Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH

PSIKOLOGI KLINIS

DOSEN
DR. Mori Vurqaniati, S.Psi., M.Psi.

NAMA DAN NIM


Amelia Tantri Budiyono (1824090014)

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I


FAKULTAS PSIKOLOGI
2020/2021
TUGAS KE-2

INDIVIDUAL

PSIKOLOGI

KLINIS

 Tontonlah sebuah film baik film produksi dalam maupun luar negeri, serial televisi,
maupun serial drama (pilih salah 1 saja). Setelah Anda menontonnya ceritakan
kembali isi dari film tersebut secara singkat dan jelas kemudian uraikan dari cerita
yang Anda tonton dengan menentukan penyebab primer, penyebab predisposisi,
penyebab yang mencetuskan serta penyebab yang menguatkan isi dari cerita yang
Anda tonton serta ungkapkan jika Anda melihat terdapat masalah atau gangguan
perilaku/psikologis secara signifikan dalam cerita yang Anda tonton tersebut.

COLEMAN (dalam Markam, 2003) membahas berbagai perspektif penyebab tingkah


laku abnormal dengan membedakan penyebab primer, penyebab predisposisi,
penyebab yang mencetuskan dan penyebab yang menguatkan (reinforcing).
a. Penyebab primer: suatu kondisi yang harus dipenuhi agar suatu gangguan
dapat muncul, meskipun dalam kenyataan gangguan tersebut tidak/belum
muncul (contoh : kecemasan seorang anak di masa kecil, meski belum tentu
benar-benar terjadi)
b. Penyebab predisposisi: keadaan sebelum munculnya suatu gangguan yang
merintis kemungkinan suatu gangguan di masa yang akan datang (contoh :
sifat tertutup merupakan predisposisi gangguan perilaku menghindar di
kemudian hari)
c. Penyebab yang mencetuskan: suatu peristiwa yang sebenarnya tidak begitu
parah namun seolah-olah merupakan sebab timbulnya perilaku abnormal itu,
padahal sebelumnya telah ada predisposisi (contoh : seseorang yang sudah ada
frustasi (predisposisi) dengan adanya kejadian/peristiwa (pencetus) maka
menyebabkan gangguan jiwa.
d. Penyebab yang menguatkan (reinforcing): peristiwa yang terjadi pada seseorang
yang memantapkan suatu keadaan/kecendrungan tertentu yang telah ada
sebelumnya (contoh: rasa dendam pada kelompok tertentu yang telah ada
bertambah dengan adanya informasi yang mendukung menyebabkan dendam
bertambah kuat).
JOKER (2019)

Joker bercerita tentang seorang pria bernama Arthur Fleck yang berjuang mencari jati diri di
kota Gotham. Ia bekerja sebagai badut. Sesuai dengan perkataan ibunya, tujuan hidupnya
adalah membuat orang tertawa. Tetapi, hidup Fleck begitu kelam. Profesinya sebagai badut
yang juga bertugas memegang papan penanda jalan membuatnya mengalami perundungan,
bahkan sampai terkapar di gang. Fleck tampak terbiasa diperlakukan tak adil oleh lingkungan.
Fleck pun terus berusaha meraih impiannya dengan menjadi stand up comedian yang rajin
tampil di malam hari, tetapi lelucon yang dibuat selalu berbalik kepadanya. Di antara serbuan
tawa ejekan penonton, Fleck diam-diam memikirkan sesuatu. Ejekan dari orang-orang
tampaknya membuatnya sangat kecewa. Dari sanalah pikiran jahatnya muncul hingga
melahirkan jati dirinya sebagai Joker yang keji dan menjadi seorang pembunuh.

1. Penyebab Primer = Arthur Fleck (Joaquin Phoenix) digambarkan sebagai seorang pria
dengan kondisi gangguan psikologis yang membuatnya tidak dapat mengontrol
tawanya. Dalam istilah medis, gangguan tersebut disebut Pseudobulbar Affect (PBA),
yaitu gangguan saraf yang diakibatkan oleh kerusakan pada korteks prefrontal yaitu area
otak yang membantu mengendalikan emosi dan salah satunya dapat disebabkan oleh
trauma otak. Pada kasus Arthur Fleck, trauma otak dialami ketika dia kerap dianiaya
pada usia sangat muda. Sehingga kondisi ini dapat dengan mudah mencoret pandangan
bahwa Joker terlahir akibat penganiayaan yang kerap diterima oleh Arthur Fleck. Selain
mengidap PBA, Arthur Fleck juga digambarkan sebagai sosok yang delusional, salah
satunya yaitu ketika dia mengimajinasikan hubungan asmaranya dengan seorang wanita
yang juga tinggal di komplek apartemen yang sama. Sehingga pandangan
bahwa Joker terlahir akibat dikecewakan oleh seorang wanita juga terbantahkan karena
hubungan asmara tersebut hanya sebatas imajinasi. Dan perlu diketahui bahwa ciri
tersebut termasuk dalam gangguan kejiwaan skizofrenia (schizophrenia). Penyebab
utama seseorang mengidap gangguan ini adalah akibat faktor genetika.

2. Penyebab Predisposisi = Arthur Fleck berusaha sangat keras untuk menahan sifat
brutalnya dengan tidak memberikan perlawanan ketika dipukuli, dihina, dan difitnah.
Dia menahan emosinya seorang diri lantaran tidak ada seorang pun yang mau
mendengarkan keluhannya, termasuk ibunya yang mengharapkan Arthur Fleck untuk
selalu memasang wajah bahagia dan psikiaternya yang setiap sesi pertemuan
menanyakan keadaannya namun tidak benar-benar mendengarkannya. Meski demikian,
Arthur tetap berusaha menahan sifat brutalnya. Hal ini dapat dilihat pada adegan ketika
Arthur melampiaskan rasa frustasinya pada tumpukan sampah.

3. Penyebab yang Mencetuskan = Lalu apa yang membuat Arthur Fleck memutuskan
untuk menjadi Joker? Ketidaksengajaan. Kali pertama Arthur Fleck membunuh
seseorang adalah akibat ketidaksengajaan, yaitu ketika dia mengalami hari yang kurang
beruntung, dia dikeroyok oleh 3 pemuda sehingga dengan panik dia menarik pelatuk
dan membunuh salah satu pemuda yang mengeroyoknya. 2 pemuda lainnya kemudian
dia bunuh tanpa dia sadari karena dia merasa puas ketika membunuh korban
pertamanya. Namun kemudian dia menyesalinya. Dia sempat menyangkal beberapa kali
bahwa dialah yang membunuh ketiga pemuda itu.

4. Penyebab yang Menguatkan (Reinforcing) = Kemudian mengapa akhirnya Arthur


Fleck memutuskan membuka jati dirinya sebagai Joker? "I have nothing to lose," (saya
tidak akan rugi apa-apa) adalah ucapan Arthur Fleck ketika menyatakan dirinya sebagai
Joker. Karena dia tidak perlu berpura-pura bahagia lagi dan karena dia telah kehilangan
orang-orang terdekatnya sekaligus mendapatkan impiannya untuk menjadi terkenal.
Karena alasan itulah Arthur Fleck memilih menjadi Joker.

Anda mungkin juga menyukai