Anda di halaman 1dari 4

Nama : Siti Nur Ifa Choerun N.

NIM : 40119042

Makul : Psikodiagnostika

Dosen Pengampu : Astrid Rizqa W, M. Psi.,Psikolog

PSIKODIAGNOSTIKA

A. PENGERTIAN PSIKODIAGNOSTIKA

Psikodiagnostik adalah keseluruhan cara, metode, dan teknik untuk menentukan ciri atau
struktur psikis individu atau kelompok individu (Stern, dalam Marnat, 1999).

→ Tugas psikodiagnostik adalah mengembangkan pengetahuan tentang variasi atau


perbedaan2 psikis serta mengembangkan metode penelitian yang dapat dipercaya.

Psikodiagnostik adalah suatu teknik khusus dalam metode psikologi untuk mengungkapkan
sifat dan luasnya kerusakan psikis (Kisker, 1972)

→ Istilah psikodiagnostik dikaitkan dengan bidang kedokteran: menentukan jenis gangguan

Psikodiagnostik merupakan kegiatan deskripsi yang bertujuan untuk meletakkan dasar bagi
peramalan tingkah laku pasien dalam berbagai situasi (Levy, 1963)

→Istilah psikodiagnostik pertama kali diperkenalkan oleh Hermann Rorschach (1921), yang
diterapkan dalam setting klinis

B. KEGUNAAN PSIKODIAGNOSTIKA

• Clinnical Setting --> Seperti di rumah sakit, rumah sakit jiwa, pusat kesehatan mental,
atau klinis konsultan psikologis. Lebih memfokuskan untuk menditeksi gangguan psikis
individu (klien), mengukur kemampuan pribadi individu dan menetapkan pola treatment
yang efektif.

• Legal Setting -->Seperti di pengadilan, pusat rehabilitas, dan lembaga permasyarakatan


yang berhubungan dengan masalah kriminal dan kejahatan, seperti penderita narkoba dan
sebagainya.
• Educational and Vocational Guide Setting --> Seperti sekolah, universitas, pusat
pelatihan, dan pusat bimbinganh karir. Lebih fokus pada bidang pengembangan studi dan
kerja.

• Educational and Vocational Selection Setting --> Seperti perusahaan, organisasi atau
seleksi jabatan, penentuan bidang studi, dan lain sebagainya.

• Research Setting --> Seperti lembaga penelitian, untuk pengembangan ilmu dan teknik
serta metode psikodiagnostik .

C. JENIS – JENIS ALAT TES

1. Tes Intelegensi

Menurut David Wchsler inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,
berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. , Intelegensi
didefinisikan sebagai kapasitas yang bersifat umum dari individu untuk mengadakan
penyesuaian terhadap situasi-situasi baru atau problem yang sedang dihadapi.
Macam-Macam Tes Intelegensi
 IST (Intelligenz Struktur Test)
Ist merupakan salah satu tes yang digunakan untuk mengukur inteligensi individu. Tes ini
dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt, Jerman pada tahun 1953.
 CFIT (Culture Fair Intelligence Test)
Cfit mengukur Intelegensi individu dalam suatu cara yang direncanakan untuk
mengurangi pengaruh percakapan verbal, iklim budaya, tingkat pendidikan (Cattel dalam
Kumara, 1989).
 STM (Standard Progressive Matrices)
Merupakan salah satu contoh bentuk skala inteligensi yang dapat diberikan secara
individual ataupun kelompok. Skala ini dirancang oleh J.C. Raven pada tahun 1960. SPM
merupakan tes yang bersifat nonverbal, artinya materi soal-soalnya diberikan tidak dalam
bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar.
 SB (Skala Binet)
Tes Binet dipublikasikan pertama kali pada tahun 1905 di Paris, Perancis oleh Binet –
Simon. Pertama menggunakan 30 soal yang disajikan secara urut.
 WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale)
Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) tes adalah instrumen klinis utama yang
digunakan untuk mengukur kecerdasan orang dewasa dan remaja.

2. Tes Kemampuan Kerja


 Tes Kraepelin
Tes Kreapelin merupakan hasil dari ciptaan Emilie Kraepelin dia adalah seorang Psikiater
dari Jerman, adapun proses pembuatannya dari tahum 1856-1926. Alat ini dapat tercipta
atas dasar pemikiran dari faktor – faktor yang merupakan kekhasan dari sensori
sederhana, sensori motor, perseptual dan tingkah laku.
 Tes Pauli
Tes Pauli dikembangkan pada tahun 1983, oleh Dr.Richard Pauli bersama dengan Dr.
Wilhem Arnold dan Prof. Dr. Van Hiss. Pada dasarnya, Richard Pauli tergolong dalam
suatu aliran yang ingin membuat psikologi menjadi bidang ilmu pasti, yaitu membuat
psikologi sebagai suatu bidang eksperimen.

3. Tes Evaluasi Belajar


Fungsi Evaluasi:

1. Evaluasi sebagai alat untuk mengetahui ketercapaian tujuan pengajaran


2. Evaluasi sebagai dasar untuk menentukan nilai atau tingkat keberhasilan belajar siswa
3. Evaluasi sebagai alat untuk memotivasi belajar siswa
4. Evaluasi sebagai alat untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa
5. Evaluasi sebagai balikan bagi guru dan sekolah untuk mengembangkan dan
memperbaiki program dan proses pembelajaran

4. Tes Inventori
 PAPI (The Personality Preference Inventory)
Tes ini merupakan pemeriksaan yang khusus berkaitan dengan kerja , tes ini berusaha
untuk menjelaskan serta menjawab pertanyaan terkait permasalahan kepribadian inheren.
 NEO-PI-R (NEO-Personality Inventory Revised)
Tes ini adalah untuk mengukur kecenderungan emosi, hubungan interpersonal,
keterbukaan terhadap pengalaman baru, kecenderungan untuk tunduk pada orang lain,
dan kemampuan individu dalam berorganisasi.
 DISC ( Dominance, Influence, Steadiness, Complience)
DISC pertama kali digunakan untuk kepentingan militer dan secara luas digunakan
sebagai bagian dalam proses penerimaan tentara AS pada tahun-tahun menjelang Perang
Dunia II. Setelah keandalannya terbukti, kemudian DISC secara bertahap dipakai untuk
kepentingan rekrutmen yang lebih umum.
 EPPS (Edward Personality Preference Schedule)
Tes EPPS (Edward Personality Preference Schedule) merupakan tes kepribadian yang
mengukur tingkat kepribadian seseorang.
 MBTI (MYER-BRIGGS PERSONALITY TYPE INDICATOR)
Tes MBTI adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian seseorang
dalam lingkungannya.

5. Tes Grafis

Tes grafis adalah bagian dari tes proyektif di ilmu psikologi. Awal mula tes ini berkembang
pada abad 20 permulaan meskipun pada jauh dekade sebelumnya sudah terdapat berbagai
aplikasi grafologi berupa pembacaan tulisan tangan, tanda-tangan dan coretan-coretan
manusia yang dapat diintepretasikan
 BAUM
Tes menggambar pohon (The Tree Test/Baum Test) bisa dilaksanakan secara individual
maupun klasikal. Untuk keperluan pemeriksaan klinis, tes ini dilakukan “work limit”
(tanpa batas waktu pengerjaan) dan jika testee menghendaki, ia diperkenankan
menggunakan penghapus. Sebaliknya, untuk keperluan pemeriksaan non klinis,
adakalanya tes ini dilakukan “time limit” (dibatasi waktu pengerjaannya) yaitu 10 menit
dan testee tidak diperkenankan menggunakan penghapus.
 DAP / DAM ( DRAW A PERSON / DRAW A MAN )
Tes Menggambar Orang dilaksanakan secara individual. Biasanya digunakan untuk
keperluan seleksi, adakalanya tes ini dilaksanakan secara klasikal.
 HTP ( HOUSE TREE PERSON TEST )
Tahun 1949, JN Buck mempublikasikan House Tree Person (HTP). Pertama-tama ia
merancang prosedur tes menggambar utk menilai penyesuaian kepribadian. Jolles
mengembangkan teknik dari JN. Buck dengan tiga cara prosedur : menggambar dengan
pensil tdk berwarna, fase menanyai, menggambar dengan pensil tdk berwarna
 WARTEGG / WZT
Tes Wartegg / Drawing Completion Test (DCT) adalah bentuk pemeriksaan kepribadian
dengan menggunakan gambar-gambar yang diperoleh melalui sarana tes. Sarana tes
merupakan sejumlah elemen grafis kecil yang berfungsi sebagai suatu seri tema-tema
formal yang harus dikembangkan menurut cara subyek itu sendiri.
 GRAFOLOGI
Grafologi berasal dari kata graphos yang berarti coretan atau tulisan dan logos yang
berarti ilmu. Jadi grafologi adalah ilmu yang mampu menginterpretasikan karakter
seseorang melalui tulisannya.
 DRAGON TEST
Tes yang dikembangkan oleh J.D Lammerts Van Beuren-Smith, tes ini diperuntukkan
untuk anak-anak.Gambar dibuat dengan menggunakan 5 warna primer, yaitu merah,
hijau, kuning, biru, hitam.

6. Proyektif Test

Test Proyektif muncul karena adanya protes terhadap teori atau aliran lama yang
kebanyakan bersifat structuralism, behaviorism, yang kebanyakan memandang individu
bukan suatu whole tetapi sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek
 Rorschach Test
The Rorschach test juga dikenal sebagai tes inkblot Rorschach atau sekadar tes Inkblot
adalah sebuah tes psikologi di mana subjek mempersepsi sebuah bentuk gambar tinta
yang dicatat dan kemudian dianalisis dengan menggunakan interpretasi psikologis.
 Thematic Apperception Test (TAT)
TAT adalah yang dikenal sebagai teknik interpretasi gambar karena menggunakan
rangkaian standar provokatif berupa gambar yang ambigu dan subjek yang harus
menceritakan sebuah cerita dari gambar yang tertera. Subjek diminta untuk mengatakan
sebagai sebuah cerita yang dramatis.

Anda mungkin juga menyukai