1. IDENTITAS:
A. Identifikasi kasus : nama (inisial), umur, Jenis kelamin, suku
bangsa, agama, anak ke berapa, jumlah saudara berapa, status
perkawinan, pendidikan terakhir, pekerjaan terakhir, Alamat kasus
dan Alamat Lembaga tempat PKPP, serta tambahkan bila ada hal
penting yang terkait dengan keadaan kasus.
Dirujuk / dikirim /Ditugaskan oleh :
Tujuan :
Pemeriksa:
Pembimbing:
Dalam narasi yang ditulis dengan inisial hanya subyeknya, dan tidak
dibolehkan menulis inisial selain subyek, sebut saja: ayahnya, ibunya,
temannya dsb .
2. Prosedur evaluasi
Dituliskan dalam bentuk table yang sederhana jangan pakai
kolokm-kolom dan isinya mencantumkan jenis kegiatan dan jam
kerja dalam PKPP, untuk satu kasus minimal 60 jam kerja.
---------------------------------------------------------------------------------------
III. ANAMNESA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dst. dst
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
V. TINJAUAN TEORITiS
3. Gejala
(masing-masing butir dideskripsi / definisi berdasar litaratur &
gunakan DSM IV TR salah satunya); atau
A. Gambaran masalah penyesuaian social (ODMK)
1. Pengertian
2. Penyebabnya
3. Dampak negative dari perilkunya
(masing-masing butir dideskripsikan berdasarakan literatur yang
mengandung topik-topik tersebut dalam psikologi).
2. Teknik Bimbingan
3. Langkah-langkah penerapan terapi supotif dengan Teknik
Bimbingn
Aksis 1
Pada Subyek gejalanya apa saja, kalaa cocok atau mirip, sebut
gangguannya seperti dalam teori (ini kalau untuk ODGJ, sedangkan
kalau ODMK, sebut saja tidak ada gangguan namun perlu bantuan
psikologi), kalau ODGJ diminta juga diagnosis banding apa ?
Aksis II
X. INTERVESI:
A. Rancangan intervensi
B. Proses Intervensi
XI. REKOMENDASI
XIII. LAMPIRAN
Surat bukti melaksanakan PKPP dari SSC atau Fakultas
Surat bukti melakukan PKPP dari lembaga tempat PKPP
Informed Consent dari kasus
Macam-macam tes dipergunakan (hendaknya lembar tes asli
dengan interpretasi yang dilampirkan saat bimbingan dengan
dosen pembimbingnya
Note:
Riwayat pribadi
-Kontak psikik dan social dg orang tua Menyusu Asi /bukan Asi
21
Adanya perilaku yg terkait (hukum, napza, Reaksi terhadap pubertas & peran jender
DI BAWAH INI ADA CONTOH DALAM TABEL JENIS TEORI YANG PERLU DIPILIH UNTUK MENGGAMBAR KAN
ANALISIS KASUS PADA AKHIR ALENIA DINAMIKA MASALAH DALAM SETIAP LAPORAN KAUS INDIVIDUAL,
UNTUK DIJADIKAN REFERENSI DALAM ANALISIS KASUS TERSEBUT.
22
Alam tak
— — —
sadar
Alam sadar penting Penting Penting
Tingkah laku
hasil belajar hasil belajar model yang
Patologi
yang salah yang salah tidak adekuat
ODGJ
Rogers Maslow
Struktur kebutuhan
organisme, self
Kepribadian hierarkis:
aktualisasi aktualisasi inner
Dinamika/proses
organism state
Masa dini penting -
Unconditional
Masa kini/yad penting: -
simbolisasi
= TAK
Alam tak sadar -
disimbolisasi
Kesadaran = disimbolisasi -
incongruence terhambatnya
Tingkah laku
antara
kebutuhan
Patologi ODGJ
Self-organisme aktualisasi
Berdasarkan tabel pendekatan teoritis terjadinya permasalahan kejiwaan atau gangguan jiwa dapat
dipaparkan teorinya seperti di bawah ini. Penting untuk menetapkan analisisi kasus dalam Dinamika
Masalah setelah Evaluasi kepribadian.
Struktur kepribadian terdiri dari Id, Ego dan super ego, pada orang normal terjadi
keharmonisan dari ketiga fungsi tersebut namun apabila salah satu terlalu kuat atau lemah akan
menimbulkan perilaku yang kurang normatif, bermasalah ataupun terganggu perialkunya. Dinamika
kepribadian individu meruapakan cathexsis atau anti-cathexsis dari ketiga fungsi Id, Ego dan Super-
ego tersebut yang didasari perkembangan masa dini dari 0 -5tahun pertama, sedangkan masa
sekarang tidak penting namun munculnya pewrilaku normatif ataun tidak normatif karena adanya
ketidak puasan pada masa kecilnya yang tersimpan dalam alam bawah sadar yang ingin muncul
dalam bentuk mekanisme defensif atau patologi sebagai manifastasi adanya cathexisi ataupun anti-
cathesis yang direpresi atau tidak direpesi untuk memeproleh kepuasan setelah mereka remaja,
dewasa ataupun tua.
Aktivitas manusia ditentukan oleh enerji psikis dan pengalaman dini yang diperoleh
dalam perkembangan yang diasuh oleh kedua orang tuanya. Motif dan konflik yang bersumber
dari alam tak sadar merupakan pusat / sentral perilaku individu. Sumber inerji/ kekuatan yang
tidak irasional sangat kuat / besar (reservoar = tandon enerji yang terpendam dalam bawah
sadar); perilaku individu didorong impuls seksual dan agresivitas dari sumber tersebut.
Perkembangan dini / awal (lima tahun pertama) merupakan saat yang amat penting yang
mendasari terbentuknya kepribadian seseorang dengan berbagai masalah dalam proses
perkembangan menentukan kepribadian seseorang setelah menjuadi dewasa, karena perilaku
individu berakar dari konflik-konflik masa anak-anak yang tidak terpenuhi pada fase oral, anal
dan falixs sebagai akibat orang tua kurang / tidak memberikan pelayanan kebutuhan-
kebutuhan pada setiap fase tersebut.
role sesuai jenisnya). Kecemasan merupakan hasil represi konflik-konflik yang tidak
memperoleh kepuasan dalam perkembangan anak. Ketidak sadaran merupakan pusat /
sumber untuk penyembuhan bentuk-bentuk perilaku yang patologis / menyimpang.
Orang menjadi sakit jiwa / memiliki masalah kesehatan jiwa karena id, ego super ego
tidak harmonis, karena kateksis dan anti kateksis kurang berkembang secara dinamis
sehingga mengakibatkan represi terlalu berlebihan atau sama sekali tidak represi dan
individu tak mampu memberdakan antara realitas, irrealitas ataupun khyayalan/fantasinya.
Orang menjadi sakit jiwa / memiliki masalah kesehatan jiwa karena dalam dinamika
perkembangannya antara infiriority dan superiority salah satu dominan terutama
superioritynya sehingga mengakibatkan orang tidak mampu mengatasi inferiotynya.
27
3. Teori Dasar Frankel & Loro May => Logo terapi dan Eksistensial terapi (humanistik)
Fokus pada sifat alami manusia dengan kondisi yang termasuk memiliki kapasitas untuk
self-awarenes, kebebasan memilih menentukan nasib seseorang, tanggung jawab, khawatir,
mencari-cari makna/ arti hidup, kesendirian dan sedang berada dalam hubungan dengan
orang lain, serta menyadari kenyataan akan adanya kematian.
Esensi dalam pendekatan ini lebih kepada konseling daripada teori-teori, munculnya
stressberpusat pada kondisi manusia. Normalnya, pembentukan kepribadaian terbangun dari
diri itu sendiri berdasar pada keunikan dari individu itu sendiri, bawaan dari kecil. Fokus
dengan apa yang akan terjadi, itu adalah pendekatan untuk orientasi masa depan. Stres itu
adalah merupakan kesadaran diri sebelum bertindak.
Orang menjadi sakit jiwa / memiliki masalah kesehatan jiwa, karena struktur
kepribadiannya tidak berkembang secara optimal, karena tidak berani eksis dalam
kehiudpan bermasyarakat, sehingga selalu mencari-cari makna hidupnya, mertasa terisolasi
dsb.
(rewal self). Berfokus pada kejadian saat ini, bagaimana individu merasakan dan
mengekspresikan emosi sesuai dengan realitas dan keinginan.
Orang menjadi sakit jiwa / memiliki masalah kesehatan jiwa, karena struktur
kepribadian kurang berkembang dengan optimal sehingga dinamika / proses aktualisasi diri
terhambat /tidak tercapai yang mengakibatkan terjadinya incogruen antara self dan
kehidupan individu (sebagai organisme)
Teori pendekatan di atas untuk menuliskan teori analias kasus dalam dinamika masalah /
dinamika kepribadian klien /pasien kenapa menghadapi permasalahan atau terganggu jiwanya
sehingga terpaksa dibwa ke rumash sakit, atau dimasukkan lapas, atau berobat ke Puskesmas atau
konsultasi ke seorang profesinal.
Contoh Genogram
31
A. Genogram
Keterangan :
Atau:
1. Genogram
32
Gambar 1. Genogram
Keterangan :
= subyekbermasalah
= meninggal
Berikut ini adalah beberapa pengalaman yang dianggap memiliki suasana emosional (positif dan
negatif) yang kuat, pengalaman traumatik dan pengalaman yang melekat kuat dalam ingatan S.Tabel
2Analisa Biografi
No Tahun/Usia
Peristiwa Reaksi
. Perkembangan
Keterangan :
Dituliskan dulu dinamika permasalahannya yang menggambar riwayat kenapa klien/pasien jatuh
sakit dan diakhiri dalam dinamika masalah tersebut dengan teori analisis kasusnya seperti dalam tabel-
tabel diatas setelah itu disimpulan dalam skema dinamika permasalhannya, seperti di bawah ini.
34
Berdasarkan paparan dinamika masalahdiatas dapat digambarkan dalam bentuk skema dinamika
Eksternal Internal
1. S tinggalA.bersama
Uraiananak pertama dengan 1. Memiliki TB 164 cm dan BB 59 kg,
ketiga cucunya cara berpakaian cukup rapi serta cukup
merawat diri
2. Memiliki anak-anak yang menyayangi dan
memperhatikannya 2. Memiliki penyakit darah tinggi grade I
S dengan tekanan darah 160/100 mmhg
3. Ketika S berada dirumah kurang memiliki U Psikologis
aktivitas selain mengasuh ketiga cucunya
B
Kondisi Lembaga tempat PKPP 1. V.IQ : 97, P.IQ : 93, Full IQ : 96
Y
Average, O.IQ : 111 High Average,
1. Petugas kooperatif dalam memberikan E dengan MD. 3,3 % yang berarti tidak
pelayanan K menunjukkan adanya deteriorasi
mental
2. Memiliki banyak teman
2. Memiliki kepribadian introvert
Kondisi lingkungan dan diri S saat di rumah
3. Sangat reaktif terhadap berbagai
1. Sering ada keinginan untuk keluar rumah dan stressor yang di hadapi dalam
melakukan aktivitas yang berlebihan kehidupan sehari-hari.
2. Sulit tidur terutama pada malam hari
Gejala S
Gejala-gejala1. (dalam
Gelisah kotak bawah) ini yang dijadikan sasaran/target
2. Mondar mandir
3. Bicara sendiripula dalam evaluasi hasil intervensi.
intervensi dan digambarkan
4. Sulit tidur
35
I. INTERVENSI
A. Rancangan Intervensi
Untuk melakukan intervensi dilaksanakan dengan terapi suportif dengan teknik bimbingan
(guidance) dan relaksasi dengan sasaran intervensi gejala utama pada skizofrenia Residual yaitu:
“mengatasi gelisah, mengurangi perilaku mondar mandir, mengatasi bicara sendiri dan
B. Proses Intervensi
gelisah
supotif
bimbingan
Catata model ini jika menggunan Terapi Supotif dengan teknik pilihannya
apa !
A. Rancangan Intervensi
38
Untuk melakukan intervensi dilaksanakan dengan Teraapi Realitas dengan teknik WDEP dengan
sasaran intervensi gejala utama pada skizofrenia Paranoid yaitu: “mengatasi perasaan cemas,
mengurangi perilaku curiga, mengatasi bicara sendiri dan mengatasi gangguan tidur,”.Intervensi
B. Proses Intervensi
menyebakan timbul perasaan cemas. Mulai dari memahami, mengidentifikasi dan menghubungkan
munculnya perasaa cemas yang disebabkan oleh pikiran-pikiran negatif. Ada keinginan apa (W), apa
yang mau didilakukan agar tidak cemas (D) dan bagaimana subyek menilai dirinya (E) dan apa rencana
mengatasinya P). Dalam proses terapi subyek diberi kesemapatan untuk bertanya, menyampaikan
keinginan, apa yang ingin dilakukan serta menilai dirinya dan membuat rencana mengatasi perasaan
cemas tersebut agar menjadi tenang. Terapis (CP) memberikan arahan, jawaban yang tepat dan
Rekasi : Subyek mau menceritan keadaan dirinya dan mau berusaha untuk menangkan dirinya.
menyebakan timbul perasaan curiga. Mulai dari memahami, mengidentifikasi dan menghubungkan
munculnya perasaa curia yang disebabkan oleh pikiran-pikiran negative terhadap orang lain. Ada
39
keinginan apa (W) pada diri subyek, apa yang mau didilakukan agar tidak timbul perasaan curiga (D)
dan bagaimana subyek menilai dirinya (E) tentang perasaan curiga tersebut dan apa rencana
mengatasinya (P). Dalam proses terapi subyek diberi kesemapatan untuk bertanya, menyampaikan
keinginan, apa yang ingin dilakukan dan bisa dilakukan serta menilai dirinya dan membuat rencana
mengatasi perasaan cemas tersebut agar menjadi tenang. Terapis (CP) memberikan arahan, jawaban
yang tepat dan konsisten sesuai realitas yang dihadapi subyek dalam kehidupannya agar perasaa curiga
berkurang..
Hasil : Subyek mau menceritan keadaan dirinya dan mau berusaha untuk menenteramkan dirinya agar
tidak punya prasangka buruk pada orang lain.