By Rahmayuniar Rusli
Po714141151083
PRAVELENSI
Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan
mulainya haid berikutnya.
Hari mulai perdarahan dinamakan hari pertama siklus, karena jam mulainya haid
tidak di perhitungkan tepatnya waktu keluarnya haid dari ostium uteri eksternum
tidak dapat diketahui
Maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari, panjang siklus haid yang
normal atau di anggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28hari,tetapi
variasinya cukup luas,bukan saja beberapa wanita tetapi pada wanita yang sama,
juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya tidak terlalu sama
Panjang siklus haid yang di pengaruhi oleh usia seseorang, rata-rata panjang
siklus haid pada usia 12 tahun adalah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27,1
hari dan pada wanita usia 55 tahun ialah 51,9 hari jadi panjang siklus 28 hari
tidak sering di jumpai.
Dari pengamatan Hartman pada kera ternyata hanya 20 persen saja siklus haid
28 hari, panjang siklus yang biasa pada manusia ialah 25-32 hari dan kira kira
97 persen yang berevolusi siklus haidnya berkisar antara 18-42 hari. Jika
siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur,biasanya
siklusnya tidak berovulasi(anovulator)
Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit –
sedikit ,dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita jumlah darah yang
keluar rata rata 33,2 +- 16 cc.
Apa itu Dismenorea ?
gangguan/nyeri
“dys”
hebat/ abnormalitas.
Peningkatan kadar ini dapat mencapai 3 kali dimulai dari fase proliferatif hingga fase
luteal, dan bahkan makin bertambah ketika menstruasi. Peningkatan kadar
prostaglandin inilah yang meningkatkan tonus miometrium dan kontraksi uterus yang
berlebihan.
Adapun hormon yang dihasilkan pituitari posterior yaitu vasopresin yang terlibat
dalam penurunan aliran menstrual dan terjadinya dismenore. Selain itu, diperkirakan
faktor psikis dan pola tidur turut berpengaruh dengan timbulnya dismenore tetapi
mekanisme terjadinya dan pengaruhnya dengan dismenore belum jelas dan masih
dipelajari (Karim,2013).
KLASIFIKASI
Kejadian dismenore primer ini tidak berhubungan dengan umur, ras maupun status
ekonomi. Dismenorea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada
alat-alat genital yang nyata.
Merupakan nyeri haid yang disebabkan oleh kelainan ginekologi atau kelainan
secara anatomi (salpingitis kronika, endometrosis, adenomiosis uteri, stenosis
servisis uteri, dan lain-lain).
Pembagian ini tidak seberapa tajam batasnya oleh karena dismenorea yang pada
mulanya disangka primer, kadang-kadang setelah diteliti lebih lanjut
memperlihatkan kelainan organik; jadi, termasuk dismenorea sekunder. Dalam bab
ini hanya dibicarakan dismenorea primer oleh karena dismenorea sekunder dibahas
dengan penyakit yang menyebabkannya.
Taber (1994) mengemukakan tentang faktor faktor
ETIOLOGI penyebab dari dismenorea, antara lain
ANAMNESIS
ANAMNESIS UMUM
• Nama : Nn. U
• Umur : 20 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Mahasiswa
• Alamat : Paccerakkang
ANAMNESIS KHUSUS
• Keluhan Utama : Nyeri haid
• Lokasi Keluhan : perut bawah
• Lama Keluhan : hari 1-2 haid
• Yang Memperingan Keluhan : baring
• Yang Memperberat keluhanan : mencuci, berjalan, berdiri lama
• Riwayat Perjalanan Penyakit : Rasa nyeri pada daerah supra pubik yang
terjadi beberapa jam sebelum dan sesudah
keluarnya darah haid
• Riwayat Penyakit Sekarang : Tidak Ada
• Riwayat penyakit dulu : Pasien tidak menderita penyakit lain
Vital Sign
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Denyut Nadi : 67x/menit
Suhu : 27 C
Pernafasan : 18x/menit
INSPEKSI
STATIS
Pasien saat berjalan masuk
memengang daerah perut
PALPASI
Pemeriksaan unilateral/ seluruh abdomen bagian
spesifik bawah lokasi pada abdomen bagian
bawah punggung/paha
DIAGNOSA
FISIOTERAPI
Diperoleh melalui
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
a. Endoskopi pelvic(laparoscopi diagostik dan
histeroskopi diagnostik yang mengarah ke dismenorea
sekunder
b. Pemeriksaan lab subklinis yang disebabkan oleh
mikroba
Kompres hangat
TENS
Massage
INTERVENSI FISIOTERAPI PADA DISMENOREA
1. ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE FOR
MENSTRUAL PAIN
cat strecth
Lower trunk rotation
Buttock/hip strech
Abdominal strengthening
Lower abdominal strengthening
The bridge position
• Tujuan
Menguatkan otot abdominal dan penguluran akibat nyeri
menstruasi
• Dosis
3x repetisi
2.MASSAGE
Teknik :
efflurage
Gunakan baby oil atau minyak zaitun yang ditetesi wewangian
yang disukai agar memancarkan aroma yang menenangkan
sebagai media memijat. Pijatan pada paha dimulai dari lutut
kemudian naik ke pangkal paha (ke arah jantung), sedangkan
pijatan perut dilakukan searah putaran jarum jam. Pijatan pada
punggung dilakukan ke arah jantung.
Usap
Tujuan : Bermanfaat untuk menimbulkan rasa nyaman dan
menurunkan nyeri.
Friction
Usap secara melingkar dengan menggunakan jari-jari di sekitar
perut bawah yang nyeri
3.KOMPRES HANGAT
Teknik : dengan menggunakan handuk yang sudah dicelupkan kedalam
air hangat kemudian diperas dan ditempelkan pada perut bawah.
Kehangatan tersebut akan meresap kedalam otot-otot dan dikompreskan
selama 20 menit merupakan suatu terapi sederhana pengahantar hangat
Tujuan : untuk mengurangi rasa nyeri, spasme, dan iskemia(Arovah,
2010). Efek hangat yangdihasilkan oleh kompres hangat dapat
meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi uterus dan
melancarkan pembuluh darah sehingga dapat meredakan nyeri dengan
menurunkan ketegangan dan memberikan efek berupa rasa nyaman
(Bobak, 2005).
4.TENS (TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE
STIMULATION)
TENS merupakan suatu teknik penggunaan energy listrik untuk
merangsang system saraf yang akan berpengaruh terhadap penurunan
nyeri. TENS akan menghasilkan kontraksi otot fasik yang kuat tetapi
nyaman yang berujung pada aktifasi jalan inhibisi nyeri dengan
meningkatkan level endorfin pada cairan serebrospinalis (Parjoto,
2006). Meningkatnya level endorfin yang dihasilkan oleh TENS akan
menimbulkan efek analgesik yang berdampak pada menurunnya nyeri
pada saat haid (Kaplan et al, 1994).
EVALUASI
• Evaluasi Sesaat : Nyeri mulai berkurang
dengan menggunakan test VAS
• Evaluasi Berkala : Pasien dapat melanjutkan
aktivitasnya sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
• Tambayong,Jan.1999.Patofisiologi.Buku
Kedokteran EGC.Jakarta
• Simanjuntak.Wiknjosastro,Hanifa.2009.Ilmu
Kandungan.Edisi 2.Cet7.Jakarta.PT bina pustaka
• Kerr,Helen.1998.Women’s Health.London.Harcourt
brace and company limited
SEKIAN DAN TERIMA KASIH