Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL PSIKOLOGI POSITIF

RESILIENSI

MUHAMMAD FATURRAHMANSYAH

1702531057

PROGRAM STUDI SARJANA PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
Judul Jurnal : PENGARUH SENSE OF HUMOR TERHADAP RESILIENSI
AKADEMIK MAHASISWA AKHIR MASA STUDI SARJANA DI UNIVERSITAS
AIRLANGGA

Nama Jurnal : Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental

Volume :7

Nomor :4

Halaman : 84 - 96

Penulis dan Afiliasi : Yogatama Wisnu Wardhana & Afifi Kurniawan

Departemen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental,Fakultas Psikologi

Universitas Airlangga.

Link jurnal : journal.unair.ac.id/JPKK@pengaruh-sense-of-humor-terhadap-


resiliensi- akademik-mahasiswa-akhir-masa-studi-sarjana-di-universitas-airlangga-article-
13200-media-51-category-10.html

Pendahuluan
Mahasiswa akhir masa studi sarjana adalah mahasiswa akhir yang menempuh pembelajaran di
program pendidikan sarjana menjelang batas waktu studi maksimum yang ditentukan oleh
institusi pendidikan. Batas waktu studi maksimum pendidikan sarjana adalah 14 semester atau 7
tahun (Universitas Airlangga, 2018). Data direktorat kependidikan Universitas Airlangga
menunjukkan jika masih terdapat ratusan mahasiswa akhir yang belum menyelesaikan tanggung
jawab akademik meskipun masa studinya akan segera berakhir. Penyebab keterlambatan
penyelesaian studi ini sangat beragam, diantaranya adalah faktor akademik dan nonakademik.
Mahasiswa akhir memiliki kekhawatiran seperti tanggung jawab kepada keluarga, hubungan
dengan pasangan dan teman, dan kondisi ekonomi keluarga untuk membiayai perkuliahan,
kebingungan dalam studi dan penentuan karir masa depan,penurunan motivasi karena lingkungan
perkuliahan berubah dan rekan-rekannya telah lulus.(Khan, Gulzar, & Yahya, 2013).Mahasiswa
akhir yang tidak dapat beradaptasi dengan tekanan, kesulitan dan penderitaan akibat tuntutan
akademik berpotensi untuk mengalami dampak buruk tersebut. Sehingga mahasiswa akhir perlu
mengadopsi kemampuan resiliensi agar mampu beradaptasi secara positif dengan kesulitan
akademik. Mahasiswa resilien cenderung memiliki sense of humor yang menunjukkan
pengaruhnya pada emosi positif, motivasi yang tinggi dan usaha yang keras untuk menyelesaikan
masalahnya (Kuiper, 2012). Sense of humor sebagai emosi positif akan menunjang terbentuknya
broaden and build thinking, yaitu pemikiran lebih lapang dan terbuka untuk memunculkan
resolusi dari tekanan yang dialami, sehingga kecenderungan pikiran-tindakan (thought-action
tendencies) akan mengarah pada output positif pula (Fredrickson, 1998; Fredrickson, 2001).

Metodologi Penelitian

Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif eksplanatori dengan metode


pengumpulan data survey, tujuannya untuk menjelaskan hubungan kausal antar variabel dan
mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Neuman, 2013). Subjek
dalam penelitian ini adalah 150 mahasiswa akhir masa studi sarjana yang tersebar pada beberapa
fakultas di Universitas Airlangga. Alat ukur untuk mengukur resiliensi akademik adalah
Academic Resilience Scale30 (ARS-30) sebanyak 30 aitem yang disusun oleh (Cassidy, 2016)
dengan reliabilitas 0,887. Kemudian alat ukur untuk variabel sense of humor adalah
Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) terdapat 24 aitem yang disusun oleh (Thorson
& Powell, 1993) dengan reliabilitas 0,879. Teknik analisis data menggunakan uji deskriptif, uji
asumsi klasik dan uji regresi untuk mengetahui sumbangan pengaruh variabel independen kepada
variabel dependen.
Hasil Penelitian

Pada tabel Uji Dimensi Variabel Sense of Humor menunjukan bahwa variabel sense of humor
berkorelasi positif dengan resiliensi, namun kekuatan hubungan keduanya rendah yaitu 0,282.
Tabel di atas menunjukkan bahwa keempat dimensi sense of humor berhubungan secara
signifikan terhadap resiliensi akademik. Kemudian pada analisis regresi, sense of humor terbukti
berpengaruh signifikan terhadap resiliensi akademik, namun hanya dimensi coping with humor
yang berpengaruh signifikan terhadap resiliensi akademik (p=0,001; p<0,05). Ketiga dimensi
lain tidak berpengaruh terhadap resiliensi akademik.

Tabel uji regresi linear menunjukkan regresi linear antara sense of humor dan resiliensi
akademik berpengaruh secara signifikan (p=0,000; p<0,05), sehingga hipotesis alternatif (Ha)
pada penelitian ini di terima dan hipotesis null di tolak. Persamaan regresi dari penelitian ini
mengacu pada tabel 3 di atas. Nilai Unstandarized B menjadi konstanta dari variabel dependen
(85,630) dan variabel independen (0,389). Sehingga persamaan regresinya adalah Y = 85,630 +
0,389(X). Tabel 4 menunjukkan nilai R square (R2) sebesar 0,080 atau 8%. Artinya variabel
sense of humor memberikan pengaruh atau determinasinya terhadap resiliensi akademik sebesar
8%, dan 92% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diukur dalam penelitian ini.

Diskusi

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hanya dimensi coping with humor yang berpengaruh
terhadap resiliensi akademik. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan (Hughes,
2008) yang menyatakan bahwa semua dimensi sense of humor berdampak pada resiliensi
karyawan di U.S. Perbedaan hasil ini dikarenakan para karyawan memandang hubungan
resiprokal dengan atasan atau rekan kerja melibatkan produksi humor untuk saling mencairkan
suasana, apresiasi humor dan perilaku ketika menghadapi humor dan aspek koping
menggunakan humor, ikut mempengaruhi kedekatan dan situasi kerja antar karyawan ataupun
dengan atasan (Hughes, 2008). Aspek dari sense of humor yang paling berpengaruh terhadap
resiliensi adalah penggunaan humor sebagai strategi koping (Robbins, 2008). Karena secara
langsung maupun tidak langsung, humor dapat menurunkan ketegangan, stress, dan mengurangi
gejala depresi karena humor mampu “memutarbalik” perspektif dan emosi negatif yang
menguasai seseorang ketika terdampak pengalaman negatif (Robbins, 2008). Sense of humor
sebagai bagian dari emosi positif akan menunjang penggunaan broaden and build thinking, yaitu
pemikiran lebih lapang dan terbuka untuk menghadapi tekanan dan kesulitan yang membuat
emosi negatif mendominasi (Fredrickson, 2001). Strategi koping emosional ini tidak berkaitan
dengan dikotomi rasionalitas dan emosional, tidak ada strategi koping yang paling baik ataupun
paling buruk, yang ada hanyalah tepat atau tidak penggunaannya. Sense of humor akan
menunjang gairah individu yang resilien untuk “bermain” dengan kesulitan tersebut karena
emosi positif menyuruhnya “bermain” dalam permainan sulit tersebut (Fredrickson, 1998).

Kesimpulan
Hasil analisis menunjukkan bahwa sense of humor berpengaruh signifikan terhadap resiliensi
akademik pada mahasiswa akhir masa studi sarjana di Universitas Airlangga. Empat dimensi
dari sense of humor berhubungan signifikan dengan arah hubungan positif terhadap resiliensi
akademik. Kemudian dimensi yang paling berpengaruh terhadap peningkatan resiliensi
akademik adalah coping with humor, sedangkan tiga dimensi lainnya tidak berpengaruh
signifikan terhadap resiliensi akademik. Koping menggunakan humor merupakan salah satu
strategi koping emosional yang berdampak pada peningkatan emosi positif. Untuk penelitian
selanjutnya, diperlukan studi eksperimental terkait terapi tawa, ataupun mencari stimulasi
humor yang tepat untuk meningkatkan resiliensi akademik pada konteks mahasiswa akhir. Perlu
adanya desain intervensi yang melibatkan dosen pembimbing atau stakeholder fakultas untuk
menangani mahasiswa akhir masa studi agar dapat survive dengan tekanan batas waktu studinya,
dengan menggunakan pendekatan psikologi positif. Jika peneliti selanjutnya berniat untuk
melakukan studi korelasional yang menggunakan psikologi positif, maka penulis menyarankan
agar memetakan faktor protektif dari konstruk emosi positif untuk meningkatkan resiliensi
akademik
Refleksi Diri

Setelah saya membaca serta melakukan review pada jurnal diatas,walaupun saya belum
menginjak mahasiswa tingkat akhir dan saya masih berada di semester 4, saya sudah merasakan
kekhawatiran seperti tanggung jawab kepada keluarga dan kondisi ekonomi keluarga untuk
membiayai perkuliahan dikarenakan saya merantau ke bali untuk menempuh pendidikan
perguruan tinggi membutuhkan biaya yang tidak sedikit belum lagi jika saya ada mata kuliah
yang mengulang akan memperlama saya lulus hal tersbut merupakan segelintir ke khawatiran
saya terkait masalah perkuliahan. Jika saya tidak dapat beradaptasi dengan tekanan, kesulitan
dan penderitaan akibat tuntutan perkuliahan maka saya akan berpotensi untuk mengalami
dampak buruk tersebut. Sehingga saya perlu melakukan kemampuan resiliensi agar mampu
beradaptasi secara positif dengan kesulitan akademik. Resiliensi akademik adalah kemampuan
untuk menghadapi kesengsaraan (setback), stres dan tekanan akademik secara efektif. Selama 4
semester ini saya berhasil melakukan reseliensi akademik dengang baik yaitu dengan cara
mengikuti perkuliahan dengan enjoy, jika tidak ada hal yang menganggu seperti sakit yang parah
pasti saya akan masuk kuliah, selama 4 semester ini saya sangat jarang absen dalam perkuliahan
dan cara terpenting jika saya mendapat permasalahan baik itu dalam hal terkait perkuliahan atau
pun kehidupan di Bali ini saya mengatasinya dengan menetapkan dalam hati yakin akan semua
masalah pasti ada jalannya karena Allah tidak akan memberikan cobaan atau masalah melebihi
kapasitas kemampuan hambanya oleh karena itu saya yakin setiap ada masalah pasti ada jalan
keluarnya tergantung kita sendiri apakah ingin mencari jalannya apa hanya diam meratapi
masalah hingga depresi. Saya saat ini memiliki banyak teman di bali padahal awalnya saya tidak
memiliki teman sama sekali, itu dikarenakan saya memiliki sense of humor yang baik itu
mempermudah saya dapat membuat kelucuan, menciptakan perspektif jenaka, dan aktif untuk
memulai humor saat berkumpul bersama orang baru sehingga mempermudah saya dalam
mengenalnya.

Anda mungkin juga menyukai