A. DEFINISI PTSD
1
memperkecil jalurnya ((Lindauer et al (2005 dalam Bennet 2005)).
Norepinephrine juga diketahui dapat meningkatkan stimulus dan ketakutan serta
memicu flashback dengan terus me-recall kembali memori mengenai kejadian
yang dialami tersebut.
B. DIAGNOSA PTSD
Menurut DSM V diagnosa PTSD dapat dilihat dari 2 hal yang pertama adalah
keterlibatan orang tersbut dengan kejaidan yang dialami dan juga efek dari
kejaidan tersebut, diagnosa diantaranya:
3. Reaksi yang bersifat disosiatif atau tidak sejalan dengan realita. Orang
dengan gangguan bisa saja menganggap saat itu detik itu juga ia
sedang mengalami hal menakutkan yang membuatnya trauma.
2
4. Stress atau tekanan psikologis berkepanjangan atau berlebihan yang
muncul dengan bentuk ekspresi efek emosi dari kejadian yang
berlangsung
Orang dengan gejala PTSD juga dapat berperilaku menghindar. Menghindar yang
dialami melalui 2 perspektif, yang pertama adalah menghindar dari memikirkan
memori, juga menghindari hal-hal rasional yang berkaitan dengan kejadian seperti
memunculkan perasaan yang terkait dengan perasaan saat kejadian atau
sejenisnya. Yang kedua adalah meghindari hal-hal yang dapat mengingatkan
tentang kejadian seperti tidak mau mendekati tempat kejadian, tidak mau bertemu
dengan orang-orang yang bersangkutan saat tempat kejdian dan lainnya.
Untuk perilaku fisik yang dapat terlihat pada orang dengan gangguan PTSD
sehari-hari adalah seperti perilaku yang sensitif terhadap orang lain dan mudah
marah karena ia menganggap orang tersebut terasosiasi dengan hal penyebab
trauma, ceroboh dan memilih cara menyakiti diri sendiri, sangat berhati-hati
bahkan sampai taraf berlebihan, kaget atau cenderung memberi respon berlebih
terhadap orang yang memanggil, menepuk, dan memberi kabar tiba-tiba. Ia juga
kan cenderung sulit berkonsentrasi dan susah tidur karena mengingat kejadian.
3
C. TERAPI PTSD
D. CONTOH KASUS
4
hal ini juga menimbulkan kekacauan dalam kehidupan finansialnya dikutip
dari The Sun of Sunday, Mel B melampiaskan keterpurukannya dengan
mengkonsumsi alkohol sehingga menimbulkan kecanduan. Mel B secara
sadar sedang berada dititik krisis dalam hidupnya kemudian Ia
mendapatkan terapi EMDR Eye Movemwnt Desensitization and
Reprocessing yaitu terapi yang berfokus pada memori untuk menangani
situasi yang dianggap menyakitkan dan traumatis.
5
II. OBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER
A. DEFINISI OCD
OCD dapat terjadi pada anak, remaja, atau pun dewasa dapat terjadi pula pada
tahap dewasa akhir dan jika sudah muncul gejala hanya akan bertambah parah
jika tidak ditangani hampir mustahil jika orang dengan OCD akan sembuh
dengan sendirinya tanpa melakukan appaun. Penyebab gangguan ini banyak
factor namun belum ada hal pasti yang bisa dikatakan sebagai penyebab
munculnya OCD karena perilaku ini pun hanya kana bisa disadari menjadi
sebuah gangguan saat sudah dalam taraf intensif. Tapi beberapa studi yang
pernah dilakukan menunjukkan bisa karena perilaku yang memang ditekan
terus berulang hingga taraf yang tidak wajar atau pula secara genetis dan
biologis. OCD memberikan resiko lebih besar terjadi pada anak atau generasi
pertama dari pasangan yang salah satunya mengidap atau punya riwayat OCD,
dan juga terdapat perbedaan pada struktur otak di bagian frontal cortex pada
orang dengan OCD dengan orang biasa.
B. DIAGNOSA OCD
Diagnose OCD sebenarnya bisa dilihat secara umum karena perilakunya yang
sangat terlihat oleh orang lain, namun diagnosa OCD juga bisa dilihat dari
gejala-gejala yang ditimbulkan seperti diantaranya:
6
pikiran yang terus berulang atau pikiran yang bersifat sangat menonjol atau
ditandai dengan perilaku individu yang terus-menerus merepress atau
berusaha menekan pikrian mengenai objek yang dirasa.
4. Perilaku yang terlihat bukan merupakan perilaku yang akan muncul akibat
intrfensi hal lain seperti konsumsi obat-obatan dan lainnya.
3. Melakukan hal yang sama karena merasa belum melakukan / tidak benar
melakukannya (mengecek sesuatu berkali-kali, mengatakannya berulang
kali dll)
7
Tidak jarang pula orang yang megidap OCD mengidap TIC disorder atau reflex
otot yang menyebabkan ia kaan melakuakn Gerakan relfeks berulang dari salah
satu fungsi tubuh atau juga Tic yang bersifat verbal seperti pengulangan batuk,
menyeka tenggorokan dan sejenisnya.
C. TERAPI OCD
8
pemaparan dan pencegahan respons. Dalam terapi perilaku pasien harus benar-
benar menjalakannya untuk mendapatkan perbaikan.
Terapi tingkah laku ini dimulai dengan pasien membuat daftar tentang
obsesinya kemudian diatur sesuai hierarki mulai dari yang kurang membuat
cemas sampai yang paling membuat cemas. Dengan melakukan paparan
berulang terhadap stimulus diharapkan akan menghasilkan kecemasan yang
minimal karena adanya habituasi.
Contoh kasus
Ibu Linda, 34 tahun, ibu dari 2 anak, datang menemui psikolog dengan
keluhan perilaku yang menggangu. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan,
ditemukan bahwa Ibu Linda disarankan kepsikolog oleh suaminya, karena
bebrapa perilakunya cenderung berlebihan. Menurut Ibu Linda, ia adalah pecinta
kebersihan dan takut akan kuman yang ada diman-mana. Ibu Linda menceritakan,
bahwa setiap hari ia mandi hingga 6 kali, dan mencuci tangan lebih sering lagi.
Setiap kali mandi, Ibu Linda menyabuni badannya sebanyak 5 kali, jika tidak, ia
merasa belum bersih. Demikian juga jika sedang cuci tangan, ia berkali-kali
membersihkan tangan dengan sabun. Sebelum mandi Ibu Linda lalu berusaha
membersihkan dan menyikat lantai kamar mandi dan klosetter lebih dahulu.
Akibatnya waktu Ibu Linda banyak terbuang dalam kegiatan mandi dan maencuci
tangan. Ibu Linda memperkirakan kebiasaan itu berlangsung saat ia SMA, dan
makin lama makin parah. Ibu Linda merasa tergangu dengan kebiasaan ini, karena
membuang waktunya dan membuatnya tidak dapat melakukan aktifitas lainnya.
Namun demikian Ibu Linda tidak berdaya untuk menghentikannya dna ingin
mencari pertolongan untuk dapat mengontrol perilakunya tersebut.
9
DAFTAR PUSTAKA
Nawangsih, Endah. 2018. Play Therapy untuk anak anak korban bencana alam
yang mengalami trauma (Post Traumatic Stress Dissorder / PTSD ). Hal 164 – 178
10