Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUGAS MAKALAH

STASE KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3)


PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA
MANUAL MATERIAL HANDLING

Penyusun :
Sri Wijayanti
2010306134

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat  menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam tak lupa senantiasa kita
sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya di
yaumulqiyamah nanti, amin.
Penyusunan makalah ini dibuat guna memenuhi tugas profesi stase K3 ,tak
lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, penulis memohon kepada pembaca atas kritik dan saran guna melengkapi
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi
pembaca dan penulis sendiri.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 5
A. Definisi.................................................................................................... 5
B. Intervensi fisioterapi ............................................................................... 8
BAB III PENUTUP............................................................................................ 11
A. Simpulan................................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas yang sangat menjanjikan

karena minyak kelapa sawit mampu menghasilkan berbagai hasil industri hilir

yang dibutuhkan manusia dan dimana sebagian kegiatan dari proses produksi

masih dilakukan dengan cara manual oleh operator dan secara terus menerus.

Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan

proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Salah satu bentuk

peranan manusia adalah aktivitas pemindahan material secara manual (Manual

Material Handling / MMH). Penggunaan MMH yang dominan bukanlah tanpa

sebab, MMH memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas yang tinggi dan murah

dibandingkan dengan alat transportasi (alat bantu pemindahan material) lainnya.

Kelebihan MMH bila dibandingkan dengan penanganan material

menggunakan alat bantu adalah pada fleksibilitas gerakan yang dapat dilakukan

untuk beban-beban ringan. Akan tetapi aktivias MMH dalam pekerjaan-pekerjaan

industri banyak diidentifikasi beresiko besar sebagai penyebab penyakit tulang

belakang (low back pain) akibat dari penanganan material secara manual yang

cukup berat dan posisi tubuh yang salah dalam bekerja. Faktor lain yang dapat

menyebabkan penyakit ini adalah beban kerja yang berat, postur kerja yang salah

dan pengulangan pekerjaan yang tinggi, serta adanya getaran terhadap

keseluruhan tubuh. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya gangguan pada

tubuh manusia jika pekerjaan berat dilakukan secara terus menerus akan berakibat

buruk pada kondisi kesehatan pekerja terutama dalam jangka waktu panjang.
Dilihat dari sudut pandang ergonomis terutama dari sudut pandang biomekanika,

pemindahan material secara manual menimbulkan kecelakaan kerja yaitu cidera

pada tulang belakang, sedangkan dari sudut pandang fisiologi Manual Material

Handling (MMH) atau pemindahan material secara manual membutuhkan energi

yang cukup besar. Tetapi pemindahan bahan secara manual apabila tidak

dilakukan secara ergonomis akan menimbulkan kecelakaan dalam industri, yang

disebut juga “Over Exertionlifting and carrying” yaitu kerusakan jaringan tubuh

yang disebabkan oleh beban angkat yang berlebihan.

Aktivitas membungkuk dan memutar didalam tempat kerja saat melakukan

Manual Material Handling seharusnya dikurangi atau bahkan jika memungkinkan

aktivitas ini sebaiknya dihilangkan karena sikap ini rawan yang dapat

menimbulkan gangguan pada sistem musculoskeletal. Keluhan musculoskeletal

adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang

mulai dari keluhan ringan sampai sangat sakit. Apabila seseorang menerima

beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat

menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen, dan tendon.

Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan

musculoskeletal disorders (MSDs) atau cidera pada sistem musculoskeletal. Salah

satu prinsip perancangan sistem kerja dalam aktivitas MMH adalah menjaga

posisi pinggul dan bahu lurus atau segaris ketika melakukan aktivitas MMH. Hal

ini untuk menjaga pembebanan pada punggung tetap sedikit, karena jarak antar

pusat beban dengan tubuh dekat sehingga momen dihasilkan relatif kecil. Salah

satu cara untuk menganalisis beban kerja karyawan dapat dilakukan dengan

menggunakan metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA) yaitu sebuah


metode untuk menilai postur, gaya, dan gerakan suatu aktivitas kerja yang

berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper limb).

Pada PKS Pagar Merbau PTPN II. stasiun perebusan terlihat para pekerja

melakukan aktivitas pekerjaan pemindahan material secara manual (Manual

Material Handling) dengan sikap kerja yang tidak nyaman yang dapat

mengakibatkan cidera pada sistem musculoskeletal yang dapat mengurangi

produktivitas kerja. Banyak sekali keluhan-keluhan yang datang dari operator

seperti kelelahan dan pegal-pegal pada beberapa bagian alat gerak tubuh karena

sifat pekerjaan tersebut yang dapat mengakibatkan menurunnya kinerja dan

produktivitas para pekerja. Dengan demikian diperlukan analisis terhadapat

kondisi kerja yang ada pada saat ini untuk dapat mengurangi kelelahan yang

dirasakan oleh pekerja serta resiko cedera yang terjadi.

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada

individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan

gerak dan fugsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan

penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis

dan mekanis). Maka dari itu salah satu bentuk pelayanan fisioterapi dalam

kesehatan keselamatan kerja adalah dengan melakukan analisa beban kerja dengan

metode rula untuk mencegah terjadinya cedera atau kecelakaan kerja.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan manual material handling ?

2. Bagaimana peran fisioterapi terhadap cedera kerja akibat kegiatan manual

material handling ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui yang dimaksud manual material handling.


2. Mengetahui peran fisioterapi terhadap cedera kerja akibat kegiatan manual

material handling.

D. Manfaat Penulisan

1. Terhadap Institusi Pendidikan

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada di institusi

pendidikan khususnya mengenai peran fisioterapi pada kesehatan keselamatan

kerja (K3).

2. Terhadap perusahaan

Kegiatan ini dapat memberikan masukan pada perusahaan mengenai

aspek K3, informasi tentang kondisi lingkungan kerja terbaru dan penerapan

K3 yang telah dilaksanakan. Hal tersebut sebagai acuan untuk perbaikan

lingkungan kerja dan pelaksanaan program K3 selanjutnya serta dapat

memberikan tambahan masukan khususnya aspek ergonomi.

3. Terhadap Pekerja

Membantu pekerja dalam mengatasi permasalahan yang berhubungan

dengan cedera akibat posisi kerja yang tidak ergonomis dan memberikan

edukasi pada pekerja mengenai posisi kerja yang ergonomis, agar kondisi fisik

pekerja selalu terjaga dan produktifitas kerja maksimal.

4. Terhadap Penulis

Untuk menambah pemahaman dan memperdalam pengetahuan mengenai peran

fisioterapi terhadap kesehatan keselamatan kerja (K3).


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian manual material handling

Defenisi Manual Material Handling (MMH) adalah suatu kegiatan

transportasi yang dilakukan oleh satu pekerja atau lebih dengan menlakukan

kegiatan pengangkatan, penurunan, mendorong, menarik, mengangkut, dan

memindahkan barang. Selama ini pengertian MMH hanya sebatas pada

kegiatan lifting dan lowering yang melihat aspek kekuatan vertikal. Kegiatan

MMH yang sering dilakukan oleh pekerja di dalam industri antara lain:

1. Mengangkat / menurunkan (Lifting / Lowering)

Mengangkat adalah kegiatan memindahkan barang ke tempat yang

lebih tinggi yang masih dapat dijangkau oleh tangan. Kegiatan lainnya adalah

menurunkan barang.

Gambar 2.1 kegiatan mengangkat beban/barang


2. Mendorong / menarik (Push / Pull)

Kegiatan mendorong adalah kegiatan menekan berlawanan arah tubuh

dengan usaha yang bertujuan untuk memindahkan obyek. Kegiatan menarik

kebalikan dari itu.

Gambar 2.2 kegiatan mendorong/menarik

3. Memutar (Twisting)

Kegiatan memutar merupakan kegiatan MMH yang merupakan

gerakan memutar tubuh bagian atas ke satu atau dua sisi, sementara tubuh

bagian bawah berada dalam posisis tetap. Kegiatan memutar dapat dilakukan

dalam keadaan tubuh yang diam.

Gambar 2.3 kegiatan memutar


4. Membawa (Carrying)

Kegiatan membawa merupakan kegiatan memegang atau mengambil

barang dan memindahkannya. Berat benda menjadi berat total pekerja.

Gambar 2.4 kegiatan membawa

5. Menahan (Holding)

Memegang obyek saat tubuh berada dalam posisi diam (statis).

Gambar 2.5 kegiatan menahan

B. Pengertian Rapid Uper Limb Assessment (RULA)

Metode RULA merupakan suatu metode dengan menggunakan target

postur tubuh untuk mengestimasi terjadinya potensi bahaya gangguan

sistem musculoskeletal, khususnya pada anggota tubuh bagian atas , seperti :

adanya gerakan prefentif, pekerjaan diperlukan pengerahan kekuatan,

aktivitas otot statis pada sistem musculoskeletal (Tarwaka, 2014).


Gambar 2.6 Form penilaian RULA

Metode RULA dapat digunakan untuk menentukan prioritas pekerjaan

berdasarkan faktor potensi bahaya cedera. Hal ini dilakukan dengan

membandingkan nilai nilai tugas tugas yang berbeda yang dievaluasi

menggunakan RULA. Metode ini juga dapat digunakan untuk mencari

tindakan yang paling efektif untuk pekerjaan yang memiliki potensi bahaya

relatif tinggi. Analisis dapat menentukan kontribusi tiap faktor terhadap

suatu pekerjaan secara keseluruhan dengan cara melalui nilai tiap faktor

potensi bahaya. Disamping itu RULA merupakan alat untuk melakukan

analisis awal yang mampu menentukan seberapa jauh risiko pekerja yang

terpengaruh oleh faktor-faktor penyebab cedera yaitu : postur tubuh,

kontraksi otot statis, gerakan repetitive, pengerahan tenaga dan

pembebanan.
C. Analisis Beban Kerja

Beban kerja dapat di definisikan sebagai suatu perbedaan antara

kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus

dihadapi. Mengingat kerja manusia bersifat mental dan fisik, maka masing

masing memiliki tingkat perbedaan yang berbeda-beda. Tingkat

pembebanan yang terlalu tinggi memungkinkan pemakaian energi yang

berlebihan dan terjadi overstress, sebaliknya intensitas pembebanan yang

terlalu rendah memungkinkan rasa bosan dan kejenuhan atau understress.

Oleh karena itu perlu diupayakan tingkat intensitas pembebanan yang

optimum yang ada dikedua batas yang ekstrim tadi dan tentunya berbeda

antara individu satu dengan individu lainnya. Faktor yang mempengaruhi

beban kerja :

1. Beban Kerja karena Faktor Eksternal

Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari

luar tubuh pekerja .yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas

(task), organisasi dan lingkungan ketiga aspek ini sering disebut sebagai

stressor.

2. Beban Kerja karena Faktor Internal

Faktor internal beban kerja adalah factor yang berasal dari dalam

tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal.

Reaksi tubuh tersebut dikenal sebagai strain. Berat ringan strain dapat

dinilai baik secara subjektif maupun objektif. Penilaian secara obektif

yaitu melalui perubahan reaksi fisiologis .sedangkan penilaian subjektif

dapat dilakukan melalui perubahan reaksi psikologis dan perubahan

perilaku.
Berat ringan beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja

dapat digunakan untuk menentukan berapa lama seorang tenaga kerja

dapat melakukan aktifitas pekerjaannya sesuai dengan kemampuan atau

kapasitas kerja yang bersangkutan. Dimana semakin berat beban kerja,

maka akan semakin pendek waktu kerja seseorang untuk bekerja tanpa

kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya.

D. Peran Fisioterapi

1. Edukasi posisi kerja yang benar

Kesegaran jasmani sangat diperlukan bagi seorang tenaga kerja agar

tidak cepat lelah dalam melakukan pekerjaan. Status kesehatan dan nutrisi

berhubungan erat dengan produktifitas dan efisiensi kerja. Memperpanjang

masa kerja yang melebihi kemampuan lama kerja seseorang dapat berakibat

penurunan kualitas dan hasil kerja serta timbulnya kelelahan, gangguan

kesehatan, kecelakaan dan ketidakpuasan. Sikap kerja yang membuat posisi

tubuh semakin jauh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula

resiko terjadinya kelainan sistem muskuloskeletal. Gerakan berulang

menyebabkan keluhan otot karena otot menerima tekanan akibat beban kerja

secara terus-menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi. Desain

kursi kerja harus terintegrasi dengan gaya yang dibutuhkan untuk merubah

posisi, arah visual dan tinggi meja agar sesuai dengan posisi ergonomis

pekerja. Berikut ini adalah edukasi posisi kerja yang benar :

a. Cara Mengangkat Benda Yang Benar

1) Berdiri dekat dengan benda dan Perkirakan berat beban yang akan

diangkat.

2) Gunakan alat bantu/minta bantuan rekan lain.


3) Lakukan posisi jongkok dengan punggung tetap tegak.

4) Pegang benda dengan kedua tangan, regangkan kaki, lenturkan

pinggul, angkat benda secara lurus dan dekatkan ke badan.

5) Gunakan cara yang sama ketika meletakan benda tersebut, lakukan

posisi jongkok dengan kaki menjadi tumpuannya, tulang belakang

tetap tegak.

gambar 2.2 cara mengangkat benda

b. Posisi duduk yang benar

1) kepala tidak menunduk

2) posisi bahu rileks

3) menggunakan kursi yang ada bantalan untuk menopang paha bagian

bawah.

4) tinggi monitor sejajar.

5) atur benda-benda dalam jangkauan.

6) tangan sejajar dengan lengan bawah

Gambar 2.3 posisi duduk yang benar


2. Stretching

Stretching ialah aktivitas sangat sederhana yang dapat membuat tubuh

merasa lebih baik untuk mengatasi ketegangan serta kekakuan otot.

Stretching dapat dilakukan hampir di segala tempat dan tidak memerlukan

peralatan khusus. Jika dilakukan dengan benar, peregangan dapat mencegah

dan membantu pemulihan nyeri punggung akibat terlalu lama duduk

ataupun karena sikap kerja yang salah. Stretching akan melatih otot untuk

mencapai derajat panjang dan fleksibilitas normal yang mempengaruhi

pelebaran pembuluh kapiler di otot, sehingga sirkulasi darah yang lebih baik

akan mengurangi penumpukan sampah metabolisme dan iritan,

meningkatan suplai oksigen pada sel otot, yang seluruhnya dapat

mengurangi nyeri pada punggung.

Stretching yang dilakukan secara teratur dapat membantu

menghindari ketegangan dan kekakuan otot, misalnya yang dilakukan dalam

waktu: (1) saat bekerja untuk melepaskan ketegangan syaraf, (2) pada saat

badan merasa tegang, kaku dan lelah, (3) sebelum dan sesudah berjalan

kaki, dan (4) pada pagi hari, setelah bangun tidur, dan di malam hari

sebelum tidur. Stretching otot punggung sebaiknya dilakukan dua kali

dalam sehari yaitu pada pagi hari setelah bangun tidur dan malam hari

sebelum tidur dengan intensitas waktu kurang lebih 10-15 menit.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penulisan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa

keluhan atau cedera akibat kerja dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah

satunya adalah postur dan posisi kerja yang tidak ergonomis, serta kurangnya

penerapan kesehatan keselamatan kerja (K3).

Manual Material Handling (MMH) merupakan suatu kegiatan

transportasi yang dilakukan oleh satu pekerja atau lebih dengan melakukan

kegiatan pengangkatan, penurunan, mendorong, menarik, mengangkut, dan

memindahkan barang. Apabila kegiatan tersebut dilakukan tanpa menilai

beban kerja atau posisi kerja yang benar akan menyebabkan cedera.

Fisioterapi dapat berperan dalam kasus potensi kecelakaan kerja

seperti nyeri puggung bawah dengan memberikan penyuluhan berupa edukasi

mengenai posisi kerja yang ergonomis dan stretching atau peregangan otot

pada pekerja untuk meminimalisir terjadinya cedera.

B. Saran

Untuk seluruh pekerja di perusahaan agar selalu menerapkan kesehatan

keselamatan kerja (K3), posisi kerja yang ergonomis, serta melakukan

stretching baik sebelum maupun sesudah bekerja agar selalu terhindar dari

kecelakaan akibat kerja.


DAFTAR PUSTAKA

Afia F.N, Oktaria D. 2018. Pengaruh Stretching terhadap Pekerja yang Menderita
Low Back Pain. J Agromedicine. 5 (1)

Grooten, Andreas W.J. Johanssons E. 2018. Observational Methods for Assessing


Ergonomic Risks for Work-Related Musculoskeletal Disorders. Rev Cienc
Salud Bogotá, Colombia. 16

Sulaeman Y.A, Kunaefi T.D. 2015. Low Back Pain (LBP) pada Pekerja di Divisi
Minuman Tradisional. Jurnal Teknik Lingkungan. 21 (2)
Syuhada A.D, Suwondo A, Styaningsih Y. 2018. Faktor Resiko Low Back Pain
pada Pekerja Pemetik Teh di Perkebunan Teh Ciater Kabupaten Subang.
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia . 13 (1)

Tarwaka, 2014, Ergonomi Industri Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan


Aplikasi di Tempat Kerja, Harapan Press, Surakarta.

Wahab A. 2019. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Nyeri


Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Nelayan Di Desa Batu Karas
Kecamatan Cijulang Pangandaran. Biomedika. 11 (1)

Anda mungkin juga menyukai