NIM : 228600346
I. PSIKODIAGNOSTIK
A. Pengertian Psikodiagnostik.
• Salah satu cara dalam bidang psikologi untuk mengetahui pengertian tentang
tingkah laku manusia.
• Suatu cara untuk menegakkan diagnosa (dalam rangka pemeriksaan) yang
akhirnya menjadi suatu diagnosa kepribadian.
• Personality assessment (penilaian kepribadian).
G. Tes Psikologi
Kata Tes secara harfiah dalam bahasa Prancis kuno TEST = testum: piring untuk
menyisihkan logam-logam mulia dan dalam bahasa Indonesia TEST = ujian atau
percobaan.
II. ASESSMENT
Istilah Asesmen atau Assessment Psikologi, yang bermakna menilai atau menaksir, dan
dapat dianggap sepadan dengan istilah diagnostic. Penggunaan istilah diagnostic sering
digunakan dalam bidang klinis dan penggunaan alat tes, sedangkan asesmen
penggunaannya bersifat menyeluruh.
1. Kontes pendidikan:
Dalam konteks ini, asesmen biasanya dilakukan di sekolah atau lembaga
pendidikan. Isu-isu yang ingin dijawab biasanya seputar bagaimana hasil belajar
siswa, apakah jurusan yang siswa pilih sesuai dengan bakatnya, atau apakah siswa
memiliki bakat tertentu. Tes-tes psikologi yang dapat menjawab pertanyaan ini
adalah tes kecerdasan, tes bakat, atau tes minat. Alat tes yang biasa digunakan
adalah: tes IQ, tes bakat, tes minat, tes kreativitas, tes hasil belajar, kemudian
dilengkapi dengan inventori kepribadian, interview, observasi siswa
2. Konteks pekerjaan:
Dalam konteks ini, isu yang ingin dijawab biasanya seputar apakah seseorang
cocok untuk jenis pekerjaan tertentu yang tersedia dalam suatu perusahaan atau
organisasi. Alat tes yang biasa digunakan adalah: multiple aptitude, tes bakat
khusus, tes2 situasional, job analysis, job description.
3. Konteks klinik-konseling:
Fokus asesmen pada konteks ini adalah pada kajian intensif atas satu atau
beberapa individu. Psikolog klinis biasanya melakukan asesmen untuk keperluan
diagnosis, prognosis, dan penentuan intervensi yang tepat dalam bidang kesehatan
jiwa. Psikolog klinis dapat bekerja di berbagai setting, seperti forensik, sekolah,
atau rumah sakit. Alat tes yang biasa digunakan dalam konteks klinis adalah skala
Wechsler (WBIS, WAIS, WPPSI, WISC), kuesioner, dan skala rating untuk hal
tertentu.
III. HAKIKAT, TUJUAN DAN ETIKA PENGGUNAAN ALAT DIAGNOSTIK
• Menurut Urbina (2004) tes psikologi memiliki beberapa komponen dasar yaitu:
1. Decision making, yaitu untuk membantu membuat kesimpulan mengenai seorang
individu maupun kelompok.
2. Psychological research, digunakan dalam penelitian ilmuah untuk mempelajari
perkemabngan dan hubungan kognitif, afektif dan perilaku manusia.
3. Self understanding and personal development, dengan adanya tes psikologi dapat
membantu klien untuk lebih memahami bagaimana dirinya dan menentukan proses apa
yang perlu dikembangkan agar ia dapat berkembang secara positif.
Hal yang menjadi sasaran psikodiagnostik adalah individu atau subjek, atau secara
umum adalah kepribadiannya. Wujud nyatanya adalah tingkah lakunya. Secara umum
yang menjadi sasaran psikodiagnostik adalah kepribadian individu dengan bagian-
bagiannya antara lain inteligensi, bakat atau kemampuan, minat, emosi, cita-cita dan
fantasi, inisiatif, daya tahan, daya analisis, dan sebagainya.
IV. KESIMPULAN
Psikodiagnostik dan Asesmen Psikologis mengacu pada semua metode yang digunakan
untuk mengukur Karakteristik dari orang, program, atau benda. Ini adalah definisi yang
luas yang mencakup langkah-langkah yang nonstandardized, idiographic, dan kualitatif,
serta mereka yang standar, nomothetic, dan quan titative. Berkaitan dengan penilaian
lingkungan serta individu.
Sikap Negatif tes psikologi dapat ditelusuri mengenai tes dan penyalahgunaan tes.
Asesmen psikologi perlu dilihat dalam perspektif, dan konselor harus dilatih dalam
penggunaan tes yang tepat. Survei penggunaan tes menunjukkan bahwa konselor
menggunakan berbagai prosedur penaksiran. Konselor sekolah pada umumnya lebih sering
menggunakan tes bakat dan prestasi (tindakan kinerja maksimal), sedangkan konselor di
universitas lebih sering menggunakan tes kepribadian (tindakan khas kinerja).
V. DAFTAR PUSTAKA