Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DISMENORE DENGAN TINGKAT STRES PADA

MAHASISWI AKPER AS-SYAFI’IYAH JAKARTA

Marini Agustin
1. Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam
As-syafi’iyah Jakarta, Indonesia
2. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam As-syafi’iyah Jakarta, Indonesia
*email : mariniagustin.fikes@uia.co.id

ABSTRAK
Pendahuluan Perubahan biologis yang dialami remaja putri yaitu mengalami menstruasi, selama
menstruasi remaja mengalami perubahan fisik seperti nyeri atau kram perut berupa Dismenore
sehingga mengganggu aktifitas. Stres merupakan suatu kondisi ketika individu berespon terhadap
perubahan dalam status keseimbangan normal. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi Hubungan
Antara Tingkat Dismenore Dengan Tingkat Stres Pada Remaja. Dismenore merupakan rasa sakit
akibat menstruasi, selama dismenore terjadi kontraksi otot rahim akibat peningkatan prostaglandin
yang menyebabkan terjadinya kram pada abdomen bagian bawah. Dismenore timbul pada 3 tahun
setelah menstruasi pertama. Metode Penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-
sectional. Populasi berjumlah 62 responden menggunakan teknik sampling jenuh dengan mengambil
semua anggota populasi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan
univariat dan bivariate menggunakan chi-square (α=5%). Hasil Penelitian menunjukan bahwa tingkat
dismenore dalam tingkat sedang 64,5% dan tingkat stres dalam tingkat sedang 71%. Dari hasil analisis
diperoleh nilai Fisher’s Exact = 0,001 ≤ α=5%. Simpulan ada hubungan yang signifikan antara
tingkat dismenore dengan tingkat stres pada remaja di Akper As-Syafi’iyah Jakarta. Saran untuk
kuliah agar diadakan materi cara mengatasi dismenore pada remaja putri dalam kegiatan Ekstra
Kurikuler, dan memantau keaktifan olahraga.

Kata kunci : menstruasi, remaja, tingkat dismenore, tingkat stres

ABSTRACT
Introduction Biological changes experienced by young women who experience menstruation, during
menstruation, adolescents experience physical changes such as abdominal pain or cramping in the
form of dysmenorrhea, which disrupts activity. Stress is a condition when individuals respond to
changes in normal balance status. The purpose of this study was to identify the relationship between
the level of dysmenorrhea and stress levels in adolescents. Dysmenorrhea is a pain due to
menstruation, during dysmenorrhea there is contraction of the uterine muscles due to an increase in
prostaglandin which causes cramps in the lower abdomen. Dysmenorrhea occurs 3 years after the
first menstruation. Research method Descriptive correlative with cross-sectional approach. The
population of 62 respondents used a saturated sampling technique by taking all members of the
population. Data collection using a questionnaire. The analysis used univariate and bivariate using
chi-square (α = 5%). The results showed that the level of dysmenorrhea was at a moderate level of
64.5% and the level of stress was at a moderate level of 71%. From the results of the analysis, the
Fisher's Exact = 0.001 ≤ α = 5% value is obtained. Conclusion there is a significant relationship
between the level of dysmenorrhea and the level of stress in adolescents at Akper As-Syafi’iyah
Jakarta. Suggestions for lectures so that there are materials on how to cope with dysmenorrhea in
young women in extra-curricular activities, and monitor the activity of the sport.

Keywords: Adolescence, dysmenorrhea level, menstruation, stress level

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DISMENORE DENGAN TINGKAT… Marini Agustin 603


LATAR BELAKANG (90%) wanita yang mengalami dismenore,
Masa remaja dikenal dengan masa dengan 10-15% mengalami dismenore
storm dan stress karena pada masa ini berat. Di Malaysia prevalensi dismenore
terjadi pergolakan emosi yang diiringi pada remaja sebanyak 62,3%, di Amerika
dengan pertumbuhan fisik yang pesat. Serikat, klein dan Litt melaporkan
Perkembangan secara fisik pada masa prevalensi dismenore mencapai 59,7%
perempuan terjadinya menstruasi dan pada (Ningsih, 2016). Di Indonesia angka
laki-laki sudah mulai mampu menghasilkan kejadian nyeri menstruasi berkisar 55%,
sperma (Proverawati & Misaroh, 2012). Jawa Tengah mencapai 56%, Jawa Barat
Perubahan biologis yang dialami sebanyak 54,9%, di Kota Bekasi sebanyak
remaja putri salah satunya adalah 63,2% remaja mengalami dismenore. (Max
mengalami menstruasi. Menurut (Nurnajmi, F. Wongkar, 2015). Angka kejadian
2011), menstruasi adalah masa perdarahan dismenore berkisar antara 45-95%
yang terjadi pada perempuan secara rutin dilakukan upaya penanganan dengan terapi
setiap bulan selama masa suburnya kecuali obat 51,2%, dengan relaksasi 24,7%,
apabila terjadi kehamilan. Selama siklus dengan distraksi atau pengalihan nyeri
menstruasi beberapa remaja putri dapat 24,1% (Kemenkes RI, 2016). Dismenore
mengalami adanya perubahan fisik, terjadi pada wanita dengan tingkat stres
emosional dan kram perut, sebagai contoh: rendah sebesar 22%, stres sedang 29%, dan
perubahan fisik yang sering terjadi selama tingkat stres tinggi sebesar 44% (Teguh,
siklus menstruasi tersebut adalah nyeri atau 2013)
kram perut sebelum menstruasi. Nyeri Dismenore mengakibatkan
menstruasi umum dirasakan oleh gangguan psikologis, salah satu faktor
perempuan pada hari-hari pertama psikologis adalah stres yang merupakan
menstruasi. Sebagian wanita mendapatkan suatu respon fisiologis, psikologis dari
menstruasi tanpa keluhan, namun tidak manusia yang mencoba untuk mengadaptasi
sedikit dari mereka yang mendapatkan dan mengatur baik tekanan internal dan
menstruasi disertai keluhan sehingga eksternal. Stres yang berkelanjutan dapat
mengakibatkan rasa ketidaknyamanan menyebabkan depresi. Respon stres dari
berupa Dismenore. Nyeri haid merupakan setiap orang berbeda yaitu karena kondisi
suatu gejala yang paling sering kesehatan, kepribadian, pengalaman
menyebabkan wanita-wanita muda pergi pertama saat mengalami dismenore,
kedokter untuk berkonsultasi dan pengetahuan, mekanisme koping, tingkat
pengobatan. Sifat dari rasa nyeri berupa pendidikan, usia, dan kemampuan
sakit yang tajam, biasanya pada perut pengelolaan emosi dari masing-masing
bagian bawah, dapat menyebar kedaerah individu (Wangsa, 2013)
pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa Stres dapat berpengaruh positif dan
nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, negatif. Pengaruh positif yaitu mendorong
sakit kepala, dan diare. Kondisi ini individu untuk membangkitkan kesadaran
bertambah parah bila disertai dengan dan menghasilkan pengalaman baru.
kondisi psikologis yang tidak stabil, seperti Sedangkan pengaruh negatif, menimbulkan
stres, depresi, cemas berlebihan, dan perasaan tidak percaya diri, marah, depresi,
keadaan sedih yang berlebihan (Sarwono, sakit kepala, sakit perut, dan insomnia
2012). (Yusuf, S. 2013).
Angka kejadian dismenore di Dunia
sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% Berdasarkan hasil studi pendahuluan
perempuan disetiap negara mengalami nyeri pada tanggal 28 April 2017 di Akper As-
menstruasi. Menurut data WHO (2016) Syafi’iyah Jakarta didapatkan 11 mahasiswi
didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa untuk wawancara, terdapat sembilan orang

604 JURNAL AFIAT VOL.4 NO.2 TAHUN 2018 “KESEHATAN JIWA”


mengalami nyeri pada saat menstruasi 2. Tempat dan Waktu Penelitian
(dismenore) di perut bagian bawah, Penelitian ini dilakukan di
menyebar ke pinggang dan paha terdapat Akper As-Syafi’iyah Jakarta. Adapun
dua orang, disertai dengan diare terdapat waktu penelitian dilakukan selama 5
tiga orang, dan sakit kepala dua orang, bulan dari bulan April 2017 sampai
frekuensi nyeri menstruasi selama satu hari dengan bulan Agustus 2017 mulai dari
terdapat satu orang dan frekuensi nyeri persiapan penelitian, pengambilan data,
selama dua hari terdapat delapan orang. pengolahan dan analisis data sampai
Rata-rata siklus menstruasi selama tujuh penulisan laporan.
hari, perasaan sensitif (mudah marah) ada
sebelas orang, sulit tidur pada saat nyeri 3. Populasi dan Sampel Penelitian
menstruasi ada empat orang dan tujuh a. Populasi
orang lainnya tidak mengalami sulit tidur, Populasi penelitian ini
sulit berkonsentrasi terdapat enam orang adalah seluruh mahasiswi berkuliah
dan lima orang lainnya dapat di Akper As-Syafi’iyah Jakarta
berkonsentrasi. Dua dari sebelas orang yang berjumlah 148 mahasiswi.
mengetahui cara menanggulangi nyeri
menstruasi dengan cara berbaring. Pada b. Sampel
nyeri haid yang berat mahasiswi tidak Sampel adalah sebagian dari
masuk kuliah setiap bulan untuk istirahat populasi yang ciri-cirinya akan
dan memerlukan obat analgesik untuk diteliti yaitu tingkat nyeri
mengatasi nyeri, hal ini dapat menimbulkan menstruasi, pada mahasiswi yang
mahasiswi tertinggal mata pelajaran, tidak sudah menstruasi 3 tahun yang lalu.
bisa mencapai prestasi yang optimal dan Teknik pengambilan sampling
bagi kuliah dapat menimbulkan kekurangan menggunakan purposive sampling,
sumber daya manusia. yaitu sebanyak 62 mahasiswi.
Dan berdasarkan uraian diatas,
peneliti tertarik melakukan penelitian HASIL PENELITIAN
dengan judul “Hubungan antara Tingkat
Dismenore dengan Tingkat Stres pada 1. Analisa Univariat
Mahasiswi Akper As-Syafi’iyah Jakarta”
a. Karakteristik Responden
METODOLOGI PENELITIAN Tabel 1 Distribusi Karakteristik Usia
1. Desain dan Jenis Penelitian Remaja
Penelitian ini menggunakan Usia Frekuensi Persentase
deskriptif korelatif dengan tujuan untuk 18 14 22,6
mengetahui hubungan antara tingkat 19 44 71
dismenore dengan tingkat stres pada 20 4 6,5
Total 62 100
mahasiswi Akper As-Syafi’iyah Jakarta,
dengan pendekatan cross-sectional yang
merupakan rancangan penelitian dengan Berdasarkan tabel 1,
melakukan pengukuran atau karakteristik usia remaja yang
pengamatan pada saat bersamaan (sekali berumur 18 tahun sebesar 22,6%,
waktu) untuk melihat hubungan antara remaja yang berumur 19 tahun
variabel bebas dan terikat (Hidayat, sebesar 71%, dan remaja yang
2014). berumur 20 tahun sebesar 6,5%. Ini
menunjukan bahwa usia responden
remaja didominasi oleh usia yang
berumur 19 tahun.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DISMENORE DENGAN TINGKAT… Marini Agustin 605


Tabel 2 Distribusi Karakteristik Usia sebagian besar tingkat dismenore
Menarche Remaja dalam kategori sedang 64,5%. Hal
Usia Menarche Frekuensi Persentase ini menunjukan bahwa dismenore
9 1 1,6 yang terjadi tanpa terdapat kelainan
10 8 12,9 anatomis alat kelamin, dan
11 22 35,5
merupakan suatu ciri-ciri siklus
12 21 33,9
13 8 12,9 ovulasi. Ini dikarenakan selama
14 2 3,2 dismenore terjadi kontraksi otot
Total 62 100 Rahim akibat peningkatan
prostaglandin sehingga
Berdasarkan tabel 2, menyebabkan vasospasme dari
karakteristik usia menarche arteriol uterine yang menyebabkan
responden yang berumur 9 tahun terjadinya iskemia dan kram pada
sebesar 1,6%, remaja yang berumur abdomen bagian bawah yang akan
10 tahun sebesar 12,9%, remaja merangsang rasa nyeri disaat
yang berumur 11 tahun terdapat menstruasi (Max F. Wongkar, 2015)
35,5%, remaja yang berumur 12 Hal ini sebanding dengan
tahun di peroleh 33,9%, remaja hasil penelitian Bekti Yuniyanti
yang berumur 13 tahun terdapat (2014) di SMP Bhakti Karyakota
12,9%, dan remaja yang berumur 14 Magelang, dengan hasil tingkat
tahun terdapat 3,2%. Hasil dismenore di peroleh hasil paling
penelitian berdasarkan usia banyak adalah dismenore sedang
menarche responden di Akper As- sejumlah 66 mahasiswi (47,8%),
Syafi’iyah Jakarta didominasi oleh dismenore ringan sejumlah 46
usia yang berumur 11 tahun mahasiswi (33,3%) dan paling
(35,5%). Ini dikarenakan timbulnya sedikit adalah dismenore berat
dismenore pada remaja sekitar 1-3 sejumlah 26 mahasiswi (18,8%).
tahun setelah menarche.
c. Gambaran Tingkat Stres
b. Gambaran Tingkat Dismenore Tabel 4 Distribusi Frekuensi
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Gambaran Gambaran tingkat Stres
tingkat Dismenore Kategori Frekuensi Persentase
Kategori Frekuensi Persentase Stres ringan 11 17.7
Dismenore ringan 13 21 Stres sedang 44 71
Dismenore sedang 40 64.5 Stres berat 7 11.3
Dismenore berat 9 14.5 Total 62 100
Total 62 100
Berdasarkan tabel 4,
Berdasarkan tabel 3, Gambaran secara umum mengenai
Gambaran secara umum mengenai tingkat stres pada remaja
tingkat dismenore pada remaja berdasarkan hasil penelitian yang
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 62
dilakukan oleh peneliti terhadap 62 responden terdapat 11 orang (17,7
responden terdapat 13 orang (21%) %) tingkat stres dikatakan ringan,
tingkat dismenore dikatakan ringan, 44 orang (71%) tingkat stres
40 orang (64,5%) tingkat dismenore dikatakan sedang, dan 7 orang
dikatakan sedang, dan 9 orang (11,3%) tingkat stres dikatakan
(14,5%) tingkat dismenore berat. Hasil menunjukan sebagian
dikatakan berat. Hasil menunjukan besar tingkat stres dalam kategori
sedang 71%.

606 JURNAL AFIAT VOL.4 NO.2 TAHUN 2018 “KESEHATAN JIWA”


Hal ini menunjukan bahwa Tabel 5 Distribusi Tabulasi Silang Tingkat
ketika individu berespon terhadap Dismenore dengan Tingkat Stres
perubahan dalam status Kategori Tingkat Stres
Ringan Sedang Berat Total
keseimbangan normal akan Kategori Ringan Count 7 6 0 13
menimbulkan stres. Stresor adalah Tingkat % of Total 11.3% 9.7% .0% 21%
setiap kejadian atau stimulus yang Dismeno Sedang Count 4 33 3 40
re % of Total 6.5% 53.2% 4.8% 64.5%
menyebabkan individu mengalami Berat Count 0 5 4 9
stres. Reaksi tubuh terhadap stres % of Total .0% 8.1% 6.5% 14.5%
misalnya berkeringat dingin, napas Total Count 11 44 7 62
sesak, dan jantung berdebar-debar. % of Total 17.7% 71% 11.3% 100%
Reaksi psikis terhadap stres seperti
frustasi, marah dan agresi (Zulfan Dari tabulasi silang di atas
Saam, 2014). menjelaskan bahwa tingkat dismenore
dengan tingkat stres sebagai berikut :
Hal ini sebanding dengan 1) Tingkat dismenore ringan dengan
hasil penelitian Naumi Wahyu tingkat stres ringan sebanyak
Fitriana (2017) di MTS Nurul 11,3%, tingkat dismenore ringan
Ummah Yogyakarta dengan 44 dengan tingkat stres sedang
responden, hasil tingkat stres sebanyak 9,7%, dan tingkat
diperoleh hasil paling banyak adalah dismenore ringan dengan tingkat
stres sedang sejumlah 20 mahasiswi stres berat sebanyak 0%.
(45,5%), stres ringan sejumlah 9 2) Tingkat dismenore sedang dengan
mahasiswi (20,5%), stres normal tingkat stres ringan sebanyak 6,5%,
sebanyak 8 mahasiswi (18,2%), tingkat dismenore sedang dengan
stres berat sejumlah 6 mahasiswi tingkat stres sedang sebanyak
(13,6%), dan paling sedikit stres 53,2%, dan tingkat dismenore
sangat berat sejumlah 1 mahasiswi sedang dengan tingkat stres berat
(2,3%). sebanyak 4,8%.
3) Tingkat dismenore berat dengan
Berdasarkan hasil penelitian
tingkat stres ringan sebanyak 0%,
Bekti Yuniyanti (2014) di SMP
tingkat dismenore berat dengan
Bhakti Karyakota Magelang,
tingkat stres sedang sebanyak 8,1%,
dengan hasil tingkat stres di peroleh
tingkat dismenore berat dengan
hasil paling banyak adalah stres
tingkat stres berat sebanyak 6,5%.
sedang sejumlah 48 mahasiswi
(34,8%), stres berat sejumlah 46
Karena terdapat tingkat
mahasiswi (33,3%), stres normal
dismenore kategori ringan dengan
sejumlah 27 mahasiswi (19,6%),
tingkat stres kategori berat adalah 0,
stres ringan sejumlah 12 mahasiswi
dan tingkat dismenore kategori berat
(8,7%), dan paling sedikit stres
dengan tingkat stres kategori ringan
sangat berat sejumlah 5 mahasiswi
adalah 0, maka analisis Chi-Square
(2,6%).
tidak dapat dilakukan karena itu
peneliti menggabungkan tingkat
2. Analisa Bivariat
dismenore kategori berat ke kategori
sedang, dan tingkat stres kategori berat
a. Hubungan antara tingkat
ke kategori sedang, sehingga tabel
dismenore dengan tingkat stres
tabulasi silang menjadi 2 x 2 seperti
pada tabel 6

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DISMENORE DENGAN TINGKAT… Marini Agustin 607


Tabel 6 Distribusi Tabulasi Silang Tingkat tingkat dismenore dengan tingkat
Dismenore Dengan Tingkat Stres stres pada remaja digunakan
Kategori Tingkat Stres koefisien kontingensi (C) yang
Ringan Sedang-Berat Total
Kategori Ringan Count 7 6 13 dibandingkan dengan (Cmax).
Tingkat % of Total 11.3% 9.7% 21% Adapun nilai koefisien kontingensi
Dismenore Sedang Count 4 45 49 di peroleh dalam tabel sebagai
-Berat % of Total 6.5% 72.6% 79%
Total Count 11 51 62
berikut :
% of Total 17.7% 82.3% 100%
b. Keeratan Hubungan
Dari tabel tabulasi silang di Hasil perbandingan nilai (C)
atas menjelaskan bahwa tingkat dengan (Cmax) diperoleh nilai
dismenore dengan tingkat stres pada 0,619. Nilai ini menunjukan bahwa
remaja sebagai berikut : terdapat hubungan yang positif dan
1) Tingkat dismenore ringan keeratan yang kuat antara tingkat
dengan tingkat stres ringan dismenore dengan tingkat stres. Dari
sebanyak 11,3%, dan tingkat hasil tersebut dapat ditarik
dismenore ringan dengan tingkat kesimpulan bahwa tingkat
stres sedang-berat sebanyak dismenore memberikan hubungan
9,7% terhadap tingkat stres sebesar
2) Tingkat dismenore sedang-berat 61,9%.
dengan tingkat stres ringan
sebanyak 6,5%, dan tingkat PEMBAHASAN
dismenore sedang-berat dengan Berdasarkan tabel 5, Dari 62
tingkat stres sedang- berat responden, menjelaskan bahwa tingkat
sebanyak 72,6%. dismenore dengan tingkat stres sebagai
berikut :
Tabel 7 Uji Chi-Square Tests 1. Tingkat dismenore ringan dengan
Asymp. Exact Exact tingkat stres ringan sebanyak 11,3%,
Value Df Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1-
sided) sided) sided)
tingkat dismenore ringan dengan
Pearson 14.692a 1 .000 tingkat stres sedang sebanyak 9,7%,
Chi-Square dan tingkat dismenore ringan dengan
Fisher's .001 .001
Exact Test
tingkat stres berat sebanyak 0%.
2. Tingkat dismenore sedang dengan
Berdasarkan tabel 7 terdapat tingkat stres ringan sebanyak 6,5%,
nilai ≤ 5dalam salah satu cell maka tingkat dismenore sedang dengan
peneliti menggunakan Uji Fisher's tingkat stres sedang sebanyak 53,2%,
Exact dengan nilai Exact Sig. (2- dan tingkat dismenore sedang dengan
sided)= 0,001 nilai ini lebih kecil tingkat stres berat sebanyak 4,8%.
dari α = 5% maka hipotesis H0 3. Tingkat dismenore berat dengan tingkat
ditolak. stres ringan sebanyak 0%, tingkat
Kesimpulannya adalah dismenore berat dengan tingkat stres
terdapat hubungan antara tingkat sedang sebanyak 8,1%, tingkat
dismenore dengan tingkat stres pada dismenore berat dengan tingkat stres
remaja, artinya tingkat dismenore berat sebanyak 6,5%.
ringan, sedang-berat akan Hal ini menunjukan bahwa tingkat
berpengaruh dengan tingkat stres dismeore ringan akan berpengaruh dengan
ringan, sedang-berat. tingkat stres yang ringan atau sedang, tetapi
Selanjutnya untuk menilai tidak dengan stres berat karena sesuai teori
besarnya hubungan antara antara stres yang berat menunjukan kelelahan fisik

608 JURNAL AFIAT VOL.4 NO.2 TAHUN 2018 “KESEHATAN JIWA”


dan mental seseorang. Tingkat dismenore namun dapat berlebihan jika dipengaruhi
sedang akan berpengaruh dengan tingkat oleh faktor psikis seperti stres, syok, dan
stres yang ringan, sedang, atau berat. Dari faktor fisik seperti penyempitan pembuluh
data diatas terdapat yang paling dominan darah, penyakit yang menahun, dan kurang
adalah tingkat dismenore sedang dengan darah (anemia). Nyeri haid yang terjadi
tingkat stres sedang karena sesuai teori stres tanpa terdapat kelainan anatomis alat
yang sedang menunjukan emosional dan kelamin, merupakan suatu ciri-ciri siklus
penurunan daya ingat. Tingkat dismenore ovulasi dan bisa timbul pada 6 sampai 12
berat akan mempengaruhi tingkat stres yang bulan setelah menarche. Dan kejadian yang
sedang dan berat, tetapi tidak dengan paling banyak terjadi dalam 3 tahun
tingkat stres ringan karena sesuai teori stres pertama setelah menarche (Syafrudin,
yang ringan membangkitkan semangat, dan 2011)
lebih tangguh menghadapi tantangan hidup.
Hasil uji statistik terlihat bahwa uji SIMPULAN
Fisher’s Exact untuk melihat hubungan 1. Dari tabulasi silang menunjukan bahwa
antara tingkat dismenore dengan tingkat Tingkat dismenore dengan tingkat stres
stres pada Mahasiswi Akper As-Syafi’iyah di dominasi oleh tingkat dismenore
Jakarta. Dengan nilai Fisher’s Exact = sedang dengan tingkat stres sedang
0,001 ≤ α = 5% sehingga dapat disimpulkan sebanyak 33 responden (53,2%)
hipotesis H0 ditolak. Artinya ada hubungan 2. Hasil kuesioner tingkat dismenore, di
antara tingkat dismenore dengan tingkat dapatkan skor paling rendah (73)
stres pada Mahasiswi Akper As-Syafi’iyah pernyataan tentang : frekuensi mual
Jakarta. muntah saat nyeri menstruasi, dan skor
Hal ini sebanding dengan hasil (94) pernyataan tentang : frekuensi
penelitian Sari Priyanti (2014) di MTS diare saat nyeri menstruasi.
Mamba’ul Ulum Awang-awang Mojosari 3. Hasil kuesioner tingkat stres, di
Mojokerto. Bahwa didapatkan data 19,6% dapatkan skor paling rendah (83)
dismenore paling banyak mengalami stres pernyataan tentang : frekuensi sesak
sedang. dengan uji Chi-Square diperoleh nafas saat nyeri menstruasi.
hasil perhitungan dengan nilai p= 0,002 4. Nilai Fisher’s Exact = 0,001 nilai ini
dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat lebih kecil dari α = 0,05% (hipotesis
hubungan yang signifikan antara tingkat H0 ditolak) Artinya ada hubungan
dismenore dengan tingkat stres pada remaja antara tingkat dismenore dengan tingkat
putri. Salah satu faktor yang stres pada Mahasiswi Akper As-
memprengaruhi kejadian dismenore saat Syafi’iyah Jakarta.
menstruasi adalah stres yang disebabkan
oleh transaksi antara individu dengan SARAN
lingkungan yang menimbulkan persepsi 1. Bagi Akper As- Syafi’iyah Jakarta
jarak antara tuntutan yang berasal dari Untuk meningkatkan
situasi dan sumber daya sistem biologis, kemampuan mahasiswi dalam
psikologis, dan sosial. mengatasi dismenore sebaiknya
Dismenore merupakan rasa sakit diadakan materi cara mengatasi
akibat menstruasi. Pada umumnya, dismenore pada mahasiswi dalam
kontraksi otot uterus tidak dirasakan, kegiatan Ekstra Kurikuler, dan
namun pada kontraksi yang hebat dan memantau keaktifan olahraga.
sering menyebabkan aliran darah ke uterus
terganggu sehingga timbul rasa nyeri (Icemi 2. Bagi Institusi Pendidikan
Sukarni K, 2013) Penelitian ini dapat digunakan
Dismenore yang dirasakan normal, sebagai masukan yang digunakan untuk

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DISMENORE DENGAN TINGKAT… Marini Agustin 609


bahan Pendidikan Kesehatan tentang Indonesia
Dismenore ketika mahasiswi praktik di Manuaba. (2009). Keperawatan Maternitas
lapangan. : Kesehatan Ibu, Bayi dan Keluarga.
Jakarta : EGC
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Manurung, Nixson. (2016). Terapi
Diharapkan hasil peneltian ini Reminiscence. Jakarta : CV. Trans
menjadi bahan bacaan yang bermanfaat Info Media Marmi. (2015).
dan sebagai masukan untuk peneliti Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta :
selanjutnya yang lebih mendalam pada Pustaka Pelajar
keadaan dismenore. Max F. Wongar. (2015). Penuntun
Pelajaran Kompetensi Kejuruan
DAFTAR PUSTAKA (KK). Bandung : Alfabeta
Barbara, Kozier. (2011). Buku Ajar Ningsih. (2011). Gambaran skala nyeri
Fundamental Keperawatan : haid pada usia remaja. Jurnal
Konsep, Proses, dan Praktik. Keperawatan Aisyiyah, volume 2,
Jakarta : EGC nomor 2, desember 2015. Di akses
Chomaria, Nurul. (2017). Bye Bye Stress. 20 Mei 2017, pukul 15.30 WIB
Jakarta : Elex Media Komputindo Notoadmodjo, S (2012). Ilmu Perilaku
Depkes RI. (2010). Angka Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kejadian Dismenore. Jakarta : Nur Najmi L. (2011). Buku Pintar
Departmen KesehatanRI Menstruasi. Yogjakarta : Buku Biru
Dharma, K. K. (2011). Metodologi Proverawati, A dan Misaroh S. (2009).
Penelitian Keperawatan. Jakarta: Menarche menstruasi pertama
CV. Trans Info Media. penuh makna. Yogyakarta : Nuha
Fatimah, Siti. DKK. (2014). Pedoman Medika
Penyusunan Skripsi. Jakarta Saam, Zulfan & Sri Wahyuni. (2014).
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2014). Metode Psikologi Keperawatan. Jakarta :
Penelitian Keperawatan dan Teknik Rajawali Persada
Analisa Data. Jakarta : Salemba Sarwono, S. (2012). Psikologi Remaja.
Medika Jakarta : Bulan Bintang
Icesmi Sukarni K, Margareth ZH. (2013). Sayyid Salim, Abu Malik Kamal bin.
Kehamilan, Persalinan, dan Nifas (2016). Shahih Fiqih Sunnah Wanita
dilengkapi dengan patologi. (Hukum-Hukum Fiqih yang Wajib
Yogyakarta : Nuha Medika Diketahui oleh Setiap Muslimah).
Indriyani, Diyan. (2013). Keperawatan Solo : Al-Hambra
Maternitas pada area Perawatan Setiadi. (2013). Konsep & Penelitian Riset
Antenatal. Yogyakarta : Graha Ilmu Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan Ilmu.
reproduksi remaja dan wanita.
Jakarta : Salemba Medika Sujarweni, V. Wiratna. (2014). Metodologi
Kusuma Kelana. (2011). Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Pustaka
Penelitian Keperawatan : Panduan Baru Press
Melaksanakan dan Menerapkan Suliswati, Tjie Anita Payapo, Jeremia
Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info Maruhawa, Yenny Sianturi, dan
Media Sumijatun. (2012). Konsep Dasar
Lapau, Buchori. (2013). Metode Penelitian Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Kesehatan : Metode Ilmiah Jakarta : EGC
Penulisan Skripsi, Tesis Dan Suliyanto. (2008). Metode Riset Bisnis.
Disertasi. Jakarta : Yayasan Obor Yogyakarta : Graha Ilmu

610 JURNAL AFIAT VOL.4 NO.2 TAHUN 2018 “KESEHATAN JIWA”


Syafrudin, Ayi Diah Damayani,
Delmaifanis. (2011). Himpunan
Penyuluhan Kesehatan pada
Remaja, Keluarga, Lansia, dan
Masyarakat. Jakarta : CV. Trans
Info Media
Terri Kyle, Susan Carman. (2014). Buku
Praktik Keperawatan Pediatri.
Jakarta: EGC
Teguh Wangsa, GH. W. (2013).
Menghadapi stress dan depresi, seni
menikmati hidup agar selalu
bahagia. Jakarta : Tugu Publisher
Wangsa. (2013). Manajemen stress. Jakarta
: Marta Books
Widaningsih, Ida. (2017). Remaja dan
Permasalahannya sudut pandang
islam. Jakarta : Campustaka
Yani Widyastuti, Anita Rahmawati, dan
Yuliasti Eka Purmamaningrum.
(2011). Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta : Fitramaya
Yati Afiyanti, Anggi Pratiwi. (2016).
Seksualitas dan Kesehatan
Reproduksi Perempuan Promosi,
Permasalahan dan Penanganannya
dalam Pelayanan Kesehatan dan
Keperawatan. Jakarta : Rajawali
Persada
Yosep, Iyus. (2013). Keperawatan Jiwa
edisi Revisi. Bandung : Refika
Aditama Yusuf
Syamsu. (2009). Mental Hygiene. Bandung
: Maestro

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DISMENORE DENGAN TINGKAT… Marini Agustin 611


612 JURNAL AFIAT VOL.4 NO.2 TAHUN 2018 “KESEHATAN JIWA”

Anda mungkin juga menyukai