Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Sejarah dan Perkembangan Psikologi Klinis


Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Klinis
Dosen Pengampu :
Dra.Hj.Roisah,M.Pd

Disusun oleh :
Umi Atiqoh Al Kholidiyah
NIM 21.03.4042

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS DAKWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
BREBES
2023
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Psikologi klinis adalah psikologi terapan yang berbeda dengan psikiatri.
Psikologi klinis adalah ilmu yang menerapkan dan mengaplikasikan psikologi
abnormal sebagai ilmu dasar, dimana psikologi abnormal merupakan studi
lanjutan dari psikologi kepribadian.
Psikologi klinis punya beberapa cabang ilmu, antara lain psikologi klinis
dewasa, psikologi klinis anak, psikologi klinis social (patologi social), psikologi
klinis lanjut usia. Di Indonesia, berdasarkan program magister ataupun magister
profesi yang ada di Indonesia antara lain psikologi klinis anak dan psikologi
klinis dewasa. Psikologi klinis lanjut usia masuk dalam program psikologi klinis
dewasa. Untuk mengetahui lebih dalam tentang psikologi klinis maka penulis
membuat makalah yang berjudul sejarah dan perkembangan psikologi klinis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah
ini adalah:
1. Apa definisi psikologi klinis?
2. Bagaimana sejarah psikologi klinis?
3. Bagaimana perkembangan psikologi klinis?

4.

2
II. PEMBAHASAN
A. Definisi Psikologi Klinis
Definisi psikologi klinis menurut A.P.A divisi 12, ilmu yang
mengintegrasikan ilmu pengetahuan, teori, dan praktek untuk memahami,
memprediksi dan mengurangi maladjusment, disabilitas dan rasa tidak nyaman
seperti meningkatkan adaptasi, penyesuaian manusia dan perkembangan pribadi
manusia. Dengan fokus: Intelektual, emosional, biologis, psikologis, sosial, dan
aspek perilaku dari fungsi manusia seumur hidupnya di berbagai macam budaya,
dan di semua tingkat sosial ekonomi.
Melihat definisi psikologi klinis diatas, dapat dikatakan Psikolog klinis:
1. Bekerja utk memahami mengapa org punya distress psikologis
2. Bekerja utk mencegah gangguan/distress psikologis
3. Bekerja utk mengurangi gangguan/distress psikologis
4. Promosi kesejahteraan psikologis
5. Promosi tentang perkembangan dan pertumbuhan

B. Sejarah Psikologi Klinis


Psikologi klinis atau yang disebut juga “psikologi medis” (Zilboorg &
Henry, 1941) dimulai pada reformasi abad ke-19, yang menghadirkan
perawatan yang lebih baik untuk orang yang sakit mental dalam hal nilai
kemanusiaanya.
Salah satu tokoh dalam gerakan ini adalah Philippe Pinel, seorang dokter
Prancis yang merupakan kepala rumah sakit jiwa di Bicetre dan, kemudian,
Salpetriere. Selain Pinel, kita juga mengenal William Tuke dari inggris dan Eli
Todd dari amerika yang berjuang dalam mengembangkan perawatan bagi
orang yang sakit mental dalam hal kemanusiaan.
Dorothea Dix yang berkebangsaan Amerika berkampanye untuk fasilitas
yang lebih baik untuk orang yang sakit mental.dalam upayanya ia berhasil
membuat rumah sakit jiwa yang pertama di New Jersey 1848.
Pada abad ke-19, para filsuf dan penulis menyatakan martabat dan
kesetaraan semua orang termasuk diantaranya orang yang sakit jiwa.

3
Pemerintah mulai merespons dan memberikan kontribusi untuk gerakan yang
selanjutnya mengacu pada kesehatan mental.
Sejarah Psikologi Klinis sendiri dibagi menjadi Diagnosis & Asesmen,
Intervensi, dan Riset.
C. Sejarah Pengaplikasian Diagnosis & Asesmen
Esensi psikologi klinis sering menekankan pada perbedaan antara satu
orang dengan yang lainnya. Witmer membuka klinik psikologis pertama
pada tahun 1896 dan memulai jurnal psikologis pertama, yang disebut The
Psychological Clinic.Witmer mengidentifikasi dan merawat anak-anak yang
mengalami kesulitan dalam bidang pendidikan yang dikarenakan oleh
masalah psikologis. Penekanan utama awal dalam penilaian dan perawatan
psikologi klinis melibatkan fokus pada remaja yang berlanjut sampai akhir
Perang Dunia Kedua.
Di masa peperangan, perkembangan asesmen pun mengarah ke
pengukuran mental. Alfred Binet yakin bahwa kunci untuk mempelajari
perbedaan individu adalah gagasan tentang norma dan penyimpangan dari
norma-norma itu.Binet dan Theodore Simon tentang mengembangkan skala
Binet-Simon 1908 sebagai cara untuk memastikan bahwa anak-anak dengan
keterbatasan kognitif dapat dididik dengan baik (Thorndike, 1997).
Henry Goddard kemudian memperkenalkan tes Binet ke Amerika, dan
Lewis Terman menghasilkan revisi Amerika pada tahun 1916. Kemajuan juga
sedang dibuat di bidang pengujian kepribadian. Carl Jung mulai
menggunakan metodeasosiasi kata sekitar tahun 1905 untuk mencoba
mengungkap materi yang tidak disadari pada pasien. Pada tahun 1910, Tes
Asosiasi Gratis Kent Rosanoff diterbitkan.
Setelah Perang Dunia I, sebuah komite yang terdiri dari lima anggota dari
America Psychological Association (APA) diangkat oleh Departemen Medis
Angkatan Darat yang diketuai oleh Robert Yerkes. Komite tersebut ditugasi
tugas menciptakan sistem untuk mengklasifikasikan pria berdasarkan tingkat
kemampuan mereka. mereka merancang tes Alpha Army pada tahun 1917
yang merupakan test skala verbal dan tes army betha untuk skala nonverbal.

4
Hal ini digunakan untuk mengelompokkan tentara, apakah ia cocok
menjadi pilot, angkatan darat, angkatan udara, angkatan laut, atau bahkan
komandan prajurit sekalipun.
D. Sejarah Psikologi Klinis di Bidang Intervensi
1) The Beginnings (1850–1899)
Pada masa ini, berbagai macam tokoh mulai mengembangkan metode-
metode intervensi. Fokus Emil Kraepelin adalah pada klasifikasi psikosis.
Namun, ada pula yang sedang menyelidiki intervensi baru untuk pasien
“neurotik”, seperti sugesti dan hipnosis, yang dilakukan oleh Jean Charcot.
Charcot memperoleh reputasi luas untuk penyelidikannya terhadap
pasien dengan histeria — pasien dengan “gejala fisik” (misalnya kebutaan,
kelumpuhan) yang tampaknya tidak memiliki penyebab fisik yang dapat
diidentifikasi.
Jean Charcot adalah ahli demonstrasi klinis dramatis dengan pasien
terhipnotis. Namun, Hippolyte Bernheim dan Pierre Janet mengkritik
pekerjaan Charcot. Bernheim merasa bahwa gejala histeria tidak
mencerminkan apapun melainkan hanya sebuah sugestibilitas. Sedangkan,
Janet menganggap histeria sebagai manifestasi dari “kepribadian ganda”
dan juga sebagai semacam degenerasi turun-temurun.
Pada waktu yang hampir bersamaan, kolaborasi penting Josef Breuer
dan Sigmund Freud dimulai. Pada awal 1880-an, Breuer merawat seorang
pasien muda bernama Anna O, yang didiagnosis menderita histeria. Breuer
membahas kasus ini secara luas dengan Freud, yang menjadi sangat
tertarik sehingga ia pergi ke Paris untuk mempelajari semua yang dapat
diajarkan Charcot tentang histeria.
Pada tahun 1895, Breuer dan Freud menerbitkan Studies on Hysteria.
Karena berbagai alasan, hubungan antara keduanya kemudian menjadi
cukup tegang. Tetapi kolaborasi mereka berfungsi sebagai landasan untuk
psikoanalisis, pengembangan teori, dan perawatan yang paling
berpengaruh dalam sejarah psikiatri dan psikologi klinis.

5
2) The Advent of the Modern Era (1900–1919)
Clifford Beers merupakan seorang penderita depresi berat yang
diberikan perawatan di rumah sakit. Saat dirawat di rumah sakit, ia
melewati fase manik dan mulai merekam pengalamannya selama berada di
rumah sakit. Ketika dia bebas dari gejala manik-depresifnya, dia
dibebaskan.
Setelah keluar dari rumah sakit, ia bertekad menulis buku yang
mengungkap pelanggaran di rumah sakit terhadap orang dengan gangguan
jiwa. Pada tahun 1908, ia menerbitkan buku yang berjudul “A Mind that
Found Itself” yang berdampak pada munculnya gerakan kesehatan mental
di Amerika.
Pada 1900, tak lama sebelum Beers memasuki rumah sakit, Freud
menerbitkan buku “The Interpretation of Dreams” dengan teori
psikoanalisis. Freud mengemukakan konsep seperti unconsciousness,
Oedipus complex, dan ego yang menjadi bagian dari arus utama bahasa
psikologis, serta seksualitas yang menjadi fokus dalam ranah psikologis.
Walaupun pengakuan lambat datang, akan tetapi perlahan karya-karya
Freud diperhatikan oleh Alfred Adler dan Carl Gustav Jung, kemudian
Freud menerbitkan buku-buku lainnya. Temuan Freud kemudian
dikembangkan oleh A. A. Brill, Paul Federn, Otto Rank, Ernest Jones,
Wilhelm Stekel, dan Sandor Ferenczi.
Selain pendirian klinik psikologis pertama oleh Lightner Witmer pada
tahun 1912 di Universitas Pennsylvania, hal penting lainnya adalah
pendirian klinik bimbingan anak William Healy di Chicago pada tahun
1909. Mereka mengarahkan upaya mereka ke apa yang sekarang akan
disebut pelanggar remaja daripada menuju masalah pembelajaran anak-
anak yang sebelumnya menarik perhatian Witmer. Pendekatan Healy juga
sangat dipengaruhi oleh konsep dan metode Freudian. Pendekatan
semacam itu pada akhirnya memiliki efek menggeser pekerjaan psikologi
klinis dengan anak-anak ke arah yang dinamis dari Freud,
bukannya menjadi kerangka kerja pendidikan.

6
Pada tahun 1905, Joseph Pratt, seorang internis atau ahli penyakit
dalam, dan Elwood Worcester, seorang psikolog, mulai menggunakan
metode diskusi suportif di antara pasien- pasien gangguan mental yang
dirawat di rumah sakit. Metode ini adalah cikal bakal dari berbagai metode
terapi kelompok yang menjadi terkenal pada 1920-an dan 1930-an.
Ketika para psikolog mencari prinsip-prinsip psikologis untuk
membantu upaya mereka, karya Freud dan Alfred Adler menjadi perhatian
mereka. Secara khusus, mereka terkesan dengan karya Adler, yang lebih
masuk akal daripada Freud. Selain itu, penekanan Freud tampaknya
terletak pada orang dewasa dan dengan anteseden seksual dari masalah
mereka, sedangkan Adler meremehkan peran seksualitas, dan
penekanannya yang bersamaan pada struktur hubungan keluarga.
Pada awal 1930-an, ide-ide Adler (1930) dengan kuat berlindung di
klinik-klinik Amerika yang menangani masalah anak-anak. Tren kedua
yang memengaruhi pekerjaan awal dengan anak-anak adalah terapi
bermain yang berasal dari konsep teori Freudian. Terapi bermain pada
dasarnya adalah teknik yang mengandalkan kekuatan kuratif untuk
melepaskan kecemasan, dendam, permusuhan, atau emosi negatif
semacamnya melalui permainan ekspresif.
Pada tahun 1928, Anna Freud, putri terkemuka Sigmund Freud,
menggambarkan metode terapi bermain yang berasal dari prinsip-prinsip
psikoanalitik. Pada awal tahun 1930-an, J.L.Moreno dan S.R.Salvador juga
melakukan metode terapi bermain dengan tujuan untuk meningkatkan
atensi. Sementara itu, Fredrick Allen pada tahun 1934 melahirkan “passive
therapy”, yang kemudian memengaruhi munculnya client centered
therapy.
Pada tahun 1920, John Watson memperlihatkan kasus yang terkenal
yaitu kasus Albert yang sejak kecil takut pada tikus putih, kemudian
mengembangkan gangguan neurotik yang lebih luas. Marry Cover Jones
pada tahun 1924 memperlihatkan bahwa ketakutan dapat dihilangkan
melalui pembiasaan (conditioning).

7
Tokoh lainnya yaitu J.Levy pada tahun 1938 telah menemukan
“relationship therapy”. Ketiga bentuk terapi diatas inilah yang mendorong
lahirnya “behavior therapy.” atau terapi perilaku yang sangat terkenal dan
dan berpengaruh pada terapi-terapi yang dilakukan hingga saat ini.
3) Between the Wars (1920–1939)
Psikoanalisis awal abad ke-20 sebagian besar dikhususkan untuk
perawatan orang dewasa dan dipraktikkan hampir secara eksklusif oleh
para analis yang ahli di bidang kedokteran. Namun, Freud berpendapat
bahwa psikoanalis tidak memerlukan pelatihan medis. Meskipun Freud
memprotes, profesi medis mengklaim hak eksklusif untuk terapi
psychoanalytic dan dengan demikian membuat masuknya psikolog ke
dalam perusahaan terapi cukup sulit.
Masuknya psikolog ke dalam kegiatan terapi adalah hasil dari
pekerjaan awal mereka melalui bimbingan untuk anak, terutama di
sekolah-sekolah. Pada awalnya, pekerjaan itu sebagian besar terbatas
pada evaluasi kemampuan intelektual anak-anak, dan ini, tentu saja,
melibatkan konsultasi dengan orang tua dan guru.
Namun pada kenyataannya, sulit untuk memisahkan antara sisi
intelektual dari aspek keseluruhan kejiwaan yang dimiliki
seseorang.Karena itulah kemudian psikoanalisis juga menjadi bidang
garapan psikolog.
4) World War II and Beyond (1940–Present)
Perang Dunia II tidak hanya membutuhkan banyak pria, tetapi juga
berkontribusi pada banyaknya kesulitan emosional. Para dokter dan
psikiater militer terlalu sedikit jumlahnya untuk mengatasi epidemi
masalah-masalah ini, sehingga seringkali psikoterapi dilakukan secara
berkelompok.
Akan tetapi, semakin psikoterapi diberikan secara individu maka
semakin baik kinerjanya dalam mengembalikan laki-laki untuk
berperang dan dalam tujuan rehabilitasi jangka panjang. Keberhasilan
kinerja psikolog dari kegiatan-kegiatan ini, menghasilkan peningkatan

8
penerimaan psikolog secara bertahap sebagai profesional kesehatan
mental.
Pengalaman masa perang ini membangkitkan para psikolog untuk
lebih bertanggung jawab di bidang kesehatan mental. Faktor tambahan
yang berkontribusi adalah ketika gejolak di Eropa pada 1930-an.
Tekanan dari Nazi membuat banyak psikiater dan psikolog Eropa
meninggalkan tanah air mereka, dan akhirnya menetap di Amerika
Serikat. Melalui pertemuan profesional, ceramah, dan pertemuan
lainnya, ide-ide gerakan Freudian membangkitkan semangat dan
meningkatkan kepercayaan dalam psikologi.
Akibatnya, psikolog klinis mulai lebih tertarik pada pengembangan
kepribadian dan mengurangi penekanannya pada penilaian kecerdasan,
pengujian kemampuan, dan pengukuran disfungsi kognitif.
Ketika tes kecerdasan semakin berkurang, psikoterapi dan teori
kepribadian mulai bergerak ke aktivitas yang bersifat psikoanalitik.
Pada tahun 1946, Alexander dan Prancis menerbitkan sebuah buku
tentang intervensi psikoanalitik. Lalu, di tahun 1950, John Dollard dan
Neal Miller menerbitkan buku berjudul Personality and Psychotherapy
yang menerjemahkan psikoanalisis Freud ke dalam bahasa teori
pembelajaran.
Pada masa tersebut, psikoanalisis memiliki kekuatan yang dominan
sehingga ketika Carl Rogers menerbitkan Client-Centered Therapy di
tahun 1951, itu menjadi alternatif utama pertama untuk terapi
psikoanalisis dan menghasilkan dampak luas dalam dunia psikoterapi
serta penelitian.
Setelahnya, bentuk terapi yang lebih baru pun mulai berkembang.
Beberapa terapi tersebut, yaitu:
 Perls memperkenalkan Gestalt therapy (Perls, Hefferline, &
Goodman, 1951).
 Frankl (1953) berbicara tentang logotherapy dan hubungannya
dengan existential theory.

9
 Pada tahun 1958, Ackerman mendeskripsikan family therapy.
 Pada tahun 1962, Ellis menjelaskan rational-emotive therapy
(RET) dan menjadi pelopor penting dari cognitive-behavioral
therapy.
 Berne (1961) memperkanlkan transactional analysis (TA).
Lalu, di tahun 1952, Eysenck memberikan kritik tentang
ketidakefektifan psikoterapi yang mengejutkan banyak orang. Para
behavioris pun mulai mengembangkan terapi, Andrew Salter (1949)
menulis Conditioned Reflex Therapy yang menjadi karya perintis
desensitization methods.
Pada tahun 1953, B. F. Skinner lebih lanjut mengembangkan
behavioral therapy ketika ia menguraikan penerapan prinsip operan
untuk intervensi terapeutik dan sosial. Kemudian pada tahun 1958,
Joseph Wolpe memperkenalkan systematic desensitization, yaitu teknik
yang didasarkan pada conditioning principles.
Namun, banyak yang mengakui bahwa adanya keterbatasan dari
treatment yang berfokus pada perilaku dengan mengesampingkan
kognisi, dan cara berpikir tentang diri pasien.
Akhirnya, Ellis pun mengembangkan RET dan Aaron Beck mulai
mengembangkan cognitive therapy yang akhirnya menjadi salah satu
treatmen psikologis paling efektif. Beck (1967) menguraikan
pendekatannya dalam buku Depression: Causes and Treatment.
Meskipun fokus awal untuk cognitive therapy adalah depresi, namun
sekarang digunakan secara efektif untuk mengobati berbagai kondisi
(gangguan kecemasan, gangguan penggunaan narkoba, dan gangguan
kepribadian) baik pada orang dewasa maupun remaja.
Setelah psikoanalisis dan psikoterapi psikodinamik menjadi
kekuatan yang dominan, behavior therapy mulai populer di kalangan
psikolog klinis. Hal ini dikarenakan fokusnya pada perilaku yang dapat
diamati (dan terukur), waktu treatment yang lebih pendek, dan
penekanan pada evaluasi secara empiris dari hasil perawatan.

10
Behavior therapy membantu mendorong pertumbuhan penelitian
psikoterapi dengan menggunakan metode empiris untuk menyelidiki
efektivitas berbagai treatment techniques. Beberapa tren intervensi
lainnya yang perlu diperhatikan, yaitu:
1) Pertama, jumlah treatment yang digunakan oleh psikolog klinis
telah berkembang pesat selama bertahun-tahun. Para psikolog
klinis mengintegrasikan berbagai pendekatan ke dalam satu terapi
dan mengidentifikasi faktor-faktor umum yang mendasari berbagai
pendekatan berbeda terhadap treatment (J. D. Frank, 1971).
2) Kedua, brief therapy atau time-effective therapy (Budman &
Gurman, 1988) menjadi mode intervensi psikoterapi yang disukai.
Hal ini dikarenakan banyak orang yang tidak mampu menjalani
psikoterapi selama bertahun-tahun, dan bentuk terapi yang singkat
telah terbukti sama efektifnya.
3) Ketiga, pada 1950-an, beberapa dokter mulai kecewa dengan
metode terapi yang berurusan dengan satu pasien pada satu waktu.
Mereka mencari pendekatan yang lebih “preventif”. Pencarian
mereka memuncak pada munculnya psikologi komunitas pada
1960-an dan psikologi kesehatan pada 1980-an. Semakin banyak
psikolog klinis menyediakan layanan yang berkaitan dengan
pencegahan masalah kesehatan, masalah kesehatan mental, dan
cedera.
Akhirnya, mulai tahun 1995, daftar “empirically supported
treatments” untuk orang dewasa dan remaja disebarluaskan ke para
psikolog klinis. Selanjutnya, beberapa psikolog mulai memberi tekanan
pada legislatif negara bagian untuk memungkinkan psikolog dengan
pelatihan khusus memiliki wewenang menulis resep untuk pengobatan
psikotropika.
Pertama, pada 1995, American Psychological Association secara
resmi mendukung hal tersebut. Kemudian pada tahun 2002, New
Mexico menjadi negara bagian pertama yang memberlakukan undang-

11
undang yang mengizinkan psikolog yang terlatih untuk meresepkan
obat-obatan psikotropika kepada pasien atau klien.
E. Sejarah Psikologi Klinis di Bidang Riset
1) The Beginnings (1850–1899)
Ilmu psikologi menjadi salah satu ilmu riset akademik yang
merupakan hasil capaian Wilhelm Wundt dari Jerman dan William James
dari Amerika. Wilhelm Wundt merupakan orang pertama yang
mengembangkan psikologi dalam laboratorium di Leipzig, 1879.
Di dekade yang sama, William James mengembangkan juga sebuah
Laboratorium psikologi dan penulis principles of psychology pada tahun
1890. Pengaruh kedua peneliti inilah yang telah membantu melayani
psikologi klinis bertahun-tahun.
2) The Advent of the Modern Era (1900–1919)
Pada era ini, beberapa peneliti terlibat besar dalam pengaruhnya
terhadap psikologi klinis, salah satunya Ivan Pavlov. Ivan Pavlov dengan
teorinya classical conditioning telah menjadi pusat dari teori dan penelitian
lainnya. Ia juga menciptakan berbagai macam metode terapi.
Selain itu terdapat peran penting dengan pengembangan tes
intelegensi oleh Binet and Simon beserta validitas dari tes tersebut pada
tahun 1905. Kemudian tes ini dikembangkan pada tahun 1916 oleh
penelitian Terman mengenai Binet-Simon test. Pada era ini pula
dikembangkannya Army Alpha dan Beta tests.
3) Between the Wars (1920–1939)
Clinical Research pada era diibaratkan masih pada tahap anak-anak.
Pada tahun 1930, berbagai macam tes kepribadian dikembangkan.
Kemudian pada tahun 1939, Weschler mengeluarkan Wechsler-Bellevue
test. Behaviorism dan Gestalt Psychology yang paling menonjol pada era
ini.
Behaviorism mengajarkan pada clinician penggunaan teori
conditioning dalam mengembangkan dan memberikan treatment dari
behavior disorders. Gestalt psychology menguatkan pentingnya

12
memahami keunikan persepsi pasien yang dapat berkontribusi pada
masalah mereka.
4) World War II and Beyond (1940–Present)
Pada era ini, semakin banyak jurnal terbit yang membahas mengenai
tes kecerdasan dan asesmen kepribadian. Hal ini serupa dengan tes
proyektif setelah munculnya tes Rorschach dan TAT (Thematic
Apperception Test). Kebanyakan dari studi tes ini membahas mengenai isu
reliabilitas dan validitas.
Selain itu, pengembangan penelitian yang penting pada era ini
berfokus proses dan efektifitas dari psychotherapy melalui bukti penelitian
yang kuat. Salah satu peneliti penting dalam pengembangan riset mengenai
terapi adalah Carl Roger (1951).
Rogers dan Dymond (1954) memberikan laporan mengenai hasil riset
mereka pada proses konseling. pada tahun yang sama Julian Rotter’s
mengeluarkan penelitiannya mengenai social learning and clinical
psychology.
Pada tahun 1950-an, merupakan awal dari perkembangan mengenai
intervensi yangberorientasi pada perilaku, tokoh penelitian ini adalah B.F.
Skinner, Ogden Lindsley, dan Harry Solomon.
Joseph Wolpe pada tahun 1958 memberikan hasil penelitian mengenai
pembelajaran pada hewan dan manusia, dimana penelitian yang dilakukan
pada hewan di Afrika Utara relevan dengan masalah emosional manusia.
Kemudian ia menciptakan metode Systematic desensitization yang
biasanya digunakan untuk terapi menghilangkan respon fear atau rasa
takut pada phobia.
Beberapa perkembangan penelitian yang ada pada era 1980-an
psikologi merupakan bidang psychological testing and measurement dan
DSM-III. Riset dan penelitian pada DSM III umumnya membahas
mengenai evaluasi reliabilitas, validitas, dan penggunaan kriteria yang
spesifik mengenai mental disorders. Terbitan penelitian mengenai
psychological inventory, interview, dan rating scales juga meningkat.

13
Berikut ini merupakan beberapa perkembangan penelitian pada
bidang:
1. Journal of Consulting and Clinical Psychology
2. Development and Psychopathology
3. Psychological Assessment
4. Clinical Psychology: Science and Practice
5. Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology
6. Journal of Abnormal Psychology
7. Journal of Abnormal Child Psychology
8. Psychological Bulletin
9. Behavior Therapy
10. Psychological Science
11. American Journal of Psychiatry
12. Archives of General Psychiatry
13. Professional Psychology: Research and Practice
14. Clinical Psychology Review
Pada tahun 1990-an, para psikolog klinis mengembangkan
penelitiannya pada bidang behavioral genetics. Behavioral genetics
membahas mengenai genetic dan lingkungan berpengaruh terhadap
perkembang perilaku yang telah dievaluasi. Penelitian ini cukup luas
dalam pembahasannya, hal ini termasuk tes intelegensi, personality, dan
psychopathology.
Kemudian pada era 2000-an, banyak penemuan mengenai brain
imaging techniques yang dapat melihat struktur dan fungsi dari otak dan
merupakan bagian penting dari psychopathology.

F. KESIMPULAN
Perkembangan Psikologi Klinis dapat dibagi kedalam beberapa periode.
Periode ini mulai dari awal munculnya, hingga sekarang, perkembangan psikologi
sangat pesat. Dibawah ini, kita akan mengklasifikasikan periode ini secara
singkat, kemudian mendeskripsikan sejarahnya secara umum.
1. Periode I (Tahun-tahun awal)

14
a. Psikologi sebagai ilmu peengetahuan di abad XIX
b. Pendirian laboratotium pertama di Lepzig tahun 1879
c. Pengukuran dan statistic karakteristik manusia oleh Francis Galton di
Inggris.
d. Sigmund Freud berpraktek di ina dan menerbitkan “the interpretation of
dreams”
e. Lightmer Witmer menggunakan istilah “Psikologi Klinis” untuk pertama
kaiinya --- mendirikan klinis psikologi dan jurnal psikologi pertama.
f. Awal abad ke-20 merupakan periode reformasi yang menggairahkan bagi
idee, rencana, an alat-alat baru dalam bidang psikologi.
g. Antara tahun 1900 – 1920 banyak ditemukan alat pengukuran karakteristik
baru, terutama tes intelegensi, missal: Tes Binet, Tes Army Alpha, dll.
2. Periode II (Waktu Konsolidasi)
a. Masa antara perang dunia menumbuhkan kemajuan dalam bidang
psikologi dan perkembangan pada standar pelayanan.
b. Pada masa praktek lebih focus pada masalah anak dan pengembangan teori
pada orang dewasa.
c. Selama dan setelah perang dunia kedua, psikologi di Amerika sangat
terlibat dalam pekerjaan di rumah sakit bersama personal dan veteran
militer.
d. Tahun 1930, kelompok psikolog terapan mendirikan layanan konseling di
kampus.
e. Para psikolog menemukan berbagai teknik assessment, antala lai MMPI,
TAT, dan SVIB.
3. Periode III (Pertumbuhan Pesat)
a. Dua hingga tiga decade setelah PD II, psikolog klinis menjadi profesi yang
mandiri.
b. Sudah menetapkan standar, misalnya tahun 1952, APA menerbitkan DSM
I (Diagnostic and statistic manual of mental disorder), dinegara lain ICD
(International classification of disorder).

15
c. 1950 – 1960 --- Psikoterapi menjadi kegiatan yang penting dan lebih
menarik ketimbang assessment.
d. Perubahan dalam pola latihan, pendidikan, dan standar etik bagi psikologi
klinis.
4. Periode IV (Perkembangan yang campur aduk)
a. Muncul kebutuhan akan ksehatan mental orang Amerika dan
menjadikannya sebagai masalah nasional --- peluang meluas bagi
psikolog klinis dan pekerja kesehatan mental lainnya.
b. Sebagian psikolog berkomitmen pada isu penanganan yang tidak semata-
mata individual, missal isu, kesehatan masyarakat dan pencegahan ---
muncul bidang khusus Psikologi komunitas.
c. Tahun 1970, psikologi klinis diakui perusahan asuransi kesehatan sebagai
penyedia layanan kesehatan independen.
d. Perubahan dalam jalur dan gelar pendidikan psikologi klinis.
5. Periode V (Perkmbangan mutakhir & masa depan)
a. Berkembang kajian lintas disiplin psikologi klinis dengan disiplin ilmu
lain, seperti kedokteran.
b. Teori dan riset terus berkembang pesat, antara lain neuroimaging,
penelitian untuk memetakan karakteristik genetic manusia (human
genetic project).
c. Berbagai kemungkinan muncul antara lain penggunaan tes dan
interpretasi tes dengan system komputerisasi, konsultasi psikologi di
internet.

16
DAFTAR PUSTAKA
Slamet, S. I. S. & Markam, S. 2005. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Faikar, Muhammad. 2021. Awal Mula Munculnya Psikologi Klinis dan
Pengaplikasiannya di Berbagai Bidang. Diakses dalam
https://sites.unpad.ac.id/muhammadfaikarrasyid Selasa,
03/10/2023.
Yuliandri, Elly. 2004. Psikologi Klinis. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Arthur Freeman, Stephanie H. Felgoise, Denise D. Davis (2008). Clinical
Psychology. integrating Science and Practice. Brooklyn : John
Wiley & Sons, Inc.
DeLeon P, Bulatao E, & Vanden Bos G. (1991). Mananged Mental Health Care:
A History of the Federal Policy Initiative. Profesional
Psychology: Research and Practice, 22, 15-25.

17

Anda mungkin juga menyukai