PRINSIP-PRINSIP DALAM

PENGUKURAN PSIKOLOGI

Sumber : 1, Peter Papadogiannis, Ph.D.

York University,
2. Crocer & Algina , Cr
 History of Test Development
1000 BC. : Cina menggunakan tes tertulis untuk membantu dalam
pengisian posisi layanan publik dalam hukum masyarakat, bidang militer,
agrikultur, dan geographi
1850 : US mulai menggunaka ujian-ujian untuk kepentingan layanan
publik
1890 : James Cattell mengembangkan "mental test" untuk mengukur para
mahasiswa. Test terdiri darri kekuatan, kepekaan terhadap sakit, dan
waktu reaksi.
1905 : Binet-Simon mengembangkan Binet-Simon scale of mental
development used yang digunakan untuk mengelompokkan anak-anak
mental terbelakang di Perancis
1914 : Pada perang dunia I menggunakan tes untuk rekruitmen tentara
secara cepat. Digunakan Army Alpha test and Army Beta test. Untuk
melihat adanya psychopathology.
 History of Test Development (cont.)
1916 : Terman mengembangkan Stanford - Binet test and
mengembangkan gagasan Intelligence Quotient
1920 - 1940 : pertama kali diperkenalkan analisis faktor, tes proyeksi,
dan inventori-inventori kepribadian
1941-1960 : telah dikembangkan pengukuran minat terhadap vokasi
1961-1980 : telah dikembangkan item response theory and
neuropsychological testing
1980 - Present : melakukan adaptasi besar2an untuk ujian
menggunakan komputer. "Smart" test memungkinkan soal tes yang
berbeda pada individu yang berbeda
 Early Abuses of Tests in America
• Goddard (1906) mulai menguji 378 penduduk dan mengkatagorikan
sebagai
Idiot (ma dibawah 2), imbecile (3-7), feebleminded (8-12), moron (foolish)
• MA dibawah 4 than adalah feebleminded

• Goddard’s terdorong untuk melakukan pemisahan orang2 tersbut.

dia meyakini orang-orang feeble minded menjadi penyebab
permasalahan-permasalahn sosial, pencurian, kemalasan, alkoholik,
pelacuran, dan tindakan2 tidak bermoral.
• colonization of “morons” adalah strategi untuk membatasi
perkembangan mereka, terlebih lebiih mereka meyakini sejumlah
imigran adalah feeble minded.
• Di Pulau Ellis, mereka menjalani tes yang telah diterjemahkan dari
bahasa Perancis ke dalam bahasa Inggris, Yahudi, Hungaria, Itali,
Ruisa, para petani, buruh, yang menyeberangi Atlantik. Dan hasilnya di
interpretasikan dengan menggunakan norma Perancis.
 Early Abuses of Tests in America (cont.)
• Imigran yang IQ nya rendah di deportasi, namun untuk pertimbangan
kemanusiaan buruh dalam klasifikasi moron masih dapat dipekerjakan sepanjang
telah memperoleh pelatihan yang memadahi.
• Robert Yerkes, Prof psychology dari Harvard meyakinkan Department of War
menggunakan tes Inteligensi untuk reqruitmen 1.75 juta orang. Sehingga mereka
bisa diklasifikasikan dan diberi tugas yang sesuai. (Goddard and Terman adalah
ketua komite)
• Army Alpha
• Army Beta Examinations
• Hasil tes inteligensi tersebut mengakibatkan adanya pengelompokan2. Mulai ada
kritik-kritik keras terhandap pelaksanaan tes tersebut. Percampuran antar ras tidak
dapat dihindari.dan hal ini berakibat kemunduran dari Inteligensi di Amerika.. Hal
ini diduga hal ini diduga karena perbedaan budaya dan bahasa.
 Mengapa tes Psikologi itu penting
1. Dapat digunakan untuk membuat keputusan
tentang seseorang, Misal, untuk penempatan,
seleksi masuk PT, militer, dan seleksi pegawai.
2. Dapat digunakan untuk mengambarkan dan
memahami perilaku.
3. Mengukur personal attributes
4. Mengukur performance
5. Efisiensi waktu
6. Paling murah
7. Pendekatan ilmiah
 Definisi Tes Psikologi
• TES adalah prosedur standar untuk mengamati
sampel perilaku dari suatu domain tertentu.
Berdasarkan prosedur dalam mengamati individu
• adalah instrumen pengukuran yang tediri dari
hasil pengamatan sampel perilaku yang
dilaksanakan dalam kondisi standar dan telah
dievaluasi dengan menggunakan aturan2 skoring
yang telah ditetapkan.

• TES adalah prosedur standar untuk mengamati

sampel perilaku dari suatu domain tertentu.
Berdasarkan prosedur dalam mengamati individu,(
C dan A)
 ATRIBUT
atribut yang merupakan cirri-ciri individu dirumah,
dalam pekerjaan, sekolah, lingkungan sosial, yang pada
umumnya disebut atribut psikologi, beberapa ahli
menyebutnya sebagai Psikological traits.

Atribut psikologi tidak seperti atribut phisik yang bisa

diukur langsung seperti tinggi atau berat badan. Dalam
atribut psikologi yang diukur adalah construct.
 Logika terkait dengan Tes
Psikologi Testing

• Logika induktif – dari data ke general teori

• Alasan deduktif - dari teori umum ke data

 JENIS TES
• tes dapat dikatagorikan sebagai optimal performance, misalnya
tes bakat dan tes prestasi, peserta tes diinstruksikan untuk
melakukan sesuatu yang terbaik dari dirinya.

• Katagri lannya adalah typical performance.Misalnya, kuesioner

atau inventory, dimana peserta tes perasaan yang khas dari
dirinya, sikap, minat, dan reaksi ketika menghadapi situasi
tertentu.
 Pembagian Jenis Tes

Bentuk soal pilihan non pilihan

Cara skoring objektif subjektif
Prosedur standar Non standar
Administrasi individual klasikal
Waktu power speed
Respon verbal kinerja
Acuan norma kriteria
 Karakteristik instrumen
Psikologi
• MELAKUKAN SAMPEL PERILAKU
• STANDARISASI
• ADA ATURAN SKORING
 Melakukan sampel perilaku
• tidak ada suatu pengukuran yang lengkap- sangat
sulit mengukur semua perilaku
• Berusaha mencari prosedur yang mendekati
paling lengkap
• tidak penting melibatkan responendent dalam
mengukur perilakunya.
• tes harus memperhitungkan perilaku-perilaku
yang harus diamati diluar situasi tes.
 Standardisasi
• sampel perilaku yang diamati dalam kondisi
standar.

• setiap peserta tes harus dites dalam kondisi

yang sama, misal pada saat penyajian tes harus
menyusun tempat duduk, pencahayaan ruang tes,
kondisi2 yang mengganggu, menjawab pertanyaan
yang bersifat umum.

• Standardisasi merupakan hal yang sangat vital

karena hasil tes juga akan menjadi acuan pada
saat mengukur performance orang lain
 Standarisasi (lanj.)
• tujuan standarisasi adalah reduksi variabilitas
subyek terkait dengan variabel ekstranius
• Standarisasi akan lebih mudah untuk tes yang di
desain secara masal
• Tes yang diadmministrasikan secara individual
tidak begitu ketat dalam menuntut standarisasi.

• Tes adalah variabel penting sehingga perlu

pelatihna mengadministrasikan tes (standarisasi
pelaksanaan tes)
 Aturan aturan dalam skoring
skoring obyektif : kebanyakan khalayak melakukan
kegagalan dalam katagori ini. Kualitatas peserta tes
yang berbeda akan diskor sama ketika memberikan respon
yang sama.
Skoring Subjective : dalam hal ini jugmen ari penguji
merupakan bagian penting dari suatu tes. Penguji dapat
berbeda dalam menyimpulkan terkait dengannsampel perilaku
yang sama. Namun n kesimpulan akhir haarus sama.

Tes psikologi standar yang baik adalah yang memiliki

aturan atau pedoman atau prosedur skoring
 Tipe Tes
Kebanyakan tes psikologi dapat disingat
dalam 3 katagori:

1. Test adalah performansi seseorang dalam

mengerjakan suatu tugas.

2. Tests termasuk pengamatan perilaku

tertentu dalam konteks tertentu.

3. Mengukur pengukuran diri.

 Performan Tes
• adalah "Tests of Maximal Performance"
• peserta tes diberi tugas dan mereka mencoba mengerjakan
sesukses mungkin
• peserta tes harus tahu bagaimana menjawab tugas tersebut.

• Peserta tes berusaha semaksimal mungkin untuk

Menjawab dengan benar

Contoh ;
- Intelligence Tests, language proficiency
- Biology test, flight simulator
 Observasi Perilaku
• Pengamatan dilakukan secara alamiah (natural)
• terdiri dari pengamatan terhadap perilaku dan
respon individu dalam konteks tertentu
• Pengamat mencatat durasi dan intensitas.
Contoh :
- Obervasi ketika anak berinteraksi
- mengamati individu yang sedang malakukan pembicaraan
atau interaksi sosial lainnya. .
- Perusahaan mengamati calon pegawai yang akan diterima.
Subjek mungkin tidak menyaadari kalau sedang di tes.
 Instrumen penilaian diri
- Peserta diminta menyampaikan perasaan, sikap,
keyakinan, dan value (nilai).

Penilaian diri yang baik adalah

Peserta tes menuntut kesadaran dan kejujuran
dari penempuh tes.
Merupakan metode terbaik untuk pengukuran
internal.Dalam hal ini hanya orang itu sendiri
yang dapat menyadari dan menilai dirinya..
Sejumlah orang sering tidak jujur ketika menilai
kemampuannyka.
Memberikan estimasi
 Instrumen penilaian diricont.)
Beberapa inventory tes kepribadian, seperti, MMPI dan 16
PF adalah pengukuran berdasarkan pada penilaian diri

Psikolog klinis memasukkan pengukuran penilaian diri

menjadi salah satu dari tes yang diberikann kepada klain
mereka.

Penilaian diri sering dijadikan sebagai sensor diri

Masyarakat tahu bahwa respon mereka yang diukur dan yang

diharapkan adalah sesuatu yang menyenangkan. (self-
serving bias)

Item sering mengandung sosially desirable perponses

 Pelaksanaan Pengukuran Psikologi

 Pendidikan (Educational Testing)

 Personnel (Personnel Testing)
 Klinis (Clinical Testing)
 Educational Testing
• Tes inteigensi dan tes prestasi mulai usia 2 awal di the U.S and
Canada. Mulai masuk TK, tes penempatan dan kemajuan belajar.

• Institusi pendidikan keputusan-keputusan seleksi dan keberhasilan

siswa , misalnya, misalnya. SAT, GRE, subject placement tests

• digunakan untuk tes bagi siswa yang mengikuti program pendidikan

khusus. Juga untuk diagnostik dan kesulitan belajar.

• Instrumen BP untuk memberikan saran kepada siswa.

• untuk perbaikan2 kurikulum sekolah.
 Personel

• Untuk melamar pekerjaan

• Menilai keberhasilan pelatihan pegawai dan
keberhasilan program pelatihan,
pengembangan menejemen, pelatihan
kepemimpinan dan seleksi
 Klinis
• Tes Psikologi sering gigunakan untuk
pengklasifikasian atau diagnosa

• Para Psikolog pada umumnya menggunakan

sejumlah tes kepribadian dalam bentuk tes
obyektif dan tes proyeksi

• Neuropsychological tests digunakan untuk

menguji fungsi mental dan mengkatagorisasikan.
Digunakan untuk menditeksi dan mendiagnosa
kerusakan otak.
Tes yang sering digunakan Psikolog of
Psikolog klinis - e.g. Assessment of Intelligence, Assessment of
Psychopathology

Psikolog konseling
e.g. Career Interest Inventories, Skill Assessment
Psikolog Sekolah
e.g. Assessment of Academic progress, Readiness for School,
Social Adjustment

Psikolog I/O - e.g. Managerial potential,

Training Needs, Leadership Potential

Psikolog Neuropsychologi - e.g., Assessment of Brain Damage,

neurological impairments.
Psikolog forensic - intersection between law and psychology
--needed for legal determinations
 Information About Tests
The Mental Measurement Yearbook - A guide to all currently
available psychological tests.

The MMY uses content classifications do describe tests:

1. Acheivement 2. Behavior Assessment
3. Developmental 4. Education
5. English & Language 6. Fine Arts
7. Foreign Languages 8. Intelligence and Aptitude
9. Mathematics 10. Neuropsychological
11. Personality 12. Reading
13. Science 14. Sensory-Motor
15. Social Studies 16. Speech and Hearing
17. Vocations
 Etika dalam tes Psikologi
• penyebaran penggunaan tes dapat
diertimbangkan sebagai penyalahgunaan

• sebaiknya dikembangkan dan

dilaksanakan oleh orang yang profesional
dengan standar yang diakui

• APA berperan dalam pengembangan

standar profesional tes
 American Psychological Association Ethical Guidelines:
 The investigator has the responsibility to make a careful evaluation of its ethical
acceptability.

 The investigator is obliged to observe stringent safeguards to protect the rights of

human participants.

 The researcher must evaluate whether participants are considered “Subject at risk” or
“Subject at minimal risk” - No appreciable risk (physical risk, mental harm).

 The principal investigator always retains the responsibility for ensuring ethical
practice in research. That is, the principal researcher is responsible for the ethical
practices of collaborators, assistants, employees, etc. (all of whom are also
responsible for their own ethical behavior).

 Except in minimal-risk research, the investigator establishes a clear and fair

agreement with participants that clarifies the obligations and responsibilities of each.
Must explain all aspects of the research that may influence the subjects decision to
participate. Explains all other aspects that the participants inquire about.
American Psychological Association Ethical Guidelines (cont.):
In research involving concealment or deception, the research considers the
special responsibilities involved.

Individual’s freedom to decline, and freedom to withdraw, is respected.

Researcher is responsible for protecting participants from physical and mental
discomfort, harm, and danger that may arise from research procedures. If there
are risks, the participants must be aware of this fact.

After the data are collected the investigator provides participants with
information about the nature of the study and attempts to remove any
misconceptions that may have arisen.

The investigator has the responsibility to detect and remove any undesirable
consequences to the participant that may occur due to the research.

The information obtained from the participant should be treated

confidentially unless otherwise agreed upon with the participant.
 Informed Consent
• Participants must be fully informed as to the purpose and
nature of the research that they are going to be involved in.

• Participants must be fully informed about the procedures

used in the research study.

• After getting this information, the participants must provide

consent for their participation.

• Participants must be informed about their right to

Confidentiality and their right to withdrawal without penalty.
 Debriefing
Post-administration debriefing should:
- Restate purpose of the research.
- Explain how the results will be used (usually.
emphasize that the interest is in the group
findings).
- Reiterate that findings will be treated
confidentially.
- Answer all of the respondents questions fully.
- Thank the participant!
 Participant Feedback
• In clinical research, or research with interpretive
instruments, there may be the need to provide more
in-depth feedback about individual’s responses (e.g.,
Research on Emotional Intelligence).

• In such cases, first and foremost, it is critical that this

kind of detailed feedback be given by a qualified
individual.
At Least 4 parties are involved in Professional Test Use:

(1) Testing professionals: the test developer and

publisher

(2) Testing professionals: the individuals who

administer the testing procedure

(3) The user: the organization or practice that will

eventually use the information to make certain
decisions

(4) The test taker

 DEVELOPING/SELECTING APPROPRIATE TESTS

 Define what each test measures and what the test should be used for.

 Describe the population(s) for which the test is appropriate.

 Accurately represent the characteristics, usefulness, and limitations of

tests for their intended purposes.

 Describe the process of test development.

 Provide evidence that the test meets its intended purpose(s).

 Provide either representative samples or complete copies of test

questions, directions, answer sheets, manuals, and score reports to
qualified users.
DEVELOPING/SELECTING APPROPRIATE TESTS (Cont.)

 Indicate the nature of the evidence obtained concerning the

appropriateness of each test for groups of different racial, ethnic, or
linguistic backgrounds who are likely to be tested.

 Describe the population(s) represented by any norms or comparison

group(s), the dates the data were gathered, and the process used to select
the samples of test takers.

 When feasible, make appropriately modified forms of tests or

administration procedures available for test takers with handicapping
conditions. Warn test users of potential problems in using standard
norms with modified tests or administration procedures that result in
non-comparable scores.
DEVELOPING/SELECTING APPROPRIATE TESTS (Cont.)

 When a test is optional, provide test takers or their parents/guardians

with information to help them judge whether the test should be taken, or
if an available alternative to the test should be used.

 Provide test takers the information they need to be familiar with the
coverage of the test, the types of question formats, the directions, and
appropriate test-taking strategies. Strive to make such information
equally available to all test takers.

 Provide test takers or their parents/guardians with information about

rights test takers may have to obtain copies of tests and completed
answer sheets, retake tests, have tests rescored, or cancel scores.

 Tell test takers or their parents/guardians how long scores will be kept
on file and indicate to whom and under what circumstances test scores
will or will not be released.
 Responsibility of The Tester
1. Have competence in test administration, interpretation and
feedback.

2. Have an understanding of basic psychometrics and scoring

procedures and be competent in interpretation, and apply
scientific knowledge and professional judgment to the results.

3. Take responsibility for the selection, administration, and

scoring, the analysis, interpretation and communication of test
results.

4. Be familiar with the context of use: the situation, purpose,

setting in which a test is used.
 Responsibility of The Tester (cont.)

5. Have knowledge of legal and ethical issues related to test

use

6 . Awareness of ethnic or cultural variables that could

influence the results:

7. Have the ability to determine language proficiency

8. Have knowledge of important racial, ethnic, or cultural

variables relevant for individuals or groups to whom tests are
administered.
 Issues to Address with the Testee
1. Informed consent - Assuring confidentiality, freedom’ to
withdraw, purpose of assessment, What kinds of attributes are
being measured?

2. Who is the client?Individual, Group, Employer

3. What happens with results, who has access to it
4. Where will the data be stored, how, and for how long
5. Time frame in which results are to be considered valid
6. Who will be the payer, and how much
7. Where will the assessment take place
8. Are the facilities appropriate, conducive for testing
9. Will there be follow-up assessments or feedback
 Factors Not Under the Tester’s Control
Some factors are not under the control of the administrator :

1. How fatigued a test taker is.

2. Motivation level of the test taker.

3. Physical Discomfort

4. Test Anxiety
 Ethnic and Cultural Variables
 Knowledge of attitudes of various racial, ethnic, or
cultural groups toward testing.
 Ability to determine language proficiency.
 Ability to determine the potential effects of different
test settings on different racial, ethnic, or cultural
groups.
 Knowledge of specific biases that have been
demonstrated for particular tests for individuals or
groups of individuals from particular racial, ethnic,
or cultural minority groups.
 Test Fairness
 People with different values often disagree over the fairness
of some testing practices.

 Factors that affect testing fairness: 1. Obstacles

that prevent people from performing well 2. Test may
provide unfair advantage to some people 3. Some tests are
not valid and used in wrong situations 4. Some tests are
used for purposes that are inherently objectionable
 Test Use & Test Fairness
 A test is most likely to be seen as unfair when: 1. It
is the sole basis for the decision. 2. The
consequences of doing poorly on the test is harsh

 Ways to reduce concerns over test unfairness: 1.

Multiple assessment procedures 2. Use more
intensive screening procedures for those likely to be
treated unfairly by a given test.
 Types of Decisions
 Two distinctions are very useful for classifying
decisions:
1. Individual or
Institutional
2. Comparative or Absolute
 Ethics References
 Websites www.apa.org and www.cpa.ca
 APA
• American Psychological Association’s Code of Ethics for
Psychologists
• The Ethical Practice of Psychology in Organizations
 CPA
• The Canadian Code of Ethics for Psychologists
• Companion Manual…
• Guidelines for Non-discriminatory Practice
• Guidelines for Educational and Psychological Testing
• Practice Guidelines for Providers of Psychological Service
 Permasalahan dalam pengukuran
konstrak Psikologi
 Tidak ada satu pendekatan yang dapat diterima secara
umum dalam pengukuran konstrak psikologi. Karena
pengukuran konstrak psikologi selalu indirect (tidak
langsung) tetapi berdasarkan perilaku yang relevan
dengan konstrak yang akan diteliti. Jadi bisa terjadi
konstrak yang sama mungkin saja menetapkan perilaku
yang berbeda jadi semua itu tergantung pada definisi
operasional.
 lanjutan
 Pengukuran psikologi biasanya didasarkan pada sampel perilaku sehingga
sifatnya sangat terbatas
 Pengukuran selalu mengalami kesalahan pengukuran.
 Kelemahan dalam mendefinisikan unit dalam skala pengukuran akan
menimbulkan masalah lain. Contoh, apabila seseorang dapat skor 0, apakah
dapat dikatakan orang tersebut tidak punya skill sama sekali. Dalam suatu tes,
Ali betul 5 , Andi betul 10, dan Dona betul 15. Apakah kita bisa mengatakan
selisih kemampuan Andi dan ali sama dengan selisih kemampuan Dona dan
Andi. Apakah ketiga orang tersebut mengunakan skala kontinum yang sama.
Oleh karena itu dalam pengembangan instrument psikologi harus memhatikan
juga skala pengukuran, penamaan unt, interpretasi yang diperoleh dari isu2
yang kompleks, dan juga system scoring.
 lanjutan
 Psikologikal konstrak tidak hanya didefinsikan dalam bentuk definisi
operasional tetapi juga harus dilihat hubungannya dengan konstrak2 yang
lain atau fenomena2 yang dapat diamati.

 Pengukuran psikologi sekalipun didasarkan pada respon2 yang diamati ,

akan tidak berguna atau tidak bermakna kecuali diinterpretasikan
berdasarkan konstrak teori yang mengdukung.

 Lord dan Novick (1968) menekankan pentingnya konstrak yang mendasari

pengukuran psikologi yang didefinsikan menjadi 2 level. Pertama,
konstrak harus didefinisikan dalam perilaku yang dapat diamati, yaitu
definisi khusus tentang bagaimana pengukuran akan dilakukan
 Ethics References (cont.)
 Websites for publications / reports
• Rights and Responsibilities of Test Takers: Guidelines and
Expectations (www.apa.org/science/ttrr.html)
• Responsibilities in Providing Psychological Test Feedback to
Clients (http://kspope.com/sci/feedback1.shtml)
• The Real World: It is Better to Receive than to Give--Practical Tips
for Giving and Receiving Performance Feedback
(www.siop.org/tip/TipOct00/12waclawski.htm)
• Statement on the Disclosure of Test Data
(www.apa.org/science/disclosu.html)
• Test Security (American Psychologist, Dec. 1999, Vol.54, No.12,
p1078)
• Statement on the Use of Secure Psychological Tests in the
Education of Graduate and Undergraduate Psychology Students