Anda di halaman 1dari 12

Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Eating Disorder

Volume 4, Nomor 1, 2019 Pada Mahasiswa Yang Tinggal di Asrama Putri


UNITRI

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN EATING DISORDER


PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI ASRAMA PUTRI
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI (UNITRI)

Fransiska Noe1), Farida Halis Dyah Kusuma2), Wahidyanti Rahayu H.3)

1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
E-mail: fransiska.noe@gmail.com

ABSTRAK

Stres diartikan sebagai kondisi tekanan atau gangguan ataupun juga kekacauan mental dan
emosional. Tingkat keparahan stres ini akan berpengaruh pada pola makan yang tidak
normal yang dapat menyebabkan gangguan makan (Eating disorder). Eating disorder
adalah suatu gangguan yang terjadi pada kebiasaan makan yang tidak normal yang
disebabkan oleh beberapa hal.Tujuan dari penelitian yaitu mengetahui tingkat stres dengan
eating disorder pada mahasiswi yang tinggal di asrama unitri. Desain yang digunakan
dalam penelitian adalah korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasisawa UNITRI khususnya PSIK yang tinggal di
Asrama Putri angkatan 2016 Malang yang berjumlah 42 orang dengan menggunakan
teknik total sampling yaitu didapat sebanyak 35 orang yang mengalami gangguan makan.
Instrumen dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan
adalah korelasi spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan tingkat stres terjadi pada
seluruh responden dengan kategori stres sedang yaitu sebanyak 37 orang (88,1%),eating
disorder terjadi pada seluruh responden dengan kategori tidak eating disorder sebanyak 36
orang (85,7%), dan hasil analisis data didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p ≤
0,05), artinya ada hubungan tingkat stres dengan eating disorder pada mahasiswa yang
tinggal di asrama putri UNITRI. Mahasiswa dapat melakukan konsultasi atau berbagi
beban dengan teman sebaya, teman sekamar di asrama atau orang lain yang memiliki
pengalaman tentang mengatasi masalah yang menjadi pemicu stres, selain itu mahasiswa
dapat menyediakan waktu untuk rekreasi ke tempat-tempat wisata/hiburan, hal ini
dimaksudkan supaya mahasiswa tidak terlalu tertekan dengan padatnya jadwal
perkuliahan, banyaknya tugas perkuliahan, dan masalah pribadi.

Kata Kunci: Eating disorder, tingkat stres.

159
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Eating Disorder
Volume 4, Nomor 1, 2019 Pada Mahasiswa Yang Tinggal di Asrama Putri
UNITRI

RELATION OF STRESS LEVEL WITH EATING DISORDER


ON STUDENTS STAYING IN FEMALE DORMITORY OF UNITRI

ABSTRACT

Stress is defined as a pressure or disturbance or mental and emotional disorders. The


severity of this stress will affect the abnormal eating patterns that can cause eating
disorders. Eating disorder is a symptom of an abnormal eating habit. The purpose of the
study is to know the level of stress with eating disorder in female students living in
dormitory of Unitri. The research design used was correlation using cross sectional
approach. The population of this research was students of UNITRI especially Nursing
Science Program who live in Female Dormitory, class of 2016 which amounted to 42
people. The sampling technique used in this research was total sampling technique as
many as 35 people. Instrument in this research used questioner. The analysis used is
spearman rank correlation. The result of this research showed that the stress level
occurred in all respondents was categorized as moderate, 37 people (88,1%). Meanwhile
the eating disorder occurs in all respondents were categorized as not eating disorder as
many as 36 people (85,7%). The result of data analysis got significant value equal to 0.000
(p ≤ 0,05), meaning there was a relationship of stress level with eating disorder in students
who lived in female dormitory of UNITRI. Students may consult or share burdens with
peers, roommates in dormitories or others who have experienced about coping with stress-
inducing problems. In addition, students can take time for recreation to tourist attractions /
entertainment, it is intended that students are not too stressed by the load of lecture
schedules, the number of assignments, and personal issues.

Keywords : Eating disorder, stress level.

PENDAHULUAN tersebut dapat diartikan stres, apabila


seseorang mengalami beban yang berat
Stres diartikan sebagai kondisi tetapi orang tersebut dapat atau sulit
tekanan atau gangguan ataupun juga mengatasi sesuatu yang dibebankan itu,
kekacauan mental dan emosional. maka tubuh akan berespon dengan tidak
Pengertian stress menurut salah satu ahli mampu terhadap beban tersebut,
Hans Selye (Mumtahinnah, 2008) Sehingga orang akan mengalami stres.
mendefinisikan stres sebagai respon yang Respon atau tindakan ini termasuk
tidak spesifik dari tubuh pada tiap respons fisiologis dan psikologis.
tuntutan yang dikarenakan atau terjadi Menurut Hardjana (2002) stress
kepadanya. Berdasarkan pengertian adalah keadaan atau kondisi yang tercipta

160
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Eating Disorder
Volume 4, Nomor 1, 2019 Pada Mahasiswa yang Tinggal di Asrama Putri
UNITRI

bila transaksi orang yang mengalami gangguan makan (Eating disoreder).


stress dan hal yang dianggap Eating disorder adalah suatu gejala
mendatangkan stress mem-buat orang gangguan pola makan yang tidak normal.
yang bersangkutan melihat ketidak Eating disorder diartikan sebagai kelainan
sepadanan, entah nyata atau tidak nyata, yang terjadi pada kebiasaan makan
antara kondisi atau keadaan dan sistem seseorang yang diakibatkan oleh
sumber daya biologis, psikologis, dan kekhawatiran orang tersebut. Terdapat
sosial yang ada padanya. Stress juga tiga jenis gangguan makan menurut
merupakan motovasi yang dibutuhkan DSM–5 (Diagnostic and Statistical
oleh individu untuk bergerak dan suatu Manual Of Mental Disorder, 2014) yaitu:
energy yang dapat digunakan secara Anorexia nervosa, Bulimia nervosa dan
efektif (Winkel, 2002). Stress jangka binge eating disorder. Anorexia nervosa
pendek mungkin mempunyai akibat yang adalah kelainan atau gangguan makan
bermanfaat dan positif, tetapi jika stress yang membuat seseorang terobsesi akan
berlangsung secara terus menerus maka berat badan yang sangat kecil sehingga
akibat yang terjadi menjadi negatif., mereka rela kelaparan atau bahkan
karena dapat mengganggu kesehatan dan berolaraga berlebihan; bulimia nervosa
aspek kehidupan lainnya. adalah kelainan atau gangguan makan
Emotional distress merupakan reaksi pada seseorang yang membuat dia
emosional individu ketika menghadapi memuntahkan setiap makanan yang telah
stresor. Bogoroch (2005) mendeskrip- dikonsumsi untuk menjaga berat badannya
sikan emotional distress sebagai trauma agar tidak berubah; sedangkan binge
mental atau psikologis yang disebabkan eating disorder adalah suatu kelainan atau
oleh perilaku yang menyakitkan (tortious) gangguan pola makan tidak normal
atau tidak menyakitkan (non-tortious). dimana seseorang memakan makanan
Mirowsky & Ross (2003) & McCraty dengan jumlah yang sangat banyak dalam
(2006) mendefinisikan emotional distress suatu waktu yang terbatas, dibandingkan
sebagai keadaan ketika seseorang yang dimakan oleh pada orang umumnya
mengalami emosi negatif sebagai respon (Fairburn, dalam Garrow,2000).
atas stres yang dialami. Lazarus (1993) Pada umumnya, penderita eating
menyatakan emotional distress sebagai disorders adalah orang-orang yang
stres psikologis yang merupakan reaksi memiliki kepercayaan diri yang rendah,
terhadap berbagai jenis ancaman yang perasaan tidak berdaya, dan perasaan tidak
muncul dari dalam diri dan lingkungan. sebanding dengan orang lain. Penderita
Reaksi tersebut terjadi akibat evaluasi eating disorders menggunakan makanan
terhadap sesuatu yang dianggap dan diet sebagai cara untuk mengatasi
mengancam kesejahteran (well-being) masalah- masalah dalam hidup. Eating
individu. Tingkat keparahan stres ini akan dapat menyebabkan berbagai masalah
berpengaruh pada pola makan yang tidak kesehatan, seperti gangguan pencer- naan,
normal yang dapat menyebabkan malnutrisi dan gangguan pertum buhan.

161
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Eating Disorder
Volume 4, Nomor 1, 2019 Pada Mahasiswa yang Tinggal di Asrama Putri
UNITRI

Perlu kerja sama berbagai pihak yang dan kecenderungan tipe gangguan makan
terkait untuk mengatasi masalah tersebut. yang paling banyak dialami responden
Rayes dalam penelitian yang yaitu Eating Disorder Not Otherwise
dilakukan terhadap 2163 mahasiswa (EDNOS) sebanyak 48,5%. Kemudiaan
universitas Freshman menemukan bahwa dilakukan penelitian oleh Hapsari (2009)
36,44% mahasiswa yang mengalami pada kalangan model di OQ Modeling
gangguan makan. Hal tersebut School Jakarta Selatan menyebutkan
menunjukan bahwa gejala gangguan bahwa 58,5% mengalami kecenderungan
makan sering terjadi pada mahasiswa di gangguan makan dengan spesifikasi
Puerto Rican dan hasil penelitian yang anorexia nervosa sebanyak 3,1%, bulimia
dilakukan oleh james I Hudson nervosa sebanyak 1,5%, binge eating
menemukan bahwa perkiraan prevelensi sebanyak 1,5% dan EDNOS sebanyak
anoreksia nervosa 9%, bulimia nervosa 50,8%. Sebuah penelitian yang dilakukan
3,5%, dan gangguan makan adalah3,5% di oleh Erdianto (2009) pada mahasiswi
kalangan wanita, dan di kalangan pria jurusan administrasi perkantoran dan
anoreksia nervosa 3%, bulimia sekretaris, FISIP UI menyebutkan
nervosa5%, dan gangguan makan 2,0%. sebanyak 35,9% responden mengalami
Analisis daya tahan berdasarkan gangguan makan dengan tipe gangguan
retrospektif usia menunjukan bahwa risiko makan paling bayak yaitu Eating Disorder
bulimia nervosa dan gangguan makan Not Otherwise Specified (EDNOS)
meningkat menurut kelompok sebanyak 19,4%.
umur.Semua gangguan secara signifikan Berdasarkan studi pendahuluan yang
berhubungan dengan berat badan rendah dilakukan tanggal 10 Desember 2016 di
(indeks massa tubuh 18,5),Sedangkan Asrama Putri Unitri terhadap 15 Remaja
gangguan makan dikaitkan dengan Putri di Asrama Unitri. Peneliti
obesitas yang parah saat ini (indeks massa menemukan sebanyak 5 orang yang
tubuh <_40). Meskipun sebagian besar mengalami stress ringan, 7 orang
responden yang menderita selama 12 mengalami stress sedang, dan 3 orang
bulan untuk bulimia nervosa dan mengalami stress berat. sebagian besar
gangguan makan melaporkan adanya remaja tersebut mengatasi stress dengan
beberapa gangguan peran, hanya sebagian tidur-tiduran dan adapula yang membaca
kecil dari kasus yang pernah mencari buku ataupun mendeng arkan musik untuk
pengobatan. Gangguan makan, meskipun menghilangkan stres dan ada pula yang
relative jarang, merupakan masalah sampai lupa untuk makan. Berdasarkan
kesehatan. studi pendahuluan diatas maka peneliti
Adapula penelitian yang dilaku- kan tertarik dengan judul “hubungan tingkat
di Indonesia diantaranya peneli- tian yang stres dengan eating disorder pada
dilakukan oleh Putra (2008) pada siswi mahasiswa yang tinggal di asrama putri
SMAN 70 Jaksel menye-butkan lebih dari unitri”. Tujuan dari penelitian ini yaitu
80% responden memiliki gangguan makan untuk mengetahui tingkat stres dengan

162
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Eating Disorder
Volume 4, Nomor 1, 2019 Pada Mahasiswa yang Tinggal di Asrama Putri
UNITRI

eating disorder pada mahasiswi yang Berdasarkan Tabel 1 menunjukan


tinggal di asrama unitri. bahwa tingkat stres pada responden di
asrama putri UNITRI hampir seluruhnya
dikategorikan stres sedang yaitu sebanyak
METODE PENELITIAN 37 orang (88,1%).
Tabel 1. Hasil Tingkat Stres pada
Desain penelitian yang digunakan Mahasiswa yang Tinggal di
dalam penelitian ini adalah penelitian Asrama Putri UNITRI
korelasi dengan pendekatan cross Tingkat Stres f (%)
sectional. Populasi dalam penelitian ini Ringan 4 9,5
adalah mahasisawa UNITRI khususnya Sedang 37 88,1
PSIK yang tinggal di Asrama Putri Berat 1 2,4
angkatan 2016 Malang yang berjumlah 42 Total 42 100
orang dan teknik sampling yang dipakai
dalam penelitian ini teknik total sampling Tabel 2. Kategori Eating Disorder pada
yaitu didapat sebanyak 35 orang. Mahasiswa yang Tinggal di
Instrumen dalam penelitian ini Asrama Putri UNITRI
menggunakan kuesioner. Analisis yang Eating Disorder f (%)
digunakan adalah korelasi spearman rank. Eating Disorder 6 14,3
Pengambilan responden berdasarkan Tidak Eating Disorder 36 85,7
kriteria inklusi yaitu Semua Mahasiswi Total 42 100
yang tinggal di Asrama putri unitri,
Bersedia menjadi responden penelitian Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan
dengan menanda- tangani informed bahwa eating diorder pada responden di
consent. Teknik pengumpulan data asrama putri UNITRI hampir seluruhnya
menggunakan kuesioner. Metode penelitia dikate-gorikan tidak eating disorder yaitu
dengan menggunakan progran SSPS. sebanyak 36 orang (85,7%).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 3. TabulasiSilang Variabel Tingkat Stres dengan Eating Disorder pada Mahasiswa
yang Tinggal di Asrama Putri UNITRI
Eating Disorder Total
Variabel
Eating Disorder Tidak Eating Disorder
Ringan 0 4 (9,4%) 4 (9,5%)
Tingkat Stres Sedang 5 (11,9%) 32 (76,2%) 37 (88,1%)
Berat 1 (2,4%) 0 1 (2,4%)
Total 6 (14,3%) 36 (85,7%) 42 (100%)

163
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Eating Disorder
Volume 4, Nomor 1, 2019 Pada Mahasiswa yang Tinggal di Asrama Putri
UNITRI

Berdasarkan Tabel 3 menunjuk -


kan bahwa tingkat stres dengan kategori Tingkat Stres
sedang pada responden, hampir Berdasarkan Tabel 1. penelitian
seluruhnya tidak terdapat eating disorder, diketahui bahwa bahwa tingkat stres pada
yaitu sebanyak 32 orang (76,2%).Untuk responden di asrama putri UNITRI
membuktikan tabulasi silang tersebut hampir seluruhnya dikatego-rikan stres
dilakukan analisisi spearman rank dengan sedang yaitu sebanyak 37 orang (88,1%).
tingkat signifikasi (p) sebesar 0,05. Stres pada mahasiswi di asrama putri
Tabel 4. Uji pearson product moment UNITRI yang dikate- gorikan sedang,
hubungan tingkat stres dengan jika dikaitkan dengan hasil penyebaran
eating disorder kuesioner didapat-kan bahwa hanya
Variabel N Sig.
Koefisien terdapat 47,6% yang kadang-kadang
Korelasi menga-lami stres karena susah tidur
Tingkat stres
42 0,000 0,622 (nomor 1), 73,8% tidak pernah meng-
Eating disorder
hindari pekerjaan (tugas kuliah) (nomor
Berdasarkan Tabel 4. Menunjuk- 2), 47,6% kadang-kadang mengalami
kan bahwa hasil perhitungan spear- man kelelahan fisik (nomor 3), 54,8% tidak
rank hubungan tingkat stres dengan eating pernah melampiaskan stres dengan
disorder pada mahasiswa yang tinggal di mengkon sumsi makanan berlebihan
asrama putri UNITRI didapatkan nilai (nomor 4), 42,9% sering kurang sabar
Signifikan = 0,000 (p value ≤ 0,05) yang dan mudah marah (nomor 5), 35,7%
berarti data dinyatakan sangat signifikan kurang percaya diri (nomor 6), 35,7%
dan H1 diterima, artinya ada hubungan maha-siswa yang kadang-kadang
tingkat stres dengan eating disorder pada bertindak cepat (nomor 7), 38,1% tidak
mahasiswa yang tinggal di asrama putri pernah belajar sampai melupakan waktu
UNITRI. (nomor 8), 52,4% tidak pernah tergesa-
Hasil analisa spearman rank juga gesa dalam mengambil keputusan (nomor
menemukan nilai correlation coefficient 9), 52,4% mahasiswa tidak mudah
0,622 yang menunjukkan bahwa terdapat bergaul dan mudah bermusuhan (nomor
korelasi positif tingkat stres dengan 10), 45,2% kadang-kadang mengalami
eating, artinya semakin tinggi tingkat gangguan makan akibat stres (nomor 11),
stres, maka akan tejadi eating disorder, 78,6% tidak mengalami kecelakaan
sebaliknya semakin rendah tingkat stres akibat stres (nomor 12), 40,5% pernah
maka akan semakin baik dalam hal ini mengalami stres ringan akibat dari
tidak terjadi eating disorder. Nilai kurang tidur dan macet (nomor 13),
correlation coefficient juga menunjuk- 38,1% tidak pernah mengalami stres
kan bahwa kontribusi hubungan tingkat sedang seperti perselesihan (nomor 14),
stres dengan eating disorder pada dan 45,2% tidak pernah mengalami stres
mahasiswa yang tinggal di asrama putri berat seperti mengalami perpisahan
UNITRI sebesar 62,2%. dengan keluarga (nomor 15). Seperti

164
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Eating Disorder
Volume 4, Nomor 1, 2019 Pada Mahasiswa yang Tinggal di Asrama Putri
UNITRI

yang diungkapkan oleh Alvin (2007), kecemasan yang berlebihan, sedih dan
stressor internal berasal dari diri sendiri depresi; dan gejala tingkah-laku yaitu
berupa pikiran-pikiran negatif, keyakinan mudah menyalah-kan orang lain dan
dalam diri, dan kepribadian yang mencari kesalahan orang.
dimiliki. Hasil penelitian diketahui bahwa
Jika dikaitkan dengan umur yang stres pada pada mahasiswa merupakan
sebagian besar adalah berusia antara 18- hal yang biasa hal ini berkaitan dengan
19 tahun yaitu sebanyak 19 orang masalah perkulia-han (jadwal yang padat
(59,4%), dimana pada usia ini tingkat dan semakin banyak tugas yang
emosional remaja masih tinggi akibat diterima), masalah pribadi dengan
dari peralihan masa anak-anak ke masa keluarga, dan orang-rang sekitar, akan
dewasa sehingga mahasiswa mudah stres tetapi hal ini jangan dibiarkan karena
dan tidak mampu untuk memanajemen dapat berdampak pada kondisi fisik dan
stres. Hal ini didukung dengan pendapat psikis mahasiswa yaitu perasaan tidak
Ali (2011) bahwa masa remaja biasanya berdaya dan tidak percaya diri. Sehingga
memiliki energi yang besar, emosi perlu adanya pemahaman dan
berkobar-kobar, sedangkan pengendalian pengetahuan dari lingkungan terdekat
diri belum sempurna. Selain itu penelitian yaitu terutama teman sekamar, atau
yang dilakukan oleh Aiska (2014), yang dosen/wali di kampus, untuk memberikan
mem buktikan bahwa faktor status umur, konsultasi yang dapat mengurangi
jenis kelamin, status perkawinan, tekanan/stres pada mahasiswa.
pendidikan terakhir, masa kerja dan
beban kerja berpengaruh signifikan Eating Disorder
terhadap tingkat stres. Berdasarkan Tabel 2. penelitian
Jika stres yang dialami dibiarkan diketahui bahwa eating diorder pada
maka dapat berdampak kesehatan fisik responden di asrama putri UNITRI hampir
dan psikis. Hal ini senada dengan yang seluruhnya dikategorikan tidak eating
diungkapkan oleh Sarafino (2008) yang disorder yaitu sebanyak 36 orang
menyata-kan dampak dari stres terdiri (85,7%). Mahasiswa yang dikategorikan
dari 2 aspek yaitu aspek biologis dan eating disorder jika dikaitkan dengan
aspek psikologis. Dampak biologis hasil penyebaran kuesioner didapatkan
seperti sakit kepala yang berlebihan, tidur bahwa 50% mahasiswa tidak merasa
menjadi tidak nyenyak, gangguan gemuk (nomor 1), 52,4% mahasiswa tidak
pencernaan, hilangnya nafsu makan, merasa takut jika bertambah gemuk
gangguan kulit dan produksi keringat (nomor 2), 71,4% tidak berpikir tentang
yang berlebihan di seluruh tubuh. dirinya jika berat badan bertambah
Sedangkan dampak psikologis sendiri (nomor 3), 83,3% berpendapat berat
terdiri atas 3 yaitu gejala kognisi yaitu badan tidak mempengaruhi interaksi
daya ingat menurun, kurang konsen-trasi; dengan orang lain (nomor 4), 57,1% tidak
gejala emosi yaitu mudah marah, makan secara berlebihan/berulang (nomor

165
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Eating Disorder
Volume 4, Nomor 1, 2019 Pada Mahasiswa yang Tinggal di Asrama Putri
UNITRI

5), 90,5% tidak pernah mengkonsumsi (osteopenia atau osteoporosis), rambut


obat/jamu pelangsing (nomor 6), 57,1% dan kuku yang rapuh, kulit yang kering
tidak pernah berpuasa atau makan kurang dan kekuningan, tumbuhnya rambut halus
dari 2 kali sehari (nomor 7), 59,5% tidak diseluruh tubuh (misalnya, lanugo),
mengalami gangguan makan jika makan anemia ringan, kelemahan dan kehilangan
dalam porsi yang banyak (nomor 8), otot, konstipasi berat, tekanan darah
90,5% tidak pernah makan dengan rendah, pernafasan dan pergerakan yang
sembunyi-sembunyi karena makan dalam melemah, penurunan suhu tubuh yang
jumlah porsi yang banyak, dan 90,5% menyebabkan orang tersebut sering
tidak pernah makan dalam jumlah besar merasa dingin, dan kelesuan (Wonderlich
ketika sedang lapar. et al, 2005).
Eating disorder berhubungan Sebagai akibat dari nutrisi yang
dengan makanan, pola makan, dan berat buruk, akan muncul gangguan endokri
badan, akan tetapi gangguan tersebut yang melibatkan hipotalamus -pituitari -
bukanlah mengenai makanan, tetapi gonad, bermanifestasi pada wanita yaitu
mengenai perasaan dan ekspesi diri amenorrea dan pada laki-laki yaitu
(Setiawan, 2004). Pada umumnya, kurangnya minat seksual dan kesuburan.
penderita eating disorders merupakan Pada anak-anak prapu-bertas, pubertasnya
orang-orang yang orang-rang yang akan lambat dan perkembangan serta
memiliki kepercayaan rendah, perasaan pertumbuhan fisiknya akan terhambat
tidak berdayah, dan perasaan tidak (Chavez, 2007). Gejala metabolik lainnya,
sebanding dengan orang lain. Mereka seperti lelah dan intoleransi terhadap
menggunakan makanan dan diet sebagai kedinginan juga disebabkan oleh
cara untuk mengatasi masalah-masalah gangguan aksis hipotalamus-pituitari-
dalam hidup mereka. Banyak dari mereka gonad Selain itu, resiko untuk mengalami
bahwa makanan adalah sumber fraktur tulang berkaitan juga dengan
kenyamanan peng-hilang stress sementara pasien AN karena ukuran tulang yang
penurunan berat badan dianggap sebagai berkurang dan densitas mineral tulang
cara agar diterima oleh teman-teman dan (Karlsson et al, 2000).
keluarga (Chavez, 2007). Tidak seperti AN, orang yang
Kebanyakan pasien dengan menderita Bulimia Nervosa (BN) dapat
Anorexia Nervosa (AN) juga akan jatuh kepada golongan dengan berat badan
mempunyai masalah psikiatri dan yang normal sesuai dengan umur mereka.
berbagai macam penyakit fisik, termasuk Akan tetapi, seperti AN, mereka juga
depresi, ansietas, perilaku merusak mempunyai ketakutan untuk pertambahan
(obsessive), penyalahgunaan zat, berat badan, dan sangat nekad untuk
komplikasi kardiovaskular dan neurologis, mengurangi berat badan, merasa tidak
serta perkembangan fisik yang terhambat. bahagia hebat atas ukuran dan bentuk
Gejala lain yang mungkin terlihat dari tubuh mereka. Perilaku bulimia adalah
waktu ke waktu termasuk penipisan tulang rahasia, karena selalu disertai dengan

166
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Eating Disorder
Volume 4, Nomor 1, 2019 Pada Mahasiswa yang Tinggal di Asrama Putri
UNITRI

perasaan jijik dan malu. Siklus perilaku Hubungan Tingkat Stres Dengan
binging dan penyingkiran ini selalunya Eating Disorders Pada Mahasiswa
berulang selama beberapa kali dalam Yang Tinggal Di Asrama Putri Unitri
seminggu. Mirip dengan AN, orang yang Berdasarkan hasil Tabel 3. analisis
menderita BN juga mempunyai penyakit spearman rank hubungan tingkat stres
psikologis seperti depresi, ansietas dengan eating disorder pada mahasiswa
dan/atau permasalahan penyalahgunaan yang tinggal di asrama putri UNITRI
zat. Kebanyakan kondisi fisik adalah didapatkan nilai Signifikan = 0,000 (p
akibat dari aspek penyingkiran penyakit, value ≤ 0,05) yang berarti data dinyatakan
termasuk ketidakseimbangan elektrolit, sangat signifikan dan H1 diterima, artinya
masalah gastrointestinal, dan masalah ada hubungan tingkat stres dengan eating
berkaitan dengan rongga mulut dan gigi disorder pada mahasiswa yang tinggal di
(Karlsson et al, 2000). asrama putri UNITRI.
Gejala lain yang terkait termasuk Hasil analisa spearman rank juga
inflamasi kronis dan sakit tenggo-rokan, menemukan nilai correlation coefficient
pembengkakan kelenjar di leher dan di 0,622 yang menunjukkan bahwa terdapat
bawah rahang, robekan enamel gigi dan korelasi positif tingkat stres dengan
meningkatnya kepekaan dan kerusakan eating, artinya semakin tinggi tingkat
gigi akibat daripada pemaparan terhadap stres, maka akan tejadi eating disorder,
asam lambung, penyakit refluks gastro sebaliknya semakin rendah tingkat stres
esofagus, intestinal distress dan iritasi maka akan semakin baik dalam hal ini
akibat penyalahgunaan obat pencahar, tidak terjadi eating disorder. Nilai
masalah pada ginjal akibat penyalah- correlation coefficient juga menunjuk-kan
gunaan obat diuretik, dan dehidrasi berat bahwa kontribusi hubungan tingkat stres
karena kekurangan cairan tubuh (Karlsson dengan eating disorder pada mahasiswa
et al, 2000). yang tinggal di asrama putri UNITRI
Gangguan mood sering terjadi pada sebesar 62,2%.
pasien dengan BN dan simptom Orang yang mengalami stres lebih
kecemasan dan ketegangan (tension) juga sering menggunakan mekanisme
sering dialami. Kebanyakan pasien Emotional distress merupakan reaksi
dengan BN mengalami depresi ringan, emosional individu ketika menghadapi
mengalami gangguan mood dan perilaku stresor. Bogoroch (2005) mendeskrip-
yang serius seperti percobaan bunuh diri sikan emotional distress sebagai trauma
dan penyalahgunaan alkohol serta obat- mental atau psikologis yang disebabkan
obatan terlarang. Biasanya, pasien oleh perilaku yang menyakitkan (tortious)
dengan BN merasa malu dengan atau tidak menyakitkan (non-tortious).
perbuatannya sendiri dan cenderung Mirowsky & Ross (2003) &McCraty
untuk merahasiakannya dari keluarga dan (2006) mendefinisikan emotional distress
teman-teman (Karlsson et al, 2000). sebagai keadaan ketika seseorang
mengalami emosi negatif sebagai respon

167
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Eating Disorder
Volume 4, Nomor 1, 2019 Pada Mahasiswa yang Tinggal di Asrama Putri
UNITRI

atas stres yang dialami. Lazarus (1993) yang dimakan oleh pada orang umumnya
menyatakan emotional distress sebagai (Fairburn, dalam Garrow, 2000).
stres psikologis yang merupakan reaksi
terhadap berbagai jenis ancaman yang
muncul dari dalam diri dan lingkungan. KESIMPULAN
Reaksi tersebut terjadi akibat evaluasi
terhadap sesuatu yang dianggap 1) Tingkat stres, hampir seluruhnya
mengancam kesejahteran (well-being) dikategorikan stres sedang yaitu
individu. sebanyak 37 orang (88,1%).
Tingkat keparahan stres ini akan 2) Eating diorder, hampir seluruhnya
mempengaruhi pola makan yang tidak dikategorikan tidak eating disorder
normal yang dapat memyebabkan yaitu sebanyak 36 orang (85,7%).
gangguan makan (Eating disoreder). 3) Ada hubungan tingkat stres dengan
Eating disorder adalah suatu gejala eating disorder pada mahasiswa yang
gangguan pola makan yang tidak normal. tinggal di asrama putri UNITRI yang
Eating disorder diartikan sebagai kelainan dibuktikan dengan nilai signifikan
yang terjadi pada kebiasaan makan sebesar 0,000 (p ≤ 0,05).
seseorang yang diakibatkan oleh
kekhawatiran orang tersebut. Terdapat
tiga jenis gangguan makan menurut SARAN
DSM–5 (Diagnostic and Statistical
Manual Of Mental Disorder, 2014) yaitu: Peneliti selanjutnya untuk mengambil
Anorexia nervosa, Bulimia nervosa dan judul yang sama untuk melakukan
binge eating disorder. Anorexia nervosa penelitian tetapi pada mahasiswa yang
adalah kelainan atau gangguan makan tinggal di asrama Putra mengingat karena
yang membuat seseorang terobsesi akan masih jarang penelitian yang dilakukan di
berat badan yang sangat kecil sehingga mahasiswa Putra.
mereka rela kelaparan atau bahkan
berolaraga berlebihan; bulimia nervosa
adalah kelainan atau gangguan makan DAFTAR PUSTAKA
pada seseorang yang membuat dia
memuntahkan setiap makanan yang telah Ali, M. dan Asrori. 2011. Psikologi
dikonsumsi untuk menjaga berat badannya Remaja - Perkembangan Peserta
agar tidak berubah; sedangkan binge Didik. Cetakan ketujuh. Jakarta: PT.
eating disorder adalah suatu kelainan atau Bumi Aksara
gangguan pola makan tidak normal Aiska, Selviana. 2014. Analisis Faktor-
dimana seseorang memakan makanan Faktor yang Berpengaruh pada
dengan jumlah yang sangat banyak dalam Tingkat Stres Kerja Perawat di
suatu waktu yang terbatas, dibandingkan Rumah Sakit Jiwa Grhasia
Yogyakarta. Naskah Publikasi,

168
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Eating Disorder
Volume 4, Nomor 1, 2019 Pada Mahasiswa yang Tinggal di Asrama Putri
UNITRI

Program Studi Ilmu Keperawatan, dengan Kecenderungan Perilaku


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Makan Menyimpang pada Kalangan
Kesehatan, Universitas Model di OQ Modelling School
Muhammadiyah Yogyakarta. Jakarta Selatan Tahun 2009‟,
Alvin. 2007. Mengatasi Stres Belajar. Skripsi, FKM UI, Depok.
Jakarta: Elex Media Komputindo. Hardjana, A. M. 2002. Stres tanpa distres:
Bogoroch, R.M. 2005. Damages for Seni mengelola Stres (7th ed.)
Emotional Distress. PAPER. The Yogyakarta: Kanisius.
Canadian Institute. Karlsson, M.K., Weigall, S.J., Duan, Y.,
Chavez, M., Insel, T.R. 2007. Eating Seeman, E. 2000. Bone Size and
Disorders: National Institute of Volumetric Density in Women with
Mental Health‟s Anorexia Nervosa Receiving
Perspective.American Psychology, Estrogen Replacement Therapy and
62(3): 159-166.http: //www. in Women Recovered from
aedweb. Anorexia Nervosa. Journal of
org/eating_disorders/prevalence.cfm Clinical Endocrinology Metabolic,
. Diakses pada tanggal 20 november 85(9): 3177-3182.
2012. Lazarus, R.S. 1993. Progress on a
Erdianto, S.D 2009. „ Hubungan antara Cognitive Motivational-Relational
Faktor Individu dan Faktor Theory of Motivation. American
Lingkungan dengan Kecenderungan Psychologist 46: 819 – 834.
Penyimpangan Perilaku Makan pada McCraty, R.M. 2006. Emotional Stress,
mahasiswi Jurusan Administrasi Positive Emotions, and
Perkantoran dan Sekretaris. Fisip UI Psychophysiological Coherence.
Tahun 2009‟, Skripsi, FKM UI, Stress in Health and Disease.
Depok. Weinheim: Wiley – VCH.
Faiburn et al. 2000, „Risk Factors for Mumtahinnah, Noviyan. 2008. Diakses
Binge Eating Disorder’, Arch Gen Pada tanggal 20 April 2011. “
Psychia- try 1998;55:425-432. Hubungan Antara Stres Dengan
http:// archgen Agresi Pada Ibu Rumah Tangga
psychiatry.comdiakses tanggal 19 yang tidak bekerja “.
Desember 2012 Dalamhttp://www.sribd.com/doc/45
Garrow. Risk factor for binge eating 884551/null.
disorder community-based, case- Mirowsky, J., Ross, C.E. 2003. Social
control study.2000. Dari Causes of Psychological Distress,
www.archgeinpsychiantry.com. 2nd Edition. New York: Aldine de
Diakses tanggal 01 Juli 2012, Pukul Gruyter.
15.00 WIB Sarafino, 2008.Health Psychology:
Hapsari, Ismira 2009, „Hubungan Faktor Biopsychosocial Interactions Sixth
Personal dan Faktor Lingkungan

169
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Dengan Eating Disorder
Volume 4, Nomor 1, 2019 Pada Mahasiswa yang Tinggal di Asrama Putri
UNITRI

Edition. United States : John Willey


& Sons, Inc
Setiawan, Elizabeth. 2004. Penyimpangan
Pola Makan. Majalah Komunikasi
Maranatha. Vol.12, No.10, 2004.
Wahyudian, Ujang Sumarwan, Hartono.
2004. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Konsumsi Kopi dan
Analisis Pemetaan Beberapa Merek
Kopi dan Implikasinya pada
Pemasaran Kopi. Jurnal Manajemen
& Agribisnis, Vol. 1 No.1 Maret
2004 : 55-68.
Winkel, W. S. 2002. Bimbingan
Konseling dai institusi pendidikan.
Jakarta: Grasindo
Wonderlich, S.A., Lilenfield, L.R., Riso,
L.P., Engel, S., Mitchell, J.E. 2005.
Personality and Anorexia Nervosa.
International Journal of Eating
Disorders, 37: S68-S71.

170

Anda mungkin juga menyukai