Anda di halaman 1dari 9

PENGANTAR DIAGNOSTIK & ASSESMENT

NAMA : FINA FAWAZZAH

NIM : 228600346

KELAS : PENGANTAR DIAGNOSTIK & ASSESMENT, C1

DOSEN : SAIRAH, M.PSI, PSIKOLOG

I. PSIKODIAGNOSTIK

A. Pengertian Psikodiagnostik.
• Salah satu cara dalam bidang psikologi untuk mengetahui pengertian tentang
tingkah laku manusia.
• Suatu cara untuk menegakkan diagnosa (dalam rangka pemeriksaan) yang
akhirnya menjadi suatu diagnosa kepribadian.
• Personality assessment (penilaian kepribadian).

B. Pengertian Psikodiagnostik menurut James Drever.


• Psikodiagnostik mensyaratkan suatu media bantu melalui observasi atas
tingkah laku atau gerak-gerik dan konstitusi tubuh seseorang untuk memberi
penilaian atas diri individu untuk memahami individu dengan lebih baik dan
membri perlakuan yang sesuai bagianya.

C. Sejarah awal Psikodiagnostik.


• Perintisan Penggunaan Psikodiagnostik di Cina.
- Pada tahun 2200 SM, Pemerintahan kerajaan Cina mulai mengadakan tes
seleksi penerimaan pegawai baru.
• Perkembangan Abad 19 Sejarah Psikodiagnostik dipandang dari beberapa
tokoh dan peristiwa yang berhubungan.
- (Tahun 1884). Francis Galton mengadministrasikan test battery pertama untuk
ribuan orang di International Health Exhibit.
- (Tahun1890). James McKeen Cattel menggunakan istilah tes mental di dalam
menggunakan alat tes battery yang diciptakan Galton.
- (Tahun 1897). Ebbinghaus mengembangkan tes aritmatic, memory span, dan
sentence completion.
- (Tahun 1901). Clark Wissler menemukan fakta bahwa Brass Instrument tidak
memiliki korelasi dengan pencapaian nilai akademik seseorang.
- (Tahun 1905). Binet dan Simon menemukan tes kecerdasan modern pertama.
- (Tahun 1916). Lewis Terman merevisi alat tes Binet dan Simon maka lahirlah
Stanford dan Binet.
- (Tahun 1917). Robert Woodworth menciptakan Personal Data Sheet, alat tes
kepribadian yang pertama.
- (Tahun 1920). Rorschach Inkblot ditemukan oleh Herman Rorschach.
- (Tahun 1921). Psychological Corporation, penelitian utama dari alat-alat tes
psikologi didirikan oleh cattell, Thorndike dan Woodworth.
- (Tahun 1925). Berkembangnya SAT (Scholastic Aptitude Test) oleh Bingham
dan teman-temannya dan dikembangkan kembali oleh Spearman, Thurstone,
Kelly.
• Perkembangan Abad 19.
- Pada tahun 1837, Seguin mempelopori pemberian pelatihan bagi penderita
reterdasi mental dan memberikan perhatian pada aspek diskriminasi sensoris
dan pengembangan kendali motoric pada anak. Dasar ini kemudian menjadi
dasar dari tes inteligensi non verbal, Pada tahun 1838 Esquirol
mempublikasikan Mental Retardation (MR) berdasarkan macam dan tingkat
gangguannya.
• Pada abad pertengahan, Universitas di Eropa mulai menggunakan test untuk
pendidikan formal.
- Pada abad pertengahan, Universitas di Eropa mulai menggunakan test untuk
pendidikan formal.
Namun istilah-istilah pertama kali dalam psikodiagnostik ini diperkenalkan oleh Herman
Rorschach yang ditampilkan sebagai metode psychodiagnostic (1921) yang kemudian
dikenal sebagai tes Rorchach

D. Awal mula Alat Tes Psikologi.


• Di Eropa pertengahan tahun 1800an, Sir Francis Galton menciptakan alat tes
untuk mengukur Sensry Threshold and Reactonn Time (kemungkinan menguji
pikiran secara objektif).

E. Gerakan awal Tes Mental.


• Tahun1890 dilakukan oleh James McKeen Cattell dengan Galton mambuat alat
ukur dinamakan Brass Instrument.

F. Proses metode Psikodiagnostik.


• Dua proses utama dalam psikodiagnostik.
- Proses Informal biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari bila kita ingin
mengenal individu, proses ini banyak kelemahan dan kurang objektif karena
hanya mengandalkan impresi sesaat dan intuisi
- Proses Formal segala kegiatan yang sistematis dan terarah dalam roses asesmen
dengan kendali yg cukup ketat atas situasi asesmennya sehingga data yang
diperoleh objektif tentang individu
• Metode Pemeriksaan Psikologi.
1. Observasi (mengamati tingkah laku individu)
: Klarifikasi dari masalah klien dan menetapkan tujuan pemeriksaan.
2. Wawancara
: Pendayagunaan pengetahuan dan kemampuan yang berhubungan dengan
tujuan pemeriksaan psikologis.
3. Riwayat hidup (Anamnesa)
: Pengambilan data
4. Analisis dokumen pribadi.
: Interpretasi data.

G. Tes Psikologi
Kata Tes secara harfiah dalam bahasa Prancis kuno TEST = testum: piring untuk
menyisihkan logam-logam mulia dan dalam bahasa Indonesia TEST = ujian atau
percobaan.

 Konsep dasar Tes Psikologi:


Adalah alat atau teknik pengukuran yang digunakan untuk mengukur perilaku atau
membantu memahami dan memprediksi perilaku. Sebagai contoh, sebuah tes mengeja
mengukur seberapa baik seseorang mengeja atau seberapa baik seseorang telah belajar
mengeja daftar kata-kata tertentu. Seperti yang anda ketahui, tes yang diberikan oleh
instruktur anda mungkin tidak dapat mengukur pemahaman anda secara keseluruhan
terhadap sebuah materi. Hal tersebut terjadi karena tes hanya mengukur sebuah sampel
perilaku dan kesalahan selalu berkaitan denga proses pengambilan sampel. Skor tes tidak
mengukur secara sempurna suatu perilaku atau karakteristik, tetapi sangat membantu
dalam membantu dalam hal proses prediksi sebagaimana yang diketahui
• Pengertian “Tes” menurut tokoh ialah sebagai berikut:
1. Anne Anastasi, Test adalah alat pengukur yang mempunyai standar obyektif
sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan dan
membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.
2. F.L. Geodenough, Test adalah suatu rangkaian tugas yang diberikan kepada
individu atau sekelompok individu dengan maksud untuk membandingkan
kecakapan antara satu dengan yang lain.
 Bentuk dan Penyajian Tes Psikologi.
Tes psikologi dapat berupa tes kemampuan yang mengisyaratkan adanya jawaban benar-
salah, atau berupa inventori yang tidak ada jawaban benar ataupun salah. Berdasarkan
prosedur Psikodiagnostik I dan metodenya tes dibedakan menjadi:
• Speed test dan Power test
1. Speed test: Disajikan dalam waktu yang sangat terbatas, terdiri atas pertanyaan
yang mudah untuk dijawab dengan benar, danskor yang dinilai adalah jumlah
item yang berhasil dijawab dengan benar.
2. Power test: Disajikan dengan pertanyaan yang sukar, tidak dibatasi waktunya,
danskor total dinilai melalui keberhasilan subyek menjawab pertanyaan
dengan benar.
• Tes individual dan Tes klasikal
1. Tes individual: Diberikan pada satu orang dan waktu tertentu.Meskipun
kurang efisien, tes ini menyajikan gambaran karakteristik individu yang lebih
detail bila dibandingkan dengan tes klasikal.
2. Tes klasikal: Pemberian tes dilakukan pada kelompok dan aspek yang
dimaksudkan untuk diuku. Tes klasikal umum digunakan di bidang Psikologi
Industri dan Organisasi atas pertimbangan efisiensi.
• Paper-pencil test dan Performance test
1. Paper-pencil test: Disajikan dalam bentuk essay maupun pilihan berganda dan
tidak melibatkan manipulasi obyek.
2. Performance test: Bentuk tes yang memungkinkan adanya manipulasi obyek
dan melihat respon perilaku subyek terhadap stimulus yang diberikan.
Berdasarkan jenis tes psikologi tes prestatif, tes proyektif, dan tes inventori, penjelasan
lebih detil lagi ialah sebagai berikut:

• Tes pretatif (populer: tes IQ):


- Terdiri dari serangkaian persoalan yang sudah teruji validitas (kesahihan) dan
reliabilitas (kehandalan) nya untuk mengukur kemampuan umum maupun
khusus seseorang.
• Tes proyektif (tes gambar, tes ceritera, melengkapi kalimat dan sebagainya):
- Dasarnya adalah teori proyeksi (Psikoanalisis) yang menyatakan bahwa kondisi
kejiwaan seseorang dapat diproyeksikan kepada rangsang (stimulus) di luar.
• Tes inventori (form pernyataan):
- Dasarnya adalah anggapan bahwa yang paling tahu tentang kepribadian
seseorang adalah orang itu sendiri dan karena itu dibuat serangkaian pertanyaan
(biasanya dengan system multiple choice) untuk mengukur sikap, sifat, minat
dan sebagainya.
-
H. Kesimpulan Psikodiagnostik, mencakup:
• Mengumpulkan data (melalui metode dan teknik tertentu)
• Menganalisis data (melalui beberapa pendekatan teoriti dan psikodinamik)
• Menarik kesimpulan diagnosa (melalui deskripsi kepribadian)

II. ASESSMENT

Istilah Asesmen atau Assessment Psikologi, yang bermakna menilai atau menaksir, dan
dapat dianggap sepadan dengan istilah diagnostic. Penggunaan istilah diagnostic sering
digunakan dalam bidang klinis dan penggunaan alat tes, sedangkan asesmen
penggunaannya bersifat menyeluruh.

• Proses dalam Asesmen Psikologis


Dalam asesmen psikologi, ada empat proses yang perlu diperhatikan, yaitu:
• Perencanaan prosedur pengumpulan data (Planning data Collection Procedures)
Tahap ini adalah tahap dimana seorang asesor memikirkan hal apa saja yang ingin
diketahui dari subjek dan memikirkan apa tujuan dari asesmen tersebut. Ada tiga
tujung dari asesmen tersebut:
- Diagnostik. Yaitu untuk menentukan jenis treatmen yang tepat. Misal untuk
memberikan treatmen yang tepat bagi anak dengan Gangguan Berhitung.
- Deskripsi. Tujuan asesmen yang kedua adalah untuk menggambarkan
kepribadian seseorang secara lebih lengkap, dan dibuat dalam bentuk profile
(mencakup motivasi, kebutuhan, kecenderungan perilaku, pola interaksi, dll)
- Prediksi. Tujuan asesmen yang ketiga adalah untuk memprediksi perilaku
seseorang. Misalnya asesor diminta oleh perusahaan untuk menyeleksi
seseorang yang tepat bagi suatu posisi kerja tertentu.
• Pengumpulan data (Collecting Assessment data)
Tahap ini adalah tahap dimana seorang asesor memikirkan cara apa saja yang
perlu dilakukan untuk menemukan hal yang ingin diketahui dari subjek. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
- Observasi. Adalah salah satu metode dalam psikodiagnostika, yang dilakukan
secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap
subjek yang diteliti.
- Wawancara. Merupakan percakapan antara dua orang atau lebih, yang
berlangsung antara interviewee dan interviewer. Wawancara merupakan salah
satu metode dalam psikodiagnostika dan merupakan sumber yang sangat luas.
- Analisa dokumen (riwayat hidup). Dokumen yang dapat dianalisa dapat berupa
ijazah sekolah, arsip pekerjaan, catatan medis, tabungan, buku harian, surat,
album foto, catatan kepolisian, penghargaan, dsb. Data dalam bentuk dokumen
ini memiliki kelebihan, yaitu data dapat lebih terhindar dari distorsi memori,
jenis respon, motivasi atau faktor situasional.
- Tes psikologi. Metode tes dapat membantu memperoleh gambaran diri subjek.
Kelebihan dari tes adalah bentuknya yang sudah standar, sehingga mengurangi
bias yang mungkin muncul selama proses pemeriksaan berlangsung.
• Mengolah Data Asesmen (Processing Assessment data)
Tahap ini adalah tahap dimana seorang asesor mengintegrasikan data-data yang
telah diperoleh dalam proses asesmen. Semua data diberi skor (scoring), di olah,
dan di interpretasi, sehingga mendapatkan gambaran diri subjek.
• Komunikasi Data Asesmen (Communicating Assessment data)
Tahap ini adalah tahap dimana seorang asesor memindahkan hasil interpretasi
nya ke dalam bentuk laporan (Laporan Hasil Pemeriksaan Psikologis). Dalam
pembuatan laporan ini, asesor perlu memikirkan siapa orang yang akan menerima
dan membaca laporan tersebut (Orangtua, Kepala Sekolah, Siswa, Manajer HRD,
Karyawan, dll).
Asesmen psikologis dapat dilakukan dalam beberapa konteks, yaitu:

1. Kontes pendidikan:
Dalam konteks ini, asesmen biasanya dilakukan di sekolah atau lembaga
pendidikan. Isu-isu yang ingin dijawab biasanya seputar bagaimana hasil belajar
siswa, apakah jurusan yang siswa pilih sesuai dengan bakatnya, atau apakah siswa
memiliki bakat tertentu. Tes-tes psikologi yang dapat menjawab pertanyaan ini
adalah tes kecerdasan, tes bakat, atau tes minat. Alat tes yang biasa digunakan
adalah: tes IQ, tes bakat, tes minat, tes kreativitas, tes hasil belajar, kemudian
dilengkapi dengan inventori kepribadian, interview, observasi siswa
2. Konteks pekerjaan:
Dalam konteks ini, isu yang ingin dijawab biasanya seputar apakah seseorang
cocok untuk jenis pekerjaan tertentu yang tersedia dalam suatu perusahaan atau
organisasi. Alat tes yang biasa digunakan adalah: multiple aptitude, tes bakat
khusus, tes2 situasional, job analysis, job description.
3. Konteks klinik-konseling:
Fokus asesmen pada konteks ini adalah pada kajian intensif atas satu atau
beberapa individu. Psikolog klinis biasanya melakukan asesmen untuk keperluan
diagnosis, prognosis, dan penentuan intervensi yang tepat dalam bidang kesehatan
jiwa. Psikolog klinis dapat bekerja di berbagai setting, seperti forensik, sekolah,
atau rumah sakit. Alat tes yang biasa digunakan dalam konteks klinis adalah skala
Wechsler (WBIS, WAIS, WPPSI, WISC), kuesioner, dan skala rating untuk hal
tertentu.
III. HAKIKAT, TUJUAN DAN ETIKA PENGGUNAAN ALAT DIAGNOSTIK

Psychological testing adalah suatu prosedur sistematik guna memperoleh sampel-sampel


dari tingkah laku manusia, yang kemudian dihubungkan dengan fungsi kognitif dan fungsi
afektif serta untuk memberi skor dan mengevaluasi sampel-sampel perilaku tersebut sesuai
dengan standar setiap tes psikologi yang ada (Urbina, 2004).

• Menurut Urbina (2004) tes psikologi memiliki beberapa komponen dasar yaitu:
1. Decision making, yaitu untuk membantu membuat kesimpulan mengenai seorang
individu maupun kelompok.
2. Psychological research, digunakan dalam penelitian ilmuah untuk mempelajari
perkemabngan dan hubungan kognitif, afektif dan perilaku manusia.
3. Self understanding and personal development, dengan adanya tes psikologi dapat
membantu klien untuk lebih memahami bagaimana dirinya dan menentukan proses apa
yang perlu dikembangkan agar ia dapat berkembang secara positif.

Hal yang menjadi sasaran psikodiagnostik adalah individu atau subjek, atau secara
umum adalah kepribadiannya. Wujud nyatanya adalah tingkah lakunya. Secara umum
yang menjadi sasaran psikodiagnostik adalah kepribadian individu dengan bagian-
bagiannya antara lain inteligensi, bakat atau kemampuan, minat, emosi, cita-cita dan
fantasi, inisiatif, daya tahan, daya analisis, dan sebagainya.

• Tujuan psikodiagnostik sendiri ada tiga bagian, yakni:


- Klasifikasi, untuk membantu mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan
pendidikan, perkembangan anak, klinis dan industry
- Deskripsi, penggambaran yang lebih intensif dari subjek
- Prediksi, untuk meramalkan perkembangan klien

• Fungsi psikodiagnostik yakni:


1. Memahami individu dengan lebih baik dan memberikan perilaku paling sesuai bagi
dirinya
2. Penjabaran dan pemanfaatan tes psikologis
3. Penyeleksian kualitas tingkah laku dan kepribadian
4. Pengembangan kepribadian individu
5. Metode- motode yang digunakan untuk menetapkan kelainan- kelainan psikis. Dengan
tujuan untuk dapat memberikan pertolongan secara tepat dan akurat.
6. Sebagai metode membuat diagnosa psikologis, dalam tujuan supaya dapat
memperlakukan manusia dengan lebih tepat. merujuk pada keunikan individu
7. Sebagai salah satu modal penting yang harus dimiliki psikolog, dalam upaya pelayanan
terhadap klien.
8. Menunjukan bahwa psikologi merupakan salah satu kajian ilmu yang sistematis,
dengan reliable dan validitasnya.

• Kode Etik Psikodiagnostik


- Tes psikolodi tidak akan ada manfaatnya di tangan orang yang tidak ahli
menggunakannya.
- Dampaknya akan sangat besar bila tes ini salah diselenggarakan dan diinterpretasikan,
karena meyangkut kehidupan manusia.
- Hanya ahli psikologi khusus yang berhak dan berwenang untuk menyelenggarakan
pemeriksaan psikologidan psikodiagnostik.
- Dalam menyelenggarakan tes, mereka tanggap terhadap banyak kondisi yang bisa
mempengaruhi kinerja tes.
- Bisa menarik kesimpulan atau membuat rekomendasi hanya setelah
mempertimbangkan skor tes dari segiinformasi berkaitan lainnya tentang individu yang
bersangkutan.
- Memiliki pengetahuan yang luas dalam ilmu perilaku manusia untuk mewaspadai
kesimpulan yang tidak berdasar dalam interpretasi atas skor tes.

IV. KESIMPULAN

Psikodiagnostik dan Asesmen Psikologis mengacu pada semua metode yang digunakan
untuk mengukur Karakteristik dari orang, program, atau benda. Ini adalah definisi yang
luas yang mencakup langkah-langkah yang nonstandardized, idiographic, dan kualitatif,
serta mereka yang standar, nomothetic, dan quan titative. Berkaitan dengan penilaian
lingkungan serta individu.

Sikap Negatif tes psikologi dapat ditelusuri mengenai tes dan penyalahgunaan tes.
Asesmen psikologi perlu dilihat dalam perspektif, dan konselor harus dilatih dalam
penggunaan tes yang tepat. Survei penggunaan tes menunjukkan bahwa konselor
menggunakan berbagai prosedur penaksiran. Konselor sekolah pada umumnya lebih sering
menggunakan tes bakat dan prestasi (tindakan kinerja maksimal), sedangkan konselor di
universitas lebih sering menggunakan tes kepribadian (tindakan khas kinerja).

V. DAFTAR PUSTAKA

- admin.Layout Pengantar Psikodiagnostik.pdf (upi-yai.ac.id)


- Sejarah Psikodiagnostik | MindMeister Mind Map
- PENGANTAR PSIKODIAGNOSTIK - Eva Meizara P.D. S.Psi.,M.Si.,Psikolog,
Nirwana Permatasari, M.Pd.,M.Psi.,Psikolog - Google Buku
- PSIKODIAGNOSTIK_PSIKOTES_dan_ASESMEN_PSI - Google Dokumen
- Kode Etik Psikologi: Asesmen 2 Flashcards | Quizlet

Anda mungkin juga menyukai