Dosen Pembimbing
Dr. Wisjnu Martani SU
Disusun oleh :
Erlyani Fachrosi
13/356716/PPS/2816
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Praktik Kerja Profesi Psikologi (PKPP) Magister Psikologi Profesi bidang
Pendidikan Universitas Gadjah Mada.
Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada pihak SMP
Negeri 1 Yogyakarta, kepada Bapak Kepala Sekolah Tyas Ismullah, S.Pd., atas
izin yang diberikan kepada penulis untuk menjalankan PKPP di SMP ini, kepada
ibu Dra. Tri Sakti selaku Supervisor Lapangan dan guru Bimbingan Konseling
kelas VII yang telah membimbing dan mengarahkan kami selama menjalankan
PKPP, serta guru-guru di sekolah yang telah mendampingi klien .
i
RAHASIA
Serta tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada klien dan
keluarga yang bersedia menjadi partner belajar dalam proses ini. Akhir kata,
penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi untuk
dunia pendidikan.
Penulis
ii
RAHASIA
DAFTAR ISI
I. IDENTITAS ........................................................................................... 1
A. Identitas Klien ................................................................................... 1
B. Identitas Keluarga .............................................................................. 1
II. PERMASALAHAN DAN TUJUAN PENDAMPINGAN .................. 1
III. ASESMEN .............................................................................................. 2
A. Tujuan Asesmen ................................................................................ 2
B. Prosedur Asesmen ............................................................................. 2
C. Hasil Asesmen ................................................................................... 3
1. Hasil Observasi ............................................................................ 3
2. Hasil Wawancara ......................................................................... 5
3. Tes Psikologi ............................................................................... 10
4. Dokumentasi ............................................................................... 11
D. Integrasi Data..................................................................................... 12
IV. DINAMIKA PSIKOLOGI .................................................................... 13
A. Riwayat Kasus ................................................................................... 13
B. Dinamika Kasus ................................................................................ 14
C. Penegakan Diagnosa .......................................................................... 18
D. Prognosis ........................................................................................... 19
V. INTERVENSI ....................................................................................... 19
A. Tujuan Intervensi .............................................................................. 19
B. Rancangan Intervensi ............................................................. 19
1. Penetapan baseline ...................................................................... 19
2. Evidence Based ............................................................................ 20
3. Prosedur Intervensi ..................................................................... 22
C. Pelaksanaan Intervensi ..................................................................... 24
D. Hasil Intervensi ................................................................................. 33
1. Perubahan ABC .......................................................................... 33
2. Perubahan perilaku ...................................................................... 33
3. Perubahan pada diri target intervensi ......................................... 34
iii
RAHASIA
iv
RAHASIA
I. IDENTITAS
A. Identitas Klien
Nama : TPAM
Usia : 13 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Urutan kelahiran : Anak ke 2 dari 2 bersaudara
Status : Anak kandung
Agama :Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Kelas : VII - C
B. Identitas Keluarga
Tabel 1. Identitas Keluarga Klien
Keterangan Ibu Kakak
Nama S CA
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki
Usia 46 tahun 17 tahun
Agama Islam Islam
Suku Jawa Jawa
Pendidikan SMK SMA
Pekerjaan Buruh cuci Pelajar
Alamat Gondokusuman Tangerang
1
RAHASIA
III. ASESMEN
A. Tujuan Asesmen
Tujuan dari asesmen yang dilakukan adalah mendapatkan data yang akurat
untuk menegakkan diagnosa dan menyimpulkan permasalahan yang dihadapi
klien.
B. Prosedur Asesmen
Tabel 2. Prosedur dan Pelaksanaan Asesmen
No Aspek yang Diases Metode Sasaran Pelaksanaan Tempat
1 Kognitif
Prestasi akademik Dokumentasi Klien 26 Agustus Sekolah
Rapor 2014
Gambaran prestasi Wawancara Walikelas 3 September Sekolah
akademik tidak terstruktur
VII 2013- 2014
2014
Potensi intelektual Tes psikologi: Klien 22 September Kampus
WISC & CFIT 17 Oktober Psikologi
2014 UGM
2. Emosi
Gambaran emosi dan Wawancara Guru BK, 13, 15 Sekolah,
motivasi belajar klien tidak terstruktur orang tua, Agustus 2014 McD
wali kelas,
klien
Wawancara Klien 27 September Ruang BK
semi terstruktur 2014
Gambaran emosi dan Tes Psikologi: Klien 22 September Psikologi
motivasi klien Grafis 2014 UGM
3. Sosial
Interaksi sosial klien Wawancara Teman, 4 September Sekolah
dengan teman tidak terstruktur klien, wali 2014
kelas
Observasi event Klien dan 2 September Kantin
sampling teman 2014 sekolah
(anecdotal
record)
2
RAHASIA
4. Perilaku
Frekuensi, dan Wawancara tak Walikelas, 20 Agustus, 3, Sekolah,
konsekuensi perilaku terstruktur guru BK, 16 September Rumah
membolos Ibu 2014
Pola perilaku belajar Wawancara Teman, 2,3,4 Sekolah
klien selama di tidak terstruktur walikelas September
sekolah 2014
Pola perilaku belajar Wawancara Klien 6,8, rumah
klien di rumah tidak terstruktur Ibu September
2,6 Oktober
2014
Pengamatan perilaku Observasi event Klien, guru 18 Agustus Kelas VIIC
belajar klien selama sampling 2014
di kelas IPA (anecdoctal
record)
5. Fisik
Pengamatan kondisi Observasi Klien 23 Agustus Sekolah
fisik klien 2014
Pengamatan kondisi Obeservasi Rumah 15,16 Rumah
rumah klien unobstrusive klien September klien
2014
6. Gambaran Dokumentasi: Klien 16 Agustus
Sekolah
permasalahan yang Daftar Cek 2014
klien hadapi dan Masalah (DCM)
penyebab klien Wawancara Wali kelas 3, 6, 8, dan 9 Sekolah,
tinggal kelas tidak terstruktur guru BK, September Rumah
orang tua, 2013
dan klien
C. Hasil Asesmen
1. Hasil Observasi
a. Observasi Fisik
Klien memiliki perawakan tubuh kecil dan berkulit sawo matang. Tinggi
badan klien hampir sama dengan siswa-siswa di kelasnya. Penampilan klien
terlihat mencolok jika dibandingkan dengan teman-temannya, hal ini
dikarenakan pakaian klien yang mulai menguning dibandingkan teman-teman
di kelasnya yang menggunakan baju baru sebagai pertanda awal semester
baru. Barang-barang yang dipakai klien juga berbeda, hal ini terlihat dari tas
dan sepatu yang digunakan yang sudah mulai rusak.
3
RAHASIA
4
RAHASIA
5
RAHASIA
6
RAHASIA
7
RAHASIA
waktu yang sudah ditentukan. Guru BK juga pernah menemui klien langsung
di warnet untuk menegur kebiasaan klien bermain game.
Guru BK melihat kurangnya perhatian orang tua menyebabkan
pengawasan dan kontrol perilaku belajar di rumah terganggu. Hal ini
dikarenakan kesibukan ibu sebagai tonggak utama nafkah keluarga. Apalagi
pola asuh ibu di rumah cenderung dingin dan kurang tegas terhadap klien.
d. Wawancara guru BK 2014/2015
Berdasarkan informasi dari guru BK manyatakan bahwa klien termasuk
anak yang pemalu di kelas. Guru selalu berusaha untuk menjaga harga diri
klien di depan teman-temannya. Klien pernah mendapatkan kasus tertangkap
oleh satpol PP akibat ikut serta dalam kelompok vandalism di desanya.
Berdasarkan pengakuan klien, bahwa klien diajak ikut oleh temannya untuk
bermain bersepeda dan teman yang lain mencoret dinding sebuah posko jaga.
Klien dinilai kurang asertif kepada teman-temannya, ia sulit menolak ajakan
teman-temannya walaupun ia tidak ikut serta dalam mencoret dinding
tersebut.
e. Wawancara wali kelas VII C tahun ajaran 2013/2014
Hasil wawancara dengan wali kelas lama mengatakan bahwa riwayat
akademik klien saat semester satu cukup baik, klien hanya memiliki dua nilai
mata pelajaran di bawah KKM. Namun saat semester dua klien mengalami
penurunan prestasi dimana sampai tujuh mata pelajaran di bawah KKM.
Perilaku membolos klien mulai tampak saat di semester dua. Klien mulai
banyak tidak masuk tanpa keterangan, terkadang membuat alasan palsu untuk
tidak hadir ke sekolah. Alasan klien membolos karena sering menghampiri
warnet.
Klien termasuk anak yang pediam, pasif, dan jarang bertanya kepada guru
ketika di kelas. Saat di kelas klien cenderung duduk sendiri tanpa ada teman
sebangku. Walaupun terkadang anak cukup mampu berinteraksi dengan
teman-teman di kelasnya. Setiap pulang sekolah klien selalu berjalan sendirian
dan mampir ke warnet dekat sekolah.
8
RAHASIA
9
RAHASIA
10
RAHASIA
ini membuat klien menginginkan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari
orang tua, khususnya ibu.
4. Dokumentasi
a. Tes Prestasi
Tabel 4. Hasil Rapor
Mata Pelajaran Nilai KKM Nilai Nilai
Semester I Semester II
Pendidikan Agama 80 80 80
Pendidikan Kewarganegaraan 80 80 65
Bahasa Indonesia 75 76 70
Bahasa Inggris 75 68 65
Matematika 75 76 73
Ilmu Pengetahuan Alam 75 75 73
Ilmu Pengetahuan Sosial 75 70 70
Seni Budaya 80 80 77
Penjaskes 75 81 82
TIK 75 75 80
Keterampilan Elektronika 75 80 75
Bahasa Jawa 75 78 75
Seni Tari 80 82 80
Karawitan 80 80 80
b. Daftar Cek Masalah/ Profil Masalah Individu
Tabel 5. Profil DCM
No. Topik Masalah nM n % KET
1. Kesehatan 4 25 16 C
2. Keadaan Ekonomi 2 20 10 B
3. Keluarga 2 20 10 B
4. Agama dan Moral 2 24 8 B
5. Pribadi 1 14 7 B
6. Hubungan sosial 8 26 31 D
7. Rekreasi 3 19 16 C
8. Penyesuaian lingkungan sekolah 5 21 24 C
9. Penyesuaian kurikulum 1 15 7 B
10. Masa depan jabatan 1 11 9 B
11. Kebiasaan belajar 5 15 33 D
12. Asmara 0 21 0 A
*Ket: A = tidak bermasalah; B = cukup bermasalah; C = agak bermasalah; D =
bermasalah; E = sangat bermasalah
11
RAHASIA
D. Integrasi Data
1. Kognitif
Klien memiliki kemampuan intelektual yang baik, hal ini menunjukkan
bahwa klien mampu dalam menangkap maupun memahami informasi. Klien
memiliki potensi yang berimbang dengan siswa-siswi di sekolahnya. Hanya
saja potensi kecerdasan klien belum teraktualisasi secara optimal. Klien
cenderung mempersepsikan kemampuan dirinya lebih rendah dibandingkan
orang lain. Klien kurang termotivasi dan inisiatif dalam belajar.
2. Sosial
Klien memiliki kemampuan sosial yang kurang baik. Klien hanya
berteman dengan orang-orang tertentu. Klien lebih senang berinteaksi dengan
teman yang memiliki kondisi yang sama dengannya.. Klien cenderung pasif
saat di dalam kelompok dan cenderung untuk menyendiri dibandingkan
berbaur dengan anak-anak di kelasnya.
3. Emosi
Klien cenderung tidak ekspresif dalam memunculkan emosinya. Klien
lebih pendiam dan pasif. Klien kurang mampu mengarahkan diri ataupun
mengontrol dirinya terhadap aktivitas yang sangat disukainya. Klien juga
belum mampu memilih dan memprioritaskan aktivitas yang lebih penting
dilakukan.
4. Perilaku
Frekuensi klien bermain lebih besar daripada frekuensi klien belajar di
rumah. Klien lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain game
dibandingkan belajar. Klien tidak memiliki jadwal belajar saat di rumah. Saat
tidak termotivasi klien cenderung tidak mengumpulkan tugas dan membolos,
12
RAHASIA
13
RAHASIA
B. Dinamika Kasus
Pendekatan kognitif perilaku merupakan teknik yang dapat membantu siswa
untuk mengontrol perilakunya sendiri (Robinson, 2007). Kesulitan klien dalam
mengontrol perilaku belajar ditandai dari kesenjangan potensi klien dan hasil
belajar yang ditunjukkan dari proses belajar yang buruk pula. Frekuensi klien
bermain khususnya bermain game lebih banyak dibandingkan waktu untuk
belajar. Kesuksesan akademik tidak lepas dari kemampuan seseorang dalam
memanajemen diri (academic self management) dengan baik sebagai kunci utama
untuk menghadapi berbagai tuntutan dan kondisi lingkungan (Dembo, 2004).
Klien kesulitan untuk memprioritas belajar dengan bermain.
Cara efektik dalam menggunakan strategi belajar dengan cara memanfaatkan
lingkungan fisik dan sosial (Dembo, 2004). Dalam kasus ini, klien tidak
menggunakan strategi belajar tertentu untuk mengulang pelajaran ketika di rumah.
Klien lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain. Klien belum mampu
memprioritaskan aktivitas belajar di atas aktivitas bermain klien bersama teman
atau bermain game. Hal ini dikarenakan klien belum menentukan tujuan
belajarnya.
Pencapaian hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait
dengan cara individu untuk mengontrol perilaku (self-management). Menurut
Garrison (dalam Gerhardt, 2006) self management berhubungan dengan masalah
pengontrolan tugas yang meliputi bagaimana cara untuk mencapai tujuan belajar
dan bagaimana mengatur hasil dan dukungan dari belajar. Hal ini mengharapkan
siswa mampu membuat pilihan dan berhadapan dengan konsekuensi,
menyusun tujuan dan prioritas, memanajemen waktu, berkolaborasi dalam
proses belajar, dan membangun hubungan yang dapat dipercaya dengan guru
dan teman sekelas yang dapat dipercaya (Lewis, 2001; Rogers & Firierberg,
1994 dalam Woolfolk, 2004).
Penyebab dari kegagalan akademik adalah dikarenakan faktor inteligensi dan
faktor motivasi (Laidra, Pullman, & Allik, 2007). Hasil belajar klien ditandai
dengan tujuh mata pelajaran yang di bawah kriteria KKM. Sedangkan potensi
kecerdasan klien berada di kategori rata-rata yang berarti memiliki potensi belajar
14
RAHASIA
15
RAHASIA
16
RAHASIA
DINAMIKA KASUS
Perilaku klien
Akibat
17
RAHASIA
C. Penegakan Diagnosis
Berdasarkan data asesmen, karakteristik academic self management menurut
Zimmerman & Risemberg (dalam Dembo, 2004) adalah
Tabel 7. Penegakan Diagnosis
No. Karakteristik Academic Self Kemunculan pada klien Ceklist
management (Zimmerman &
Risemberg, dalam Dembo, 2004)
1. Motivasi - Klien memiliki motivasi yang (-)
- Siswa mampu memotivasi diri kurang untuk belajar agar
sendiri untuk menyelesaikan berhasil di sekolah
ataupun untuk menjaga tujuan - Klien sulit berkonsentrasi ketika
yang ingin dicapai. belajar di rumah, mudah
- Siswa mampu berkonsentrasi terdistraksi ajakan teman untuk
dan mengatasi ditraksi personal bermain
dan lingkungan saat belajar
2. Metode belajar Klien tidak menggunakan metode (-)
Siswa menggunakan berbagai belajar tertentu untuk mengerjakan
metode pembelajaran untuk tugas atau tes. Klien kerap jarang
mendapatkan informasi dalam mengulang pembelajaran di rumah.
mengerjakan tugas ataupun tes.
3. Penggunaan waktu Klien memanfaatkan waktunya lebih (-)
Siswa mampu memanfaatkan waktu untuk bermain dibandingkan belajar.
mereka dengan cara memutuskan Klien lebih mengutamakan untuk
untuk mengerjakan tugas yang main game dibandingkan
paling penting dibandingkan tugas mengerjakan tugas atau belajar.
yang lain
4. Lingkungan fisik - Klien kurang mampu belajar di (-)
- Kemampuan siswa untuk rumah karena lingkungan fisik
merestrukturisasi lingkungan rumah yang dirasa tidak nyaman
fisik dan sosial mereka sesuai - Klien belum mampu
dengan kebutuhannya menentukan kapan saat untuk
- Siswa mampu menentukan belajar, selain itu klien tidak
kapan ia butuh belajar sendiri meminta bantuan dari orang lain
dan kapan untuk meminta untuk membantunya belajara
bantuan dari tutor, teman
sebaya atau sumber lainnya.
5. Performansi - Terdapat kesenjangan hasil (-)
Proses manajemen diri akan belajar dengan potensi diri klien.
mempengaruhi kualitas performansi Hasil belajar dengan 7 nilai mata
dengan mendeteksi kesenjangan pelajaran di bawah KKM
antara tujuan dan hasil performansi padahal klien memiliki potensi
sekarang. inteligensi yang baik.
18
RAHASIA
V. INTERVENSI
A. Tujuan Intervensi
Tujuan intervensi adalah untuk membantu klien membuat prioritas belajar
dibandingkan bermain game online sehingga terbentuk kebiasaan perilaku
belajar di rumah.
B. Rancangan Intervensi
1. Penetapan baseline
Penetapan baseline dilakukan berdasarkan hasil observasi dan
wawancara yang dapat diformulasikan sebagai berikut melalui analisa
fungsi permasalahan dengan model ABC menurut Kahn (1999), yakni:
19
RAHASIA
20
RAHASIA
21
RAHASIA
selanjutnya
Covert self- Konseling Klien a) Melakukan follow-up terhadap
instruction penjadwalan (time-table) yang
telah klien lakukan
b) Mengingatkan kembali
statement untuk
memprioritaskan belajar
dibandingkan akativitas non
belajar
3. Prosedur Intervensi
a. Intervensi klien
Waktu : 12 kali pertemuan x 60 menit
Tujuan :
1) Memberikan pemahaman mengenai permasalahan klien
2) Memunculkan insight bahwa pentingnya melakukan self-statement
penyemangat diri
3) Memunculkan insight bahwa pentingnya memiliki tujuan dalam
belajar
4) Memunculkan perilaku belajar rutin di rumah
Prosedur :
1) Memberikan pemahaman mengenai permasalahan dan sumber
permasalahan yang klien alami berdasarkan hasil asesmen yang telah
dilakukan
2) Praktikan membantu klien menentukan tujuan (goal-setting) dan
prioritas aktivitas belahjar yang diutamakan dibandingakan bermain
3) Praktikan membantu klien membentuk dan mengumpulkan
pernyataan (self-statement)
4) Klien membuat target sasaran perilaku secara bertahap dengan periode
tertentu
5) Praktikan membantu mendesain jadwal (time-table) mengenai
kegiatan belajar klien
6) Klien diajak untuk menetapkan reward dan punishment jika suatu
target dapat tercapai secara memuaskan
22
RAHASIA
23
RAHASIA
24
RAHASIA
25
RAHASIA
saya bisa”.
2. Praktikan meminta klien untuk
memikirkan tujuan jangka panjang dan
jangka pendek klien untuk mengatasi
permasalahan yang selama ini muncul.
3. Klien memaparkan tujuan jangka
panjangnya adalah untuk naik kelas,
masuk SMK, dan menjadi orang sukses.
Klien juga diminta untuk menyadari
tujuan jangka pendeknya selama di kelas
VII semester dua ini. Klien merancang
tujuan untuk memperbaiki nilai pelajaran
IPS dan PKn, mengontrol nilai minimal 3
mata pelajaran di bawah KKM, belajar di
rumah, mengerjakan tugas yang diberikan
guru, target nilai minimal 80 untuk semua
pelajaran, akan mengikuti remedi jika nilai
rendah, tidak akan membolos lagi, dan
bermain game online hanya di akhir pekan
maksimal 5 jam.
Kesimpulan :
Pada fase ini klien menyadari bahwa penyebab klien tidak naik kelas bukan
dikarenakan oleh ketidakmampuan yang ada pada diri klien. Klien menyadari
potensi yang ada di diri klien sebagai modal untuk mengangkat kepercayaan diri
bahwa klien dapat mengejar ketertinggalannya dengan melalui beberapa usaha
untuk mencapai tujuannya. Klien menyadari bahwa ia memiliki kecerdasan yang
setara dengan teman-temannya, klien mampu jika berusaha, dan perlunya
mengontrol waktu bermain.
b. Fase Panduan Eksternal
Target : Ibu klien
Tabel 12. Pelaksanaan Intervensi Fase Panduan Eksternal
No. Sesi / Kegiatan Uraian
Tanggal
1. Sesi 1 Konseling Tujuan:
20 Memberikan pemahaman kepada ibu mengenai
November kondisi klien serta faktor yang mempengaruhi
2014 terhadap kondisi klien
Memunculkan insight bahwa klien
membutuhkan pendampingan belajar
26
RAHASIA
Deskripsi
1. Praktikan memberikan gambaran mengenai
hasil asesmen yang telah dilakukan,
sehingga ibu mendapatkan informasi
mengenai kondisi akademik klien, sosial,
dan emosi.
2. Praktikan mengajak ibu untuk lebih
memahami kondisi anak ketika berada di
rumah, mendiskusikan cara untuk
menciptakan kondisi belajar saat malam hari
dengan lebih respek terhadap apa yang
dikerjakan anak, menanyakan kegiatan
anak, serta mau ikut serta mendukung anak
di luar akademik
3. Ibu menyadari bahwa anak merupakan
korban dari pengasuhan yang selama ini
terabaikan akibat kesibukan ibu bekerja. Ibu
juga menyadari kesulitan mendampingi
anak untuk belajar karena ketidakpahaman
ibu mengenai pelajaran sehingga mencoba
untuk meminta bantuan dari saudara yang
tinggal di sekitar.
2. Sesi 2 Konseling Tujuan:
21 Januari direktif 1. Memunculkan insight bahwa klien
2015 membutuhkan pendampingan belajar
2. Memunculkan insight bahwa pentingnya
menciptakan suasana yang peduli dengan
pendidikan klien
Deskripsi:
1. Praktikan menanyakan kepada ibu
mengenai kesediaannya untuk
mendampingi setidaknya mengawasi
jadwal belajar anak. Praktikan
menyediakan buku pengawasan jam belajar
anak kepada ibu untuk melaporkan jadwal
harian yang dijalani klien.
2. Ibu menyepakati untuk mengingatkan klien
menjalankan jam belajarnya yang sesuai
tabel dan berusaha untuk konsisten
terhadap pemberian reward dan
punishment terhadap perilaku belajar anak.
3. Ibu menyadari pentingnya mengapresiasi
perilaku belajar klien dengan kalimat
positif kepada klien untuk memberikan
motivasi untuk menguatkan perilaku
belajar klien.
27
RAHASIA
Kesimpulan :
Ibu menyadari bahwa perlu adanya dukungan terhadap perilaku belajar
klien. Ibu memiliki kemauan untuk mengawasi belajar klien ditengah
pekerjaannya yang sibuk untuk mencari nafkah. Ibu sepakat untuk mengawasi
jam belajar klien di rumah. Ibu juga belajar untuk memberikan apresiasi positif
melalui pujian terhadap perilaku baik klien dan hukuman dengan potongan uang
jajan jika klien tidak memenuhi jadwal belajar yang ia buat sendiri.
c. Fase Panduan Internal
Target : Klien
Tabel 13. Pelaksanaan Intervensi Fase Panduan Internal
No. Sesi / Kegiatan Uraian
Tanggal
1. Sesi 6 Konseling Tujuan:
16 Januari Direktif: Memunculkan insight bahwa pentingnya
2015 Prioritas memiliki tujuan dalam belajar
tujuan Deskripsi:
Penerapan 1. Praktikan mereview kembali hasil
Reward & pernyataan diri positif yang telah diajarkan
Punishment di sesi sebelumnya, klien menanam kembali
pernyataan bahwa “Aku Pasti Bisa” sebagai
bentuk menyemangati diri sendiri.
2. Praktikan meminta klien menggambarkan
aktivitas-aktivas keseharian klien, yang
kemudian menomorinya 1-9 mulai dari yang
dianggap penting untuk mengatasi
permasalahan klien. Klien menyatakan
prioritas utamanya adalah mengerjakan
tugas, membaca buku, dan mengulang
pelajaran di sekolah dibandingkan aktivitas
bermain dengan teman, main game, maupun
menonton televisi.
3. Pada fase ini klien menyadari bahwa
perilaku bermain klien yang lebih banyak
dibandingkan perilaku belajar. Praktikan
meminta klien memprioritaskan sendiri
untuk lebih bertanggung jawab terhadap
pilihannya yang disesuaikan dengan tujuan
yang telah dibuat di sesi sebelumnya
4. Setelah menentukan prioritas klien diajak
untuk menerjemahkan prioritas tersebut ke
dalam jadwal belajar harian. Klien dibantu
28
RAHASIA
29
RAHASIA
30
RAHASIA
31
RAHASIA
32
RAHASIA
D. Hasil Intervensi
Berdasarkan intervensi yang telah dilakukan didapatkan hasil berikut:
1. Perubahan ABC
Tabel 14. Perubahan ABC
Antecendent Behavior (B) Consequence
(A) Covert Overt (C)
Saat ada PR yang Klien berpikir dapat Klien Klien mulai
harus dikerjakan di mengurangi main game mengerjakan PR belajar
rumah beberapa hari saja di rumah (mengerjakan PR)
minimal 1 jam di rumah minimal
Klien berpikir “Pasti dalam 4 hari 2 kali dalam satu
Bisa” dan mengerjakan perminggu minggu.
PR semampu yang Ibu menyisihkan
klien bisa waktu 30 menit
untuk menemani
klien belajar
2. Perubahan perilaku
Perubahan perilaku tampak pada perilaku nyata yang muncul sebagai
berikut:
2.5
0.5
33
RAHASIA
34
RAHASIA
VI. Rekomendasi
Proses keberlanjutan terhadap hasil intervensi ini perlu adanya perhatian
ataupun pengawasan keterpenuhan jadwal belajar klien oleh pihak otoritas yang
ada di sekolah. Hal ini diharapkan agar klien tetap melaksanakan program belajar
di rumah dengan adanya perhatian dari pihak otoritas tersebut. Cara yang dapat
dilakukan dengan melihat laporan dari buku pengawasan yang ditulis ibu klien.
Klien juga dapat di-follow up melalui program PKPP selanjutnya untuk melatih
kemampuan asertif klien terhadap pengaruh dari lingkungan sosial klien,
khususnya teman-teman klien yang mudah mempengaruhi klien untuk melakukan
hal-hal negatif. Selain itu klien memerlukan dukungan yang kuat dari ibu sebagai
proteksi utama dari lingkungan yang ada di rumah. Perlu adanya kontrol klien
terhadap kesenangan klien untuk pergi ke warnet yang ada di sekitar rumah. Ibu
perlu untuk memberikan kenyamanan di rumah agar klien lebih betah saat di
rumah.
35
RAHASIA
DAFTAR PUSTAKA
36
RAHASIA