R.Berkah Anugrahwanto
IKIP SILIWANGI
yugoanugrahwanto@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model pelatihan metode experiential learning di
Balai Diklat Pembangunan Karakter SDM Transportasi (BP3KSDMT) Bandung. Penelitian ini
menggunakan Pendekatan Kualitatif. Subyek dari penelitian ini adalah para peserta diklat
Pembangunan Karakter Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Perhubungan dan para
tenaga pengajar diklat, yaitu Fasilitator (unsur PNS BP3KSDMT) dan Instruktur Kesamaptaan
(Unsur Militer) pada BP3KSDMT Bandung. Metode pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan teknik wawancara, ,observasi dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman
dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data juga menggunakan dua teknik
analisis data yaitu teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
model pelatihan metode experiential learning yang diterapkan pada diklat Pembangunan
Karakter CPNS Kemenhub 2019, relevan dengan teori David. A Kolb, sebagai salah satu praktisi
pendidikan yang merupakan pencetus metode experiential learning. Dan Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa metode experiential learning relevan dengan tema diklat tersebut, yaitu
“Pembangunan Karakter”, dimana diklat Pembangunan Karakter ini mempunyai tujuan sebagai
sarana untuk mempersiapkan SDM terbaik bagi Kementerian Perhubungan Republik Indonesia,
untuk mampu menjadi pribadi yang sesuai dengan 4 (empat) kemampuan Kemenhub, yaitu 1.
Mampu mengelola diri sendiri (intrapersonal); 2. Mampu mengelola hubungan dengan orang lain
(interpersonal); 3. Mampu mengelola hubungan dengan organisasi (tempat bekerja)
(organisasional) ; 4. Mampu mengelola hubungan dengan Tuhan YME (spiritual).
Kata Kunci : Metode Experiential Learning, Diklat Pembangunan Karakter
ABSTRACT
This study aims to describe the training model of experiential learning methods at the Center for
Human Resource Character Development in Transportation (BP3KSDMT) Bandung. This study
uses a Qualitative Approach. The subjects of this study were training participants in the
development of the Characteristics of Prospective Civil Servants (CPNS) of the Ministry of
Transportation and training educators, namely Facilitators (PNS BP3KSDMT elements) and
Kesamaptaan Instructors (Military Elements) at Bandung BP3KSDMT. Methods of data collection
in this study using interview techniques, observation and documentation. The instrument used in
this study uses interview guidelines, observation guidelines, and documentation guidelines. The
technique used to analyze the data also uses two data analysis techniques, namely qualitative
descriptive techniques. The results of this study indicate that the implementation of the
experiential learning method training model that is applied to the CPNS Character Building
Training Ministry of Transportation 2019 is relevant to David's theory. A Kolb, as one of the
education practitioners who was the originator of the experiential learning method. And the results
of this study indicate that the experiential learning method is relevant to the theme of the training,
namely "Character Development", where the Character Development training aims as a means
to prepare the best human resources for the Ministry of Transportation of the Republic of
Indonesia, to be able to be personal in accordance with 4 (four ) the ability of the Ministry of
Transportation, namely 1. Able to manage themselves (intrapersonal); 2. Able to manage
relationships with others (interpersonal); 3. Able to manage relationships with organizations (work
place) (organizational); 4. Able to manage relationships with God (spiritual).
Model Belajar Menurut Kurt Lewin Belajar (learning) adalah sebuah proses,
Gambar 1. bukan hasil. Prinsip ini berusaha mengkritik
teori-teori belajar yang mendewakan hasil
belajar daripada proses belajar. Menurut
Kolb (1984), ketika kita terjebak pada hasil
belajar, dan cenderung menilai kinerja
seseorang hanya berdasarkan angka-angka
matematis atau statistik (kuantitatif), kita
sedang mengabaikan kemungkinan bahwa
orang tersebut mengalami perbaikan atau
perkembangan diri melalui pembelajaran
yang dia lakukan. Kita akan kehilangan
Model Belajar Menurut Jean Piaget
esensi dari proses belajar, yaitu
Gambar 2 pembelajaran yang berkesinambungan dan
berlangsung terus-menerus.
“Experiential Learning is Challenge and Bandung, merupakan salah satu UPT (Unit
1
https://www.aeli.or.id/apa-itu-experiential-
learning
secara umum, Diklat Pembangunan 4. Mampu Mengelola Hubungan
Karakter yang diselenggarakan di dengan Tuhan YME (Spiritual)
BP3KSDMT merupakan pendidikan dan
Penerapan Metode Experiential
pelatihan yang bersifat non teknis, karena
Learning pada Diklat Pembangunan
tujuannya adalah untuk mendidik ranah Soft
Karakter
Skill bagi para peserta, sehingga tidak ada
unsur Hard Skill atau Teknis. BP3KSDMT Bandung melaksanakan
BP3KSDMT berdiri di atas lahan seluas kegiatan Diklat Pembangunan Karakter
±37 Hektar yang berlokasi di desa Cibodas, dengan Model Pelatihan Metode Experiential
Pasirjambu-Ciwidey, Kabupaten Bandung, Learning (EL) , mengapa demikian? karena
dan mulai efektif beroperasi metode EL merupakan metode
menyelenggarakan kegiatan diklat pembelajaran yang sangat relevan dalam
pembangunan karakter sejak tahun 2016 membentuk karakter seseorang. Dalam
hingga saat ini. pendekatan metode EL, belajar dengan
Kegiatan Diklat ini merupakan diklat non- mengalami. Para peserta menjadi subjek
teknis yang di selenggarakan untuk pembelajaran. Mereka dianggap orang yang
mempersiapkan para peserta nya untuk paling tahu tentang dirinya, jadi metode yang
mampu siap secara fisik dan mental, baik digunakan bermula dari apa yang mereka
secara individu maupun kelompok dalam miliki. Peran fasilitator (tenaga pengajar
rangka menghadapi dunia kerja secara diklat) hanya sebagai "bidan" yang bertugas
nyata, dan menjadi insan perhubungan yang mengeluarkan "janin" (metode pendekatan
Prima Fisiknya, Profesional Sikapnya dan Socrates dalam menggali ilmu
Beretika. pengetahuan). Karena sebetulnya para
BP3KSDMT memiliki parameter peserta diklat Pembangunan Karakter sudah
kemampuan (Capability yang harus dimiliki memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
oleh setiap peserta pasca mengikuti berharga, namun mereka belum mampu
kegiatan Diklat Pembangunan Karakter, untuk mengarahkannya. Tugas Fasilitator
yaitu antara lain : yang berperan untuk mengoptimalkan hal
1. Mampu Mengelola Hubungan itu.
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah Jadi kesimpulan harus diverifikasi selama
mengajar. Salah satu hal yang perlu dapat dikondisikan, yaitu ketika semua
dipersiapkan dalam proses pembelajaran peserta diklat siap menerima materi diklat,
bagi Fasilitator Diklat yaitu membuat para peserta diklat dikondisikan sesuai
dengan materi yang akan diberikan dan pengalaman sebelumnya pada kegiatan
diberikan Ice Breaking Games sebelum tersebut.
menerima materi inti kegiatan diklat
4. Berpikir Abstrak
Pembangunan Karakter.
Dari hasil observasi tanggal 29 April – 03
Mei 2019 , pada tahap ini semua
peserta diklat dikumpulkan, ada yang
kelas bersama adapula yang per kelas.
Kegiatan pada tahap
3. Observasi Refleksi konseptualisasi dilakukan dengan berbagai
dilakukan peneliti pada tanggal 29 April dan role playing. Pada tahap
– 03 Mei 2019 , pada tahap observasi refleksi konseptualisasi peserta diklat mulai
setiap kegiatan diklat memiliki metode dan belajar membuat abstraksi atau konsep
media yang berbeda, ada yang tentang hal yang pernah dialami. Ada
menggunakan metode di dalam ruangan berbagai cara untuk membantu peserta didik
dan ada pula yang diluar lapangan. Seperti membangun konsep ketika proses
Belaying School para peserta diklat tahap ini dengan kegiatan role playing,
tersebut yang menggunakan media Tali Kegiatan diskusi dilakukan secara kelas
Tinggi, yaitu peserta diklat harus menghadapi bersama. Biasanya diawali oleh pendidik
Outbound yang ada di Balai Diklat pertanyaan kepada peserta didik terkait
Para peserta diklat dibekali dengan Alat dengan cara memberikan laporan secara
safety brief dari para fasilitator, agar pada dilakukan. Sedangkan role playing
pelaksanaan kegiatan tersebut peserta diklat dilakukan dengan bermain peran. Role
ketinggian dan para peserta tidak memiliki pembagian peran dimana peserta didik
ada yang berperan
5. Pengalaman Aktif atau proses evaluasi yang dilakukan di
Penerapan BP3KSDMT Observer Kegiatan dilakukan
pada setiap kegiatan berlangsung bersama
Berdasarkan hasil observasi tanggal 29
oleh fasilitator dan peserta diklat dan
April – 03 Mei 2019 Fasilitator BP3KSDMT
dilakukan setiap pekan untuk
melaksanakan tahap ini dengan
mengevaluasi proses pembelajaran
memberikan pengarahan atau
yang sudah berlangsung. Evaluasi
memberikan tugas kepada peserta didik
juga dilakukan secara langsung ataupun
dengan konsep yang sama. Pada tahap ini
melalui uji kemampuan peserta diklat.
peserta diklat sudah mampu
mengaplikasikan suatu aturan umum ke B. Pembahasan
situasi baru.
1. Persiapan Pelaksanaan Model
Pembelajaran dengan Pembelajaran Experiental Learning
mempraktekkan langsung bagaimana
Persiapan pelaksanaan merupakan
cara melaksanakan rapelling (menuruni tali
tahapan yang ditempuh para fasilitator pada
dari ketinggian 20 meter) yang merupakan
saat akan memulai proses kegiatan diklat.
tantangan individu bagi setiap peserta diklat
Tujuan dari persiapan untuk
untuk mengelola dirinya sendiri dalam
memperlancar pelaksanaan kegiatan
menghadapi situasi tertekan menghadapi
diklat Persiapan ini akan mempengaruhi
tantangan pada ketinggian.
keberhasilan pembelajaran. Dari
6. Evaluasi Pelaksanaan Model keempat tenaga fasilitator yang
Pembelajaran Experiental Learning diwawancarai, hasil wawancara terdapat
dua Fasilitator yang rutin membuat
Berdasarkan observasi yang dilakukan
Program Diklat setiap melaksanakan
peneliti pada tanggal 29 April – 03 Mei 2019
Kegiatan Diklat, karena Fasilitator tersebut
evaluasi dilakukan selama kegiatan
memang memiliki tugas sebagai penyusun
diklat berlangsung untuk memperbaiki
program kegiatan diklat sebagai uraian tugas
langkah-langkah selanjutnya dan juga
jabatannya
dilaksanakan pada akhir kegiatan untuk
mengetahui sejauh mana hasil atau Berdasarkan hasil wawancara,
perubahan tingkah laku yang telah terjadi observasi dan dokumentasi,
selama kegiatan belajar melalui peneliti menyimpulkan bahwa persiapan
pengalaman berlangsung. Observer pelaksanaan kegiatan diklat dilakukan
kegiatan diklat merupakan salah satu dengan matang terbukti persiapan dilakukan
dengan Rapat-rapat pembahasan program dilaksanakan di Balai diklat Pembangunan
yang telah disusun oleh dua orang fasilitator Karakter SDM Transportasi sudah relevan
yang mempunyai uraian tugas sebagai dengan teori David Kolb. Menurut Kolb,
penyusun program diklat, kemudian dibahas pada tahap ini pemahaman seseorang
oleh seluruh fasilitator dan tenaga kediklatan akan semakin berkembang yaitu
yang terkait dengan kegiatan diklat. seseorang sudah mulai mencari mengapa
peristiwa tersebut dapat terjadi (Baharudin,
2. Pengalaman Konkret
2007: 71).
Berdasarkan hasil penelitian, tahap
pengalaman konkret di Balai Diklat 4. Berpikir Abstrak atau
Pembangunan Karakter SDM Transportasi Konseptualisasi
sudah relevan dengan teori David Kolb.
Berdasarkan hasil penelitian, tahap
Pada tahap ini peserta diklat mampu atau
konseptualisasi atau berpikir abstrak yang
dapat mengalami suatu peristiwa
dilakukan pada Balai Diklat Pembangunan
sebagaimana adanya. Peserta diklat dapat
Karakter SDM Transportasi Bandung sudah
melihat dan merasakan, serta dapat
relevan dengan teori David Kolb. Kegiatan
bercerita tentang peristiwa tersebut seperti
diskusi, laporan individu maupun role
yang dialaminya. Namun peserta diklat
playing membantu peserta diklat untuk
belum dapat memahami mengapa
membentuk konsep dari peristiwa yang
peristiwa tersebut terjadi.
dialaminya. Peserta diklat mulai berpikir
3. Observasi Refleksi induktif untuk merumuskan suatu aturan
umum atau generalisasi dari berbagai
Pada tahap ini, peserta didik sudah mampu
contoh peristiwa yang dialaminya.
melakukan observasi secara aktif terhadap
Walaupun kejadian-kejadian yang diamati
materi yang diberikan oleh Fasilitator.
tampak berbeda-beda, namun memiliki
Peserta diklat mulai berupaya untuk
komponen- komponen yang sama yang
mencari jawaban dan memikirkan mengapa
dapat dijadikan dasar aturan bersama.
peristiwa tersebut dapat terjadi. Proses
refleksi yang dilakukan oleh peserta diklat 5. Pengalaman aktif atau
dan fasilitator, akan membantu peserta Penerapan
diklat untuk memahami latar belakang
Pengarahan yang diberikan pendidik
mengapa peristiwa itu terjadi.
bertujuan untuk memahamkan peserta
Berdasarkan hasil observasi dan diklat bahwa pembelajaran yang
wawancara, tahap observasi refleksi yang dilakukan dengan tahap-tahap
sebelumnya dapat diterapkan dalam KESIMPULAN DAN SARAN
kehidupan sehari-hari. Peserta diklat
Berdasarkan hasil penelitian dan
sudah mampu menggunakan teori tersebut
pembelajaran Experiental Learning di
untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya. Dari hasil penelitian ini, Balai diklat Pembanguna Karakter SDM
peneliti menyimpulkan bahwa tahap Transportasi Bandung dapat disimpulkan
pengalaman aktif atau penerapan yang secara umum bahwa pelaksanaan model
diterapkan di Balai Diklat Pembangunan pembelajaran Experiental Learning di
Karakter SDM Transportasi Bandung sudah Balai Diklat Pembangunan Karakter SDM
relevan dengan teori David Kolb. Transportasi sesuai dengan teori David
Kolb dalam pelaksanaannya, yang meliputi:
6. Evaluasi Pelaksanaan Model
tahap pengalaman konkret, tahap observasi
Pembelajaran Experiental Learning
refleksi, tahap konseptualisasi atau berpikir
Tujuan dilakukan evaluasi adalah untuk abstrak dan tahap penerapan atau
mengetahui tingkat keberhasilan pengalaman aktif. Pada tahap
pembelajaran dengan model Experiental pengalaman konkret masing-masing
Learning. Evaluasi pendidik yang dilakukan pendidik memiliki cara yang berbeda,
tiap pekan, membantu memperbaiki namun tujuannya sama yaitu menceritakan
kekurangan pembelajaran dengan cepat. dan menggali pengalaman peserta didik.
Sedangkan, evaluasi kepada peserta diklat
Pada tahap observasi refleksi, pendidik
yang dilakukan kelas bersama pada jam
memberikan kesempatan kepada peserta
student advisor dan tes berguna untuk
didik untuk melakukan observasi langsung
mengetahui kemampuan peserta didik
pada objek pembelajaran kemudian
secara afektif, kognitif dan psikomotorik.
melakukan refleksi bersama. Pada tahap
Dari hasil evaluasi tersebut, model
konseptualisasi dilakukan dengan cara role
pembelajaran Experiental Learning
playing, laporan individu maupun diskusi.
membantu peserta diklat untuk mencapai
Pada tahap penerapan atau pengalaman
tujuan belajar yang maksimal.
aktif dilaksanakan dengan cara yang
Berdasarkan hasil penelitian, evaluasi berbeda yaitu memberikan pengarahan
yang telah diterapkan sudah cukup atau melakukan observasi dengan materi
efektif dan efisien untuk menunjang yang berbeda, namun proses yang sama.
keberlangsungan kegiatan belajar dengan Hanya pada persiapan pelaksanaan
model Experiental Learning. pembelajaran belum semua pendidik di
Balai Diklat Pembangunan Karakter SDM
Transportasi Bandung memahami dan 1. Saran untuk Pendidik (Fasilitator)
melakukan persiapan pembelajaran dengan
Kegiatan yang sudah diselenggarakan sudah
baik.
berjalan dengan baik, sistematis dan
Secara teknis, semua Fasilitator diklat terencana, namun harus ada penambahan
Pembangunan Karakter sudah tenaga fasilitator, karena diklat yang
melaksanakan model pembelajaran berlangsung atau diselenggarakan jumlah
Experiental Learning. Pada proses evaluasi peserta diklat bersifat kolosal (massal)
model pembelajaran Experiental Learning di sehingga jumlah fasilitator harus sesuai
Balai Diklat Pembangunan Karakter SDM dengan komposisi rasio jumlah peserta.
Transportasi Bandung dilakukan dengan
2. Saran untuk Lembaga Diklat
tiga cara yaitu Observer Kegiatan atau uji
diagnostik, tes kemampuan peserta diklat Balai Diklat Pembangunan Karakter perlu
dan evaluasi dari Fasilitator Dari hasil untuk menjaga ritme penyelenggaraan diklat
evaluasi yang dilakukan Balai Diklat yang seudah berjalan dengan baik. Karena
Pembangunan Karakter SDM Transportasi Diklat Pembangunan Karakter merupakan
Bandung, hasil belajar peserta diklat diklat yang berebda dengan diklat yang lain,
memenuhi KKM. Output dari selain bukan menggelar kompetensi teknis,
pembelajaran Experiental Learning peserta diklat ini mempunyai konten ‘Pembangunan
diklatmenjadi lebih aktif, mandiri, kreatif, dan Karakter’ sehingga setiap tenaga diklat
bertanggung jawab sesuai dengan 4 maupun tenaga kediklatan sebagai
kemampuan dasar yang ditanamkan pada pendukung penyelenggaraan diklat harus
diklat Pembangunan Karakter SDM selalu besinergi dengan baik agar sesuai
Transportasi Bandung, yaitu Mampu dengan konten ‘Pembangunan Karakter’
mengelola dirinya sendiri; Mampu mengelola yang diselenggarakan oleh Balai Diklat
hubungan dengan orang lain; Mampu Pembangunan Karakter SDM Transportasi
mengelola hubungan dengan Organisasi; Bandung.
Mampu mengelola dengan Tuhan YME.
A. Saran