Anda di halaman 1dari 8

JIMPS: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah, 8(4), 2023, Hlm.

4021-4028
JIMPS P-ISSN: 2964-7231, E-ISSN: 2614-3658
DOI: https://doi.org/10.24815/jimps..v8i4.26275

Pengaruh Stres terhadap Perilaku Emotional Eating


pada Mahasiswa
Nanda Nadhilah1*, Quroyzhin Kartika Rini2
1.2Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

Correspondence Author: nnadhilah30@gmail.com*

Article history Abstract: This research aims to investigate the influence of stress on
Received : 2023-02-24 emotional eating behavior among college students. The hypothesis
Revised : 2023-05-13 proposed in this study is that there is an influence of stress on emotional
Accepted : 2023-07-03 eating behavior. The research method used in this study is a quantitative
Published : 2023-08-11
approach, utilizing The Dutch Eating Behavior Questionnaire (DEBQ)
scale and the Perceived Stress Scale (PSS14) scale. A total of 155 student
samples were involved in this study. The data analysis technique used in
Kata Kunci: this study is simple regression. The results of the study indicate that
Pengaruh Stres, there is a significant influence of stress on emotional eating behavior,
Emotional Eating,
with an R-squared value of 0.049 and a significance value of 0.017
Respon Emosional
(<0.05). Based on these findings, it can be concluded that stress has an
impact on emotional eating behavior, accounting for 4.9% of the
variance, while the remaining 95.1% is influenced by other factors
outside the scope of this research.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres


terhadap perilaku emotional eating pada mahasiswa. Hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh stres terhadap
perilaku emotional eating. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan skala The
Dutch Eating Behavior Questionnaire (DEBQ) dan skala Perceived Stress
Scale (PSS14). Terdapat sebanyak 155 sampel mahasiswa dalam
penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik regresi sederhana. Hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh stres terhadap perilaku
emotional eating dengan nilai R square sebesar 0,049 dan nilai
signifikansi sebesar 0,017 (<0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat
diartikan bahwa terdapat pengaruh stres terhadap perilaku emotional
eating dan besar pengaruh stres terhadap perilaku emotional eating
Available online at pada penelitian ini adalah sebesar 4,9% sisanya 95,1% dipengaruhi
https://jim.usk.ac.id/sejarah faktor lain diluar penelitian ini.

PENDAHULUAN hubungan yang baik dengan orang tua namun


Dalam penyesuaian di perguruan tinggi, tetap dapat mandiri (Papalia & Feldman,
banyak dari mahasiswa yang kewalahan oleh 2014). Tuntutan ini dapat menjadi sumber
tuntutan perguruan tinggi, misalnya saja stres (stresor) bagi mahasiswa, seperti yang
tuntutan untuk beradaptasi, memiliki bakat dikatakan oleh Chao (2012) bahwa terdapat
dan keterampilan memecahkan masalah banyak jenis stresor di perguruan tinggi,
yang baik, menjadi aktif dan terlibat dalam mulai dari pekerjaan akademis hingga
studi dan lingkungan akademis, memiliki ketidakpastian tentang masa depan, dari

4021
kesulitan dalam hubungan interpersonal atau sedang merasa tidak nyaman karena
hingga masalah kencan, dari keraguan diri faktor lain, dan individu makan sebagai
hingga masalah keluarga, dan lain respons terhadap agitasi emosional daripada
sebagainya. Kondisi stres yang dialami oleh makan sebagai respons terhadap rasa lapar
mahasiswa dapat mengarahkan mahasiswa internal. Jika perilaku emotional eating ini
untuk mencari strategi regulasi dalam terus terjadi, pada akhirnya akan
mengatasi kondisi tersebut. Salah satu menyebabkan kelebihan berat badan
strategi yang digunakan dalam mengatasi (overweight) dan obesitas. Selaras dengan
emosi dan suasana hati adalah dengan peryataan tersebut, Hilde Bruch seorang
mengkonsumsi makanan (Macth & Simons, pakar eating disorders (dalam Macth &
2011), yang kemudian akan mengarahkan Simons, 2011), mengatakan bahwa pola
mahasiswa pada perilaku emotional eating. makan yang menjadi kebiasaan untuk
Berdasarkan penelitian yang mengatasi emosi negatif pada akhirnya dapat
dilakukan Rachmah dan Priyanti (2019), menyebabkan obesitas. Tidak berhenti
diketahui bahwa dari 76 responden yang sampai disitu, emotional eating juga memiliki
merupakan mahasiswa tingkat akhir, 48% hubungan yang positif pada eating disorders
diantaranya memiliki perilaku emotional (seperti binge eating dan bulimia nervosa)
eating. Penelitian lain yang dilakukan oleh (Allen, Byrne, La Puma, McLean, & Davis;
Trimawati dan Wakhid (2018) juga Wardle, dalam Macth & Simons, 2011).
menunjukkan bahwa dari 366 responden Penelitian yang dilakukan oleh Ertem
yang merupakan mahasiswa dengan rentang dan Karakas (2020) menunjukkan bahwa
usia 18 – 30 Tahun, 85% diantaranya pada siswa, emotional eating digunakan
memiliki tingkat emotional eating yang tinggi. sebagai strategi coping untuk mengatasi
Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan oleh stres. Selaras dengan hal tersebut, Bennet,
Gryzela dan Ariana (2021) menunjukkan Greene dan Schwartz-Barcott (2013)
bahwa dari 198 mahasiswa perempuan mengatakan bahwa tingkat stres yang tinggi
berusia 21-22 tahun, sebanyak 37,88% memicu perilaku makan emosional siswa
diantaranya mengalami emotional eating tanpa memandang jenis kelamin.
kategori sedang, 24,24% diantaranya Secara terminologi, APA Dictionary of
mengalami emotional eating kategori tinggi, Psychology mendefinisikan stres sebagai
dan 6,06% diantaranya mengalami emotional respons fisiologis atau psikologis terhadap
eating kategori sangat tinggi. stresor internal atau eksternal. Stres
Emotional eating adalah perilaku melibatkan perubahan yang mempengaruhi
makan secara berlebihan yang terjadi ketika hampir setiap sistem tubuh, mempengaruhi
individu mengalami emosi negatif (Serin & bagaimana orang merasa dan berperilaku
Sanlier, 2018). Lebih lanjut, emotional eating (APA, 2015). Cohen, Kessler, dan Gordon
merupakan suatu kebiasaan makan dengan (1997) mendefinisikan stres sebagai suatu
jumlah berlebih dan cenderung memilih jenis proses yang terjadi ketika tuntutan
makanan yang tidak sehat dan tinggi gula, lingkungan membebani atau melebihi
garam dan lemak yang disebabkan oleh kapasitas adaptif suatu organisme, yang
emosi dan bukan karena lapar (Kemenkes RI, mengakibatkan perubahan psikologis dan
2018). Match dan Simons (2011) biologis yang dapat menempatkan individu
menemukan bahwa terdapat perbedaan pada risiko penyakit.
derajat atau tingkatan emotional eating, Hasil penelitian dilakukan oleh
mulai dari ngemil sesekali (snacking) untuk Musyafira (2018) pada Mahasiswa tahun
meningkatkan mood sampai dengan episode pertama dengan rentang usia 18-21 tahun
binge eating dalam kondisi klinis seperti menyatakan bahwa terdapat korelasi positif
bulimia nervosa dan gangguan makan antara stres dengan emotional eating.
berlebihan (binge-eating disorder). Penelitian yang dilakukan oleh
Strien, Herman, Anschutz, Engels, dan Abdurrahman, Husin, dan Lusiana (2021)
de Weerth (2012) mengatakan bahwa pada mahasiswa Program Studi Pendidikan
individu dengan perilaku emotional eating Dokter tahun 2017 juga menunjukkan hasil
kurang pandai dalam mengenali apakah yang sama. Selaras dengan kedua penelitian
individu tersebut sebenarnya lapar, kenyang, ini, penelitian lain yang dilakukan oleh
4022
Syarofi dan Muniroh (2020) terhadap Reliabilitas pada penelitian ini diukur
Mahasiswa Gizi FKM Universitas Airlangga menggunakan alpha cronbach dengan hasil
menunjukkan adanya korelasi yang sebesar 0,894 untuk skala emotional eating
signifikan antara stres dan emotional eating. dan sebesar 0,817 untuk skala stres. Validitas
Penelitian yang dilakukan oleh dalam penelitian ini diukur menggunakan
Trimawati dan Wakhid (2018) terhadap jenis validitas isi yang telah dinilai oleh
mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi, expert judgement, dan telah melalui uji
didapatkan hasil bahwa dari 76 mahasiswa keterbacaan oleh sebanyak 10 responden
yang mengalami stres 37 diantaranya yang merupakan Mahasiswa.
mengalami emotional eating. Penelitian yang Teknik analisis data dalam penelitian ini
dilakukan oleh Dewi dan Liyanovitasari menggunakan regresi sederhana dengan
(2021) terhadap sebanyak 96 sampel yang bantuan program Statistical Package for
merupakan mahasiswa fakultas kesehatan Social Science (SPSS) 25.00 for Windows. Uji
menunjukkan adanya hubungan yang sedang asumsi yang terdiri dari uji normalitas, uji
antara stres dengan emotional eating. linearitas juga dilakukan dalam penelitian ini
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebelum uji hipotesis dilakukan. Berdasarkan
pengaruh stres terhadap perilaku emotional uji asumsi yang dilakukan, didapatkan hasil
eating di kalangan mahasiswa. bahwa data terdistribusi normal dan bersifat
linear.
METODE
Metode pengambilan data pada penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
ini menggunakan metode survei dalam Penelitian ini bertujuan untuk menguji
bentuk kuesioner. Populasi dalam penelitian pengaruh stres terhadap perilaku emotional
ini adalah Mahasiswa sampel pada penelitian eating pada mahasiswa. Berdasarkan hasil
ini adalah Mahasiswa aktif dari tingkat penelitian, didapatkan hasil bahwa hipotesis
pertama sampai dengan tingkat akhir pada penelitian ini diterima, yang berarti
berjumlah 115 responden. bahwa terdapat pengaruh stres terhadap
Teknik sampling yang digunakan dalam perilaku emotional eating. Berdasarkan hasil
penelitian ini adalah non-probability uji regresi sederhana yang dilakukan,
sampling dengan jenis teknik sampling diketahui bahwa stres memiliki pengaruh
menggunakan purposive sampling. Metode terhadap emotional eating yang dinyatakan
analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan nilai R square sebesar 0,049 dan nilai
adalah regresi sederhana dengan bantuan signifikansi sebesar 0,017 (p <0,05). Hasil uji
program Statistical Package for Social Science regresi sederhana dapat dilihat pada tabel 1
(SPSS) 25.00 for Windows. dibawah ini:
Skala ukur yang digunakan untuk
mengukur variabel emotional eating dalam Tabel 1. Hasil uji refresu sederhana.
penelitian ini adalah The Dutch Eating Variabel Sig. R R- Keterangan
square
Behavior Questionnaire (DEBQ), yang Emotional 0,017 0,222 0,049 Ada
merupakan skala yang dikembangkan oleh eating Pengaruh
Strien, Frijters, Bergers, dan Defares (1986) Stress
dan diterjemahkan oleh Arif (2021)
kemudian dimodifikasi oleh peneliti. Skala ini Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini
terdiri dari 24 aitem dengan 5 alternatif sejalan dengan penelitian sebelumnya, salah
pilihan jawaban. Skala ukur untuk variabel satunya adalah pada penelitian yang
stres adalah perceived stress scale yang dilakukan oleh Rahmawati (2019) yang
merupakan skala yang dikembangkan oleh dilakukan pada 61 responden mahasiswa
Cohen, Kammarck, dan Mermelstein (1983) tingkat akhir menyatakan bahwa terdapat
dan diterjemahkan kedalam bahasa pengaruh stres terhadap emotional eating
Indonesia serta dimodifikasi oleh peneliti pada mahasiswa tingkat akhir dengan
untuk mengukur tingkat stres pada persentase kontribusi atau besaran pengaruh
mahasiswa. Skala ini terdiri dari 14 aitem sebesar 8,6%.
dengan 5 alternatif pilihan jawaban. Nilai R square dalam penelitian ini adalah
sebesar 0,049 yang mengartikan bahwa besar

4023
pengaruh stres terhadap emotional eating Tabel 2. Kategorisasi emotional eating pada
hanya sebesar 4,9% sisanya 95,1% Responden
dipengaruhi faktor lain diluar penelitian ini, Var x̅ E XH SDH Kategorisasi
seperti yang dikatakan oleh Trimawati dan Emotional 32,10 36 8 Sedang
eating
Wakhid (2018) bahwa beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku emotional eating
selain daripada stres diantaranya adalah Berdasarkan hasil yang ada dapat
kondisi makan yang muncul bukan karena disimpulkan bahwa responden pada
lapar tetapi cenderung untuk kenyamanan penelitian ini cukup banyak melibatkan
(stuffing emotion), kebosanan atau perasaan kegiatan makan untuk mengatasi emosi
hampa, kebiasaan masa kanak-kanak yang negatif atau mengubah suasana hati.
mendapatkan reward berupa makanan Stres menurut Nolen-Hoeksema,
sehingga setelah dewasa menjadikannya Fredrickson, Loftus, dan Wagenaar (2009)
sebagai suatu kebiasaan, dan pengaruh sosial. mengacu pada mengalami peristiwa yang
Pada penelitian yang dilakukan oleh Match dianggap membahayakan kesejahteraan fisik
dan Simon (2011) juga disebutkan bahwa atau psikologis individu. Peristiwa ini
beberapa faktor penyebab terjadinya biasanya disebut sebagai stresor, dan reaksi
perilaku emotional eating selain daripada orang terhadapnya disebut respons stres.
stres diantaranya adalah peningkatan Berdasarkan perhitungan pada variabel stres
keberadaan makanan enak padat energi, diketahui bahwa mean empirik pada variabel
pengalaman makan awal pada masa kanak- ini adalah sebesar 31,57. Maka, dapat
kanak, dan genetik. Kemudian, pada diartikan bahwa tingkat stres responden
pertanyaan terbuka yang diberikan oleh peneltian ini termasuk kedalam kategori
peneliti kepada responden terkait dengan sedang. Hasil mean empirik pada variabel
faktor apa yang menyebabkan responden emotuonal eating dapat dilihat pada tabel 3
mengkonsumsi makanan selain karena dibawah ini:
merasa lapar, memperoleh beberapa
jawaban dari responden, diantaranya adalah Tabel 3. Kategorisasi stres pada Responden
karena sedang bosan, stres, sedih, sedang Variabel x̅ E XH SDH Kategorisasi
tidak ada kegiatan, karena tergiur ketika Stres 31,57 33 7,3 Sedang
melihat makanan terutama makanan yang
disukai (biasanya dari platform media sosial), Berdasarkan hasil yang ada dapat
untuk menemani responden beraktifitas disimpulkan bahwa responden pada
seperti menonton film dan mengerjakan penelitian ini mengalami cukup banyak
tugas, dan terakhir karena sedang ingin mengalami peristiwa yang tidak
mengunyah saja. menyenangkan dan menimbulkan
Strien (2018) menyatakan bahwa kecemasan secara mental dan fisik.
emotional eating merupakan perilaku makan Jumlah keseluruhan responden yang
sebagai respons terhadap emosi negatif atau berpartisipasi dalam penelitian ini adalah
stres. Berdasarkan perhitungan pada sebanyak 115 orang responden. Responden
variabel emotional eating diketahui bahwa yang ada kemudian dipetakan ke dalam
mean empirik pada variabel ini adalah beberapa kelompok berdasarkan
sebesar 32,10. Maka, dapat diartikan bahwa karakteristik demografis. Dalam penelitian
tingkat emotional eating responden peneltian ini, karakteristik demografis yang digunakan
ini termasuk kedalam kategori sedang. Hasil seperti jenis kelamin, usia, tingkat
mean empirik pada variabel emotuonal perkuliahan, domisili, dan program studi
eating dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini: perkuliahan. Gambaran mengenai responden
pada penelitian ini akan disajikan melalui
tabel 4 dibawah ini:

Tabel 4. Deskripsi karakteristik responden


Emotional eating Stres
No Jenis Kelamin ∑ %
XE Ket XE Ket
1 Laki - Laki 38 33,0% 33,53 Sedang 31,18 Sedang
4024
2 Perempuan 77 67,0% 31,39 Sedang 31,75 Sedang
Emotional eating Stres
No Usia ∑ %
XE Ket XE Ket
1 18 3 2,6% 36,57 Sedang 27,00 Rendah
2 19 13 11,3% 33,77 Sedang 33,69 Sedang
3 20 5 4,3% 32,60 Sedang 33,80 Sedang
4 21 64 55,7% 31,28 Sedang 31,05 Sedang
5 22 28 24,3% 32,39 Sedang 32,04 Sedang
6 23 2 1,7% 35,00 Sedang 29,00 Sedang
Tingkat Emotional eating Stres
No ∑ %
Perkuliahan XE Ket XE Ket
1 Tingkat 1 14 12,2% 35,29 Sedang 34,36 Sedang
2 Tingkat 2 7 6,1% 35,14 Sedang 37,00 Sedang
3 Tingkat 3 9 7,8% 25,89 Rendah 29,00 Sedang
4 Tingkat 4 85 73,9% 31,49 Sedang 31,41 Sedang
Emotional eating Stres
No Domisili ∑ %
XE Ket XE Ket
1 Banten 6 5,2% 29,33 Sedang 28,50 Rendah
2 Jawa Barat 20 17,4% 29,25 Sedang 30,85 Sedang
3 DKI Jakarta 79 68,7% 32,52 Sedang 31,99 Sedang
4 Lainnya 10 8,7% 36,10 Sedang 31,50 Sedang
Emotional eating Stres
No Jenis Kelamin ∑ %
XE Ket XE Ket
1 Akuntansi 5 4,3% 30,20 Sedang 31,20 Sedang
2 Manajemen 6 5,2% 36,00 Sedang 33,67 Sedang
3 Psikologi 28 24,3% 32,50 Sedang 29,79 Sedang
4 Sistem Informasi 8 7,0% 31,50 Sedang 29,75 Sedang
5 Teknik
36 31,3% 30,72 Sedang 32,25 Sedang
Informatika
6 Lainnya 32 27,8% 33,00 Sedang 32,47 Sedang

Demografi persebaran responden mengalami perilaku emotional eating lebih


menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tinggi dibandingkan dengan wanita.
responden perempuan berjumlah lebih Pada sebaran data kelompok responden
banyak daripada responden laki-laki dengan berdasarkan usia, diketahui bahwa
persentase responden perempuan sebesar keseluruhan kelompok usia terlibat dalam
67% dan responden laki-laki sebesar 33%. perilaku emotional eating pada tingkat
Berdasarkan hasil yang ada dapat sedang dan mengalami stres pada tingkat
disimpulkan bahwa baik responden rendah hingga sedang. Kemudian, pada
perempuan maupun responden laki-laki, sebaran data kelompok responden domisili
sama-sama terlibat dalam perilaku emotional diketahui bahwa keseluruhan kelompok
eating yang dipengaruhi oleh stres. Hanya domisili terlibat dalam perilaku emotional
saja, terdapat sedikit perbedaan skor mean eating pada tingkat rendah hingga sedang
empirik pada keduanya. Hasil temuan ini dan mengalami stres pada tingkat sedang.
sejalan dengan temuan dari Cheng dan Wong Chamberline, Nguyen-Rodriguez, Gray,
(2021) dimana dijelaskan bahwa selama Reiboldt, Peterson, dan Spruijt-Metz (2018)
masa pandemi, mahasiswa perempuan mengatakan bahwa perilaku emotional eating
mengalami stres lebih tinggi dibandingkan mungkin untuk terjadi pada orangorang dari
dengan mahasiswa laki-laki. Namun, laki-laki segala usia, jenis kelamin, dan etnis.
lebih mungkin untuk makan banyak ketika Berdasarkan pernyataan tersebut maka tidak
mengalami emosi negatif dibandingkan menutup kemungkinan untuk individu dari
dengan wanita. Hal ini berarti bahwa laki-laki berbagai kalangan usia, jenis kelamin, dan
domisili untuk terlibat dalam emotional

4025
eating, sama seperti yang terjadi pada kategori sedang. Berdasarkan skor mean
responden dalam penelitian ini yang terlibat yang ada, tingkat stres pada perempuan lebih
dalam perilaku emotional eating yang besar daripada laki-laki, namun keduanya
dipengaruhi oleh salah satu faktornya adalah masih dalam kategori sedang. Sedangkan,
stres. tingkat emotional eating pada perempuan
Selanjutnya, pada sebaran data kelompok lebih kecil daripada laki-laki, namun
responden berdasarkan tingkat perkuliahan, keduanya masih dalam kategori sedang.
diketahui bahwa keseluruhan kelompok
responden terlibat dalam perilaku emotional SARAN
eating dengan tingkat rendah sampai sedang, Berdasarkan penelitian yang telah
dan mengalami stres dengan tingkat sedang. dilakukan, terdapat beberapa saran yang
Kemudian pada sebaran data kelompok akan diajukan, diantaranya:
responden program studi diketahui bahwa 1. Bagi Subjek Penelitian
keseluruhan responden terlibat dalam Berdasarkan penelitian ini diketahui
perilaku emotional eating dengan tingkat bahwa mahasiswa dari tingkat satu sampai
sedang dan mengalami stres dengan tingkat dengan tingkat empat memiliki stres yang
sedang. Papalia dan Feldman (2014) sedang, oleh karena itu mahasiswa juga
mengatakan bahwa dalam penyesuaian di terlibat dalam perilaku emotional eating yang
universitas, banyak dari mahasiswa yang sedang. Maka, mahasiswa diharapkan untuk
kewalahan oleh tuntutan perguruan tinggi, menjaga kondisinya dan dapat menurunkan
misalnya saja tuntutan untuk beradaptasi, intensitas kegiatan mengkonsumsi makanan
memiliki bakat dan keterampilan berlebih sebagai strategi coping ketika
memecahkan masalah yang baik, menjadi mengalami stres, sebab hal tersebut akan
aktif dan terlibat dalam studi dan lingkungan berakibat buruk untuk fisik, psikologis, dan
akademis, memiliki hubungan yang baik kesejahteraan hidup mahasiswa jika terus
dengan orang tua namun tetap dapat mandiri menerus dilakukan.
(Papalia & Feldman, 2014). 2. Bagi Orang Tua Subjek Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Ertem dan Berdasarkan penelitian ini diketahui
Karakas (2020) menunjukkan bahwa pada bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya
siswa, emotional eating digunakan sebagai perilaku emotional eating adalah karena
strategi coping, diperkirakan juga bahwa kebiasaan makan awal pada masa kanak-
siswa cenderung makan lebih banyak secara kanak. Maka dari itu, diharapkan bagi para
emosional untuk mengatasi stres. orang tua untuk tidak selalu menggunakan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat makanan sebagai bentuk peralihan emosi
disimpulkan bahwa mahasiswa, baik dari pada anak. Sebab, kebiasaan menggunakan
tingkat 1 sampai dengan tingkat 4 dengan makanan untuk mengalihkan emosi pada
latar belakang program studi apapun dapat anak dapat menyebabkan anak melakukan
mengalami stres akibat dari tuntutan perilaku emotional eating di kemudian hari.
perguran tinggi dan terlibat dalam emotional Selain itu, diharapkan juga bagi para orang
eating yang digunakan sebagai strategi tua untuk lebih memperhatikan kondisi
coping terhadap stres tersebut. psikologis anak untuk meminimalisir
terjadinya stres pada anak dan menghindari
KESIMPULAN anak melakukan perilaku emotional eating
Hasil dari penelitian ini menunjukkan sebagai strategi coping dalam menghadapi
bahwa terdapat pengaruh stres terhadap stres yang dialami.
perilaku emotional eating pada mahasiswa. 3. Saran untuk peneliti selanjutnya
Keeratan stres terhadap perilaku emotional Untuk peneliti selanjutnya yang
eating bersifat lemah dan besar pengaruh mungkin tertarik untuk melakukan
stres terhadap perilaku emotional eating penelitian serupa, diharapkan untuk
adalah sebesar 4,9%, sisanya 95,1% mempertimbangkan faktor lain selain stres
dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian sebagai pengaruh emotional eating seperti
ini. Stres dalam penelitian ini berada dalam variabel stuffing emotion, kebosanan, reward
kategori sedang, dan perilaku emotional system, pengaruh sosial, atau menggunakan
eating dalam penelitian ini juga berada dalam lebih banyak sampel sebagai alternatif jika
4026
ingin tetap menggunakan variabel stres Chamberlin, A., Nguyen-Rodriguez, S., Gray, V.
dengan harapan hasil penelitian akan B., Reiboldt, W., Peterson, C., & Spruijt-
menjadi jauh lebih baik, mengingat bahwa Metz, D. (2018). Academic-related
keterbatasan dalam penelitian ini adalah factors and emotional eating in
lemahnya keeratan dan besar pengaruh stres adolescents. Journal of School Health,
terhadap emotional eating tergolong kecil. 88(7), 493-499. DOI:
Kemudian jika peneliti selanjutnya tetap https://doi.org/10.1111/josh.12638
ingin menggunakan variabel stres, maka Cheng, S. H., & Wong, S. E. (2021). Stress,
diharapkan untuk menggunakan alat ukur emotional eating and food choices
yang lain seperti DASS (Depression, Anxiety, among university students during the
and Stress Scale), dan melakukan survei covid-19. Malaysian Journal of Social
untuk mengevaluasi stresor seperti yang Sciences and Humanities (MJSSH), 6(9),
dilakukan oleh Beiter dkk (2015) dengan 335-346. DOI:
menggunakan serangkaian stresor yang 10.47405/mjssh.v6i9.983.
dianggap relevan pada mahasiswa Cohen, S., Kamarck, T., & Mermelstein, R.
berdasarkan penelitian sebelumnya. (1983). A global measure of perceived
Demikian, peneliti berharap bahwa stress. Journal of Health and Social
penelitian ini akan memberikan sumbangsih Behavior, 385-396. DOI:
ilmu pengetahuan yang lebih mendalam https://doi.org/10.2307/2136404
berkaitan dengan ilmu psikologi klinis dan Cohen, S., Kessler, R. C., & Gordon, L. U. (Eds.).
psikologi sosial. (1997). Measuring Stress: A Guide For
Health And Social Scientists. Oxford
DAFTAR PUSTAKA University Press, England.
Abdurrahman, M. I., Husin, S., & Lusiana, E. Dewi, R. K., & Liyanovitasari, L. (2021).
(2021). Hubungan stres terhadap Hubungan stress pembelajaran daring
perilaku emotional eating pada dengan emotional eating pada
mahasiswa tingkat akhir program studi mahasiswa di Universitas Ngudi
pendidikan dokter Universitas Waluyo. Skripsi. Universitas Ngudi
Sriwijaya. Skripsi. Universitas Waluyo, Semarang.
Sriwijaya, Palembang. Ertem, M. Y., & Karakaş, M. (2021).
Arif, T. D. (2021). Hubungan antara risk Relationship between emotional eating
perception dan perilaku makan pada and coping with stress of nursing
mahasiswa Universitas Islam Negeri students. Perspectives in Psychiatric
Sultan Syarif Kasim Riau. Skripsi. Care, 57(2), 433-442. DOI:
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif https://doi.org/10.1111/ppc.12599
Kasim, Riau. Gryzela, E., & Ariana, A. D. (2021). Hubungan
Asril, A., Jaenam, J., Syahrizal, S., Armalena, A., antara stres dengan emotional eating
& Yuherman, Y. (2023). Peningkatan pada mahasiswa perempuan yang
Nilai-Nilai Demokrasi dan sedang mengerjakan skripsi. Buletin
Nasionalisme Pada Mahasiswa Melalui Riset Psikologi dan Kesehatan Mental
Pembelajaran Pendidikan Pancasila (BRPKM),1(1), 18-26. DOI:
dan Kewarganegaraan. JIM: Jurnal http://dx.doi.org/10.20473/brpkm.v1
Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah, i1.24328
8(3), 1300–1309. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
https://doi.org/10.24815/jimps.v8i3. (2018). Epidemi obesitas. Diakses
25109 melalui:
Bennett, J., Greene, G., & Schwartz-Barcott, D. http://p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-
(2013). Perceptions of emotional ptm/factsheet-obesitas-kitinformasi-
eating behavior: A qualitative study of obesitas
college students. Appetite, 60, 187- 192. Macht, M., & Simons, G. (2011). Emotional
DOI: eating. Emotion Regulation and Well-
https://doi.org/10.1016/j.appet.2012. Being, 281-295. DOI:
09.023 https://doi.org/10.1007/978-1-4419-
6953-8_17
4027
Musyafira, I. D. (2018). Hubungan stres dan Strien, T. V., Frijters, J. E., Bergers, G. P., &
emotional eating pada mahasiswa Defares, P. B. (1986). The Dutch Eating
tahun pertama. Skripsi. Universitas Behavior Questionnaire (DEBQ) for
Airlangga, Surabaya. assessment of restrained, emotional,
Nolen-Hoeksema, S., Fredrickson, B. L., and external eating behavior.
Loftus, G. R., & Wagenaar, W. A. (2009). International journal of eating
Atkinson & Hilgard’s. Introduction to disorders, 5(2), 295-315. DOI:
Ppsychology, 15th Edition. Wadsworth https://doi.org/10.1002/1098-
Cengage Learning, United Kingdom. 108X(198602)5:2<295::AID-
Nurasiah, N., Amalina, S. N., & Azis, A. (2021). EAT2260050209>3.0.CO;2-T
Pengaruh pembelajaran outdoor Strien, T. V., Herman, C. P., Anschutz, D. J.,
learning dengan strategi daring Engels, R. C., & Weerth, C. D. (2012).
terhadap prestasi belajar Mahasiswa Moderation of distress-induced eating
Pendidikan Sejarah USK Aceh. Briliant: by emotional eating scores. Appetite,
Jurnal Riset Dan Konseptual, 6(3), 659– 58(1), 277-284. DOI:
667. https://doi.org/10.1016/j.appet.2011.
https://doi.org/10.28926/briliant.v6i 10.005
3.669 Syarofi, Z. N., & Muniroh, L. (2020). Apakah
Nurrachmah, S. (2023). How does lecturer perilaku dan asupan makan berlebih
communication style influences berkaitan dengan stress pada
students well being? JIM: Jurnal Ilmiah mahasiswa gizi yang menyusun
Mahasiswa Pendidikan Sejarah, 8(3), skripsi?. Media Gizi Indonesia, 15(1),
1515–1521. 38-44. DOI:
https://doi.org/10.24815/jimps.v8i3. http://dx.doi.org/10.20473/mgi.v15i1
25278 .38-44
Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Trimawati, T., & Wakhid, A. (2018). Studi
Menyelami Perkembangan Manusia, deskriptif perilaku emotional eating
edisi 12. Salemba Humanika, Jakarta. mahasiswa yang mengerjakan skripsi
Rachmah, F. Y., & Priyanti, D. (2019). di Universitas Ngudi Waluyo Ungaran.
Gambaran emotional eating pada Jurnal Smart Keperawatan, 5(1), 52-60.
mahasiswa pengguna aplikasi go-food DOI:
di Jakarta. Jurnal Ilmiah Psikologi, http://dx.doi.org/10.34310/jskp.v5i1.
10(2), 104-118. 164
Sari, E. L. I. P. (2023). Revitalizing Strawberry Zainuddin, Z., & Ikhsan, D. F. (2023). Strength
Leaves: Developing a Tipburn and Leaf of Proof of Deeds Stored Digitally. JIM:
Spot Disease Detection System Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
Through Convolution Analysis Using Sejarah, 8(3), 2370–2385.
CNN Method. JIM: Jurnal Ilmiah https://doi.org/10.24815/jimps.v8i3.
Mahasiswa Pendidikan Sejarah, 8(3), 25744
1468–1474.
https://doi.org/10.24815/jimps.v8i3.
25210
Serin, Y., & Sanlier, N. (2018). Emotional
eating, the factors that affect food
intake, and basic approaches to nursing
care of patients with eating disorders. J
Psychiatric Nurs, 9(2), 135-146. DOI:
10.14744/phd.2018.23600
Strien, T. V. (2018). Causes of emotional
eating and matched treatment of
obesity. Current diabetes reports, 18(6),
1-8. DOI:
https://doi.org/10.1007/s11892-018-
1000-x
4028

Anda mungkin juga menyukai