Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KEPANITERAAN

MANAJEMEN FT KOMPREHENSIF PROFESI GERIATRI


RSUD HAJI MAKASSAR

YULVI HASRIANTI, S. Ft.


R024181023

PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019

1
LAPORAN KEMITRAAN PROGRAM STUDI PROFESI ILMU FISIOTERAPI
FAKULTAS KEPERAWATAN UNHAS

MANAJEMEN FT KOMPREHENSIF PROFESI MUSKULOSKELETAL RS WAHIDIN SUDIROHUSODO

I. UMUM :
Nama Mahasiswa : Yulvi Hasrianti, S.Ft
Nim : R024181023
Tempat Praktek : RSUD HAJI MAKASSAR
Bagian : Geriatri
Periode : 11 Maret 2019 – 22 Maret 2019
Pembimbing : Nur Hardiyanty, S.Ft, Physio, M.Sc.
Agung Sahari, S.Ft, Physio

II. CAKUPAN KOMPETENSI MANAJEMEN TERAPI LATIHAN FUNGSIONAL

Mahasiswa mampu dan terampil mengkaji, patofisiologi klinik dan patofisiologi terapan Fisioterapi, merumuskan dan melaksanakan proses
Fisioterapi, mengevaluasi dan mengembangkan pelayanan Fisioterapi pada gangguan Geriatri\
III. PELAKSANAAN PRAKTEK

Tgl
Hasil belajar
Kompetensi /Paraf
No praktek yang Indikator Pelaksanaan hasil belajar yang dilakukan Solusi
dasar pem-
diharapkan
bimbing
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan 1. Mengidentifika 1. Membandingka Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang a. Membaca
kajian teori si proses n patofisiologi menitikberatkan pada pencegahan, diagnosis, literature
Anatomi patofisiologi teori dengan pengobatan, dan pelayanan kesehatan pada usia Kauffman TL,
fisiologi gangguan patofisiologi lanjut. Pasien lanjut usia atau lansia tidak selamanya Scott R, Barr JO,
terhadap sistem saraf pada penderita merupakan pasien geriatri, tetapi pasien geriatri Moran ML.
kondisi pusat gangguan merupakan lansia. Karakteristik penderita geriatri 2014. A
patofisiologi sistem saraf adalah multipatologi, daya cadangan faali menurun, Comprehensive
kasus geriatri 2. Mengidentifika pusat tampilan gejala klinis dan tanda Guide to
si proses 2. Membandingka berbeda/menyimpang, gangguan status fungsional, Geriatric
patofisiologi n patofisiologi dan perubahan/gangguan status gizi. Menurut WHO, Rehabilitation.
gangguan teori dengan stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang .Elseiver:China
metabolik patofisiologi cepat akibat gangguan otak fokal (atau global)
pada penderita dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 b. Membaca
3. Mengidentifika gangguan jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian literature
si proses metabolik tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain Pasquetti P,
patofisiologi 3. Membandingka vaskuler. Apicella L,
gangguan n patofisiologi Memasuki usia lanjut, sendi dan ligament juga Mangone
perkembangan teori dengan akan mengalami perubahan, rentan mengalami cedera G.Pathogenesis
kejiwaan patofisiologi dan penyakit terkait usia. Pada sendi dengan and Treatment of
pada penderita pergerakan bebas seperti sendi lutut, membran Falls in Elderly.
sinovial yang bertanggung jawab mensekresikan dan
gangguan menjaga konsentrasi cairan sendi agar dapat Clinical cases in
perkembanagn memberikan nutrisi dan lubrikasi pada sendi saat Mineral and
kejiwaan menerima beban, menjadi kaku dan mengalami Bone
penurunan fungsi dalam menghasilkan dan menatur Metabolism.
konsentrasi cairan synovial. 2014;11:222-5
Kapsul sendi, ligament dan membran synovial
terbentuk dari jaringan connective fibrosa. Seiring
bertambahnya usia, jaringan tersebut mengalami
peningkatan pembentukan cross link dan hilangnya
elastisitas serabut pada kapsul dan ligamen,
menyebabkan kekakuan pada sendi meningkat dan
kemampuan sendi untuk bergerak dan menahan
beban akan menurun.
Kartilago sendi yang berfungsi sebagai penahan
dan pendistribusi saat sendi menerima beban, seiring
dengan bertambahnya usia akan mengalami
penurunan cairan (air) dan sintesis proteoglikan juga
mengalami penurunan, akibatnya kemampuan
proteoglikan untuk menyerap dan menahan cairan
pada sendi berkurang.
Perubahan pada komponen pembentuk sendi menjadi
faktor resiko terjadinya osteoarthritis ditambah
dengan riwayat cedera pada sendi.
2 Mengkaji a. Mengidentifika a. Mengidentifika Stroke atau yang dikenal juga dengan istilah Membaca literatur
patofisiologi si patofisiologi si patofisiologi Gangguan Peredaran darah Otak (GPDO), dari buku :
pada kasus terapan terapan merupakan suatu sindrom yang diakibatkan oleh 1. Dinata, Cintya
geriatri fisioterapi pada fisioterapi pada adanya gangguan aliran darah pada salah satu bagian Agreayu. 2013.
gangguan gangguan otak yang menimbulkan gangguan fungsional otak Gambaran
metabolik metabolik berupa defisit neurologik atau kelumpuhan saraf Faktor Risiko
(Dinata, dkk, 2013). dan Tipe stroke
b. Mengidentifika b. Mengidentifika Stroke merupakan penyakit yang terjadi karena pada Pasien
si patofisiologi si patofisiologi terganggunya peredaran darah otak yang dapat Rawat Inap di
terapan terapan menyebabkan kematian jaringan otak sehingga Bagian Penyakit
fisioterapi pada fisioterapi pada mengakibatkan kelumpuhan bahkan kematian pada Dalam RsUD
gangguan gangguan penderita stroke, stroke dibagi menjadi dua jenis Kabupatensolok
muskuloskeleta muskuloskeleta yaitu stroke hemoragik dan stroke non hemoragik selatan Periode
l l (Batticaca, 2008). 1 Januari 2010-
Gejala neurologis yang timbul tergantung pada 31 juni 2012.
c. Mengidentifika c. Mengidentifika berat ringannya gangguan pembuluh darah dan 2. Batticaca
si patofisiologi si patofisiologi lokasinya. Kerusakan karena lesi batang otak Fransisca, C.
terapan terapan biasanya berakibat pada defisit motorik bilateral, 2008. Asuhan
fisioterapi pada fisioterapi pada dengan disertai gangguan sensorik dan nervus Keperawatan
gangguan gangguan kranial, dan disekuilibrium (Irfan, 2010). Secara pada Klien
neurologi neurologi umum gangguan yang muncul pada penderita stroke dengan
adalah : Gangguan
d. Mengidentifika d. Mengidentifika 1. Gangguan motorik: kelemahan atau kelumpuhan sistem
si patofisiologi si patofisiologi separuh anggota gerak, gangguan, gerak volunter, Persarafan.
terapan terapan gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi. Jakarta.: salemba
fisioterapi pada fisioterapi pada 2. Gangguan sensoris: gangguan perasaan, Medika
gangguan gangguan kesemutan, rasa tebal-tebal. 3. Irfan,
kardiovaskulop kardiovaskulop 3. Gangguan bicara: sulit berbahasa (disfasia), tidak Muhammad.
ulmonal ulmonal bisa bicara (afasia motorik), tidak bisa 2010. Fisioterapi
memahami bicara orang (afasia sensorik). bagi Insan
4. Gangguan kognitif. Stroke Edisi
e. Mengidentifika e. Mengidentifika
Pada pasien ini terdapat berbagai gejala Pertama.Yogyak
si patofisiologi si patofisiologi
patofisiologi yang muncul diantaranya spastik, arta: Graha Ilmu.
terapan terapan
kelemahan otot, keterbatasan ROM gangguan postur, 4. Berdiskusi
fisioterapi pada fisioterapi pada
gangguan keseimbangan, serta gangguan ADL dengan CE/CI
gangguan gangguan
berjalan. terkait
perkembangan perkembangan
Elektroterapi yang diberikan kepada pasien yaitu kombinasi dan
kejiwaan kejiwaan
IRR dan Muscle Stimulan. IRR memiliki efek modifikasi terapi
vasodilatasi pada pembuluh darah, sebagai pre- latihan yang
f. Mengidentifika f. Mengidentifika eliminery exercise untuk persiapan otot sebelum dapat diberikan.
si patofisiologi si patofisiologi dilakukan latihan. Muscle Stimulation yang diberikan
terapan terapan dapat menimbulkan kontraksi otot dan membantu
fisioterapi pada fisioterapi pada memperbaiki perasaan gerak sehingga diperoleh
gangguan gangguan gerak yang normal serta bertujuan untuk mencegah/
integumen integumen memperlambat terjadinya atrofi otot. Pada kasus
gangguan neurologis ini rangsangan gerak dari otak
tidak dapat disampaikan kepada otot-otot pada
ekstremitas yang disyarafi. Akibatnya kontraksi otot
secara volunter hilang sehingga diperlukan bantuan
dari rangsangan Muscle Stimulan diberikan untuk
menimbulkan kontraksi otot
stretching exercise untuk melepaskan ikatan
antara aktin dan miosin agar otot berelaksasi,
strengthening exercise untuk meningkatkan
kekuatan otot,
bridging exercise untuk memperkuat otot-otot
core sehingga mempersiapkan pasien untuk duduk,
berdiri, dan berjalan,
Balancing dan stabilizing untuk melatih
kemampun mempertahankan keseimbangan tubuh
ketika ditempatkan di berbagai posisi. Latihan
stabilisasi postural adalah latihan yang menggunakan
prinsip mengoptimalkan otot postural (thruk dan
abdominal. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kekuatan dari otot inti yang bertanggung jawab untuk
menjaga stabilisasi tulang belakang (vertebrae), serta
meningkatkan kekuatan dari ektremitas atas dan
ekstremitas bawah bagian tubuh yang lemah sehingga
dapat meningkatkan keseimbangan dan koordinasi
pada pasien
Propioceptiv Neuromuscular Facilitation (PNF)
pada hakikatnya memberikan rangsangan pada
propioseptor untuk meningkatkan kebutuhan dari
mekanisme neuromuskular, sehingga diperoleh
respon yang mudah, teknik peregangan yang
dimanfaatkan untuk meningkatkan elastisitas otot
metode yang efektif digunakan untuk meregangkan
otot secara maksimal. PNF sangat baik digunakan
untuk melatih gerakan yang terbatas karena
kekakuan pada sendi, gangguan keseimbangan, dan
ritme gerak yang lambat. Sehingga membantu ketika
diberikan latihan untuk duduk kepada pasien,
diharapkan dari latihan yang diberikan pasien sudah
mampu duduk dengan stabil dan tanpa ditahan
walking exercise untuk melatih pasien berjalan
dengan membentuk pola jalan/gait analysis yang
benar.
3 Melakukan a. Melakukan Chief Of Complain Anamnesis Umum 1. Semua
proses Assesment History Nama : Tn. HL pemeriksaan
Fisioterapi Fisioterapi pada Asimetric Jenis kelamin : Laki-Laki . yang dilakukan
pada kasus Resisted Usia : 44 tahun dibawah
gangguan
geriatri Tissue Impairment Alamat : Jl. Tanggul Patompo koordinasi
neuromuscular, Spesific Test Pekerjaan : mekanik pembimbing
Muskuloskeletal, C : Chief of complaint 2. Pengkajian
metabolik, Problem Ft : Kelemahan separuh badan sebelah kiri berdasarkan
kardiovaskulopul 1. Primer H : History Taking apa yang terjadi
monal, kejiwaan Pasien datang dengan kelemahan separuh badan pada pasien
dan integumen
2. Sekunder
sebelah kiri dan ada kaku ssat bergerak. Mengalami
3. Kompleks serangan sejak 3 tahun yang lalu. Pada saat terjadi
b. Merumuskan serangan pasien bangun dan bersiap – siap tetapi tiba
Mengandung
Problem – tiba mengalami hilang kesadaran dimana pada saat
Fisioterapi pada Aspek: terjadi serangan. Tekanan darah > 200 ada riwayat
gangguan 1. Problem, hipertensi. Pasien rutin menjalani fisioterapi dirumah
neuromuscular, Indikasi, sakit. Sudah mampu berjalan sendiri dan segala
Kontraindikasi aktivitas mampu dilakukan secara mandiri tanpa
Muskuloskeletal,
bantu keluarga . masih belum mampu mengangkat
metabolik, 2. Modalitas bahu dan membengkokkan siku serta menggenggam.
kardiovaskulopul Terpilih Mampu membengkokkan lutut tetapi belu
monal, kejiwaan
3. Metode Dan terkoordinasi dengan baik dan gerakannya masih
dan integumen
Teknik lambat. Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya.
4. Dosis Dikatakan oleh dokter bahwa pasien mengalami
c. Merumuskan pecah pembuluh darah diotak yang menyebabkan
program dan 5. Alat Ukur lemahnya separuh badan sebelah kiri
intervensi Melakukan A: Assymetryk
Fisioterapi pada Intervensi Dan 1. Inspeksi statis
Program a. Raut wajah pasien tampak cemas
gangguan
Fisioterapi b. Saat berdiri tampak badan tidak simetris
neuromuscular,
c. Shoulder simetris
Muskuloskeletal, Membandingkan
2. Inspeksi dinamis
metabolik, Antara Nilai a. Irama jalan lambat
kardiovaskulopul Sebelum Dan
b. Saat berjalan gait control tidak baik (hilang
monal, kejiwaan Setelah Intervensi
fase heel off, heel strike, dan toe off)
dan integumen Fisioterapi (SOAP) c. Saat berjalan lutut (tidak ditekuk)
1. Selektifitas 3. Palpasi
d. Evaluasi Assesmen Yang Karakteristik Dekstra Sinistra
program dan Sesuai anamnesis Suhu Normal Normal
dokumentasi Oedem (-) (-)
pada gangguan Kontur kulit Elastis Elastis
neuromuscular, Nyeri tekan pada Nyeri tekan
Tenderness
Muskuloskeletal, art, genu pada art, genu
metabolik,
kardiovaskulopul
monal, kejiwaan 4. PFGD
dan integumen AKTIF PASIF TIMT
REGIO
D S D S D S
SHOULDER
e. Reassesment dan Fleksi
reevaluasi pada Ekstensi
Eksorotasi Tidak Springy Endfell,
gangguan Endorotasi mampu Full ROM Sinistra Tidak
neuromuscular, Protraksi mengangkat tidak ada nyeri mampu
Retraksi bahu Sinistra Sinistra
Muskuloskeletal, Depresi
metabolik, Elevasi
kardiovaskulopul ELBOW
monal, kejiwaan Fleksi
Sinistra
Full ROM, soft : dalam batas normal
dan integumen Ekstensi Full ROM, hard : dalam batas normal
Sinistra Tidak
Tidak
Pronasi springy Full mampu: dalam batas normal
mampu
Supinasi elastic ROM
WRIST
Palmar Fleksi
Dorso Fleksi Sinistra Tidak Full ROM, Sinistra Tidak
Radial Deviasi mampu elastic mampu
Ulnar Deviasi
HIP
Fleksi
Ekstensi
Mampu Sinistra Tidak
Eksorotasi Full ROM, elastic
Endorotasi DBN mampu
Abduksi
Adduksi
KNEE
Fleksi Mampu Sinistra Tidak
Full ROM, elastic
Ekstensi DBN mampu
ANKLE
Dorsofleksi Sinistra
Plantarfeksi Sinistra Tidak
Tidak Full ROM, elastic
Inversi mampu
Eversi mampu
R:Restrictive
1) Limitasi ROM : Terbatas pada ekstremitas
superior dan inferior dextra
2) Limitasi ADL : Terbatas (Walking, Eating,
dressing, toileting dan self care)
Limitasi pekerjaan : terganggu
3) Limitasi rekreasi : terganggu
T:Tissue impairment and psychological prediction
1) Psikogenik : Kecemasan terkait penyakit
yang diderita
2) Neurogen : post Stroke Hemoregik
3) Osteoarthrogen ; stiffness shoulder
Musculotendinogen : Spastik dan kelemahan
otot ekstremitas superior sinistra
S: Specific test
1. Vital Sign : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 61x / menit .
2. Tes Sensorik
1) Tes rasa nyeri (tajam tumpul)
2) Tes rasa raba (halus kasar)
3) Tes diskriminasi (1 titik atau 2 titik)
Hasil : Pasien mampu merasakan stimulus
Interpretasi : tidak ada gangguan sensasi
3. Tes Tonus (Skala Asworth)
Hasil :2
Interpretasi : Ada Peningkatan sedikit tonus otot
ditandai dengan adanya pemberhentian gerakan
dan diikuti adanya tahanan minimal sepanjang
sisa ROM. Tetapi secara umum sendi dapat
mudah digerakkan
4. Tes kekuatan otot (Manual Muscle Test)
Hasil : Ekstremitas superior dextra 2+
Interpretasi : Full ROM, tanpa pengaruh
gravitasi, kurang dari setengah ROM melawan
gravitasi
Hasil : Ekstremitas inferior dextra 3-
Interpretasi : Full ROM, tanpa pengaruh
gravitasi, lebih dari setengah ROM melawan
gravitasi
5. Tes Bridging
Hasil : Mampu dan seimbang
Interpretasi : tidak ada masalah
6. Tes keseimbangan
Hasil : Jatuh saat bertumpu dengan kaki
kiri
Interpretasi : sisi tubuh sebelah kiri pasien tidak
memiliki keseimbangan yang baik
7. Tes Koordinasi
a) Ektremitas superior :Finger to finger test
Finger to nose test
Nose finger nose test
Oposisi Jari-jari
Hasil : tidak mampu menggerakkan
tangan kiri
b) Ekstremitas inferior : heel to knee
Hasil : mampu dan tepat tetapi masih
lambat dan gemetar
Interpretasi : asosiasi baik
8. Tes Refleks (Biceps, Triceps, Patella, Achilles)
Hasil : (-)
Interpretasi : hiporefleks
9. Berg Balance Scale
Hasil : 30
Interpretasi : Independent
10. Tes Kemandirin (Indeks Barthel)
Hasil : 19
Interpretasi : Mandiri

Diagnosis Fisioterapi
Pasien mengalami Gangguan Aktivitas
Fungsional Ambulansi Ekstremitas Superior dan
Inferior Sinistra berupa Spastik dan Kelemahan
separuh badan Et. Causa Hemiparese Post Stroke
Hemoregik sejak 3 tahun yang Lalu
Problem Fisioterapi A
a. Primer : Hipotonus
Sekunder : Kecemasan, Spastik, Kelemahan
ekstremitas superior dan inferior sinistra
b. Kompleks : Gangguan ADL (Walking, Eating,
dressing, toileting, self care)
Tujuan Fisioterapi
a. Jangka Pendek
1. Mengatasi kecemasan
2. Meningkatkan tonus otot
3. Mengatasi spastik
4. Meningkatkan kekuatan otot
5. Meningkatkan fungsi keseimbangan
6. Mengembalikan kondisi/kemampuan sisi
kiri tubuh
b. Jangka Panjang
1. Meningkatkan fungsi sisi kanan tubuh pasien
2. Meningkatkan kemandirian pasien dengan
mengembalikan kemampuan aktvitas
fungsional berjalan dan ADL pasien

Program Fisioterapi
No Problem Modalitas Dosis
1 Kecemasan Komunikasi F : 3x/minggu
Terapeutik I : Pasien focus
T : Intrapersonal
Approach
T : selama terapi

2 Metabolic Heating (IRR) F : 3x/minggu


stress reaction I : 30 cm di atas
( MSR) permukaan kulit
T : Local
T : 10 menit
3 Hipotonus Electrotherapy F : 3x/minggu
(muscle I : 30 mA
stimulant) T : Coplanar
T : 8 menit Semua tindakan
4 Hipotonus Manual F : 3x/minggu dilakukan dengan
therapy I : 8 hitungan 3 repetisi koordinasi dengan
T : MMBTS pembimbing dan
T : 2 menit
diskusi dengan
4 Spastik Manual F : 3x/minggu teman dan profesi
therapy I : 16 hitungan 6x lainnya
repetisi
T : Stretching
T : 3 menit Membaca
5 Kelemahan Exercise F : 3x/minggu Literatur:
otot Therapy I : 8 hitungan 6x Aras,
repetisi
Djohan. 2013.
T : Strenghthening
T : 3 menit Buku Ajar Mata
Kuliah Proses dan
5 Gangguan Exercise F : 3x/minggu Pengukuran
ADL dan Therapy I : 8 hitungan 6x
Fisioterapi.
Keseimbangan repetisi
T : Balancing dan
Makassar :
Stbilazing Exc Program Studi S1
T : 5 Menit Fisioterapi
6 Gangguan Exercise F : 1x/hari Fakultas
ADL Therapy I : 8x repetisi Kedokteran Unhas
T : Bridgiing PNF
dan ADL
T : 5 menit

Evaluai
Hasil
No Problem
Sebelum Sesudah
Spastik
Spastik menurun
1 Spastik ekstremitas
/ berkurang
superior dextra
Mengalami
kelemahan otot Penngkatan
2 Kelemahan otot
ekstremitas kekuatan otot
superior dextra
Sudah mulai stabil
Gngguan Kesulitan berdiri
3 berdiri dengan 1
keseimbbangan dengan 1 kaki
kaki

4 Mengkaji Merumuskan 1. Membuat Home Program :


program program program Mengajarkan dan memberi edukasi kepada
Fisioterapi modifikasi FT pada modifikasi pasien dan keluarganya untuk selalu melakukan
pada gangguan gerak Fisioterapi latihan dirumah pagi dan sore atau pada waktu luang
gangguan fungsional akibat 2. Terampil 1) Meluruskan siku sendiri ataupun dibantu dengan
gerak osteoarthritis melakukan tangan yang sehat atau dibantu keluarga
fungsional interfensi 2) Mengangkat/menekuk lutut
akibat modifikasi 3) Latihan berjalan dirumah.
osteoarthritis program FT Kemitraan
pada gangguan Melakukan kemitraan dalam rangka memberikan
gerak layanan prima kepada pasien, diantaranya dengan
fungsional membangun kemitraan dengan dokter spesialis
akibat ortopedik, dokter spesialis radiologi, dokter ahli gizi.
osteoarthritis
5 Berkomunikas 1. Menggunakan 1. Mengenali jenis 1. Mendengarkan keluhan dan memberikan 1. Diharapkan
i terapeutik kosakata yang data/informasi informasi terapeutik kepada pasien dan pasien dan
mudah yang diperoleh keluarganya dengan bahasa yang sederhana dan keluarganya
dimengerti oleh 2. Menggunakan dapat dimengerti dapat
pasien dan komunikasi 2. Memberikan contoh latihan-latihan yang dapat memahami dan
keluarga sesuai secara efektif dilakukan di rumah menerapkan
dengan dan efisien 3. Memberikan dukungan kepada pasien untuk tetap latihan dan
peruntukannya 3. Memilih berfikir positif dengan berserah kepada Tuhan terapi yang
2. Memahami cara informasi yang Yang Maha Esa. telah diberikan.
menyajikan relevansi untuk 2. Pasien bisa
informasi sains disajikan bekerja sama.
dengan dengan 3. Pasien bisa
menggunakan menggunakan teguh dengan
sarana dan sarana sesuai keyakinan yang
sumber yang dengan kuat untuk
ada kepada peruntukannya sembuh.
profesi
kesehatan
lainnya.

Clinical Educator Clinical Instructor

Nur Hardiyanty, S.Ft, Physio, M.Sc. Agung Sahari S.Ft, Physio

Anda mungkin juga menyukai