STASE I
DISUSUN OLEH :
Nisfuwani Pohan
NIM : 22100314
PEMBIMBING INSTITUSI :
Rini amelia str keb. SKeb
DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi untuk seorang wanita merupakan komponen yang amat penting.
Wanita memiliki sistem reproduksi yang sangat rentan terhadap gangguan yang dapat
menimbulkan masalah pada kesehatan reproduksinya. Masalah yang terjadi pada kesehatan
reproduksi remaja saat menstruasi salah satunya adalah dismenore atau nyeri saat menstruasi
(Sinaga, 2017).
Data dari World Health Organization (WHO) didapatkan kejadian sebesar 1.769.425
jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenore. Rata-rata di negara Eropa dismenore terjadi
pada 45-97% wanita. Dengan prevalensi terendah di Bulgaria (8,8%) dan tertinggi mencapai
94% di negara Finlandia.Nyeri haid terjadi pada lebih dari setengah wanita usia reproduksi
dengan prevalensi yang beragam . Prevalensi dismenore primer di Indonesia cukup tinggi
yaitu 60- 75% pada perempuan muda. Menurut Santoso, prevalensi dismenore di Indonesia
64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder.
Penyebab dismenore primer sampai saat ini masih belum jelas, tetapi beberapa teori
menyebutkan bahwa dismenore dapat terjadi karena adanya peningkatan produksi
prostaglandin. Dismenore primer dimulai dalam 6 hingga 12 bulan setelah menarche.
Menarche pada remaja putri sangat bervariasi, yaitu antara usia 10-16 tahun, tetapi
umumnya terjadi pada usia 11 – 12 tahun
Menstruasi adalah perubahan fisiologis pada wanita yang terjadi secara berkala dan
dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi, biasanya
terjadi dalam setiap bulan antara remaja sampai menopouse (Joseph, 2010). Menstruasi
merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan psikologis-panca indra, korteks
ceribri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial dan endrogen.
Angka kejadian nyeri menstruasi (Dismenorea) di dunia ini sangat besar. Rata-rata lebih
dari 50% perempuan di setiap negara mengalami Dismenorea. Di Amerika angka presentasi
2
nya sekitar 90%, 10% sampai 15% tidak bisa beraktifitas. Sementara di Indonesia angka
perkiraan 55% perempuan produktif yang mengalami Dismenorea. Angka kejadian
(prevelensi) Dismenorea berkisar 45-95% di kalangan wanita produktif (Misaroh, 2009).
Adapun pendapat lain tentang nyeri menstruasi yang terjadi di indonesia 60-70% dengan
15% diantaranya mengeluh bahwa aktifitas mereka menjadi terbatas akibat dismenorea
sebesar 64.25% yang terdiri dari 54.89% dismenorea primer dan 9.36% dismenorea
sekunder.
Penyebab dismenore primer sampai saat ini masih belum jelas, tetapi beberapa teori
menyebutkan bahwa dismenore dapat terjadi karena adanya peningkatan produksi
prostaglandin. Dismenore primer dimulai dalam 6 hingga 12 bulan setelah menarche.
Menarche pada remaja putri sangat bervariasi, yaitu antara usia 10-16 tahun, tetapi
umumnya terjadi pada usia 11 – 12 tahun
Peran bidan salah satunya untuk masalah gangguan reproduksi terutama pada
dismenorea primer dalam upaya pencegahan dan penganganan gangguan reproduksi bidan
merupakan fasilitator dalam mempromosikan kesehatan misalnya adanya penyeluhan
mengenai menstruasi pada remaja dan nyeri yang timbul saat menstruasi atau disebut juga
Dismenorea. Bidan memberikan pelayanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus
pada aspek pencegahan, penanganan dan promosi kesehatan dengan berlandasan kemitraan
dan pemberdayaan masyarakat bersama – sama dengan tenaga kesehatan yang lainnya untuk
senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkan pertolongan kapanpun dan
dimanapun dia berada.
1.2 Tujuan
3
1. Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan objektif pada kasus
gangguan reproduksi pada remaja dengan Dismenorea Primer
2. Menginterpretasi data klien meliputi diagnosa, masalah, dan kebutuhan kasus gangguan
reproduksi pada remaja dengan Dismenorea Primer.
3. Merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan bidan dari kasus
gangguan reproduksi pada remaja dengan Dismenorea primer.
4. Mengidentifikasi rencana tindakan segera untuk gangguan reproduksi pada remaja
dengan Dismenorea Primer
5. Menyusun rencana tindakan untuk kasus gangguan reproduksi pada remaja dengan
Dismenorea Primer.
6. Melaksanakan tindakan terhadap kebidanan terkait dengan gangguan reproduksi pada
remaja dengan Dismenorea Primer.
7. Melakuakan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dan memperbaiki tindakan
yang dipandang perlu.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kram tersebut berasal dari kontraksi otot rahim yang sangat intens saat mengeluarkan
darah menstruasi dari dalam rahim. Kontraksi otot yang sangat intens ini kemudian
menyebabka*n otot-otot menegang dan menimbulkan kram atau rasa sakit atau nyeri.
Ketegangan otot ini tidak hanya terjadi pada bagian perut, tetapi juga pada otot-otot
penunjang yang terdapat di bagian punggung bawah, pinggang, panggul, paha hingga betis
(Sinaga, 2017).
2.2 Etiologi
Secara umum nyeri haid muncul akibat kontraksi distritmik miometrium yang
menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai berat di perut bagian
bawah ,bokong, dan nyeri spasmodic di sisi medial paha. Riset biologi molekuler terbaru
berhasil menemukan kerentanan gen (susceptibility genes), yaitu genotype CYP1A1 Mspl
dan Hincll memodifikasi hubungan antara merokok pasif (passive smiking) dan nyeri haid.
Berikut adalah penyebab nyeri haid.
1) Dismenorea Primer
a. Faktor endokrin
Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada Dismenorea primer
disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin mempunyai
hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus.
b. Faktor kejiwaan
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak
mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenorea.
5
c. Faktor konstitusi
Faktor ini yang erat hubungannya dengan faktor tersebut diatas , dapat juga
menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Factor-faktor seperti anemia, penyakit 12
menahun, dan sebgainya dapat mempengaruhi timbulnya Dismenorea.
d. Faktor obstruksi kanalis servikalis (leher rahim)
Salah satu teori paling tua untuk menerangkan dismenorea primer adalah stenosis
kanalis servikalis. Sekarang hal tersebut tidak lagi dianggap sebagai faktor penting
sebagai penyebab Dismenorea primer, karena banyak wanita yang mengalami
Dysmenorrhea primer tanpa uterus dalam hiperantefleksi, begitu juga sebaliknya.
2) Dismenorea Sekunder
a. Uterine myoma (tumor jinak rahim yang terdiri dari jaringan otot), terutama mioma
submukosa (bentuk mioma uteri)
b. Uterine polyps (tumor jinak rahim)
c. Adanya AKDR (Alat kontrasepsi dalam rahim)
d. Endometriosis pelvis (jaringan endometrium yang berada di panggul)
e. Penyakit radang panggul kronis
f. Tumor ovarium
g. Factor psikis, seperti gangguan libido dan konfik dengan pasangan
h. Allen-Masters Syndrome (kerusakan lapisan otot di panggul sehingga pergerakan
serviks (leher rahim) meningkat abnormal). Sindrom masters ditandai dengan 13
nyeri perut bagian bawah yang akut, nyeri saat bersenggama ,kelelahan yang sangat
,nyerii panggul secara umum, dan nyeri punggung (backache).
2.3 Patofisiologi
6
dan tidak terkoordinasi atau tidak teratur. Akibat peningkatan aktivitas uterus yang abnormal
tersebut, aliran darah menjadi berkurang sehingga terjadi iskemia atau hipoksia uterus yang
menyebabkan timbulnya nyeri. Mekanisme nyeri lainnya disebabkan oleh protaglandin
(PGE2) dan hormon lain yang membuat saraf sensori nyeri diuterus menjadi hipersensitif
terhadap kerja bradikinin serta stimulus nyeri fisik dan kimiawi lainnya (Reeder, 2013).
7
b. Dismenore Sekunder
Nyeri dengan pola yang berbeda didapatkan pada dismenore sekunder yang terbatas
pada onset haid. Dismenore terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah haid
pertama, dismenore dimulai setelah usia 25 tahun. Sedangkan menurut Sari (2012) ciri-
ciri atau gejala dismenore sekunder, yaitu:
1) Darah keluar dalam jumlah banyak dan kadang tidak beraturan;
2) Nyeri saat berhubungan seksual;
3) Nyeri perut bagian bawah yang muncul di luar waktu haid;
4) Nyeri tekan pada panggul;
5) Ditemukan adanya cairan yang keluar dari vagina;
6) Teraba adanya benjolan pada rahim atau rongga panggul.
2.5 Diagnosa
A. Dismenorea primer sering terjadi pada usia muda/remaja dengan keluhan nyeri seperti
kram dan lokasinya ditengah bawah rahim. Dismenorea primer sering diikuti dengan
keluhan mual, muntah,diare, nyeri kepala, dan pada pemeriksaan ginekologi tidak
ditemukan kelainan. Biasanya nyeri muncul sebelum keluarnya haid dan meningkat pada
hari pertama dan kedua.
B. Dismenorea sekunder lebih sering ditemukan pada usia tua dan nyeri haid muncul setelah 2
tahun mengalami siklus haid teratur. Nyeri diimulai saat haid dan meningkatkan bersamaan
dengan keluarnya darah haid. Sering ditemukan kelainan ginekologik. Pengobatannya
sering sekali memerlukan tindakan operatif
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilaksanakan untuk pasien Dismenorea adalah:
1. Penjelasan dan nasihat Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa Dismenorea adalah
gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Penjelasan dapat dilakukan dengan
diskusi mengenai pola hidup, pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan penderita.
Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya hal-hal tabu atau tahayul
mengenai haid dapat dibicarakan. Nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang
8
cukup, dan olahraga dapat membantu.
2. Pemberian obat analgetik Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesic yang dapat
diberikan se bagai terapi simptomatik. Jika rasa nyeri berat, diperlukan istirahat di
tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi keluhan. Obat
analgesic yang sering diberikan adalah kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-
obat paten yang beredar di pasaran antara lain novalgin, ponstan, acet-aminophen.
3. Terapi hormonal Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat
sementara dengan maksud membuktikan bahwa gangguan yang terjadi benar-benar
dismenorea primer, atau jika diperlukan untuk membantu penderita untuk melaksanakan
pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan.
4. Terapi alternative Terapi alternative dapat dilakukan dengan kompres handuk panas
atau botol air panas pada perut atau punggung bawah. Mandi air hangat juga bias
membantu. Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olahraga, yang tidak hanya
mengurangi strees dan orgasme juga dapat membantu dengan mengurangi tegangan
pada otot-otot pelvis sehingga membawa kekenduran dan rasa nyaman. Beberapa posisi
yoga dipercaya dapat menghilangkan kram menstruasi. Salah satunya adalah
peregangan kucing, yang meliputi berada pada posisi merangkak kemudian secara
perlahan menaikkan punggung anda keatas setinggi-tingginya
5. Terapi non farmakologi - Mengkonsumsi makanan berserat - Mengurangi makanan
yang mengandung garam dan kafein - Mengkonsumsi minuman herbal (kayu
manis,kedelai,cengkeh,jahe madu, kunyit asam ,oso dresie, herbal cina.
9
Langkah- langkah asuhan kebidanan menurut varney:
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara keseluruhan. Untuk
memperoleh data dilakukan dengan cara:
b) Data objektif
1) Keadaan Umum : Bagaimana keadaan pasien dengan dismenorea primer.
2) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : Untuk mengetahui tekanan darah pasien dengan
dismenorea primer.
Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien dengan dismenorea primer.
Respirasi : Untuk mengetahui respirasi pasien dengan dismenorea primer.
Suhu : Untuk mengetahui suhu pasien dengan dismenorea primer.
c) Pemeriksaan fisik
10
Kepala : untuk mengetahui warna dan kebersihan kepala.
Muka : untuk mengetahui adanya pembengkakan pada wajah.
Mata : untuk melihat sklera dan konjungtiva.
Hidung : untuk mengetahui adanya pengeluaran sekret dan kelainan di hidung.
Telinga : untuk mengetahui adanya pengeluaran serumen.
Mulut : untuk mengetahui gigi, gusi, dan bibir dalam keadaan normal.
Leher : untuk mengetahui adanya pembengkakan kelenjar tiroid, limfe dan
vena jugularis.
Payudara: untuk mengetahui bentuk, ukuran, keadaan puting, cairan yang keluar
dan hiperpigmentasi areola.
Abdoment: untuk mengetahui pembesaran abdomen, bekas luka, dan leopold.
Genetalia : untuk mengetahui adanya varices, tanda-tanda infeksi dan pengeluaran
pada vagina.
Anus: untuk mengetahui adanya hemoroid.
Ekstremitas: untuk mengetahui reflek patella dan adanya varices.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan kebutuhan klien, berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diidentifikasikan sehingga
ditemukan masalah atau masalah yang spefisik.Interpretasi data terdiri dari diagnosa
kebidanan, diagnosa masalah dan diagnosa kebutuhan. Interpretasi data pada remaja
dengan dismenorea primer adalah :
a) Diagnosa kebidanan
Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan
dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.Dasar diagnosa tersebut
11
adalah data subjektif berupa pernyataan pasien tentang rasa nyeri pada saat
menstruasi, akibat rasa nyeri pada aktifitas, waktu rasa nyeri terjadi.Hasil data
objektif meliputi pemeriksaan umum, fisik, dan ginekologi serta hasil pemeriksaan
penunjang.Diagnosa kebidanan ditulis dengan lengkap berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik, dan data penunjang.
b) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang ditemukan dari hasil pengkajian atau
yang menyertai diagnosis.Masalah dapat muncul tapi dapat pula tidak.Hal ini
muncul berdasarkan sudut pandang klien dengan keadaan yang dialami apakah
menimbulkan masalah terhadap klien atau tidak.Masalah pada kasus ini yaitu
dismenorea primer dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah dan kram pada
perut sebelum menstruasi dan selama menstruasi.
c) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan melakukan
analisis data.Kebutuhan yang muncul setelah dilakukan pengkajian.Ditemukan hal-
hal yang membutuhkan asuhan, dalam hal ini klien tidak menyadari.Kebutuhan
klien pada dismenorea primer yaitu informasi mengenai dismenorea primer, nutrisi,
dan motivasi dari keluarga.
3. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Diagnosa potensial ditegakkan berdasarkan diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi.Bidan dituntut untuk tidak hanya merumuskan masalah tetapi juga
merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak
terjadi.Sehingga langkah ini merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang
rasional atau logis.Diagnosa potensial pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum terjadi dehidrasi dan penurunan berat badan.Oleh karena perlu adanya
tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan.
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
12
Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan oleh
bidan atau untuk konsultasi, kolaborasi serta melakukan rujukan terhadap
penyimpangan abnormal. Antisipasi pertama yang dilakukan pada dismenorea
primer yaitu dengan memperbaiki nutrisi dan pola hidup sehat.
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Merupakan pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh dan ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana
harus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek kesehatan dan
disetujui oleh kedua belah pihak (bidan dan klien).
Rencana yang diberikan pada dismenorea primeradalah :
7. Evaluasi
13
Evaluasi dilakukan untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan.Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan
sebagian belum efektif. Proses evaluasi ini dilaksanakan untuk menilai mengapa
proses penatalaksanaan efektif / tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada
rencana asuhan tersebut.
14
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Tempat :
Tanggal :
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Nofiyanti
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Sibongbong
2. Keluhan Utama
Nn. N Mengatakan saat ini sedang mengalami menstruasi hari kedua dan merasakan
nyeri hebat pada perut bagian bawah sehingga mengganggu aktifitasnya. Setiap
menstruasi pasien merasakan nyeri pada perut bagian bawah tetapi tidak menganggu
aktifitasnya dan akan mereda apabila diberikan kompres air hangat dan istirahat.
3. Riyawat Menstruasi
HPHT : 10 Maret 2023
Lama : 7 Hari
Siklus : 28 Hari
Keluhan : Pasien Mengatakan nyeri hebat pada perut bagian bawah.
15
4. Riyawat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang:
Pasien mengatakan saat ini sedang menstruasi hari kedua dan merasakan nyeri
hebat pada perut bagian bawah sehingga mengganggu aktifitasnya. Pasien
mengatakan dirinya belum pernah mendapat pengobatan apapun dan pasien
mengatakan tidak ada alergi obat.
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang sedang dan pernah
menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti dada berdebar-debar
(Jantung), sering makan, minum dan kencing (DM), sesak nafas (Asma), tekanan
darah >140/90 mmHg (Hipertensi), Sakit kuning (Hepatitis), Kejang sampai
keluar busa (Epilepsi) dan keputihan gatal- gatal (PMS).
16
5. Pola pemenuhan Kebutuhan sehari-hari
a.Pola Makan
Frekuensi Porsi 3 kali sehari 3 kali sehari
Jenis makanan 1 piring 1 piring
Makanan pantangan Nasi, lauk, sayur Tidak Nasi, lauk, sayur Tidak ada
Keluhan ada Tidak ada
Tidak ada
b.Pola Minum
Frekuensi Porsi 7-8 gelas/hari 7-8 gelas/hari
Jenis minuman 1 gelas sedang 1 gelas sedang
Air mineral, teh,susu Air mineral, teh,susu Tidak
Keluhan Tidak ada ada
c.Istirahat
Lama tidur Keluhan 7-8 jam/hari Tidak ada 7-8 jam/hari Tidak ada
d.Personal Hygien
Mandi 2x sehari 2x sehari
Keramas 3x seminggu 2x sehari 3x seminggu 2x sehari
Sikat gigi Ganti baju 2x sehari 2x sehari
e.Eliminasi
Frekuensi BAK 4x-5x sehari 4x-5x sehari
17
Frekuensi BAB 1x sehari 1x sehari
Pasien mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan keadaanya.Orang tua pasien
menyuruhnya untuk memeriksakan diri ke rumah sakit.
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik ,kesadaran : Composmenthis
b. Status emosional : Stabil
c. Tanda vital
Suhu : 36,7ºC
18
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut : Hitam, lurus, bersih, tidak rontok
2) Kepala : Simetris, bersih, tidak teraba benjolan
b. Wajah
1) Pucat : Tidak tampak Pucat
2) Cemas : iya
3) Kebersihan : Bersih
c. Mata
1) Bentuk : Simetris
2) Sklera : Putih
3) Konjungtiva : Merah muda
d. Hidung
1) Bentuk : Simetris
2) Kebersihan : Bersih
3) Polip : Tidak ada
4) Serumen : Tidak ada
e. Telinga
1) Bentuk : Simetris
2) Kebersihan : Bersih
3) Serumen : Tidak ada
4) Nyeri tekan : Tidak ada
f. Mulut
1) Stomatitis : Tidak ada
2) Gusi : Tidak berdarah
3) Gigi : Tidak caries
g. Leher
1) Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
2) Kelenjar Limfe: Tidak ada pembesaran
19
3) Vena jogularis : Tidak ada pembesaran
h. Dada : Tidak dilakukan
i. Abdomen
1) Bentuk : Simetris
2) Bekas luka : Tidak ada
3) Massa/ Tumor : Tidak ada
4) Turgor kulit : Tidak ada
5) Nyeri tekan : Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah
j. Genetalia : Tidak dilakukan
k. Ekstremitas
1) Oedem : Tidak ada
2) Varices : Tidak ada
3) Reflek patella : ( Positif ) kanan, ( Positif ) kiri
4) Kuku : Pendek dan bersih
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
4. Diagnosa
5. Perencanaan
1. Memberitahu pasien bahwa pasien dalam keadaan baik dan mengalami dismenorea primer.
- Pasien mendengarkan penjelasan petugas tetapi pasien masih merasa cemas dengan
keadaannya.
2. Menjelaskan kepada pasien tentang nyeri yang dirasakan yaitu pasien mengalami nyeri
menstruasi yang disebut dismenorea primer. Akan tetapi hal ini normal karena nyeri menstruasi
20
primer timbul sejak menstruasi pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu.
Penyebabnya tidak jelas tetapi yang pasti selalu berhubungan dengan pelepasan sel-sel telur
(ovulasi) dan kelenjar indung telur (ovarium) sehingga dianggap berhubungan dengan
keseimbangan hormon.
- Pasien mengerti dan senang bahwa nyeri yang dirasakannya merupakan hal yang normal.
Pasien meminta saran untuk terapi obat maupun cara yang dapat menurunkan intensitas
nyerinya.
3. Menjelaskan hal-hal yang dapat menimbulkan nyeri menstruasi atau dismenorea primer yang
berlebihan yaitu faktor psikis dan fisik seperti stres,shock,kelelahan dan kecemasan.
- Pasien mengerti dan akan menghindari hal-hal yang menimbulkan nyeri berlebihan.
4. Menjelaskan pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi dan menyembuhkan nyeri
menstruasi yaitu menghindari stres yang menimbulkan kecemasan, memiliki pola makan yang
teratur,istirahat cukup, tidak merokok, tidak meminum-minuman keras, olahraga teratur,
mengurangi konsumsi pada makanan dan minuman yang mengandung kafein, meningkatkan
konsumsi sayur, buah, daging ikan dan yang mengandung vitamin B6
- Pasien mengerti dan akan memulai menerapkan cara pencegahan untuk menyembuhkan atau
mengurangi nyeri menstruasi.
5. Menjelaskan penanganan pada nyeri menstruasi selain dengan terapi obat yaitu Pola hidup
sehat, pengompresan pada bagian yang nyeri dengan menggunakan air hangat, melakukan posisi
knee chest, mandi dengan air hangat.
- Pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan
6. Memberikan motivasi pada pasien bahwa kondisinya sekarang akan baik-baik saja. Dan
menganjurkan kepada pasien agar tetap berdoa meminta kesembuhan kepada Allah SWT.
- Pasien merasa tenang dan bersedia mengikuti anjuran untuk tetap berdoa meminta kesembuhan
kepada Allah SWT.
7. Memberikan terapi obat peroral guna untuk mengurangi rasa nyeri menstruasi.
Memberikan terapi peroral asammefemanat 500mg 3x1 dan vitamin C2x1 selama menstruasi
berlangsung, Fe 2x1 selama menstruasi berlangsung
8. Mendiskusikan kunjungan ulang 2 hari lagi atau jika ada keluhan dan nyeri semakin hebat.
- Pasien bersedia melakukan kunjungan ulang
9. Melakukan pendokumentasian
21
- Telah dilakukan pendokumentasian
C. Evaluasi
1. DATA SUBJEKTIF
Pasien mengatakan rasa nyeri menstruasinya sudah tidak lagi dirasakan, sekarang pasien sudah
dapat beraktifitas seperti biasanya tanpa merasakan nyeri pada perut bagian bawah
2. DATA OBJEKTIF
22
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas mengenai proses manajemen asuhan kebidanan menurut SOAP pada
Nn.N dengan gangguan reproduksi dismenorea primer secara terperinci mulai dari langkah
pertama yaitu pengkajian data sampai dengan perencanaan sebagai langkah terakhir.
Pembahasan ini akan menjelaskan mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat proses
serta kesenjangan antara manajemen teori dan praktek langsung di lapangan juga alternative dari
permasalahan yang ada.
23
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif
dalam suatu identifikasi masalah kebidanan serta kebutuhan sebagai langkah ketiga, keempat dan
ketujuh langkah varney.Data subjektif dan objektif yang penulis temukan saat melakukan
pengkajian mendukung ditegakkannya analisa kebidanan pada Nn. Aumur 20 tahun dengan
gangguan reproduksi dismenorea primer.Analisa kebidanan yang ditegakkan tersebut
berdasarkan hasil pemeriksaan abdomen yang terdapat nyeri tekan.Berdasarkan data yang
berhasil dikumpulkan, maka analisa yang muncul adalah gangguan reproduksi dengan dimenorea
primer. Sehingga masalah muncul yaitu kecemasan akan rasa nyeri menstruasi yang dirasakan
pasien sehingga dibutuhkan informasi pasien tentang rasa nyeri yang dirasa dan memberikan
motivasi mental seperti menekankan untuk tetap tenang, berdoa kepada Allah SWT, berdzikir
dan yakin akan kesembuhan nyeri menstruasi yang dirasakannya. Secara teori diagnosa potensial
dari dismenore primer dapat terjadi kista
Pada langkah perencanaan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah- langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasi, baik yang sifatnya evaluasi/memeriksa kembali dan tindakan
yang sifatnya follow up. Penatalaksanaanyaitu mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah di lakukan seperti tindakan antisipasi, tindakan segera, tindakan
secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up.Dalam
penatalaksanaan terdapat juga intervensi yaitu data subjektif, objektif berubah atau tidak itu
tergantung.Data yang sudah ada selanjutnya di evaluasi untuk menganalisis respon pasien
terhadap intervensi yang di berikan.(Kepmenkes RI No.938/menkes/KS/VII/2007).Menurut teori
nyeri menstruasi yang terjadi pada Nn.N merupakan klasifikasi derajat nyeri yang berat
sehingga memerlukan istirahat dan pengobatan untuk menghilangkan rasa nyeri.
Perencanaan yang terdapat dalam teori meliputi konseling holistik, pemberian obat analgetik,
pola hidup sehat, terapi hormonal, terapi obat steroid, dilatasi kanalis servikalis, pengompresan
menggunakan air hangat pada bagian yang nyeri, menganjurkan melakukan Knee chest,
istirahat yang cukup untuk mengurangi ketegangan, menghindari makanan yang mengandung
kadar garam tinggi, meningkatkan konsumsi sayuran, buah-buahan, daging dan ikan sebagai
sumber makanan yang mengandung vitamin B6, kemudian melakukan kolaborasi dengan dokter
spesialis obstetri dan ginekologi untuk menetukan terapi obat yang diberikan.
24
Untuk melakukan perencanaan pada kasus dismenorea primer diperlukan asuhan kebidanan
meliputi:
Pada kasus ini telah dilakukan kolaborasi dengan dokter obsgyn untuk pemberian terapi
obat kepada pasien. Jadi penulis menemukan kesenjangan antara teori dan praktek karena pada
saat penatalaksanaan penulis kurang leluasa untuk memberikan konseling kepada pasien.
Asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah yang
benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam
diagnosa dan masalah. Rencana dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya.
Pada kasus ini pelaksanaan tindakan terapi terhadap pasien dismenorea primer sudah
sesuai dengan rencana asuhan yang menyeluruh. Setiap rencana dapat dilakukan dengan baik
terhadap pasien. Hal ini didukung oleh adanya kerjasama baik antara pasien, keluarga, bidan
maupun tenaga kesehatan lainnya.
25
Evaluasi adalah untuk mengetahui keefektifan dari asuhan yang diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana yang telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah. Rencanan tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam penatalaksanaan.
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
27
belumsesuai dengan yang direncanakan karena adanya dokter obsgyn sehingga penulis
tidak leluasa untuk melaksanaan tindakan perencanaan
B. Saran
2. Bagi Institusi
Agar menambah jumlah buku sumber khususnya materi tentang menstruasi, siklus
menstruasi, dismenorea, patofisologi dari menstruasi dan dismenorea untuk
melengkapi referensi dalam penyusunan selanjutnya.
28
DAFTAR PUSTAKA
Ellya, Sibagariang, Eva. 2016. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : SKM Morgan,
Geri, Carolin, Hammilton. 2009. Obstetri Ginekologi Panduan Klinik. Jaka rta :
EGC
DOI: 10.33860/jbc.v2i2.188