah penelitian yang
ilmiah sebelumnya. Contoh penggunaan tes psikologi untuk menguji hipotesis ini
seperti membandingkan hasil eksperimen yang sudah didapatkan dengan tes
psikologi yang sudah dibakukan. Jadi hasilnya dapat di compare (membadingkan),
ataupun tes psikologi bisa langsung menguji hipotesis dengan menurunkan indicator-
indokator dari tes psikologi yang baku.

14
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Tes psikologi merupakan sebagai suatu tata cara yang sistematis untuk
mengukur tingkah laku individu dan menggambarkan tingkah laku individu itu melalui
skala angka atau system kategori.tes psikologi dilaksanakan berdasarkan syarat-syarat
yang berlaku. Misalnya tes harus valid, reliable, distadarisasikan, objektif,
diskriminatif, komperehensif, dan mudah digunakan. Ada berbagai macam tes
psikologi, yaitu Tes Intelegenci, Tes Bakat, Tes Kepribadian dan Tes Minat.
Tes Psikologi digunakan untuk mengukur berbagai kemungkinan atas
bermacam kemampuan secara mental dan apa-apa yang mendukungnya, termasuk
prestasi dan kemampuan, kepribadian, intelegensi, atau bahkan fungsi neurologis.

Saran
Sebagai manusia makhluk sosial, kita sangat butuh bantuan dan juga
keterkaitan antara orang lain, maka jadilah manusia yang mampu memberi manfaat dan
mampu menjadi pengaruh besar dalam peradaban, makalah ini disusun dengan penuh
hati-hati dan teliti, namun kami masih menyadari masih banyak kekurangan dan untuk
kebaikan silahkan saran dan tanggapannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ki Fudyartanta. 2009. Pengantar Psikodiagnostik. Yogyakart: Pustaka Pelajar

Azwar, Syaifuddin. 2009. Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Analisis Tes Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta

Aeni, Nur. 2012. Tes Psikologi: Tes Inteligensi dan Tes Bakat.Yogyakarta:Purwokerto
Press.
Idris, Nurhamidah. 2014. “Psikologi umum”. Online.
http://myislamicpsych.blogspot.com/2014/10/pengukuran-dan-tes-pikologi.html.
Diakses pada 14 November 2018.
Gabrield. 2016. “Pengukuran Psikologi”. Online.
https://psikologi.gabrieldwi.id/pengukuran-psikologi-dan-karakteristiknya/.
Diakses pada 14 November 2018.

16

Anda mungkin juga menyukai