Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN MENGANALISIS KASUS

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH KODE ETIK PSIKOLOGI

Pelanggaran Kode Etik Profesi Psikiater (Kasus Johnny Depp dan Amber Heard)

Dosen Pengampu :
Dr. RR. Alfiatun Sarasati, SE., MM

Disusun Oleh :

Muhammad Rangga Dwihastomo (10520672)

PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2022
Pelanggaran Kode Etik Profesi Psikiater (Kasus Johnny Depp dan Amber Heard

Pada zaman sekarang banyak sekali orang yang menyalahgunakan profesinya, salah satu
contohnya terjadi pada kasus johnny depp (John Christopher Depp II) dengan Amber Heard
yang merupakan mantan pasangan dari Amerika Serikat. Johnny Depp lahir di Owensboro,
Kentucky, Amerika Serikat pada 9 Juni 1963 dengan nama John Christopher Depp II.

Nama Johnny Depp semakin tenar berkat perannya sebagai Kapten Jack Sparrow dalam
seri film Pirates of the Caribbean. Belakangan Depp menyita perhatian karena konflik hukum
melawan mantan istrinya, Amber Heard. Aktris bernama lengkap Amber Laura Heard itu lahir di
Austin, Texas pada 22 April 1986.

Ketika sidang Pihak Amber Heard hadirkan Dr. David Spiegel, seorang ahli dalam ilmu
perilaku khususnya pada pengguna narkoba dan alkohol serta kekerasan pasangan intim atau
IPV. Dalam kesaksiannya, Spiegel mengatakan bahwa penggunaan narkoba Depp menyebabkan
tingkat kerusakan ingatannya yang mengkhawatirkan. Sebagaimana dibuktikan oleh mantan
terapisnya yang memintanya untuk mengingat tiga kata dan mengulanginya lima menit
kemudian. David Spiegel hadir untuk memberikan kesaksian yang memberatkan tentang kondisi
mental Depp.

Dr. Spiegel mengakui bahwa dia tidak mewawancarai Depp secara langsung, karena dua
permintaannya untuk melakukannya ditolak oleh pengacara aktor tersebut. Sebaliknya, dia
menarik kesimpulan setelah meninjau pernyataan Depp dan materi lain dalam kasus tersebut.
Mengatakan bahwa dia meninjau bagaimana Depp berinteraksi di depan umum, dengan orang
lain, di media dan komersial. Dia mengatakan dia yakin "tingkat berpikir" Depp turun dan
perhatian dan ingatannya terganggu. Mencatat bahwa obat-obatan dan alkohol akan membuat
orang bertindak, dalam banyak cara yang berbeda, termasuk kekerasan pasangan intim (IPV).

Shttps://www.kompasiana.com/ptr7/62d54cc5bb44863c336b7a32/pelanggaran-kode-etik-profes
i-psikiater-kasus-jhonny-deep-dan-amber-heard?page=all#section1
Pengertian Psikiater

Praktik kedokteran jiwa adalah praktik kedokteran yang mempunyai kekhususan di


bidang kedokteran jiwa dalam upaya promotif, preventif, penegakan diagnosis, pengobatan, dan
perawatan rehabilitatif. Praktik kedokteran jiwa dilaksanakan berdasarkan Standar Profesi
Kedokteran Jiwa (Standar Profesi Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa) Indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Analisis Kasus

Dalam kasus ini kode etik yang dilanggar ialah kode etik profesi sebagai psikiater, kode
etik psikiater merupakan ketentuan tertulis yang diharapkan menjadi pedoman dalam bersikap
dan berperilaku, serta pegangan teguh seluruh Psikiater dan kelompok Ilmuwan dalam
menjalankan aktivitas profesinya sesuai dengan kompetensi dan kewenangan masing-masing,
guna menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera.

Dari kasus ini jelas bahwa Dr. Spiegel telah melanggar kode etik profesi sebagai
psikiater. Dia memberikan pendapat profesinya terhadap Mr. Depp tidak melakukan wawancara
secara langsung dan tanpa persetujuan pasien melainkan hanya menarik sebuah kesimpulan
mengenai kondisi mental mr. Depp. Kode etik yang dilanggar yaitu Pasal 7 (c) yang berbunyi
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa hanya dapat memberikan surat keterangan bilamana telah
memeriksa yang bersangkutan secara langsung sesuai dengan standar profesi yang telah
ditetapkan.

Seharusnya psikiater mampu mengevaluasi data psikologis dan medis. Melalui evaluasi
medis psikiatri untuk menegakkan diagnosis dan bekerja dengan pasien untuk menentukan
rencana perawatan. Selain itu, sebagai dokter, psikiater juga dapat mengetahui gejala pasien dan
bila perlu melakukan tes psikologi dan tes penunjang seperti tes darah, tes urine, CT scan, MRI
dan EEG.

Hal ini terdapat dalam kode etik Kewajiban Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa terhadap
Pasien yaitu tertera pada :

• Pasal 10 : Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa harus menghargai martabat pasien dari
sudut fisik, psikologis, sosiobudaya, dan kehidupan beragamanya.

• Pasal 11 (b) : Tiap perbuatan, tindakan, atau nasihat medis, hanya diberikan setelah
diterangkan secara jelas maksud, tujuan, cara dan dampaknya, serta dimengerti
(information for consent).
• Pasal 13: Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang pasiennya, bahkan juga setelah pasien tersebut meninggal dunia,
kecuali atas persetujuan pasien atau untuk proses peradilan.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kasus pelanggaran etika
profesi yang dilakukan yaitu oleh seorang psikiater. Dr. Spiegel telah melanggar kode etik
profesi sebagai psikiater. Dia memberikan pendapat profesinya terhadap Mr. Deep tanpa
melakukan wawancara secara langsung dan persetujuan pasien, melainkan hanya menarik
kesimpulan mengenai kondisi mental mr. Deep. Beberapa kode etik yang dilanggar yaitu di
antaranya: pasal 7, 10,11 dan 13 yang terdapat pada kode etik Kewajiban Dokter Spesialis
Kedokteran Jiwa terhadap Pasien.

Anda mungkin juga menyukai