Disusun oleh :
Sri Wijayanti
2010306134
MAKALAH
Disusun oleh :
Sri Wijayanti
2010306134
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
Oleh :
Tanggal :
Tanda tangan:
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah yang
berjudul “Fisioterapi Pada kasus Drop Hand” ini ditulis guna melengkapi tugas pada
Program Studi Profesi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah
Yogyakarta.
1. Allah SWT atas segala rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah ini dapat
selesai dengan tepat waktu,
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................2
C. Tujuan Makalah ...........................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Drop Hand ......................................................................3
B. Anatomi Drop Hand......................................................................3
C. Etiologi Drop Hand.......................................................................3
D. Tanda dan Gejala Drop Hand ......................................................4
E. Patofisiologi Drop Hand ...............................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................12
B. Saran ...........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Cedera traumatis pada ekstremitas atas sering kali terjadi secara permanen
dan dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tulang, otot, sendi sehingga
mempengaruhi aktivitas fungsional sehari-hari. Sebagian besar kasus cedera saraf
perifer mempengaruhi anggota tubuh bagian atas dan saraf yang paling
terpengaruh adalah radial nerve. Hubungan nya fraktur humeri dengan kejadian
cedera saraf radial adalah karena faktor anatomisnya, saraf radial menetap dan
dekat dengan tulang pada transisi sepertiga tengah ke sepertiga distal humeri
(Flavia, dkk 2015).
Komplikasi yang terjadi setelah fraktur humeri salah satunya Radial Nerve
Palsy atau yang disebut dengan Drop Hand adalah suatu cedera saraf perifer
(SST) yang paling umum setelah terjadinya fraktur pada upper exstremitas salah
satunya di area os.humeri terjadi pada 2% hingga 17% kasus yang menyebabkan
kelumpuhan di semua otot ekstensor pergelangan tangan, jari-jari dan supinator
lengan bawah (Maqsood dalam Kurniawan, 2014) Radial nerve Palsy seperti
Drop Hand yang terkait dengan fraktur tertutup humerus dilakukan tindakan
operatif dengan pemulihan saraf secara spontan sekitar 3-6 bulan.. Saraf radialis
merupakan sistem saraf tepi yang paling sring terluka, terlihat pada 9,5% fraktur
humeri. (Genghis dan Asif, 2013). Tingkat gangguan akibat adanya Drop Hand
digolongkan dalam berbagai tingkat yaitu impairment seperti nyeri karena
oedem, keterbatasan Lingkup Gerak Sendi (LGS, penurunan kekuatan otot,
menghilangnya reflek fisiologis. Functional Limitation yaitu kesulitan saat
menggenggan membuka jari jari dan menggerakkan pergelangan tangan.
Participation Restriction yaitu keterbatasan dalam melakukan interaksi sosial.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penatalaksanaan Fisioterapi pada kasus Drop Hand et causa Fraktur
Humeri di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta?
5
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui penatalaksanaan Fisioterapi pada kasus Drop Hand et causa Fraktur
Humeri di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta?
2. Tujuan Khusus.
a. Mengetahui definisi Drop Hand.
b. Mengetahui Anatomi Drop Hand.
c. Mengetahui etiologi Drop Hand.
d. Mengetahui tanda dan gejala Dtop Hand
e. Mengetahui Patofisiologi Drop Hand.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1. N.radialis
7
Gambar 2 : muscle shoulder, elbow and wrist
Trauma atau terjadinya kompresi pada diberbagai titik sepanjang jalannya akan
menyebabkan denervasi dari otot-otot ekstensor/ supinator juga parastesia pada
distribusi nervus radialis, yang menyebabkan nyeri, kelemahan otot, disfungsi
(Mahadewa, 2013). Cedera saraf dari kompresi maupun traksi bergantung pada
intensitas dan durasi. Saddon mengklarifikasikan menjadi 3 kategori:
a. Neuropraxia parese motoric sedikit atau tanpa gangguan disfungsi sensoris mupun
motoric dan otonomik. Tanpa disfungsi dari saraf hingga dengan mengurangi
tekanan kompresi, gejala akan segera menghilang.
b. Axonotmesis sebuah lesi saraf dengan derajad lebih parah dan terjadinya distrupsi
axon, namun selimut Schwan masih baik. Terdapat parese motoric, sensorik, hingga
otonomik. Penyembuhan dapat terjai dengan menghilangkan tekanan kompresi dan
degenerasi axon.
c. Neurotmesis adalah cedera paling serius, saraf dan selimutya terdistrupsi. Sehingga
ketika proses penyembuhan telah selesai, perbaikan tidak dapat kembali sempurna
oleh karena hilangnya kontinuitas saraf (Akhmad,dkk 2018).
8
(sport injury, chronic overuse, akibat dari kecelakaan kerja (work related
accidents), Tumor, neuritis infeksiosa, TB tulang (Alin dan Matthew, 2020)
Cedera saraf radial memiliki presentasi dan gejala yang berbeda, tergantung
pada lokasi anatomis dan jenis cedera yang terjadi pada saraf. Sebagai contoh,
cedera saraf radial pada aksila memiliki presentasi klinis yang berbeda daripada
cedera di lengan bawah.
9
Hand ini hilangnya reflek Fisiologis karena Refleks neurologik bergantung pada
suatu lengkungan (lengkung refleks) yang terdiri atas jalur aferen dan eferen.
Jalur aferen yang dicetuskan oleh reseptor dan sistem eferen yang mengaktifasi
organ efektor, serta hubungan antara kedua komponen ini. Bila lengkung ini
rusak maka refleks akan hilang. Selain lengkungan tadi didapatkan pula
hubungan dengan pusat-pusat yang lebih tinggi di otak yang tugasnya
memodifikasi refleks tersebut. Bila hubungan dengan pusat-pusat yang lebih
tinggi di otak yang tugasnya memodifikasi refleks tersebut. Bila hubungan
dengan pusat yang lebih tinggi ini terputus, misalnya karena kerusakan pada
sistem piramidal, hal ini akan mengakibatkan refleks meninggi/Nerve Radialis.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan.
B. Saran.
1. Bagi pasien
Pasien di harapkan melakukan edukasi yang di berikan oleh fisioterapis di
rumah sebagai tindak lanjut program agar lebih optimal.
2. Bagi fisioterapis
11