Anda di halaman 1dari 21

KONSELING INTEGRATIF

Mata kuliah Pendekatan dan Teori Konseling


Dosen : Dr. Eko Darminto, M.Si & Dr. Hadi warsito W. M.Si.Kons
Penyusun : Nanang Masrur Habibi /NIM 20071355009
Rudy Suwandono NIM / 20071355013
Hari Utami Dewi /NIM 20071355012
Sejarah Konseling Integratif

 Sejak awal 1980-an psikoterapi mulai


berkembang ke arah integrasi dan
eklektisisme.

 Tokohnya:Marvin Goldfried, John


Norcross, Cory Newman (1992)

 Para praktisi menyatakan bahwa tidak


ada teori satu tunggal yang cukup
komprehensif untuk menjelaskan
kompleksitas perilaku manusia, termasuk
di dalamnya kesulitan atau problema
perilaku konseli (Corey, 2005)
KARAKTERISTIK

 Konseling Integratif didefinisikan secara


simpel sebagai suatu model perlakuan yang
menggunakan lebih dari satu model
pendekatan untuk menangani masalah
konseli. (Eko Darminto, 2007 )
 Dikembangkan oleh para praktisi yang tidak
puas hanya dengan satu orientasi teoritik
karena mengalami banyak hambatan dalam
mencapai tujuan-tujuan konseling.
TUJUAN

Membantu konseli
mengembangkan integritasnya
pada level tertinggi, yang ditandai
oleh adanya aktualisasi diri.
CARA DALAM MELAKUKAN
INTEGRASI TERHADAP BERBAGAI
PENDEKATAN (Brammer, Abrego dan Shostrom,
1993)

a. Eklektisisme Teknik (Technical Eclectisism)


Yaitu menggunakan beberapa teknik dari
pendekatan yang berbeda tanpa menganut teori
yang mendasarinya.
b. Eklektisisme Teori (Theoretical Eclectisism)
Mengembangkan kerangka berpikir dengan cara
mensintesis dua teori atau lebih dengan asumsi bahwa
hasilnya akan lebih kaya dibandingkan teori tunggal
Lanjutan

C. Eklektisisme Faktor Umum (Common


Factors Eclecticism)
Mencoba menemukan elemen-elemen atau
kualitas-kualitas yang sama/mirip dari
berbagai praktisi yang efektif, tidak peduli
model teori apa yang mereka anut.
MODEL KONSELING INTEGRATIF
LAZY ECLECTISM
Menggunakan berbagai metode intervensi secara
bersama-sama tanpa logika yang benar.
Disebut aliran sinkretisme merefleksikan suatu
program perlakuan yang tidak profesional, tidak
kompatibel dengan masalah dan mengabaikan
akuntabilitas. (Seligman, 2001)
MACAM-MACAM
MODEL INTEGRATIF
1.TEORI MULTI MODAL
LAZARUS
menyatakan adanya tujuh modalitas yang
dapat dijadikan sebagai fokus asesmen
masalah klien. Ketujuh modalitas tersebut
dinyatakan dalam akronim “BASIC ID” dan
terdiri atas: perilaku (behavior), emosi
(affect), sensasi (sensation), imajeri
(imagery), kognisi (cognition), relasi
interpersonal (interpersonal), dan tampila
fisik (drug). Setiap modalitas tersebut
berinteraksi satu sama lain dan tidak
dapat dipisahkan.
2. Konseling
Perkembangan dari Ivey
Disebut dengan Developmental
counseling and Therapy (DCT),
didasarkan pada beberapa
sistem teori dan
merekomendasikan penggunaan
asesmen yang teliti untuk
memperoleh perpaduan yang
tepat antara karakteristik
konseli dengan stategi
intervensi.
3. Konseling Perilaku
Psikodinamik Integratif

Merupakan penggabungan
secara integratif antara
pendekatan psikodinamik
dan pendekatan perilaku.
4. Konseling TFA
(Thinking, Feeling, Action)
Menekankan pada identifikasi
pikiran, perasaan, dan tindakan
sebagai operasi fundamental
dalam fungsi manusia.
5. Model Kesiapan/
Konseling Adaptif
Mempresentasikan suatu
sistem perlakuan yang
berusaha mempertemukan
pendekatan klinis dengan
kebutuhan konseli.
6. Konseling Multi Kultural

Memberikan pada
perhatian khusus dan latar
belakang budaya konseli.
7. Model Faktor Umum

Disebut REPLAN (Relationship,


Efficacy, Practicing, Lowering,
Activating, New)

Salah satu pendekatan eklektik yang


menggabungkan faktor-faktor secara
solid dalam program perlakuan
8. Model Tahap
Perubahan
Asumsi bahwa manusia
berubah melalui tahapan-
tahapan yang dapat
diramalkan, termasuk
dalam konseling, jadi
menggabungkan tahapan-
tahapan perkembangan
dengan fase-fase intervensi
Contoh Inovatif Konseling Integratif
Konseling Konvergensi : Perpaduan konseling
konvensional/kontemporer dengan konseling religi.

Peran Konselor

 Guru, psikiater, konsultan,


fasilitator, mentor, advisor
Keunggulan Konseling Integratif

 Menyeleksi berbagai pendekatan yang


sesuai dengan konseli
 Kecocokan antara masalah dengan
pendekatan
 Membawa ke dalam kerangka kerja
prinsip teoritik dan prosedur praktis
Keterbatasan Konseling Integratif
 01  Tidak mempunyai pendirian
teoritik
 02
Konselor harus menguasai berbagai
pendekatan dan teori
 03  Kerangka teori fleksibilitas
Kesimpulan
 Konseling integratif dan
konseling eklektik
merupakan suatu
model pendekatan
dengan cara
menggabungkan
berbagai teori atau
metode ke dalam suatu
program perlakuan.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai