Tugas Kelompok
Kelompok 6
Akhdan Asirih Afif Siddiq S - 200701502087
Nardi - 200701500058
Nur Aulia Syahbani - 200701500067
Nur Azisah Ilham - 200701501049
Mega Rezkyta Putri - 200701501121
Miftahul Jannah - 200701500019
St. Andrifani Wahyuningsih - 200701502031
Kelas: Psikologi C
Dosen Pengampu:
Harlina Hamid S. Psi., M. Si., M. Psi., Psikolog
Novi Yanti Pratiwi, S. Psi., M. Psi., Psikolog
Hanlon et al. (2014) memberikan gambaran mengenai prinsip-prinsip sebuah intervensi bahwa
penggunaan intervensi terhadap kriteria gangguan mental apapun seharusnya memperhatikan
efektivitas, kemungkinan untuk diimplementasikan, keadilan, berterima secara sosial dan
budaya, dan dapat terjangkau. Di bawah ini merupakan salah satu intervensi yaitu intervensi
psikologis yang digunakan untuk menangani MNS disorders secara umum yang ditulis oleh
Hanlon et al. (2014).
Nama lain dari penelitian intervensi ini adalah penelitian operasional. Disebut penelitian
operasional karena peneliian ini dilakukan sekaligus untuk meperbaiki suatu sistem atau
program yang sedang berjalan. Beberapa peneliti menamakan penelitian ini sebagai action
research atau penelitian tindakan karena penelitian dilakukan dengan melakukan tindakan
yakni intervensi atau manipulasi salah satu variabel
Salah satu bentuk penelitian yang berkembang saat ini adalah ‘practice based evidence’.
Penelitian ini dipengaruhi oleh kurangnya populasi klinis yang tersedia, kurangnya waktu para
klinisian, sehingga para klinisian menggunakan klien mereka sekaligus sbg subjek penelitian.
Penelitian tersebut kemudian melaporkan apa yang telah dilakukan oleh klinisian dan
menjelaskannya secara jelas dan sistematis (Dallos & Vetere, 2005).
Penelitian intervensi adalah setiap tindakan terhadap subjek penelitian yang dengan tindakan
tersebut menimbulkan efek, dan efek inilah yang kemudian dipelajari. Penelitian intervensi
dibagi menjadi penelitian eksperimental dan penelitian observasional.
- Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang observasinya dilakukan terhadap
efek dari manipulasi peneliti terhadap satu atau sejumlah ciri (variabel) subjek
penelitian. Penelitian eksperimental terdapat tiga jenis, yaitu penelitian pra-
eksperimental, quasi-eksperimental, dan true-eksperimental.
● Penelitian Pra-Eksperimental. Eksperimen yang dilakukan dengan tanpa
melakukan pengendalian terhadap variabel-variabel yang berpengaruh. Dalam
penelitian ini yang diutamakan adalah perlakuan saja, tanpa ada kelompok
kontrol.
● Penelitian Quasi-Eksperimental. Peneliti tidak mungkin mengontrol semua
variabel luar, sehingga perubahan yang terjadi pada efek tidak sepenuhnya oleh
pengaruh perlakuan.
● Penelitian True-Eksperimental. Penelitian yang memungkinkan peneliti
mengendalikan semua variabel luar, sehingga perubahan yang terjadi pada efek
(variabel yang dipelajari) hampir sepenuhnya karena pengaruh perlakuan
(variabel eksperimen).
- Penelitian observasional merupakan penelitian yang tidak melakukan manipulasi atau
intervensi pada subjek yang ditelitinya. Penelitian ini hanya melakukan pengamatan
observasi saja pada subjek penelitian. Penelitian ini dibagi menjadi penelitian
longitudinal dan penelitian cross sectional.
● Penelitian Longitudinal
○ Trohoc
○ Cohort
Adalah rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional yang
mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit, dengan cara
membandingkan kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar berdasarkan
status penyakit.
● Retrospektif
Penelitian ini dilakukan peneliti dengan memulai pengamatan identifikasi
kelompok faktor risiko (terpapar) dan kelompok tanpa faktor risiko (tidak
terpapar), kemudian diamati akibat yang diharapkan terjadi sepanjang waktu
tertentu.
● Prospektif
Pada cohort prospektif, status paparan diukur pada awal penelitian dan cohort
diikuti untuk melihat kejadian penyakit di masa akan datang.
● Double
Studi kohort berdasarkan dari populasi yang berbeda status keterpaparannya
dengan eksposure (external comparison).
- Penelitian Cross sectional
Penelitian cross sectional Dalam epidemiologi dikenal sebagai rancangan yang
mengukur paparan dan outcome secara bersamaan. Penelitian ini paling umum
dijumpai dalam penelitian sosial. Penelitian cross sectional dirancang untuk meneliti
beberapa fenomena dengan cara mengukur dalam satu waktu.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan mengenai efikasi
penanganan spesifik di layanan kesehatan primer yaitu problem solving therapy dan
interpersonal therapy dianggap intervensi yang kemungkinan memiliki efikasi terhadap depresi
minor dan dysthymia. Sementara itu, cognitive behavior therapy memiliki efikasi sebagai
intervensi untuk menangani depresi mayor dan depresi minor atau dysthymia. Psikoterapi
menunjukkan hasil seefektif farmakoterapi, bahkan diindikasikan rata-rata mengalami relapse
lebih rendah dibandingkan farmakoterapi (Wolf & Hopko, 2008; Steinert et al., 2014). Efikasi
psikoterapi kognitif-perilakuan (Cognitive Behavioral Psychotherapy) yang dilakukan
sebanyak delapan kali tatap muka selama 60 menit setiap sesinya diaplikasikan oleh psikolog
di layanan kesehatan primer pada pasien gangguan kecemasan-depresif menunjukan hasil
pasien merasa lebih nyaman untuk datang ke layanan kesehatan primer dibandingkan ke
layanan kesehatan mental (Jauregui et al., 2015).
Pengamatan perilaku. Pertanyaan penelitian how dan why. Rasionalistik eksploratif. Kasus
tunggal dan multi unit amatan Observasi, wawancara, place-centered map, physical traces, dan
triangulasi data. Pengamatan setting dan perilaku.
• Phenomenological
Pendekatan fenomenologi menggunakan observasi dan deskripsi secara sistematis terhadap
pengalaman individu yang sadar dalam suatu situasi tertentu (Helaluddin, 2018). Hal tersebut
berupa persepsi, ingatan, perasaan dan hal lainnya yang muncul secara sadar.
• Behavioral
Dalam pendekatan ini Skinner memiliki beberapa prinsip dalam pengubahan perilaku yaitu
(Hidayat, 2011): modifikasi perilaku, pemberian reward atau punishment, latihan keterampilan
sosial, kartu berharga (token economic).
• Rational
Pendekatan ini merupakan metode terapi yang menggunakan pendekatan kognitif dan perilaku
untuk memahami dan mengatasi masalah emosi dan perilaku negatif yang berasal dari
keyakinan- keyakinan yang tidak rasional (Wasesa & Diana, 2016).
• Transactional-Communicative-Reality
Model Transaksi komunikasi menggambarkan komunikasi sebagai proses di mana
komunikator menghasilkan realitas sosial dalam konteks sosial, relasional, dan budaya. Dalam
model ini, perawat tidak hanya berkomunikasi untuk bertukar pesan; mereka berkomunikasi
untuk: menciptakan hubungan dan bentuk aliansi antar budaya
• Multicultural Theories
Pendekatan multikutural terlebih dahulu mempertimbangkan latar belakang budaya dan
mungkin pengalaman pribadi dari keberagaman klien serta bagaimana kebutuhan psikososial
mereka (Yusuf, 2016).
Novianty, A., & Retnowati, S. (2016). Intervensi Psikologi di Layanan Kesehatan Primer.
Buletin Psikologi. 24(1); 49 – 63.
Alfinuha dkk. (2021). Berdamai dengan Diabetes: Pengelolaan untuk Meningkatkan Efikasi
Diri Penderita Diabetes. Jurnal Intervensi Psikologi. 13(2). 83-96.
Nur’aini, R. D. (2020). Penerapan Metode Studi Kasus Yin Dalam Penelitian Arsitektur Dan
Perilaku. INERSIA: INformasi Dan Ekspose Hasil Riset Teknik SIpil Dan Arsitektur,
16(1), 92–104. https://doi.org/10.21831/inersia.v16i1.31319
Hanafi, I. (2018). Intervensi Psikologi terhadap Peserta Didik dengan Motivasi Belajar
Rendah. GentaMulia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 8(1).
Hidayat, D. R. (2011). Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Bogor:
Ghalia Indonesia.