Anda di halaman 1dari 9

PENGANTAR INTERVENSI PSIKOLOGI

Tugas Kelompok

Kelompok 6
Akhdan Asirih Afif Siddiq S - 200701502087
Nardi - 200701500058
Nur Aulia Syahbani - 200701500067
Nur Azisah Ilham - 200701501049
Mega Rezkyta Putri - 200701501121
Miftahul Jannah - 200701500019
St. Andrifani Wahyuningsih - 200701502031

Kelas: Psikologi C

Dosen Pengampu:
Harlina Hamid S. Psi., M. Si., M. Psi., Psikolog
Novi Yanti Pratiwi, S. Psi., M. Psi., Psikolog

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
Peran Riset dan Teori dalam Intervensi Psikolog

Pengertian Intervensi Psikolog


Intervensi atau intervening merupakan kata yang berasal bahasa Latin yang berarti “coming
between” artinya yang datang di antara. Intervensi berarti mengacu pada usaha untuk
mengubah kehidupan yang sedang berjalan dengan cara tertentu. Perubahan itu bisa kecil atau
besar, negatif atau positif. Orang-orang yang bekerja dalam profesi-profesi pemberi bantuan
memiliki intensi etik yang sama, yaitu melakukan segala hal yang dapat dilakukan demi
keuntungan klien tanpa menimbulkan kerugian(Sundberg, Winebarger, & Taplin, 2007).

Hanlon et al. (2014) memberikan gambaran mengenai prinsip-prinsip sebuah intervensi bahwa
penggunaan intervensi terhadap kriteria gangguan mental apapun seharusnya memperhatikan
efektivitas, kemungkinan untuk diimplementasikan, keadilan, berterima secara sosial dan
budaya, dan dapat terjangkau. Di bawah ini merupakan salah satu intervensi yaitu intervensi
psikologis yang digunakan untuk menangani MNS disorders secara umum yang ditulis oleh
Hanlon et al. (2014).

Proses Penelitian dalam Intervensi


Proses atau tahap-tahap pada studi intervensi secara umum terdiri atas :
1. Memilih sampel dari populasi;
2. Mengintervensi subjek-subjek yang ingin diteliti;
3. Mengelompokkan subjek-subjek menjadi kelompok yang mendapat exposure (E+) dan
kelompok yang tidak mendapatkan exposure (E-);
4. Melakukan “follow -up” kepada kedua kelompok;
5. Mengukur “Outcome” atau “Disease” (D+ atau D-) pada kedua kelompok;
6. Membandingkan “outcome” pada kedua kelompok.

Bentuk Penelitian dalam Intervensi


Penelitian intervensi adalah setiap tindakan terhadap subjek penelitian yang dengan tindakan
tersebut menimbulkan efek, dan efek inilah yang kemudian dipelajari. Penelitian intervensi
adalah penelitian eksperimental yang dikenakan pada masyarakat sebagai kesatuan himpunan
subjek. Peneliti melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan bukan dengan pendekatan
subjek secara individual seperti pada penelitian klinik, melainkan dengan pendekatan
kelompok. Perlakuan diberikan dalam wujud paket yang dikenakan pada subjek secara kolektif
dalam komunitas. Efek perlakuan diamati dengan menggunakan satuan analisis inividual
maupun kelompok

Nama lain dari penelitian intervensi ini adalah penelitian operasional. Disebut penelitian
operasional karena peneliian ini dilakukan sekaligus untuk meperbaiki suatu sistem atau
program yang sedang berjalan. Beberapa peneliti menamakan penelitian ini sebagai action
research atau penelitian tindakan karena penelitian dilakukan dengan melakukan tindakan
yakni intervensi atau manipulasi salah satu variabel

Salah satu bentuk penelitian yang berkembang saat ini adalah ‘practice based evidence’.
Penelitian ini dipengaruhi oleh kurangnya populasi klinis yang tersedia, kurangnya waktu para
klinisian, sehingga para klinisian menggunakan klien mereka sekaligus sbg subjek penelitian.
Penelitian tersebut kemudian melaporkan apa yang telah dilakukan oleh klinisian dan
menjelaskannya secara jelas dan sistematis (Dallos & Vetere, 2005).

Penelitian intervensi adalah setiap tindakan terhadap subjek penelitian yang dengan tindakan
tersebut menimbulkan efek, dan efek inilah yang kemudian dipelajari. Penelitian intervensi
dibagi menjadi penelitian eksperimental dan penelitian observasional.
- Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang observasinya dilakukan terhadap
efek dari manipulasi peneliti terhadap satu atau sejumlah ciri (variabel) subjek
penelitian. Penelitian eksperimental terdapat tiga jenis, yaitu penelitian pra-
eksperimental, quasi-eksperimental, dan true-eksperimental.
● Penelitian Pra-Eksperimental. Eksperimen yang dilakukan dengan tanpa
melakukan pengendalian terhadap variabel-variabel yang berpengaruh. Dalam
penelitian ini yang diutamakan adalah perlakuan saja, tanpa ada kelompok
kontrol.
● Penelitian Quasi-Eksperimental. Peneliti tidak mungkin mengontrol semua
variabel luar, sehingga perubahan yang terjadi pada efek tidak sepenuhnya oleh
pengaruh perlakuan.
● Penelitian True-Eksperimental. Penelitian yang memungkinkan peneliti
mengendalikan semua variabel luar, sehingga perubahan yang terjadi pada efek
(variabel yang dipelajari) hampir sepenuhnya karena pengaruh perlakuan
(variabel eksperimen).
- Penelitian observasional merupakan penelitian yang tidak melakukan manipulasi atau
intervensi pada subjek yang ditelitinya. Penelitian ini hanya melakukan pengamatan
observasi saja pada subjek penelitian. Penelitian ini dibagi menjadi penelitian
longitudinal dan penelitian cross sectional.
● Penelitian Longitudinal
○ Trohoc
○ Cohort
Adalah rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional yang
mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit, dengan cara
membandingkan kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar berdasarkan
status penyakit.
● Retrospektif
Penelitian ini dilakukan peneliti dengan memulai pengamatan identifikasi
kelompok faktor risiko (terpapar) dan kelompok tanpa faktor risiko (tidak
terpapar), kemudian diamati akibat yang diharapkan terjadi sepanjang waktu
tertentu.
● Prospektif
Pada cohort prospektif, status paparan diukur pada awal penelitian dan cohort
diikuti untuk melihat kejadian penyakit di masa akan datang.
● Double
Studi kohort berdasarkan dari populasi yang berbeda status keterpaparannya
dengan eksposure (external comparison).
- Penelitian Cross sectional
Penelitian cross sectional Dalam epidemiologi dikenal sebagai rancangan yang
mengukur paparan dan outcome secara bersamaan. Penelitian ini paling umum
dijumpai dalam penelitian sosial. Penelitian cross sectional dirancang untuk meneliti
beberapa fenomena dengan cara mengukur dalam satu waktu.

Alasan Penelitian dalam Intervensi


Intervensi yaitu kondisi subjek penelitian selama diberi perlakuan, dalam hal ini adalah
penggunaan permainan dengan teman sebaya secara berulang-ulang, Alasan dilakukannya
penelitian dalam intervensi yaitu untuk mengetahui kemampuan subjek dalam peningkatan
kemampuan komunikasi selama perlakuan diberikan. Sunanto, et al (41:2006) menyatakan
bahwa “kondisi intervensi adalah kondisi ketika suatu intervensi telah diberikan dan perilaku
sasaran diukur di bawah kondisi tersebut.”

Hasil Penelitian dalam Intervensi


Wolf dan Hopko (2008) mengulas mengenai data hasil intervensi psikososial dan farmakologi
di layanan primer untuk penanganan depresi. Berdasarkan kesimpulan secara umum bahwa
psikoterapi, farmakoterapi, dan model perawatan kolaboratif lebih unggul dibandingkan
perawatan biasa. Dari 10 studi mengenai psikoterapi dan farmakoterapi, enam studi diantaranya
menunjukkan hasil luaran yang relatif sama antara psikoterapi dan farmakoterapi. Tiga studi
menunjukkan hasil farmakoterapi lebih menguntungkan, dan satu studi menunjukkan
psikoterapi yang lebih menguntungkan

Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan mengenai efikasi
penanganan spesifik di layanan kesehatan primer yaitu problem solving therapy dan
interpersonal therapy dianggap intervensi yang kemungkinan memiliki efikasi terhadap depresi
minor dan dysthymia. Sementara itu, cognitive behavior therapy memiliki efikasi sebagai
intervensi untuk menangani depresi mayor dan depresi minor atau dysthymia. Psikoterapi
menunjukkan hasil seefektif farmakoterapi, bahkan diindikasikan rata-rata mengalami relapse
lebih rendah dibandingkan farmakoterapi (Wolf & Hopko, 2008; Steinert et al., 2014). Efikasi
psikoterapi kognitif-perilakuan (Cognitive Behavioral Psychotherapy) yang dilakukan
sebanyak delapan kali tatap muka selama 60 menit setiap sesinya diaplikasikan oleh psikolog
di layanan kesehatan primer pada pasien gangguan kecemasan-depresif menunjukan hasil
pasien merasa lebih nyaman untuk datang ke layanan kesehatan primer dibandingkan ke
layanan kesehatan mental (Jauregui et al., 2015).

Pertanyaan Penelitian dalam Intervensi


Intervensi dalam penelitian tentu memiliki banyak pertanyaan, pertanyaan yang timbul, dengan
tujuan untuk menyelesaikan permasalah yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut biasanya
dimunculkan dalam sebuah rumusan masalah dalam laporan penelitian. secara umum rumusan
masalah berisi pertanyaan mengapa dan bagaimana terkait penelitian atau topik yang dibahas
dalam karya tulis ilmiah.

Pertanyaan penelitian how dan why. Kritik teoritis dan historis.


Pengamatan perilaku, teritorial, system kepemilikan, sejarah, dan transformasi lingkungan.
Pertanyaan penelitian how dan why Kualitatif, multi kasus, konstruktivisme. Observasi,
wawancara, dokumentasi.
Bersifat eksplanatori, eksploratif dan deskriptif. Pendekatan interpretatif, antropologi sosial
dan sosial kolaboratif.

Pengamatan perilaku. Pertanyaan penelitian how dan why. Rasionalistik eksploratif. Kasus
tunggal dan multi unit amatan Observasi, wawancara, place-centered map, physical traces, dan
triangulasi data. Pengamatan setting dan perilaku.

Mengapa Intervensi harus menggunakan Teori


Berdasarkan uraian teori yang telah di paparkan mengapa intervensi itu harus berdasarkan teori
karena Dalam beberapa literatur yang lain, pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan
client centered yang dikembangkan oleh Carl R. Rogers, yang mana fungsi dari pendekatan ini
ialah sebagai penunjang pertumbuhan pribadi kliennya dengan jalan membantu kliennya itu
dalam menemukan kesanggupan- kesanggupan untuk memecahkan masalah- masalah (Gerald:
2003).

Alasan kita ingin melakukan penelitian antara lain karena:


● Merupakan bagian dari professional training.
● Merupakan bagian dari deskripsi tugas.
● Merupakan keinginan untuk mempromosikan suatu bentuk psikoterapi.
● Untuk melakukan generalisasi temuan kita terhadap metode yang sudah kita adaptasi.
(Dallos & Vetere, 2005).

Teori Umum yang digunakan dalam Intervensi dan


Berbagai teori yang umum digunakan dalam proses menolong yaitu:
• Eclectic/Integrational
Kamus Psikologi APA (Astuti, 2016) konseling eklektik adalah teori atau praktik konseling
yang menggabungkan doktrin, temuan, dan teknik yang dipilih dari beragam sistem teoretis.
• Psychoanalytic
Pendekatan ini bertujuan untuk membentuk kembali struktur karakter individual dengan jalan
membuat kesadaran yang tidak disadari dalam diri klien (Hidayat, 2011).

• Phenomenological
Pendekatan fenomenologi menggunakan observasi dan deskripsi secara sistematis terhadap
pengalaman individu yang sadar dalam suatu situasi tertentu (Helaluddin, 2018). Hal tersebut
berupa persepsi, ingatan, perasaan dan hal lainnya yang muncul secara sadar.

• Behavioral
Dalam pendekatan ini Skinner memiliki beberapa prinsip dalam pengubahan perilaku yaitu
(Hidayat, 2011): modifikasi perilaku, pemberian reward atau punishment, latihan keterampilan
sosial, kartu berharga (token economic).

• Rational
Pendekatan ini merupakan metode terapi yang menggunakan pendekatan kognitif dan perilaku
untuk memahami dan mengatasi masalah emosi dan perilaku negatif yang berasal dari
keyakinan- keyakinan yang tidak rasional (Wasesa & Diana, 2016).

• Transactional-Communicative-Reality
Model Transaksi komunikasi menggambarkan komunikasi sebagai proses di mana
komunikator menghasilkan realitas sosial dalam konteks sosial, relasional, dan budaya. Dalam
model ini, perawat tidak hanya berkomunikasi untuk bertukar pesan; mereka berkomunikasi
untuk: menciptakan hubungan dan bentuk aliansi antar budaya

• Family Systems Theories


Dalam pendekatan ini salah satu target intervensi adalah hubungan keluarga yang bermasalah.
Goldenberg mengemukakan bahwa terapis akan berperan aktif dalam merencanakan strategi
dan mengarahkan jalannya terapi, terlibat langsung dalam mencapai tujuannya untuk
mengurangi dan menghilangkan permasalahan-permasalahan yang ada dalam keluarga atau
perilaku yang nampak (Marwa, 2019).
• Life-Style
Teori gaya hidup atau eksposur adalah model viktimologi yang berpendapat bahwa
kemungkinan individu akan mengalami viktimisasi pribadi sangat bergantung pada konsep
gaya hidup. Gaya hidup menentukan kemungkinan viktimisasi pribadi melalui variabel
intervensi dari paparan dan asosiasi.

• Multicultural Theories
Pendekatan multikutural terlebih dahulu mempertimbangkan latar belakang budaya dan
mungkin pengalaman pribadi dari keberagaman klien serta bagaimana kebutuhan psikososial
mereka (Yusuf, 2016).

Hal-Hal yang mendasari Teori tersebut


ada empat hal yang mendasari teori-teori dalam proses menolong, yaitu:
1. Needs → Individu bertindak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.
2. Learning
3. Awareness → kenyataan adalah apa yang rasakan.
4. Communication → individu tidak mampu memahami individu lain karena mereka
tidak mampu berkomunikasi dengan individu lain.
DAFTAR PUSTAKA

Novianty, A., & Retnowati, S. (2016). Intervensi Psikologi di Layanan Kesehatan Primer.
Buletin Psikologi. 24(1); 49 – 63.

Alfinuha dkk. (2021). Berdamai dengan Diabetes: Pengelolaan untuk Meningkatkan Efikasi
Diri Penderita Diabetes. Jurnal Intervensi Psikologi. 13(2). 83-96.

Wardhani, Priyanka Kusuma. 2022. “Task 1-Penelitian Intervensi, Jenis Penelitian”.


https://id.scribd.com/doc/217946925/Task-1-Penelitian-Intervensi-Jenis-Penelitian,
diakses pada 23 Februari 2022 Pukul 14.35.

Nur’aini, R. D. (2020). Penerapan Metode Studi Kasus Yin Dalam Penelitian Arsitektur Dan
Perilaku. INERSIA: INformasi Dan Ekspose Hasil Riset Teknik SIpil Dan Arsitektur,
16(1), 92–104. https://doi.org/10.21831/inersia.v16i1.31319

Nulandari, Zafitri. 2021. “Rangkuman Penelitian”.


https://id.scribd.com/document/506993843/rangkuman-penelitian, diakses pada 23
Februari 2022 Pukul 19.57

Hanafi, I. (2018). Intervensi Psikologi terhadap Peserta Didik dengan Motivasi Belajar
Rendah. GentaMulia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 8(1).

Helaluddin. (2018). Mengenal Lebih Dekat dengan Pendekatan Fenomenologi: Sebuah


Penelitian Kualitatif. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.

Hidayat, D. R. (2011). Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai