OLEH:
NPM : 2260065
Puji syukur patut kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan tuntunan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul
“Pengaruh Abdominal Stretching Exercise Dan Kompres Hangat Terhadap
Desminore Primer”. Penyusunan laporan ini merupakan salah satu tugas pada
pelaksanaan mata kuliah Manajemen Fisioterapi Profesi Komprehensif Kesehatan
Wanita. Kami menyampaikan terimakasih kepada clinical instructor, clinical
educator, dan pihak lainnya yang telah membimbing dan mengarahkan selama
praktik di lahan, dalam segala proses pelaksanaan pembelajaran dalam mata kuliah
Kesehatan Wanita ini, khususnya dalam penyusunan laporan kasus ini. Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari setiap pihak. Semoga laporan
ini memberikan manfaat bagi semua pihak.
a. Cat stretch
mungkin. Tegakkan dagu dan mata melihat lantai. Tahan selama 10 detik
Posisi awal: berbaring terlentang, lutut ditekuk, kaki di lantai, kedua lengan
dibentangkan keluar.
Manfaat: untuk memperkuat otot perut, otot quadriceps dan otot hamstring.
Posisi awal: berbaring terlentang, lutut ditekuk, kaki di lantai, kedua lengan
dibentangkan keluar.
1) Letakkan bagian luar pergelangan kaki kanan pada paha kiri diatas lutut.
2) Pegang bagian belakang paha dan tarik ke arah dada senyaman mungkin.
Tahan selama 20 detik sambil dihitung dengan bersuara, kemudian
kembali ke posisi awal dan rileks.
Manfaat: untuk memperkuat otot perut, otot punggung dan otot quadriceps.
2) Perlahan tarik kedua lutut ke arah dada sambil menarik tumit dan bola,
kencangkan otot bokong. Jangan melengkungkan punggung. Tahan
selama 20 detik, lalu rileks.
Gambar 2.2 Lower Abdominal Strengthening Kedua
1) Efek fisik
Panas dapat menyebabkan zat cair, padat dan gas mengalami pemuaian ke
segala arah.
2) Efek kimia
Rata-rata kecepatan kimia didalam tubuh tergantung pada temperature.
Menurunnya reaksi kimia dalam tubuh seiring dengan menurunnya
temperature tubuh. Permeabilitas membran sel akan meningkat sesuai dengan
peningkatan suhu, pada jaringan akan terjadi peningkatan metabolism seiring
dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia tubuh dengan cairan tubuh.
3) Efek biologis
Panas dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan
peningkatan sirkulasi darah. Secara fisiologis, respon tubuh terhadap panas
yaitu menyebabkan dilatasi pembuluh darah, menurunkan kekentalan darah,
menurunkan ketegangan otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan
meningkatkan permeabialitas kapiler. Respon dari panas inilah yang
digunakan untuk keperluan terapi pada berbagai kondisi dan keadaan yang
terjadi pada tubuh. Panas menyebabkan vasodilatasi maksimum dalam waktu
15- 20 menit (Kozier, 2018).
Energi panas yang hilang dan masuk kedalam tubuh melalui kulit dengan
empat cara yaitu: secara konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi. Prinsip kerja
kompres hangat dengan mengunakan buli-buli panas yang dibungkus kain yaitu
secara konduksi dimana terjadi perpindahan panas dari buli-buli panas ke dalam
perut yang melancarkan sirkulasi darah, pelebaran pembuluh darah dan
menurunkan ketegangan otot sehingga akan menurunkan nyeri pada wanita yang
mengalami desminore primer (Gabriel 2019).
c. Membalut buli-buli dengan kain, lalu ditempelkan pada bagian yang nyeri
seperti perut bagian bawah dan punggung bagian belakang
2.4. Nyeri
2.4.1. Defenisi nyeri
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama :Nn.Ayu
Umur :19 thn
Jenis Kelamin :Perempuan
Agama :Islam
Pekerjaan :Mahasiswa
Alamat :Kendal
No. CM :
B. SEGI FISIOTERAPI
1. Deskripsi Pasien
a. Keluhan Umum:
Nyeri pada perut bagian bawah
b. RPS:
Pasien mengeluh 3 bulan terahir ini merasa nyeri dn kram pada perut bawah
dua atau tiga hari sebelum haid.px jg merasa,keringat dingin,nyeri
kepala ,pusing ,mual dan muntah bahkan kadang sampai pingsan,rasa kram
kadang terasa sampai kebetis,dn kr tdk tahan px didampingi ibunya
kebidan,stlh minum obat dr bidan nyeri berkurang dan px dirujuk ke dokter
SPOG utk USG.untuk mempercepat kesembuhan dn mencegah biar gak
terulang px jg dianjurkan untuk fisioterapi
f. Riwayat Alergi
Tidak ada
2. Data Medis Pasien :
Diagnosa dokter:Dismenore primer
C. PEMERIKSAAN FISIOTERAPI
Nadi : 67 x/menit
Suhu : 36,5o
Tensi : 110/70 mmHg
FrekuensiNafas: 20 x/menit
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 156 cm
2. INSPEKSI/OBSERVASI :
Inspeksi Statis:
Wajah pasien napak pucat,keringat dingin dan Nampak menahan sakit
Inspeksi Dinamis:
Saat berdiri dan berjalan pasien kelihatan memegang perut bawah
3. PALPASI :
Suhu tubuh dalam batas normal
Adanyeri tekan pada perut bawah
4. Perkusi:
sonor
5 . Auskultasi:
vesiculer
6.JOINT TEST:
Pemeriksaan Gerak Dasar (Gerak aktif / pasif / isometric fisiologis)
Tidak dilakukan
8.Kemampuan Fungsional
Pasien merasa tidak nyaman saat aktivitas duduk dan berdiri lama.
2. Funtional Limitations
Pasien terganggu saat duduk dan berdiri lama serta berjalan
F. PROGRAM FISIOTERAPI
1. Tujuan jangka Pendek
- Infra Red
- Abdominal stretching exercise
- Edukasi
G. RENCANA EVALUASI
H. PROGNOSIS
I. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
1. IR
a. Persiapan alat Persiapan alat yang dilakukan meliputi, persiapan lampu seperti
pemanasan alat selama 5 menit dan atur waktu selama 10 menit.
b. Persiapan pasien Pasien diposisikan senyaman mungkin, dalam kasus ini minta
pasien untuk tidur terlentang dan bebaskan area yang akan diterapi dari pakaian
atau aksesoris.
c. Pelaksanaan terapi Lampu IR diposisikan tegak lurus pada perut pasien dengan
jarak sekitar 35- 45 cm dari kulit.
Atur waktu pada pengatur waktu selama 10 menit lalu lampu dihidupkan. Tanyakan
pada pasien apakah terasa panas atau hangat. Jika terasa panas maka lampu IR dapat
dijauhkan jaraknya. Setelah 10 menit matikan lampu IR
a. Pasien dapat mengulangi latihan Deep Breating saat nyeri yang dirasakan timbul lagi.
b. Pasien dapat memberikan kompres hangat pada area perut saat terasa nyeri
Setelah 3x Intervensi
Problematik FT
No. Parameter Ket.
FT
Sebelum Sesudah
1 Nyeri VAS Diam : 5 Diam : 2 Terdapat
penurunan nyeri
Tekan : 7 Tekan : 4
Gerak : 7 Gerak : 4
Ammar, U. R. (2016). Faktor risiko dismenore primer pada wanita usia subur di
kelurahan ploso kecamatan tambaksari surabaya. Jurnal Berkala Epidemiologi,
4(1), 37-49.
Ernawati, Arifin, S., & Bustan, M. N. (2017). Pengaruh Latihan Peregangan Abdominal
terhadap Penurunan Nyeri Haid (Dismenorea) Mahasiswa STIKES Tanawali
Persada Takalar. JST Kesehatan, 7(4), 368–373.
Faridah, B., Handin, H. R. S., & Dita, R. (2019). Pengaruh Abdominal Stretching
Exercise Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri Effect
of Abdominal Stretching Exercise For Reducing Menstrual Pain The Intensity
of Adolescent Girl. JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan), 3(2), 68– 73.
Hidayah, N., Rusnoto, & Fatma, I. (2017). Pengaruh Abdominal Stretching Exercise
terhadap Penurunan Dismenore pada Siswi Remaja di Madrasahaliyah Hasyim
Asy’ari Bangsri Kabupaten Jepara. THE 5TH URECOL PROCEEDING, 7.
Retrieved from sd 2