BAB 1
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa perubahan baik secara fisik, biologis, dan
produktif. Usia remaja dimulai sejak seseorang mengalami perubahan baik itu
secara fisik, biologis, reproduktif. Pada remaja wanita hal yang paling menonjol
meskipun tidak jarang dijumpai pula pada wanita usia subur yang belum menikah
memiliki keluhan yang sama, yaitu mengalami nyeri haid di awal siklus
2015).
timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu,
tepatnya setelah stabilnya hormone tubuh atau perubahan posisi rahim setelah
kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi
1
2
rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, serta kelainan kedudukan rahim
(Cha NH, 2016) menyebutkan nyeri yang dialami oleh remaja dengan dismenore
terjadinya dismenore pada wanita muda antara 16,8 –81%. Rata-rata di negara-
negara Eropa dismenore terjadi pada 45-97% wanita. Dengan prevalensi terendah
dismenore tertinggi sering ditemui pada remaja wanita, yang diperkirakan antara
sekolah yang dialami remaja putri. Selain itu, juga dilakukan survey pada 113
Angka kejadian dismenorea di Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89%
dismenorea primer dan 9,36% dismenorea sekunder. Pada tahun 2018, hasil
Data yang didapatkan oleh peneliti dari poli remaja UPTD Puskesmas Kec.
Sananwetan pada bulan September 2020 menunjukkan bahwa dari 35 remaja putri
PSRT kota Blitar didapatkan 25 orang di antaranya mengalami nyeri haid saat
menstruasi. Di samping itu peneliti juga sering menjumpai 2 dari 5 remaja PSRT
Nyeri yang bersifat akut yang dialami oleh remaja dengan dismenore primer
nyeri penting dilakukan untuk memberikan intervensi paling tepat untuk keluhan
diberikan setelah nyeri dirasakan, dan dilanjutkan selama 2 sampai 3 hari pertama
diberikan ketika ada infeksi dan pembedahan dapat dilakukan jika terdapat
metode umum yang digunakan seperti kompres hangat, minum ramu-ramuan jahe
dan musik mozart. Selain dari metode tersebut penanganan disminore dapat juga
mengurangi rasa nyeri perut. Selain stretching abdominal (Mirna Wati, 2018)
dan Senam disminore secara rutin dan teratur dapat meningkatkan sekresi
hormon khususnya esterogen. Senam secara teratur bagi remaja putri dapat
sehingga dapat mengurangi dismenore, selain itu menjadikan tubuh terasa segar
dan dapat menimbulkan perasaan senang. Senam yang dilakukan secara rutin saat
aliran darah menjadi lancar dan hal tersebut dapat menurunkan gejala dismenore.
2013).
dalam bentuk kegiatan olahraga. Salah satu manfaat olahraga adalah merangsang
produksi endorphin dalam otak. Endorphin adalah hormon yang dihasilkan oleh
5
kelenjar pituitary yang dapat memberikan perasaan tenang dan daya tahan
dilakukan dan tidak memerlukan alat. Senam ini juga tidak membutuhkan biaya
mahal, mudah dilakukan dan tentunya tidak menimbulkan efek samping yang
memberikan sensasi rileks serta dapat mengurangi nyeri (Badriyah dan Diati,
2008).
terhadap rasa nyeri. Tanda pertama yang menunjukkan keadaan stres adalah reaksi
meregangnya otot tubuh individu dipenuhi hormon stres yang menyebabkan suhu
tubuh, detak jantung, pernapasan dan tekanan darah meningkat. Disisi lain saat
termasuk otot rahim menjadi tegang sehingga dapat menimbulkan nyeri ketika
peneliti ingin meneliti pengaruh senam disminore terhadap skala nyeri pada
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka rumusan masalah dalm penelitian
ini adalah sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh senam disminorea terhadap
skala nyeri disminorea pada remaja putri di asrama PSRT Kota Blitar tahun
2020?”.
satu sumber acuan dalam penanganan penderita skala nyeri dismenore secara
nonfarmakologis.
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan penderita nyeri haid dalam
mengurangi nyeri haid dan dapat meminimalkan efek dari pemakaian obat
farmakologis.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan bahan tambahan
luas.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
terminologi lain PBB menyebutkan anak muda (younth) untuk mereka yang
Didalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait (seperti biologi dan
fisiologi), remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik ketika alat-alat
kelamin manusia mencapai kematangan. Hal ini berarti, secara anatomis, alat-alat
kelamin maupun organ tubuh yang lain akan memperoleh bentuknya yang
sempurna. Masa pematangan fisik berjalan kurang lebih selama dua tahun.
Biasanya dihitung mulai haid yang pertama pada wanita dan mimpi basah yang
menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10 sampai
(youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara itu menurut The Health
8
9
remaja adalah 11 – 21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal
(11-14 tahu), remaja menengah (15 – 17 tahun), dan remaja akhir (18 – 21 tahun).
Definisi ini kemudian disatukan dalam termiologi kaum muda (young people)
1) Perkembangan Remaja
Jakarta, perubahan yang terjadi pada remaja tersebut adalah sebagai berikut:
a) Perubahan fisik
Selama satu tahun pertumbuhan tinggi badan rata-rata 3,5 – 4,1 inci (Steinberg,
2010). Berat badan pada lelaki meningkat karena perubahan otot dan pada
Perubahan seks sekunder dipengaruhi oleh hormon, pada lelaki hormon androgen
dan hormon estrogen. Karakteristik sekunder pada wanita adalah rambut pubis,
rambut ketiak, serta menarche. Sedangkan pada pria terjadi pertumbuhan penis
skrotum, perubahan suara, kumis, jenggot dan meningkatnya kelenjar lemak yang
menimbulkan jerawat.
Pada lelaki terjadi perubahan bentuk dada yang membesar dan membidang, serta
jakun yang lebih menonjol. Sedangkan pada perempuan seperti pinggul dan
10
Pada masa remaja awal sampai akhir, otak belum sepenuhnya berkembang
sempurna, sehingga pada masa ini kamampuan pengendalian emosi dan mental
b) Perkembangan kognitif
ataupun di sekolah. Ramaja mulai menunjukan cara berfikir logis, seperti bartanya
Pada tahap ini terjadi peningkatan interaksi dengan kelompok, sehingga tidak
Pada tahap ini remaja lebih berkonsentrasi pada rencana yang akan datang dan
c) Perkembangan psikologis
perubahan dalam cara melihat dirinya sendiri. Sebagai remaja dewasa, intelektual
dan kognitif juga mengalami perubahan, yaitu dengan merasa lebih dari yang lain,
cenderung bekerja secara lebih kompleks dan abstrak, serta lebih tertarik untuk
Transisi sosial yang dialami oleh ramaja ditunjukan dengan adanya perubahan
hubungan sosial. Salah satu hal yang penting dalam perubahan sosial pada remaja
2.2 Disminore
2.2.1 Definisi
Dysmenorrhea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama
yunani kuno (Greek) kata tersebut berasal dari dys yang berarti sulit, nyeri,
abnormal; meno yang berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran atau arus. Secara
singkat dismenore dapat di definisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit atau
sebelum atau selama menstruasi. Nyeri ini berlangsung selama satu sampai
1. Dysmenorrhea Primer
Dysmenorrhea primer adalah nyeri yang timbul sejak haid pertama dan akan pulih
sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormone tubuh atau
b. Nyeri pelvis atau perut bawah dimulai saat haid dan berakhir selama 8 –
72 jam.
f. Diarrhea (diare)
2. Dysmenorrhea sekunder
Dysmenorrhea sekunder biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit
atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar
kandungan, serta kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan
2.2.3 Patofisiologi
13
intrauteri yang lebih tinggi dan memiliki kadar prostaglandin dua kali lebih
mengalami nyeri.
Uterus lebih sering berkontraksi dan tidak terkoordinasi atau tidak teratur. Akibat
dan hormon lain yang membuat saraf sensori nyeri diuterus menjadi hipersensitif
terhadap kerja bradikinin serta stimulus nyeri fisik dan kimiawi lainnya (Reeder,
2013).
kontraksi uterus yang mengakibatkan adanya hipoksia dan iskemia uterus. Pada
2.2.4 Gejala
1. Dismenore primer
Gejala-gejala umum seperti rasa tidak enak badan, lelah, mual, muntah, diare,
nyeri punggung bawah, sakit kepala, kadang-kadang dapat juga disertai vertigo
atau sensasi jatuh, perasaan cemas dan gelisah, hingga jatuh pingsan (Anurogo,
2011).
Nyeri dimulai beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan awitan menstruasi
suprapubis dapat berupa nyeri tajam, dalam, kram, tumpul dan sakit. Sering kali
terdapat sensasi penuh di daerah pelvis atau sensasi mulas yang menjalar ke paha
bagian dalam dan area lumbosakralis. Beberapa wanita mengalami mual dan
muntah, sakit kepala, letih, pusing, pingsan, dan diare, serta kelabilan emosi
Sedangkan menurut (Sari, 2012) ciri-ciri atau gejala dismenore primer, yaitu 1)
Nyeri berupa keram dan tegang pada perut bagian bawah; 2) Pegal pada mulut
2. Dismenore Sekunder
Nyeri dengan pola yang berbeda didapatkan pada dismenore sekunder yang
terbatas pada onset haid. Dismenore terjadi selama siklus pertama atau kedua
15
menurut (Sari, 2012) ciri-ciri atau gejala dismenore sekunder, yaitu 1) Darah
keluar dalam jumlah banyak dan kadang tidak beraturan; 2) Nyeri saat
berhubungan seksual; 3) Nyeri perut bagian bawah yang muncul di luar waktu
haid; 4) Nyeri tekan pada panggul; 5) Ditemukan adanya cairan yang keluar dari
a. Faktor endokrin
Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase corpus luteum. Hormon progesteron
b. Kelainan organik
Seperti, retrofleksia uterus (kelainan letak arah anatomis rahim), hipoplasia uterus
saluran jalan lahir), mioma subkmukosa bertangkai (tumor jinak yang terdiri dari
jaringan otot).
Seperti rasa bersalah, ketakutan, seksual, takut hamil, hilangnya tempat berteduh,
kematangan).
d. Faktor konstitusi
16
dismenore.
e. Faktor alergi
Penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada hubungan antara dismenore
Peradangan atau infeksi pada organ-organ yang terdapat pada panggul wanita.
Organ panggul termasuk uterus (rahim), tuba falopi (saluran telur), indung telur,
dan leher rahim. Gejalanya seperti nyeri perut bagian bawah, nyeri dan atau
Pertumbuhan yang terdiri dari sel-sel otot polos dan jaringan ikat fibrosa biasanya
ditemukan dalam dinding rahim. Beberapa tumbuh dibawah lapisan rahim dan
tumbuh diantara otot-otot rahim. Gejalanya seperti nyeri di perut atau di pinggul,
nyeri haid, perdarahan haid yang tidak normal (lebih banyak atau lebih lama)
2.2.6 Pencegahan
Miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai, memenuhi
standar 4 sehat 5 sempurna, c) Hindari makanan yang cenderung asam dan pedas,
17
saat menjelang haid, d)Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar tidak terlalu
lelah, dan tidak menguras energi yang berlebihan, e) Tidur yang cukup, sesuai
2.2.7 Penatalaksanaan
Relaksasi, Hipnoterapi.
a. Dismenorea primer
oral dan NSAIDs. Pada kontrasepsi oral bekerja dengan mengurangi volume
protaglandin menjadi rendah. Golongan obat NSAID yang diberikan pada pasien
diberikan setelah nyeri dirasakan, dan dilanjutkan selama 2 sampai 3 hari pertama
b. Dismenorea sekunder
2.3 Nyeri
2.3.1 Definisi
18
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang
Secara umum, nyeri dapat didefenisikan sebagai perasaan tidak nyaman, baik
sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan
Nyeri terbagi atas dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut adalah suatu
otot, serta kecemasan, sedangkan nyeri kronik adalah nyeri yang tidak dapat
dikenali dengan jelas penyebabnya. Nyeri kronik ini biasanya terjadi pada rentang
Respon prilaku terhadap nyeri dapat mencakup pernyataan verbal, prilaku vokal,
Orang dapat menjadi marah atau mudah tersinggung dan meminta maaf saat
letih untuk merintih atau menangis jika prilaku demikian merupakan respons
Scales-NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal
ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0–10. Oleh karena skala nyeri
numerik paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan
sesudah diberikan teknik relaksasi. Selain itu, selisih antara penurunan dan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak nyeri Nyeri sedang Nyeri hebat
Keterangan :
Fisiologi nyeri merupakan alur terjadinya nyeri dalam tubuh. Rasa nyeri
merupakan sebuah mekanisme yang terjadi dalam tubuh, yang melibatkan fungsi
organ tubuh, terutama sistem saraf sebagai reseptor rasa nyeri. Reseptor nyeri
adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangan nyeri. Organ
tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung saraf bebas dalam kulit
yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak.
(nosireseptor) ada yang bermielin dan ada juga yang tidak bermielin dari saraf
bagian yaitu pada kulit (cutaneus), somatic dalam (deepsomatic), danpada daerah
20
viseral. Oleh karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga
Tanda fisiologis dapat menunjukkan nyeri pada klien yang berupaya untuk tidak
otonom. Saat awitan nyeri akut, denyut jantung, tekanan darah, dan Ferekunsi
pernafasan meningkat.
2. Efek prilaku
Klien yang menunjukkan nyeri menunjukkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh
yang khas dan berespon secara vokal serta mengalami kerusakan dalam interaksi
sosial. Klien sering kali meringis, mengeryitkan dahi, menggigit bibir, gelisah,
Klien yang mengalami nyeri setiap hari kurang mampu berpartisipasi dalam
1. Trauma
lain,
b. termal, yaitu nyeri timbul karna ujung saraf reseptor mendapat rangsangan
c. kimia, yaitu timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam
d. elektrik, yaitu timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai
reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot atau luka bakar.
misalnya abses.
6. Iskemi pada jaringan, misalnya terjadi blokade pada arteri koronaria yang
berikut:
1. Farmakologi
a. Analgesik narkotik
Analgesik narkotik terdiri atas berbagai derivat opium seperti morvin dan kodein.
Narkotik dapat memberikan efek menurunan nyeri dan kegembiraan karea obat ini
b. Analgesik nonnarkotik
2. Nonfarmakologi
a. Relaksasi progresif
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan stres. Teknik
relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau
Plasebo merupakan zat tanpa kegiatan farmakologis dalam bentuk yang dikenal
oleh klien sebagai obat seperti kapsul, cairan injeksi, dan sebagainya. Plasebo
umumnya terdiri atas larutan gula, larutan salin normal, atau air biasa.
23
3. Teknik distraksi
mengalihkan perhatian klien pada hal-hal yang lain sehingga klien lupa terhadap
2.4.1 Pengertian
rasa sakit alami dalam tubuh), dan dapat meningkatkan kadar serotonin. Latihan
atau senam ini tidak membutuhkan biaya yang mahal, mudah dilakukan dan
tentunya tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh (Sugani,
2010).
mencegah dismenore.
Teknik pergerakan senam dismenore terdiri dari pemanasan, inti dan pendinginan
(Puji, 2009).
a. Gerakan Pemanasan
hitungan)
hitungan).
hitungan).
3) Lakukan hal yang sama dengan tangan kiri menjamah kaki kanan.
Gerak badan II
2) Luruskan tangan dan angkat sampai melewati kepala. Pada waktu yang
c. Gerakan Pendinginan
1) Lengan dan tangan, genggam tangan kerutkan lengan dengan kuat tahan,
lepaskan
2) Tungkai dan kaki, luruskan kaki (dorsi fleksi), tahan beberapa detik,
lepaskan
26
Menurut (Lina, 2017), senam dismenore sebaiknya dilakukan 2-4 kali saat
menggunakan pola yang sama dengan takaran olahraga secara umum, yaitu
b. lama latihan 20-60 menit dalam satu kali latihan, setelah latihan dianjurkan
yaitu :
khususnya esterogen.
2) Senam secara teratur bagi remaja putri dapat melepaskan endorfin beta
dismenore, selain itu menjadikan tubuh terasa segar dan dapat menimbulkan
perasaan senang.
organ reproduksi sehingga aliran darah mencari lancar dan hal tersebut dapat
organ reproduksi, hal tersebut dapat memperlancar pasokan oksigen ke darah yang
Perubahan fisik :
a. Karakeristik seks sekunder :
Rambut pubis
Menstruasi Disminore
b. Perubahan bentuk tubuh
c. Perkembangan otak
Meningkatkan volume
darah yang mengalir
ke organ reproduksi,
nyeri menstruasi dapat
keterangan : : Diteliti
berkurang.
: Tidak diteliti
Gambar 3.1: Kerangka konsep pengaruh senam disminorea terhadap skala nyeri remaja putri di asrama PSRT
29
2.4 Hipotesis
data (Nursalam, 2013). Dari tinjauan tersebut hipotesis yang dapat dirumuskan
BAB 3
METODE PENELITIAN
digunakan peneliti adalah metode pendekatan one group pretest - posttest design
2010). Peneliti memilih jenis penelitian ini untuk mengetahui pengaruh senam
disminore terhadap intensitas nyeri haid (dismenore) pada remaja putri yang
01 X 02
wilayah kerja UPTD Puskesmas Kec. Sananwetan Kota Blitar yang dilakukan
30
31
sampel yang telah ditetapkan, sehingga penelitian ini dapat dilakukan dengan
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
penelitian adalah seluruh remaja putri di asrama PSRT yang berjumlah 30 orang
yang menjadi remaja binaan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kec. Sananwetan
Kota Blitar.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sample dalam penelitian ini adalah
pemilihan terdiri dari kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria insklusi adalah
karakteristik umum subjek penelitian pada populasi yang harus relevan dengan
penelitian, sedangkan kriteria ekslusi adalah keadaan atau tidak dapat diikut
sertakan dalam penelitian karena berbagai sebab (Sastroasmoro & Ismael, 2008).
Variabel dependent adalah variabel akibat. Variabel dependent pada penelitian ini
tingkat nyeri saat disminore pada remaja putri di asrama PSRT Kota Blitar.
3.1 Definisi operasional penelitian pengaruh senam disminore terhadap skala nyeri disminore pada remaja putri di asrama PSRT
Kota Blitar.
Kategori
Variable independen: Senam aktivitas fisik yang dapat digunakan untuk Ketepatan responden Standart Nominal 0 = gerakan salah
disminore mengurangi nyeri, memelihara dan melakukan senam operasional 1 = gerakan benar
dismenore.
Variabel dependen: tingkat nyeri Penurunan rasa tidak nyaman berupa nyeri di Penilaian nyeri Lembar Interval 0-10
saat disminore yang dirasakan perut yang dirasakan remaja saat menstruasi dismenore pengukuran
memberikan
35
dirasakan
responden
36
mudah dan hasil lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah
skala ukur terdiri dari 1 skala ukur dengan menggunakan Skala intensitas nyeri
Scales-NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal
ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0–10. Oleh karena skala nyeri
numerik paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan
sesudah diberikan teknik relaksasi. Selain itu, selisih antara penurunan dan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak nyeri Nyeri sedang Nyeri hebat
Keterangan :
Memberikan senam disminore pada remaja putri di asrama PSRT Kota Blitar
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
dan teknik instrumen yang digunakan (Nursalam, 2011). Data ini diperoleh
terhadap skala nyeri disminorea pada remaja putri di asrama PSRT Kota Blitar.
intervensi) :
kota Blitar
pada kepala asrama PSRT untuk memperoleh izin penelitian dari pihak
asrama.
berhalangan hadir.
oleh penanggung jawab kesehatan diPSRT, jika ada gerakan yang salah
7. Data atau hasil yang telah diperoleh dimasukan dan dicatat dalam lembar
penelitian kepada pihak kepala asrama PSRT untuk memperoleh izin penelitian
dari pihak asrama. dengan memperhatikan etika penelitian yaitu (Hidayat, 2007) :
pada lembar observasi dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
2. Confidentiality (kerahasiaan)
responden. Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
3. Informed consent
untuk bertanya tentang penjelasan yang diberikan, jika dianggap sudah jelas dan
1. Pengolahan Data
a. Editing
observasi yang telah diisi oleh responden. Editing adalah upaya untuk memeriksa
dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat,
2007).
40
b. Coding
Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan
dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat
juga daftar kode artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali
melihat lokasi arti suatu kode dari suatu variabel (Notoatmodjo, 2010). Pada
penelitian ini skala nyeri dismenore pada remaja jika hasilnya 0= tidak nyeri, 1-3
= nyeri ringan 4-6= nyeri sedang, 7-9= nyeri berat, dan 10= nyeri hebat.
c. Penilaian (skoring)
Dalam pemberian skor digunakan Skala intensitas nyeri numerik/ Numeric Rating
Scale (NRS) yang merupakan salah satu untuk menentukan skor. Pemberian
skoring pada lembar observasi pada penurunan nyeri dismenore diberikan angka
0-10 yang masing- masing nomor dapat menunjukan intensitas nyeri yang
dirasakan responden yaitu : tidak nyeri (0), nyeri ringan (1-3), nyeri sedang (4-6),
d. Processing
menggunakan spss.
e. Cleaning data
Apabila semua data dari setiap suember data atau responden selesai dimasukan,
koreksi.
setiap univariat ini yaitu untuk mengidentifikasi skala nyeri sebelum dilakukan
senam dismenore pada remaja putri di asrama PSRT Kota Blitar, dan untuk
mengidentifikasi skala nyeri setelah dilakukan senam dismenore pada remaja putri
Analisa Bivariat adalah uji terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
untuk melihat pengaruh senam dismenore terhadap skala nyeri dismenore pada
remaja putri di asrama PSRT Kota Blitar. Uji statistik menggunakan T-test
dilakukan untuk uji beda antara dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
mengetahui apakah dua variabel atau lebih data mempunyai varian yang sama
atau tidak. Jika uji varian menghasilkan nilai p > 0,05 berarti varian sama, apabila
42
b. Setelah itu dilakukan uji normalitas data dengan Shapiro Wilk. Jika hasil uji
kenormalan penelitian ini diperoleh nila P value > 0,05 berarti data berdistribusi
normal, sedangkan jika diperoleh nilai P value < 0,05 berarti data berdistribusi
tidak normal.
1) Jika p-value < 0,05 berarti H0 ditolak, artinya tidak ada pengaruh senam
2) Jika p-value > 0,05 berarti H0 diterima, artinya ada pengaruh senam
penelitian untuk mengetahui tingkat nyeri remaja yang mengalami disminore dan
setelah dilakukan tindakan senam disminore apakah tingkat nyeri tersebut ada
Populasi adalah semua seluruh remaja putri di asrama PSRT yang menjadi
remajaan binaan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kec. Sananwetan Kota
Blitar yaitu sebanyak 30 orang remaja.
Sampel:
Purposive Sampling
Pengumpulan Data
pretest
Senam Disminore
posttest
Pengolahan data
Penyajian data
Kesimpulan
44
skala nyeri disminorea pada remaja putri di asrama PSRT Kota Blitar.
45
DAFTAR PUSTAKA