Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM ERGONOMI

“GRIP STRENGTH”

Oleh :

Andani Adi Pratama ( 0516040062 )

M. Zulmi Amri ( 0516040065 )

Noer Dinia Pratiwi ( 0516040069 )

Kelompok : 7 / K3-4C

PROGRAM STUDI
TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
Tahun 2018
1 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Produk merupakan barang yang dihasilkan dan dijual oleh perusahaan
kepada konsumennya. Perencanaan dan perancangan produk adalah satu set
kegiatan yang dimulai dari timbulnya presepsi bahwa ada kesempatan
(opportunity) di pasar dan berakhir dengan produksi, penjualan, dan
pengirimian produk. Di dalam merancang suatu produk terdapat aspek-
aspek yang harus diperhatikan selain dari bentuk estetika dan cost yaitu
mengenai aspek ergonomi.
Melakukan proses kerja yang berhubungan dengan pekerjaan tangan
sangatlah penting hal ini dilakukan untuk memperhitungkan kekuatan
genggaman tangan (grip strength) terhadap perkakas kerja yang ada di
lingkungan kerja. Grip strength akan sangat berkaitan erat dengan
kenyamanan bekerja dan peningkatan produktivitas kerja dalam lingkungan
kerja. Sehingga, hampir semua perkakas kerja membutuhkan kekuatan
genggam.
Khususnya perkakas yang dipegang tangan oleh manusia dan
membutuhkan kekuatan tangan untuk mengendalikannya. Apabila perkakas
tersebut digunakan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan
keluhan pada pekerja berupa rasa nyeri atau ngilu akibat beban kerja
berulang atau yang dikenal dengan Repetition Strain Injury. Sehingga
diperlukan upaya untuk mengurangi kelelahan yang dilakukan dengan
melakukan pengukuran kekuatan genggam.
Pada pembahasan bab ini membahas mengenai Grip strength. Grip
strength adalah kekuatan genggam yang dipengaruhi oleh kekuatan otot
bagian atas tubuh manusia. kekuatan genggam amat bervariasi dan
tergantung dari jenis tangan yang dipakai (kanan atau kiri), jenis kelamin,
usia, serta sarung tangan (gloves) yang akan menyebabkan 25% hilangnya
kekuatan genggam.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat disusun rumusan
masalahnya dalam praktikum grip strength, yaitu :
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan genggam?
2. Bagaimana hubungan antara diameter genggaman yang diperlukan
untuk perancangan produk?
3. Bagaimana diameter genggaman yang diperlukan untuk perancangan
produk?
4. Bagaimana penggunaan data grip strength dalam perancangan produk
maupun stasiun kerja?

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini, yaitu :
1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kekuatan
genggam
2. Mengetahui hubungan antara diameter genggaman yang diperlukan
untuk perancangan produk
3. Mengetahui diameter genggaman yang diperlukan untuk perancangan
produk
4. Mengetahui penggunaan data grip strength dalam perancangan produk
maupun stasiun kerja

1.4 Manfaat
Manfaat dari pratikum ini adalah :
1. Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kekuatan genggam
2. Dapat mengetahui hubungan antara diameter genggaman yang
diperlukan untuk perancangan produk
3. Dapat mengetahui diameter genggaman yang diperlukan untuk
perancangan produk
4. Dapat mengetahui penggunaan data grip strength dalam perancangan
produk maupun stasiun kerja
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1.5 Definisi Grip Strength


Grip Strength adalah gaya yang diterapkan oleh tangan untuk
mendorong atau tegangan dari obyek dan grip stength adalah bagian khusus
dari kekuatan tangan. Gerakan menggenggam tersebut, terbantu oleh susunan
otot trisep dan bisep yang berkerja secara berlawanan, otot-otot tersebut dapat
mengalami kelelahan yang dikarenakan menumpuknya asam susu pada salah
otot yang mengalami kerja kontraksi. Begitu pula apabila kelelahan tersebut
(fatigue) melebihi ketahanan tubuh manusia, dapat menyebabkan cedera otot.

Hampir semua perkakas kerja membutuhkan kekuatan genggam dan


diagram berulang – ulang. Apabila tidak dikendaikan maka hal ini akan
menimbulkan kelelahan kerja atau Repetition Strain Injury (rasa nyeri atau
ngilu akibat beban kerja yang berulang – ulang) apabila sebagian besar gaya
yang dibutuhkan merupakan MVC (Maximun Voluntary Contraction) yaitu
kontraksi otot maksimum. Hal ini disebabkan oleh karena kekuatan genggam
tangan adalah jauh lebih berdaya guna dari kekuatan jari tangan.

1.6 Hubungan Diameter Genggam dengan Kekuatan Genggam

Dalam rangka untuk meminimumkan kelelahan kerja, perlu adanya


hubungan yang serasi antara kekuatan genggam (gripping force) dengan
ukuran handle. Oleh karenanya, cara yang paling baik adalah dengan
mengukur lebar genggaman (gripping width) yang dapat menghasilkan
kekuatan genggam (gripping Strength) maksimum.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Petrovsky (1980)
melaporkan beberapa eksperimen yang bermanfaat walaupun hanya
melibatkan sedikit subjek, yaitu 14 pria dan 8 wanita terhadap kekuatan
genggam isometrik maksimum (maximum isometric grip strength) atau
disebut sebagai MVC (Maximun Voluntary Contraction) yaitu kekuatan
kontraksi otot maksimum tanpa menghasilkan sesuatu keluaran gerakan.
Pada penelitiannya, pengukuran MVC untuk masing – masing subjek
pada lebar genggam tangan yang berbeda – beda. Hasil dari pengukuran
tersebut menunjukkan bahwa lebar genggaman optimum berada dalam
rentang 5-6 cm untuk pria dan 5 cm untuk wanita.
Adapun lamanya waktu genggam adalah 30 – 35% lebih lama jika
berada pada lebar genggam optimum yaitu 5,5 cm dan pada 4,4 cm atau 6,6
cm. Hasil penelitian lain menunjukkan pengaruh yang sama, yaitu kekuatan
genggam para pilot atau penerbang. Penelitian tersebut didapat bahwa
genggaman pada 6,35 cm akan menghasilkan kekuatan genggaman tangan
sebesar 146 pound (66,22 kg) untuk tangan tanpa memakai hand gloves.
Sedangkan untuk tangan dengan memakai hand gloves akan menghasilkan
105 pound (47,63 kg) dari 2 kondisi genggaman untuk satu macam lebar
genggaman dapat dianalisa bahwa dengan memakai sarung tangan, maka
akan dapat mengurangi kekuatan genggam sebesar 28,1%.
Hilangnya kekuatan genggam tersebut akan berbeda – beda
prosentasenya untuk lebar genggaman tangan yang berbeda pula. Diameter
genggam dan kekuatan genggam memiliki hubungan berbanding terbalik,
sehingga makin besar diameter genggam maka semakin kecil kekuatan
genggam.
Dalam pegangan mencubit, jari – jari pada satu sisi objek, dan
jempol di sisi lainnya. Biasanya sebuah objek terangkat pegangan sejumpu
dan tidak menyentuh telapak tangan. Hal ini umumnya dianggap sebagai
posisi pegangan lemah. Pegangan mencubit digunakan ketika meraih sesuatu
seperti gelas atau mengangkat selembar papan kayu tipis.
Tangan manusia adalah instrument yang menakjubkan dan dapat
digunakan untuk pegangan objek dalam beberapa cara. Ini adalah cara yang
berbeda dan berbagai jenis kekuatan pegangan, biasanya dihitung
berdasarkan cara tangan yang sedang digunakan.
Gambar 2.1 Diagram dari 4 tipe penjepitan tangan
Sumber : Yan, Jin H & Downing, John H.2001

1.7 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Genggam


Grip strength merupakan kekuatan genggam tangan yang diukur
dengan menggunakan hand dynamometer. Grip and Strength akan
dipengaruhi oleh diameter genggam, posisi tubuh dan jenis kelamin. Jenis
kelamin jelas sangat mempengaruhi kekuatan genggaman. Pada dasarnya
laki – laki akan memiliki kekuatan yang lebih besar, sehingga kemampuan
untuk menggenggam juga lebih besar. (http ://acid90.blogita.net)
Kekuatan genggam tangan memerlukan kombinasi aksi dari
sejumlah otot tangan dan lengan bawah, dan aksi ini sangat penting untuk
banyak aktivitas sehari – hari. Ini biasanya diperkirakan dalam kaitannya
dengan skor ADL (Activities of Daily Living), mobility and
PhysicalPerformance Test. Kekuatan genggaman tangan (handgrip strength)
adalah metode yang umum digunakan untuk memperkirakan kekuatan otot
ekstremitas atas. Kekuatan genggaman tangan merupakan suatu indicator
status nutrisi yang sangat berguna, khususnya saat pengukuran
anthropometri. (Putrawan, 2011)
Dalam study ergonomi, peneliti biasanya menggunakan beberapa uji
genggaman spesifik untuk memeriksa kekuatan maksimal genggaman di
dalam varietas kondisi uji. (Fothergill, Grieve, & Pheasant, 1992; Inrhan,
1994). Sebagai contoh, Imrhan dan Loo (1989) menguji perbedaan
hubungan umur dalam kekuatan genggam untuk mencubit ( lateral pinch)
(menggunakan ibu jari dan telunjuk), chuck pinch (menggunakan jari tengah
untuk mengambil benda kecil), four finger pinch (menggunakan ibu jari,
telunjuk, jari tengah, dan jari manis) dan five finger pinch (menggunakan
semua jari untuk memegang sebuah cangkir). Gaya pinch membutuhkan
perbedaan kombinasi jari dan posisi, menghasilkan variasi genggaman
mungkin mengubah kegunaan fungsional otot yang mempengaruhi kekuatan
genggam tangan dan pergelangan tangan, serta mengurangi gaya keluaran
mekanik. (Adams & Peterson, 1988; Cochran & Riley, 1986 ; Deeb, Drury,
& Begbie,1985)

1.8 Hand Dynamometer


1.8.1 Analog Hand Dynamometer
Analog Hand Dynamometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengetahui kekuatan otot lengan dimana tampilan hasil pada layar
(display) dalam garis – garis berbentuk angka.
Analog Hand Dynamometer dapat dibagi menjadi beberapa bagian
antara lain yaitu:
1. Gagang genggaman tangan merupakan bagian dari Analog Hand
Dynamometer yang berguna untuk tempat genggaman tangan
pengguna (operator) saat menggunakan Analog Hand
Dynamometer.
2. Gagang genggaman kekuatan merupakan bagian dari dari Analog
Hand Dynamometer yang akan digenggam dan ditarik atau ditekan
untuk melihat kemampuan atau kekuatan tangan pengguna atau
operator.
3. Jarum penunjuk merupakan jarum yang berfungsi untuk
menunjukkan nilai dari kekuatan tangan operator saat menarik atau
menekan Analog Hand Dynamometer niali dari kekuatan operator
hanya ditentukan setelah jarum penunjuk berhenti bergerak.
4. Angka merupakan nilai – nilai yang tertera pada dari Analog Hand
Dynamometer.
Cara penggunaan alat dari Analog Hand Dynamometer:
1. Atur (didekatkan atau dijauhkan dari gagang genggaman tangan)
gagang genggaman sesuai dengan keinginan atau jangkauan tangan
operator.
2. Setelah gagang genggaman sesuai dengan keinginan operator,
pegang gagang genggaman tanagn beserta dengan gagang
genggaman bersamaan dapat dilihat pada gambar 2.2
3. Tekan gagang genggaman sekuat mungkin.
4. Lihat hasil pada display Analog Hand Dynamometer
Sumber : http://laboratoriumcore.blogspot.com/2012/04/analog-and-
dygital-hand dynamomete.html)

Gambar 2.2 Analog Hand Dynamometer

1.8.2 Dygital Hand Dynamometer


Dygital Hand Dynamometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengetahui kekuatan otot lengan dimana tampilan hasil pada layar
(display) berbentuk angka (digital).
Dygital Hand Dynamometer data dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Gagang genggaman tangan merupakan bagian dari Dygital Hand
Dynamometer yang berfungsi sebagai tempat genggaman tangan
pengguna (operator) saat menggunakan Dygital Hand
Dynamometer .
2. Dygital Hand Dynamometer berfungsi untuk menunjukkan nilai
dalam bentuk angka dari kekuatan tangan operator saat menarik
Dygital Hand Dynamometer nilai hanya dapat ditentukan setelah
jarum penunjuk berhenti bergerak.
Adapun cara penggunaan Dygital Hand Dynamometer :
1. Atr gagang genggaman sesuai dengan ukuran tangan.
2. Pegang kedua gagang genggaman tangan
3. Tarik gagang genggaman sekuat mungkin
4. Lihat hasil pada Dygital Hand Dynamometer
(http://02e7b3d.netsolstores.com/dynamometerdigitalhand.aspx
)

Gambar 2.3 Digital Hand Dynamometer

2 BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Metodologi Praktikum

Gambar 3.1 Prosedur Pengolahan Data

2.2 Peralatan Praktikum


Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Hand dynamometer untuk mengukur grip strength
2. Observation sheet
3. Ms. Excel

2.3 Prosedur Pelaksanaan Praktikum


Prosedur pelaksanaan praktikum ini yaitu :
1. Pengambilan data dilakukan oleh semua kelompok praktikum
ergonomi yang ada secara bergantian.
2. Pengambilan data dilakukan dengan cara menentukan 1 anggota
kelompok laki-laki dan 1 anggota kelompok perempuan sebagai
objek yang diukur, sedangkan anggota kelompok yang lain sebagai
pencatat data.
3. Proses pengukuran adalah sebagai berikut:
a. Persiapkan alat ukur yaitu Hand dynamometer, set jarum
penunjuk pada angka nol setiap akan melakukan pengukuran
baru
b. Ukur kekuatan genggam praktikan yang menjadi objek secara
bergantian, dengan melakukan aktifitas menggenggam pada
bagian hand dynamometer, masing-masing dengan 3 diameter
yang berbeda dan 5 posisi yang berbeda pada tiap-tiap
diameternya.
c. Adapun diameter hand dynamometer yang digunakan adalah 1
cm, 2 cm, dan 3 cm
d. Sedangkan kelima posisi yang digunakan pada tiap diameter
adalah :
a. Posisi 1 : tubuh berdiri tegak dan posisi pergelangan tangan
ke bawah (tangan dengan tubuh membentuk sudut 0°)
b. Posisi 2 : tubuh berdiri tegak dan posisi tangan ke depan
jangkauan maksimum (tangan dengan tubuh membentuk
sudut 90°)
c. Posisi 3 : tubuh duduk dan posisi tangan ke bawah (tangan
dengan tubuh membentuk sudut 0°)
d. Posisi 4 : tubuh duduk dan posisi tangan ke depan
jangkauan maksimum (tangan dengan tubuh membentuk
sudut 90°)
e. Posisi 5 : tubuh duduk dan posisi pergelangan tangan
ditunjang (lengan ditekuk, antara lengan atas dan bawah
membentuk sudut 45° dan posisi genggaman tangan sejajar
dengan bahu)
Dengan ketentuan setiap selesai melakukan dan akan memulai
aktifitas, operator diberi istirahat kurang lebih tiga tarikan nafas.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.4 Hasil Pengukuran
Berdasarkan hasil praktikum pengukuran Grip Strength yang telah
dilakukan pada mahasiswa Teknik Keselamatan Dan Kesehatan Kerja kelas
5C, maka didapatkan hasil pengukuran dari kelompok 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan
9 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Grip Strength

2.5 Data Berdasarkan Variabilitas Jenis Kelamin


Setelah didapatkan data dari kelompok 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 9,
maka langkah selanjutnya adalah dilakukan uji keseragaman variabilitas
jenis kelamin dengan menggunakan aplikasi excel. Adapun hasil uji
keseragaman variabilitas jenis kelamin adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Grip Srength Pria

Tabel 4.2 Grip Srength Wanita

2.6 Hubungan Diameter Genggam Dengan Kekuatan Genggam Pria Dan


Wanita Tiap Posisi
Langkah selanjutnya adalah membuat grafik uji keseragaman
dengan menggunakan software excel. Adapun hasilnya adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.3 Grip Strength Pria
DIAMETER POSISI 1 POSISI 2 POSISI 3 POSISI 4 POSISI 5
1 20 15,87 20.02 18,47 13,36
2 21,31 17,64 18,56 14,96 12,16
3 35,67 32,58 31,89 31,11 25,51
Tabel 4.4 Grip Strength Wanita
DIAMETER POSISI 1 POSISI 2 POSISI 3 POSISI 4 POSISI 5
1 6,7 4,78 5,93 5,56 2,56
2 5,89 5,04 4,63 3,37 1,96
3 15,48 13,85 13,56 13,07 10,63
Gambar 4.1 Grafik Posisi 1
Sumber : Hasil Pengukuran, 2018

Gambar 4.2 Grafik Posisi 2


Sumber : Hasil Pengukuran, 2018

Gambar 4.3 Grafik Posisi 3


Sumber : Hasil Pengukuran, 2018
Gambar 4.4 Grafik Posisi 4
Sumber : Hasil Pengukuran, 2018

Gambar 4.5 Grafik Posisi 5


Sumber : Hasil Pengukuran, 2018
2.7 Hubungan Diameter Genggam-kekuatan Genggam Menurut
Variabilitas

Gambar 4.6 Grafik Genggam-Kekuatan pada Pria


Sumber : Hasil Pengukuran, 2018

Gambar 4.7 Grafik Genggam-Kekuatan pada Wanita


Sumber : Hasil Pengukuran, 2018

2.8 Pembahasan
Tabel rekap data grip strength dibuat berdasarkan data yang
diperoleh dari pengukuran kekuatan genggaman tangan dari para
praktikan pria dan wanita yang diukur 5 jenis posisi pengukuran dan 3
diameter genggaman yang berbeda yang di ukur dengan menggunakan
Manual Hand Dynamometer. Pengukuran dilakukan 3 kali pada setiap
posisi dan setiap diameter. Dari hasil rekap data yang ada digunakan
untuk menghitung nilai mean, mean total, standar deviasi, dan
percentile (1th; 2,5th; 5th; 10th; 50th; 90th; 95th; 97,5th; 99th).
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan terdapat nilai grip
strength tertinggi wanita atau pria yaitu pada posisi 1 dan nilai terendah
pada posisi 5, dikarenakan pada posisi 1 kekuatan otot praktikan lebih
besar sebab stamina praktikan masih besar.

2.9 Hubungan Diameter Genggam Dan Kekuatan Genggam Berdasarkan


Tiap Posisi Pengukuran
Setelah dilakukan rekap data dan perhitungan mean total,
standar deviasi dan percentile, lalu hasil dari perhitungan tersebut
digunakan untuk membuat grafik hubungan diameter genggam dan
kekuatan genggam setiap posisi pengukuran. Grafik yang dibuat
menunjukan nilai perbandingan antara besar nilai grip strength setiap
posisi pada pria dan wanita.
Dengan mengetahui besar diameter dan nilai dari grip strength
dapat ditarik sebuah grafik antara masing masing posisi, pada satu jenis
kelamin dan nilai grip strength terendah pada posisi kelima. Hal ini
terjadi dikarenakan pada posisi 5 merupakan posisi terakhir
pengambilan data nilai grip strength pada sehingga gaya kerja otot
lengan sudah terakumulasi pada keempat posisi sebelumnya sehingga
pada posisi 5 otot mulai merasa lelah dan beristirahat sejenak. Faktor
kedua yaitu terjadi kesalahan dalam pengukuran dan pecatatan nilai
grip strength.

2.10 Hubungan Diameter Genggam Dan Kekuatan Genggam Berdasarkan


Jenis Kelamin
Dari grafik hubungan diameter genggam dan kekuatan
genggam berdasarkan jenis kelamin dihasilkan bentuk grafik yang tidak
teratur. Pada jenis kelamin pria nilai grip strength tertinggi pada
diameter 3 cm yaitu saat pengukuran posisi 1, terendah pada diameter 2
cm yaitu saat pengukuran posisi 5. Pada jenis kelamin wanita nilai grip
strength tertinggi pada diameter 3 cm yaitu saat pengukuran posisi 1,
dan terendah pada diameter 2 yaitu pada posisi 5.
Nilai yang tidak seragam disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu, ketidakakuratan pembacaan hasil pengukuran, kekuatan genggam
setiap praktikan pada setiap posisi yang berbeda satu sama lain dan
perbedaan jenis kelamin dimana kekuatan genggam pria lebih besar
daripada wanita.
Adanya nilai grip stregth tertinggi wanita yaitu pada posisi 1
dan nilai terendah pada posisi 5 dikarenakan pada posisi kekuatan otot
praktikan lebih besar sebab stamina praktikan masih stabil pada posisi.
Faktor lainnya yaitu pada posisi satu yaitu posisi berdiri 00 dengan
lengan sejajar dengan kaki , beban kerja otot lengan atas sedikit
berkurang dikarenakan posisi hand dinamometer yang menggantung
bebas ke bawah (menuju arah gravitasi bumi).
BAB 5
KESIMPULAN

2.11 Kesimpulan
1. Menurut hasil percobaan yang kami lakukan, nilai grip strength pada pria
lebih besar daripada wanita, hal ini dikarenakan faktor fisik dan gaya kerja
otot pria lebih besar daripada wanita.
2. Semakin besar nilai diameter, maka nilai grip strength semakin besar, hal
ini dipengaruhi oleh beberapa factor, salah satunya adalah kenyamanan
pada saat melakukan pengukuran.
3. Berdasarkan hasil data diatas maka dapat di simpulkan bahwa nilai grip
strength terbesar yaitu pada posisi 1 ketika posisi berdiri 00.

2.12 Saran
1. Untuk pengukuran selanjutnya, alat ukur tersedia lebih dari satu mengingat
banyak nya populasi dibandingkan dengan waktu yang tersedia.
2. Pada alat grip strength tidak terdapat bantalan pada bagian genggaman
tangan sehingga harus diberikan bantalan pada bagian tersebut.
3. Sebaiknya alat ukur digital diperbaiki sehingga dapat digunukan untuk
praktikum agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
4. Ketika melakukan pengukuran sebaiknya tidak bergurau.

Anda mungkin juga menyukai