Disusun oleh :
Eva Nurjannah
1910306166
PROFESI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
KASUS INCONTINENTIA URINE
MAKALAH
Disusun oleh :
Eva Nurjannah
1910306166
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
Oleh :
Tanda tangan:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah yang berjudul
“Fisioterapi Pada Incontinentia Urine” ini ditulis guna melengkapi tugas pada Program
Studi Profesi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
1. Allah SWT atas segala rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah ini dapat selesai
dengan tepat waktu.
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................2
C. Tujuan Makalah ..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Incontinentia Urine....................................................3
B. Epidemiologi Incontinentia Urine................................................3
C. Etiologi Incontinentia Urine.........................................................4
D. Anatomi Incontinentia Urine........................................................4
E. Patofisiologi Incontinentia Urine.................................................5
F. Tanda dan gejala Incontinentia Urine..........................................6
G. intervensi Fisioterapi Pada Incontinentia Urine...........................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................8
B. Saran ..........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan masa krisis yang dialami oleh ibu dan janinnya karena
hal ini dapat menimbulkan komplikasi yang mengancam kesehatan ibu dan janinnya
yang dapat berakibat terjadinya kematian. Proses persalinan yang sering kali
menyebabkan kematian pada ibu maupun bayi karena adanya cedera jaringan jalan
lahir dan juga pada bayi. Persalinan yang lama, berat bayi lahir besar, dan paritas
saraf, otot dasar panggul termasuk uterus dan otot-otot kandung kemih.
postpartum. Inkontinensia urin adalah salah satu komplikasi dari persalinan yang
mengancam jiwa penderita, namun hal ini dapat berdampak terhadap fisik dan
postpartum. Menurut Susan (2008) komplikasi fisik yang umumnya terjadi pada
penderita inkontinensia urin adalah infeksi kandung kemih, infeksi uretra dan iritasi
vagina.
belum banyak terdeteksi sehingga angka prevalensi secara pasti sulit ditentukan,
karena banyak penderita menganggap peristiwa inkontinensia urin normal terjadi
pada wanita, terutama setelah melahirkan dan biasanya penderita malu untuk
Pontianak masih belum didapatkan data yang pasti jumlah penderita inkontinensia
urin karena belum ada data statistik yang mendukung, penulis melakukan studi
wawancara kepada salah satu bidan yang bekerja di Rumah Sakit Bhayangkara
Polda Kalbar yang mengatakan bahwa setiap tahunnya pasti ada ibu postpartum
B. Rumusan Masalah
6. Anatomi IncontinentiaUrine?
C. Tujuan Makalah
PEMBAHASAN
sebagai "kehilangan urin tanpa disengaja yang secara objektif merupakan masalah
Variasi dari inkontinensia urin meliputi keluar hanya beberapa tetes urinsaja, sampai
pengeluaran feses). Inkontinensia urine lebih sering terjadi pada wanitayang sudah
pernah melahirkan daripada yang belum pernah melahirkan (nulipara).Hal ini terjadi
Seiring dengan bertambahnya usia, ada beberapa perubahan pada anatomi dan
fungsi organ kemih, antara lain: melemahnya otot dasar panggul akibat kehamilan
berkali-kali, kebiasaan mengejan yang salah, atau batuk kronis. Ini mengakibatkan
seseorang tidak dapat menahan air seni. Selain itu, adanya kontraksi (gerakan)
abnormal dari dinding kandung kemih, sehingga walaupun kandung kemih baru
kemih bagian bawah, efek obat-obatan, produksi urin meningkat atau adanya
bisa karena infeksi. Jika terjadi infeksi saluran kemih, maka tatalaksananya adalah
dilakukan tertapi estrogen topical. Terapi perilaku harus dilakukan jika pasien baru
menjalani prostatektomi. Dan, bila terjadi impaksi feses, maka harus dihilangkan
misalnya dengan makanan kaya serat, mobilitas, asupan cairan yang adekuat, atau
jika perlu penggunaan laksatif. Incontinentia urine juga bisa terjadi karena produksi
urin berlebih karena berbagai sebab. Misalnya gangguan metabolik, seperti diabetes
melitus, yang harus terus dipantau. Sebab lain adalah asupan cairan yang berlebihan
yang bisa diatasi dengan mengurangi asupan cairan yang bersifat diuretika seperti
kafein.
Gagal jantung kongestif juga bisa menjadi faktor penyebab produksi urin
meningkat dan harus dilakukan terapi medis yang sesuai. Gangguan kemampuan ke
toilet bisa disebabkan oleh penyakit kronik, trauma, atau gangguan mobilitas. Untuk
substitusi toilet. Apabila penyebabnya adalah masalah psikologis, maka hal itu
harus disingkirkan dengan terapi non farmakologik atau farmakologik yang tepat.
dideritanya. Obat-obatan ini bisa sebagai ‘biang keladi’ mengompol pada orang-
orang tua. Jika kondisi ini yang terjadi, maka penghentian atau penggantian obat
antipsikotik, dan sedatif hipnotik juga memiliki andil dalam incontinentia urine.
Selain hal-hal yang disebutkan diatas inkontinensia urine juga terjadi akibat
(obesitas), menopause, usia lanjut, kurang aktivitas dan operasi vagina. Penambahan
berat dan tekanan selama kehamilan dapat menyebabkan melemahnya otot dasar
panggul karena ditekan selama sembilan bulan. Proses persalinan juga dapat
membuat otot-otot dasar panggul rusak akibat regangan otot dan jaringan penunjang
usia menopause (50 tahun ke atas), akan terjadi penurunan tonus otot vagina dan
urine.
Faktor risiko yang lain adalah obesitas atau kegemukan, riwayat operasi
2. Atrofi vaginitis
Atrofi atau peradangan pada vagina akibat penurunan yang signifikan dari
mengisi kandung kemih dengan cepat dan keinginan yang mendesak untuk
mengeluarkan urine. Alkohol, ketika dikonsumsi dalam jumlah yang lebih besar,
atau duduk. Gerakan semacam itu dapat meningkatkan tekanan dalam abdomen
dan karena itu juga di dalam kandung kemih. Otot uretra tidak dapat melawan
tekanan ini dan keluarlah urine. Kebanyakan keluhan ini progresif perlahan-
menganti pakaian dalam dan bila perlu juga pembalut wanita. Frekuensi
berganti pakaian, dan juga jumlah pembalut wanita yang diperlukan setiap hari,
pemeriksaan badan tidak dijumpai kelainan pada ginjal dan kandung kemih.
kemih. Ditentukan jumlah urine yang tersisa. Kemudian diikuti oleh pengisian
kandung kemih dengan air sampai penderita merasa ingin berkemih. Dengan
dengan meminta penderita batuk. Jika pada posisi berbaring tidak terjadi
pengeluaran urine, maka percobaan diulang pada posisi berdiri dengan tungkai
Pada inkontinensia stres sejati, harus terjadi pengeluaran urine pada saat
ini. Kemudian dicoba dengan korentang atau dengan dua jari menekan dinding
depan vagina kanan dan kiri sedemikian rupa ke arah kranial sehingga sisto-
uretrokel hilang. Penderita diminta batuk lagi. Bila sekarang pengeluaran urine
kemungkinan stenosis.
Pada foto rontgen lateral atas sistogram miksi bisa tampak sudut
ini sekitar 1200. Gambaran ini menegaskan adanya sistokel pada pemeriksaan
diagnostik yang tepat ditegakkan dari kerjasama yang baik antara urolog dan
kandung kemih tak stabil. Biasanya kontraksinya disertai dengan rasa ingin
miksi. Gejala gangguan ini yaitu urgensi, frekuensi, nokturia dan nokturnal
enuresis.
didapatkan pada sekitar 10% wanita, akan tetapi hanya sebagian kecil yang
Rasa ingin miksi biasanya terjadi, bukan hanya karena detrusor (urgensi
motorik), akan tetapi juga akibat fenomena sensorik (urgensi sensorik). Urgensi
sensorik terjadi karena adanya faktor iritasi lokal, yang sering dihubungkan
dengan gangguan meatus uretra, divertikula uretra, sistitis, uretritis dan infeksi
pada sumsum tulang, tumor/batu pada kandung kemih, sistitis radiasi, sistitis
tekanan kandung kemih dapat naik tinggi sekali tanpa disertai kontraksi
sehingga akhirnya urine menetes lewat uretra secara intermitten atau keluar
atau sifat gangguan fungsi kandung kemih neurogen dapat berbeda, tergantung
pada tempat dan luasnya luka, koordinasi normal antara kandung kemih dan
uretra berdasarkan refleks miksi, yang berjalan melalui pusat miksi pada
segmen sakral medula spinalis. Baik otot kandung kemih maupun otot polos
mekanisme penutupan uretra juga dihubungkan dengan pusat miksi sakral. Dari
pusat yang lebih atas di dalam otak diberikan koordinasi ke pusat miksi sakral.
Di dalam pusat yang lebih atas ini, sekaligus masuk isyarat mengenai keadaan
cord trauma ataubersifat temporer pada wanita hamil dengan struktur dasar panggul
yaitu:
1. Incontinentia Stres
Urine bocor keluar di saat terjadi tekanan di kandung kemih, misalnya saat
2. Incontinentia Urge
Pengidap memiliki keinginan yang kuat untuk tiba-tiba buang air kecil
diikuti dengan keluarnya urine yang tidak disengaja (mengompol). Pengidap bisa
buang air kecil hingga lebih dari 8 kali dalam sehari, termasuk di malam hari.
3. Incontinentia Overflow
1. Assesment fisioterapi
histerektomi.
c. Riwayat penyakit:
Apakah Anda buang air kecil? Ya Tidak Berapa lama Anda memiliki
tidak pernah atau jarang 1 kali / malam 2 kali / malam 3 kali / malam 4 kali
Seberapa sering Anda buang air kecil?kurang dari 1 per minggu lebih dari
1 per minggu (#___ per minggu) 1 per harilebih dari 1 per hari (#___ per
Kapan bocor terjadi? terutama pada siang hari terutama pada malam hari
Bila Anda bocor, berapa banyak Anda bocor?hanya beberapa tetes kurang
kencing?
mengangkat
Bila Anda buang air kecil, apakah Anda memiliki:Rasa tidak nyaman
terbakar atau sakit darah dalam urine mengalir deras setelah masalah
Pelvic
muscle exercise
Duduk di kursi, kencangkan bagian belakang Anda (seolah-olah
mengendalikan angin), vagina dan depan bagian (uretra, angkat dan tahan
selama 5-10 detik, seperti yang anda bisa, ulangi 5-10 kali. Angkat dan
lepaskan dengan cepat 5-10 kali ulangi latihan ini 3 kali.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Pribakti, B., 2006, Tinjauan Kasus Retensio Urin Postpartum di RSUD Ulin
Banjarmasin 2002 – 2003, Dexa Media, vol. 19 Januari – Maret 2006: 10-13.