Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENTANG TEORI KONSTITUSI DAN TEORI

PHRENOLOGI
UNTUK MEMENUHI NILAI TUGAS MATA KULIAH TEORI
KEPRIBADIAN

Dosen Mata Kuliah :


Dana Riksa Buana, S.Psi, M.Psi

Disusun Oleh :
Adrianus Michael D 46117010084

Fakhrur Rozi F 46117010102

Ferry Agusti 46117010111

Maulana M. Khandiyas 46117010051

Muhammad Gandi W. P. 46117010115

Muhammad Rizki S. 46117010097

Roni Marganda 46117010083

FAKULTAS PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MERCU BUANA


JL. JALAN MERUYA SELATAN NO. 1 JOGLO, KEMBANGAN – JAKARTA BARAT
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karuniaNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini kami tulis dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah
“Teori Kepribadian”. Selain itu, tujuan kami menulis makalah ini untuk berbagi ilmu dan
memperluas wawasan para pembaca. Teori kepribadian juga sangat membantu kita sebagai
manusia, untuk membantu kita dalam mempelajari kepribadian diri kita masing-masing serta
kepribadian orang lain.
Demikian makalah ini kami tulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
kepentingan pembelajaran mahasiswa. Kami mohon maaf apabila pada makalah terdapat
kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca. Terima kasih atas perhatian pembaca.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan Makalah 2
BAB II : PEMBAHASAN 3

2.1 Kepribadian 3

2.2 Teori Psikologi Konstitusi 4

A. Sejarah Psikologi Konstitusi Sheldon 4


B. Teori Konstitusional menurut William H. Sheldon 5
C. Teori Konstitusi (Tipologi) Hippocrates dan Galenus 8
D. Phrenologi Franz Joseph Gall (1758-1828) 9

BAB III : PENUTUP 10

3.1 Kesimpulan 10

DAFTAR PUSTAKA 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mempelajari psikologi kepribadian atau kepribadian manusia, terdapat


banyak sekali teori-teori tentang kepribadian yang mendukung dalam mempelajari
psikologi kepribadian. Salah satu teori yang sangat mendukung adalah teori
psikoanalisa defense mechanism yang diungkapkan oleh Sigmund Freud. Tetapi
dalam makalah ini kami tidak akan membahas teori psikoanalisa tersebut, melainkan
kami membahas tentang teori konstitusi dan teori phrenologi.
Teori konstitusi tersebut merupakan sebuah teori yang dikemukakan oleh
Hippocrates, seorang filsuf Yunani dan juga dikembangkan oleh Galenus yang
dilakukan dengan pendekatan (approach). Pendekatan tersebut dapat dikatakan
sebagai tipologi atau pengelompokan sehingga menghasilkan sebuah teori. Lalu,
tipologi Hippocrates-Galenus menjadi dasar pemikiran Krestchmer dan William H.
Sheldon.

1.2 Rumusan Masalah

Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antaralain :

1. Apa pengertian kepribadian?


2. Bagaimana sejarah psikologi konstitusi Sheldon dan apa teorinya?
3. Apa teori konstitusi menurut Hippocrates?
4. Apa itu Phrenologi menurut Franz Joseph Gall?

1
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan kami dalam menyusun atau menulis makalah ini, antaralain yaitu :

1. Untuk mengetahui pengertian kepribadian


2. Untuk mengetahui sejarah psikologi konstitusi Sheldon beserta teori-teori
Sheldon
3. Untuk mengetahui teori konstitusional menurut Hippocrates (Tipologi
Hippocrates)
4. Untuk mengetahui apa itu Phrenologi menurut Franz Joseph Gall

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kepribadian

Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia


menjadi satu kesatuan, tidak terpecah-belah dalam fungsi-fungsi. Dalam memahami
kepribadian, berarti kita juga memahami manusia seutuhnya. Dalam mempelajari
psikologi kepribadian, terdapat bermacam-macam istilah yang sering menjadi
perbincangan para peneliti sehingga mereka memilih istilah Psikologi Kepribadian
karena dari berbagai macam istilah itu istilah Psikologi Kepribadian-lah yang paling
tepat.
Dalam psikologi kepribadian terdapat bermacam-macam teori tentang
kepribadian, sehingga para peneliti menggolongkan teori-teori tersebut kedalam
beberapa penggolongan. Antara laindapat dikemukakan sebagai berikut :

1) Penggolongan berdasarkan atas dasar jalan yang ditempuh atau metode yang
digunakan para peneliti dalam menyusun suatu teori dalam psikologi
kepribadian, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a) Teori-teori yang disusun atas dasar pemikiran spekulatif, seperti teori-teori
Plato, Kant, atau ahli-ahli dari aliran Neo-Kantianisme, atau teori-teori
yang disusun terutama oleh para ahli filsafat.
b) Teori-teori yang disusun atas dasar data-data hasil penilitan
ataupenyelidikan empiris seperti teori-teori yang dikemukakan oleh
Allport, Sigmund Freud, atau teori-teori yang dikembangkan pada abad
ini.
2) Penggolongan berdasarkan atas dasar komponen kepribadian yang dipakai
sebagai landasan atau titik tolak dalam penyusunan teori-teoritis, seperti
misalnya teori-teori berikut :
a) Teori-teori konstitusional, seperti teori mazhab Italia, mazhab Perancis,
Krestchmer, William H. Sheldon dan lain-lain.

3
b) Teori-teori temperament, seperti teori-teori yang dikemukakan oleh Kant,
Ewald, Heymans, dan lain-lain.
c) Teori-teori ketidaksadaran, seperti misalnya teori yang dikemukakan oleh
Freud, Jung, Adler, dan pengikut-pengikut mereka.

2.2 Teori Psikologi Konstitusi

A. Sejarah Psikologi Konstitusi Sheldon

William H. Sheldon dilahirkan pada tahun 1899 di Warwick, Rhode Island,


dan dibesarkan di sana pula dengan suasana pertanian.Dengan suasana pedesaan dan
hubungan yang erat dengan ayahnya, seorang naturalis dan peternak memberikan
pengaruh besar terhadap pandangannya mengenai manusia. Sheldon mendapatkan
pendidikan di public school, kemudian masuk Brown University. Kemudia beliau
mendapat gelar M.A. dari Universitas Colorado dan Ph. D dalam psikologi dari
Universitas Chicago pada tahun 1926.
Setelah menyelesaikan pendidikannya dalam bidang kedokteran, beliau
bekerja di rumah sakit kanak-kanak di Chicago dan kemudian mendapat beasiswa
untuk belajar psikiatri di luar negeri selama dua tahun. Sebagian besar waktu
belajarnya selama dua tahun itu beliau gunakan pada C.G. Jung di Zurich; tetapi
disamping itu beliau juga dating pada Krestchmer.
Karena pendidikan yang bermacam-macam itu, terdapat banyak tokoh yang
teorinya berpengaruh terhadap perkembangan pendapat Sheldon. Namun baik pada
tulisan-tulisannya maupun dalam ceramah-ceramahnya, terlihat pengaruh ahli-ahli
psikologi konstitusional yang terdahulu seperti Krestchmer dan Viola, serta pengaruh
Freud dan Jung. Dalam teori Sheldon dapat dikemukakan, bahwa struktur jasmani
merupakan factor utama yang berpengaruh terhadap tingkah laku manusia. Adapun
yang menjadi landasan sikapnya yang mementingkan jasmani beserta pengukuran-
pengukurannya yaitu keyakinannya yang kuat, bahwa faktor-faktor keturunan biologi
adalah sesuatu yang sangat penting dalam menentukan tingkah laku.

4
B. Teori Konstitusional Menurut William H. Sheldon

Berdasarkan keyakinan kuat William H. Sheldon, beliau mengemukakan


pokok-pokok teori, antara lain yaitu :

 Struktur Tubuh (Jasmani)

Berbeda dengan ahli-ahli dalam lapangan psikologi kepribadian di Amerika


Serikat yang umumnya mengemukakan komponen-komponen yang banyak sekali,
maka Sheldon menentukan variable yang dianggapnya merupakan hal yang terpenting
dalam tingkah laku manusia. Seperti ahli-ahli psikologi konstitusional yang terdahulu
Sheldon seperti Krestchmer dan Viola, menentukan dan memerikan ukuran-ukuran
daripada komponen-komponen jasmaniah manusia.
Pendekatan Sheldon untuk mengukur aspek jasmaniah individu, dan kajian
usaha beliau dalam menentukan komponen terpenting yang menjadi dasar tingkah
laku manusia. Dalam jasmaniah manusia, Sheldon membagi dimensi jasmaniah
menjadi dua komponen antara lain :

a) Komponen-komponen Jasmani Primer


b) Komponen-komponen Jasmani Sekunder

a) Komponen-komponen Jasmani Primer


Selama melakukan penelitian terhadap manusia, beliau menyimpulkan
bahwa adatiga komponen atau jasmaniah yaitu :
1) Endomorphy
2) Mesomorphy
3) Ectomorphy
1) Tipe Endomorphy
Tipe ini disebut sebagai Endomorphy karena komponen endomorphynya
tinggi sedangkan kedua komponen lainnya rendah, ditandai oleh : alat-alat dalam dan
seluruh system digestif (sistem yang berasal dari endoderm) memegang peranan
terpenting. Nampaknya keluar : lembut, gemuk, berat badan relative rendah.

5
2) Tipe Mesomorphy
Individu yang bertipe mesomorph komponen mesomorphynya tinggi
sedangkan kedua komponen lainnya rendah, maka bagian-bagian tubuh yang berasal
dari mesoderm relatif berkembang lebih baik daripada yang lain. Contoh : otot-otot,
pembuluh darah, jantung bersifat dominan. Terlihat dari luar kokoh, keras, otot
terlihat bersegi-segi, tahan terhadap penyakit. (Olahragawan, pengelana, dan tentara
termasuk kedalam tipe ini).
3) Tipe Ectomorph
Pada golongan ini organ-organ yang berasal dari ectoderm yang terutama
berkembang (kulit, sistem syaraf memainkan peranan terpenting). Nampaknya orang
yang ectomorph itu : jangkung, dada kecil dan pipih, lemah, otot-otot hampir tidak
terlihat berkembang.

b) Komponen-komponen Jasmani Sekunder


Disamping komponen-komponen jasmani primer itu, Sheldon juga
mengemukakan adanya tiga komponen jasmani sekunder, yaitu :
1) Displasia
Dengan meminjam istilah dari Krestchmer, istilah itu dipakai oleh Sheldon
untuk menunjukan setiap ketidaktepatan dan ketidaklengkapan campuran ketiga
komponen primer itu pada berbagai daerah pada tubuh. Dalam penyelidikannya,
Sheldon menumkan bahwa banyak displasia berhubungan dengan ectomorphy dan
lebih banyak pada wanita daripada laki-laki. Lalu penelitian yang lebih membuktikan
bahwa lebih banyak displasia pada para penderita psikosis daripada mahasiswa.
2) Gynandromorphy
Gynandromorphy adalah komponen jasmani sekunder yang kedua. Komponen
ini menunjukan sejauh manakah jasmani memiliki sifat-ifat yang biasanya terdapat
pada jenis kelamin lawannya. Komponen ini dinyatakan Sheldon dengan huruf “g”.
Jadi, misalnya individu laki-laki yang mempunyai komponen “g” tinggi akan
memiliki tubuh yang lembut, panggul besar, dan sifat-sifat wanita lainnya.

6
3) Texture (Tampang)
Komponen jasmani sekunder yang ketiga ini dan barangkali yang terpenting
ialah tampang yang oleh Sheldon ditandai dengan huruf “t” (dari Texture). Maksud
dari tampang yang dikemukakan oleh Sheldon itu ialah bagaiman individu itu
nampaknya keluar.
 Analisi Tingkah Laku (Kepribadian)

Dalam menganalisis kepribadian manusia, Sheldon mengemukakan bahwa


terdapat dua komponen daripada temperamen manusia yaitu :

a) Komponen-komponen Primer Temperamen

1. Viscerotonia, kelompok sifat-sifat yang dicakupnya berhubungan dengan


fungsi dan anatomi alat-alat visceral/disgetif. Orang viscerotonia memiliki
alat pencernaan yang relative besar dan panjang, dengan hati besar
(Bersikap relaxed, suka hiburan, gemar makan-makan, besar
kebutuhannya akan resonansi dari orang lain, tidurnya nyenyak, bila
menghadapi kesukaran membutuhkan orang lain).
2. Somatotonia, kelompok sifat-sifat yang dicakupnya berhubungan dengan
dominasi dan anatomi struktur somatis. Orang yang termasuk golongan ini
gemar akan ekspresi muskuler, selalu mengutamakan sesuatu dengan otot
(Bersikap gagah, perkasa, suka berterus terang, suaranya lantang).
3. Cerebrotonia, Sheldon pun belum yakin benar tentang penamaan ini.
Sheldon menamakan demikian karena dikirakan bahwa aktivitas pokok
adalah perhatian dengan sadar, serta inhibisi terhadap gerakan-gerakan
jasmaniah (Sikapnya kurang gagah, reaksinya cepat, kurang berani bergaul
dengan orang banyak, kurang berani ber public speaking, suara kurang
bebas, tidur kurang nyenyak, tampak lebih muda dari yang sebenarnya).

7
C. Teori Konstitusional (Tipologi) Hippocrates-Galenus

Tipologi ini dikembangkan oleh Gallenus berdasarkan pemikiran Hippocates.


Hippocrates (460-370 SM) adalah dikenal sebagai bapak ilmu kedokteran, karena itu
tidak mengherankan kalau ia membahas kepribadian manusia berdasar kontitusional,
yang terpengaruh oleh kosmologi empedukles, yang menganggap bahwa alam
semesta beserta isinya tersusun dari empat inti dasar, yaitu tanah, air, udara dan api.
Dengan sifat-sifat yang didukungnya ialah kering basah, dingin dan panas maka
Hippocrates berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat
yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan yang ada dalam
tubuh orang itu, yaitu :
a) Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning)
b) Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam)
c) Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir)
d) Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah)
Menurut Hippocates keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dan dalam
proporsi tertentu. Apabila cairan-cairan tersebut adanya dalam tubuh dan
dalam proporsi selaras (normal), maka orangnya dalam keadaan normal/sehat,
sebaliknya apabila keselarasan proporsi tersebut terganggu maka orangnya
menyimpang dari keadaan normal/sakit.
Kemudian Galenus (129-199 SM) menyempurnakan ajaran Hippocrates
tersebut dan membeda-bedakan kepribadian manusia atas dasar keadaan proporsi
campuran cairan-cairan tersebut. Galenus sependapat dengan Hippocrates, bahwa di
dalam tubuh manusia ada empat macam cairan, yaitu :
Chole, Phlegma, Melanchole dan Sanguis.
Cairan-cairan tersebut adanya dalam tubuh manusia secara teori dalam
proporsi tertentu. Kalau suatu cairan adanya dalam tubuh itu melebihi proporsi yang
seharusnya (jadi dominan) maka akan mengkibatkan adanya sifat-sifat kejiwaan yang
khas. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat dari pada
dominannya salah satu cairan badaniah itu oleh Galenus disebutnya dengan
temperament.

8
Jadi dengan dasar pikiran yang telah dikemukakan itu sampailah Galenus
kepada penggolongan manusia menjadi empat tipe temperament, berdasar pada
dominasi salah satu cairan badaniahnya. Pandangan Hippocrates yang kemudian
disempurnakan oleh Galenus selanjutnya disebut tipologi Hippocrates Galenus dapat
disajikan secara ringkas pada tabel berikut :

Cairan badan
Prinsip Tipe Sifat-sifat khasnya
yang dominan
Hidup (besar semangat),
Keras, hatinya mudah
Chole Tegangan Kholeris
terbakar,
Daya juang besar, optimis,
Mudah kecewa, Muram,
Penegaran
Melanchole Melankholis penakut
(rigity)
Daya juang kecil, pesimis,
Tak suka terburu-buru
(tenang),
Phlegma Plastisitas Phlegmatis Tak mudah untuk
dipengaruhi,
Setia, sabar
lincah, Ramah, mudah
Sanguis Ekspansivitas Sanginis tersenyum, Mudah berganti
haluan,

TABEL 1
Tipologi Hyppocrates – Galenus

D. Phrenologi Franz Joseph Gall (1758-1828)

Beliau percaya bahwa jiwa terbagi-bagi dalam 42 bagian atau fakultas diwakili
di tempat-tempat tertentu di otak. Atas dasar itu ia membagi-bagi tengkorak
kepala ke dalam 42 lokasi dan tiap-tiap lokasi diwakili satu fakultas kejiwaan dan
dari ini semua kita akan tahu obyek Gall yaitu bahwa kita dapat mengenal watak
manusia dari meraba bentuk tengkoraknya yang disebut kraniognomi tapi lebih
dikenal dengan sebutan phrenology. Yaitu istilah yang dikemukakan salah satu
penganut Gall di Jerman yang bernama Johann Cristian Spurzheim (1776-1832)
Spurzheim bersama George Combe (1778-1858) yang giat mempropagandakan
ilmu semu keliling dunia termasuk ke Amerika. Sedangkan metode yang dipakai
Gall untuk mengetahui semua itu adalah dengan penelitian-penelitian.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia


menjadi satu kesatuan, tidak terpecah-belah dalam fungsi-fungsi. Dalam memahami
kepribadian, berarti kita juga memahami manusia seutuhnya. Dalam mempelajari
psikologi kepribadian, kita akan menemukan teori-teori yang sangat berpengaruh
dalam mempelajari kepribadian manusia yaitu teori konstitusi dan juga teori
phrenologi.
Teori konstitusi sendiri merupakan suatu teori yang berdasar dari pendapat
Hippocrates dan Galenus, bahwa menurut Hippocrates dalam diri manusia terdapat
empat cairan yang memiliki sifatnya masing-masing. Chole (Empedu Kuning),
Melanchole (Empedu Hitam), Phlegma (Lendir), Sanguis (Darah). Lalu teori tersebut
dikembangkan sehingga teori konstitusi William H. Sheldon dapat terbentuk.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mursidin, 2010. Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia.

Sarwono, W. Sarlito, Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-Tokoh


Psikologi, Jakarta : Bulan Bintang.

Alwisol, 2012, Psikologi Kepribadian Edisi Revisi, Malang : UMM Press

Suryabrata, Sumadi, 2012, Psikologi Kepribadian, Jakarta : Raja Grafindo


Persada.

11

Anda mungkin juga menyukai