Anda di halaman 1dari 19

ASESMEN DALAM

PSIKOLOGI KLINIS:
ALAT-ALAT UNTUK
MENGUMPULKAN INFORMASI

SHEILLA VARADHILA P., M.PSI., PSIKOLOG


ASESMEN
Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi, yang biasanya
digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang
nantinya akan dikomunikasikan kepada pihak-pihak terkait oleh
asesor (orang yang melakukan asesmen) (Nietzel dkk, dalam
Sundberg 2007).

Output asesmen klinis adalah memberikan gambaran kerja yang


mempertimbangkan sejarah, kebiasaan, ketakutan, tanggung
jawab, potensi individu yang mendapat support terapi dan
manajemen kasus.
PEMILIHAN ASESMEN
1.tujuan,
2.proses,
3. pemilihan dan penggunaan alat-alat klinis,
4. metode-metode dasar, serta
5. tes dan pengetesan dalam asesmen klinis
TUJUAN ASESMEN
Tujuan asesmen adalah:
a. Pengambilan keputusan
b. Pembentukan gambaran/model kerja
c. Pengecekan hipotesis
Asesmen dalam klinis mencakup isi dan proses.

Isi adalah pengumpulan informasi, dan


Proses adalah aspek sosial emosional yang terlibat sepanjang
proses asesmen.

Agar isi dan proses optimal, psikolog mengawali asesmen degan


membangun sebuah rapport.
Proses asesmen melibatkan observasi, wawancara, tes psikologi,
review arsip/dokumen (buku harian, raport, catatan medis,
lukisan).
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara klinis. Yang
membedakan wawancara klinis dan wawancara lainnya adalah
pada wawancara klinis diakhir ada kesepakatan untuk
bekerjasama demi kebaikan klien selanjutnya (ada rangkaian
proses selanjutnya).
Setelah observasi, wawancara klinis, dan tes psikologi dilakukan
(informasi yang diperlukan telah terkumpul), maka psikolog dapat
menyusun sebuah laporan.
WAWANCARA
WAWANCARA KLINIS
Keterampilan wawancara klinis:
1. Ramah dan santai tetapi tetap terkontrol: waktu, isi, cara
menjawab (kapan memakai pertanyaan terbuka atau pertanyaan
tertutup yang hanya jawaban ya atau tidak) dan kedekatan
dengan klien
2. Ditambah dengan ketrampilan wawancara umum, antara lain:
q Mendengar dan berbicara
q Tanggap akan emosi klien dan siap mendengarkan secara
mendalam
q Mendengarkan secara mendalam (mendengarkan kata-katanya,
pikiran-pikirannya, perasaannya, makna pribadinya, dan bahkan
makna di alam bawah sadarnya): Carl Rogers
q Sikap tidak menghakimi (semua orang sama menakjubkannya):
Carl Rogers
3. Ditambah keterampilan wawancara khusus:
o Parafrase: mengulang dan merangkum pernyataan klien
o Refleksi perasaan: konfirmasi perasaan klien
o Pengecekan persepsi: checking pernyataan klien agar satu
persepsi dengan klien
o Peka terhadap perbedaan perilaku, pikiran, dan perasaan
kadang apa yang didengar berbeda dengan laporan hasil
pemeriksaan klien (sehingga perlu melibatkan significant
others untuk validasi info)
KETRAMPILAN UMUM
PEWAWANCARA
1. Menenangkan diri
2. Mengenali diri
3. Mengembangkan hubungan kerja yang positif
TAHAPAN
WAWANCARA

1. Pengaturan dan dimulainya wawancara (rapport)


2. Mengumpulkan informasi
3. Menyimpulkan
TIPE WAWANCARA
1. Intake interview: terjadi pada proses awal asesmen, tujuannya adalah untuk mengetahui
alasan klien datang kepada psikolog dan kondisi latar belakang klien
2. Case history: wawancara untuk mengetahui detil tentang kesehatan, keluarga, asal
keluarga, dan sebagainya.
3. Testing orientation interview: wawancara yang dilakukan bersamaan denga atau setelah
tes psikologi
4. Mental status interview meliputi:
a. Penampilan dan perilaku
b. Sikap terhadap pemeriksaan dan situasi
c. Pembicaraan dan komunikasi
d. Isi pikiran
e. Fungsi inderawi dan kognitif
f. Fungsi emosi
g. Insight dan judgement

5. Behavior problem interview: untuk melakukan diagnosa


ADA BEBERAPA TIPE
WAWANCARA LAINNYA
1. Wawancara masukan: pada dasarnya untuk menentukan
apakah akan memasukkan klien ke lingkungan tempat
wawancara berlangsung
2. Wawancara diagnostik: untuk mendiagnosis
3. Wawancara terstruktur dan tak terstruktur
4. Wawancara krisis: sebuah jenis khusus wawancara klinis
dan secara unik menantang bagi pewawancara, memiliki
maksud jauh di luar penilaian semata
PERTANYAAN WAWANCARA YG PERLU
DIPERTIMBANGKAN KETIKA MENYELIDIKI
LATAR BELAKANG BUDAYA KLIEN

• Di mana Anda dilahirkan?


• Siapa yang Anda anggap keluarga?
• Apa bahasa-tutur pertama yang Anda pelajari?
• Ceritakan tentang bahasa tutur lain yang Anda gunakan?
• Apakah bahasa atau bahasa-bahasa tutur yang digunakan
di rumah Anda?
• Apa agama Anda?
• Seberapa taatkah Anda dalam mempraktikkan agama
Anda?
• Kegiatan-kegiatan apa yang Anda nikmati ketika sedang
tidak bekerja?
• Bagaimana Anda mengidentifikasi diri Anda sendiri secara
kultural?
• Apakah aspek-aspek (latar bekalang budaya yang
dilaporkan klien sendiri) yang paling penting bagi Anda?
• Bagaimana Anda mendeskripsikan rumah dan lingkungan
tempat tinggal Anda?
• Kepada siapa Anda biasanya berpaling untuk meminta
bantuan ketika sedang menghadapi masalah?
• Apa tujuan Anda untuk wawancara hari ini?
(Sumber: Fontes, 2008)
PEMERIKSAAN STATUS
MENTAL : OBSERVASI
• Penampilan
• Perilaku/aktivitas psikomotor
• Sikap terhadap pemeriksa
• Perasaan dan suasana hati
• Pembicaraan dan pikiran
• Gangguan perseptual
• Orientasi tentang orang, tempat, dan waktu
• Ingatan dan inteligensi
• Reliabilitas, pertimbangan, dan pandangan
TES PSIKOLOGI
Setting klinis
REFERENSI
Sundberg, Norman D., Allen A. Winebarger, dan Julian R. Taplin.
Psikologi Klinis: Perkembangan Teori, Praktik dan Penelitian
(Judul Asli Clinical Psychology Evolving Theory, Practice, and
Research). terj.Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini
Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007
Pomerantz, Andrew M. Psikologi Klinis Ilmu Pengetahuan,
Praktik, dan Budaya, Edisi 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013

Anda mungkin juga menyukai