PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah pelaksana pekerjaan yang sangat berpengaruh dalam
kegiatan produksi. Tanpa adanya manusia maka pekerjaan tidak dapat
dilakukan, sekalipun pekerjaan dilakukan dengan mesin pekerjaan tetap
membutuhkan campur tangan manusia. Dapat kita sadari bahwa dalam proses
pekerjaan, manusia sangat penting terutama untuk pekerjaan mengangkat dan
mengangkut. Namun pada kenyataannya dalam kegiatan mengangkat dan
mengangkut secara tidak langsung manusia dijadikan sebagai alat bagi
kegiatan mengangkat dan mengangkut itu sendiri.
Hal tersebut adalah salah bila memandang bahwa manusia sebagai alat
dalam kegiatan mengangkat dan mengangkat. Terlebih lagi beban yang
diangkut sangat berat melebihi batas kemampuan pekerja atau standar yang
sudah ditentukan. Kondisi seperti ini sangat sering kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari di mana manusia dijadikan sebagai alat angkat-angkut
untuk barang-barang yang sangat berat seperti kuli panggul, penambang batu
atau pasir liar. Tanpa mereka sadari ada banyak dampak yang tidak sehat yang
dapat terjadi pada tubuh dari kegiatan mengangkat mengangkut yang mereka
lakukan seperti nyeri pada punggung atau tulang belakang.
Lebih seperempat dari total kecelakaan kerja terjadi berkaitan dengan
pekerjaan manual handling (Health Safety Executive, 2005). Suatu hal yang
sangat beralasan, apabila kita harus memberikan perhatian dan pertimbangan
lebih terhadap aktivitas manual handling, terutama aktivitas angkat-angkut.
Meskipun Kecelakan kerja yang berakibat fatal akibat pekerjaan manual
handling jarang terjadi, tetapi banyak sekali cidera yang terjadi berupa terkilir
atau kesleo atau ketegangan otot, terutama pada bagian otot pinggang dan
punggung disebabkan karena aplikasi pekerjaan yang tidak benar dan atau
pengerahan tenaga yang besar untuk waktu lama. Sikap tubuh yang dipaksakan
1
2
B. Tujuan
1. Menganalisa kategori beban kerja yang dialami oleh pekerja.
2. Mengukur batas beban angkat yang direkomendasikan untuk diangkat oleh
pekerja (RWL).
3. Menganalisa perbandingan antara batas berat beban yang
direkomendasikan untuk diangkat dengan berat beban yang diangkat
sebenarnya oleh pekerja.
4. Mengukur Lifting Index atau penilaian risiko dari kegiatan angkat-angkut
yang dilakukan oleh pekerja.
5. Menganalisa risiko cidera tulang belakang dengan metode LI.
C. Manfaat
1. Bagi praktikan
a. Mampu menerapkan dan mempraktikan cara angkat-angkut yang benar
sesuai dengan metode yang ada.
b. Mengetahui prinsip dasar dari kegiatan mengangkat dan mengangkut.
c. Mampu menganalisa akibat dari kegiatan mengangkat mengangkut yang
tidak benar.
3
A. Tinjauan Pustaka
1. Mengangkat dan Mengangkut
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima
oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan
fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima
beban tersebut. Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu
kepada yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkat keterampilan,
kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh dari
pekerja yang bersangkutan. (Suma’mur, 1996)
Pekerjaan mengangkat dan mengangkut jika tidak dilakukan
dengan benar dan hati-hati dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja
maupun penyakit akibat kerja. Oleh sebab itu, maka teknik mengangkat
dan mengangkut yang benar serta alat mengangkat dan mengangkut yang
ergonomis sangat diperlukan untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi
kerja.
2. Faktor yang Mempengaruhi Mengangkat dan Mengangkut
Kegiatan mengangkat dan mengangkut dipengaruhi oleh beberapa
hal sebagai berikut :
a. Beban yang diperkenankan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.
b. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik
turun dan lain-lain.
c. Keterampilan bekerja
d. Peralatan kerja
e. Ukuran beban yang akan diangkut.
f. Metode mengangkut yang benar.
4
5
Bersambung
7
Sambungan
BATAS
LEVEL TINDAKAN
( ANGKAT (Kg)
s 1 16 Tidak diperlukan tindakan khusus.
u Tidak diperlukan alat dalam mengangkat.
2 16 – 25
m Ditekankan pada metode angkut.
b Tidak diperlukan alat untuk mengangkat
e 3 25 – 34 Pilih job redesign (rancang ulang pada tipe
r pekerjaan)
4 34 Haruslah dibantu dengan peralatan mekanis.
d
ata : Work Safe Australia, 1986)
Bagian penting untuk meningkatkan keselamatan pada
pemindahan secara manual menurut Departemen Buruh yaitu :
a. Identifikasi risiko.
b. Metodologi evaluasi risiko.
c. Pengendalian risiko.
b. Batasan Biomekanika (Biomechanical Limitations).
8
Keterangan :
AL : Action limit (batasan gaya angkut normal)
H : Posisi horinsontal (cm/in), 15 cm (6 in)-80 cm (32 in) suatu
beban.
V : Posisi vertikal diasumsikan antara 0 cm dan 175 cm yang
menggambarkan rentang jarak untuk aktifitas angkat vertikal
pada kebanyakan orang.
D : Jarak angkat vertikal antara tempat asal dan tujuan aktivitas
angkat tersebut diasumsikan antara 25 cm dan (200-V). Untuk
jarak perpindahan vertikal yang kurang dari 25 cm maka
digunakan D = 2.
F : Diasumsikan antara 0.2 (suatu aktifitas angkat setiap 5 menit)
dan Fmax. Apabila kurang dari 5 menit gunakan F = 0.
Fmax : Frekuensi maksimum yang dapat dilaksanakan.
1 Jam V > 75 cm V < 75 cm
Berdiri Membungkuk
PERIODE
18 15
8 Jam 15 12
9
m. Buatlah suatu ruang kerja yang cukup untuk gerakan dinamis bebas
pada operator.
n. Tempatkan semua material sedekat mungkin terhadap operator.
7. Dampak Pekerjaan Mengangkat dan Mengangkut
Pekerjaan mengangkat dan mengangkut jika dilakukan dengan
salah dapat menyebabkan resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja semakin tinggi. Bagian tubuh yang paling paling beresiko
terkena dampak dari cara mengangkat dan mengangkut yang benar yaitu
tulang belakang. Hal ini tentu sangat berbahaya karena pada tulang
belakang terdapat susunan syaraf yang menghubungkan syaraf sensorik
dan motorik dengan pengatur syaraf pusat atau otak.
Disamping itu juga terdapat resiko lain yang dapat terjadi jika
proses mengangkat dan mengangkut dilakukan dengan salah. Adapun
contoh kerusakan tulang belakang akibat teknik mengangkat dan
mengangkut beban yang terlalu berat antara lain :
a. Over Exertion Lifting and Carrying yaitu kerusakan jaringan, tubuh
yang diakibatkan oleh beban angkut yang berlebihan.
b. HNP (Hernia Nucleus Pulposus) yaitu robeknya bagian dalam dari
lempeng menonjol keluar serta mungkin menekan saraf-saraf
disekitarnya akibat beban angkut berlebih dan pembebanan tiba-tiba.
Back Injury yaitu timbulnya nyeri pada punggung, biasanya sikap kerja
atau mengangkat yang tidak benar dipengaruhi oleh arah beban yang
diangkat.
8. RWL (Recomended Weight Limit)
Merupakan produk persamaan pada pekerjaan angkat; merupakan
beban yang hampir seluruh tenaga kerja yang sehat mampu untuk
mengangkat pada periodde waktu tertentu (seperti maksimum 8 jam per
hari) untuk suatu pekerjaan kondisi yang spesifik tanpa menyebabkan
terjadiny risiko, khususnya nyeri pinggang. Yang dimaksud tenaga kerja
sehat adalah tenaga kerja yang tidak mempunyai riwayat penyakit yang
berkaitan dengan gangguan pada otot skeletal (Musculetal Discorder).
14
A. Perundang-undangan
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Pasal 3 ayat 1 mengenai Syarat-Syarat tentang Keselamatan Kerja yang
berbunyi, “ memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja, memperoleh
keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya, mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang, mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar
muat, perlakuan dan penyimpanan barang, dan lain-lain.”
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Pasal 9 yang berbunyi "Pengurus diwajibkan memenuhi dan menaati
semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan
tempat kerja yang dijalankannya".
4. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, dalam
undang-undang ini materi yang diatur adalah tentang bab-bab peristilahan,
ruang lingkup, syarat-syarat, keselamatan kerja, pengawasan, pembinaan,
panitia pembina keselamatan dan kesehatan keja, pelaporan kecelakaan,
kewajiban dan hak tenaga kerja, kewajiban bila memasuki tempat kerja,
kewajiban pengurus dan ketentuan-ketentuan penutup.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No : PER
05/MEN/ 1978 tentang Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan dalam
Pemakaian Lift untuk Mengangkut Orang dan Barang.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No :
PER.01/MEN/1978 tentang Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja
dalam penebangan dan pengangkutan kayu, disarankan agar beban
diangkat menurut keadaan tenaga kerja.
BAB III
HASIL
16
17
2. Cara Kerja
a. Singkirkan benda-benda yang merintangi. Ambil sikap jongkok dan
gunakan salah satu kaki yang kuat sebagai tumpuan.
b. Ambil beban dan letakkan pada salah satu kaki. Usahakan punggung
tetap lurus.
c. Setelah pegangan mantap, ambil posisi berdiri sampai mengangkat
beban.
d. Pada saat mengangkat/memindahkan balok, sudut putar sebesar 90o.
e. Ukur semua variable untuk menghitung RWL.dekatkan beban dengan
tubuh. Lalu mulailah membawa beban sesuai jarak.
f. Letakkan balok pada tempat yang dituju, kemudian angkat kembali
untuk diletakkan ditempat asal.
g. Lakukan secara berulang dan hitung frekuensi per menit.
3. Prosedur Pengukuran
a. RWL
1) Jarak horizontal (H)
a) Ukur antara titik tengah pegangan balok hingga siku probandus.
b) Lihat hasilnya kemudian catat.
2) Jarak vertikal (V)
a) Ukur antara pegangan balok vertikal sampai lantai.
b) Lihat hasilnya kemudian catat.
3) Jarak lintasan (D)
Ukur berapa kali probandus mengangkat kemudian
meletakan benda ke tempat tujun dalam satu menit.
4) Sudut putar (A)
Ukur sudut putar saat memindahkan beban dari tempat
benda berada pada mulanya ke tempat di mana benda di
pindahkan.
5) Frequency of lifting (F)
Hitung frekuensi pengangkatan benda selama satu menit.
18
b) Destinasi
(1) H : 24 cm
(2) V : 90 cm
3) Jarak vertikal (D) : 18 cm
4) Sudut asimetri
a) Origin : 900
b) Destinasi : 450
5) Rata-rata frekuensi lift/min : 7 kali
6) Durasi : < 1 jam
7) Kopling objek (C) : bagus
e. Horizontal Multiplier (HM)
H (cm) HM H (cm) HM
≤ 25 1,00 46 0,54
28 0,89 48 0,52
30 0,83 50 0,50
32 0,78 52 0,48
34 0,74 54 0,46
36 0,69 56 0,45
38 0,66 58 0,43
40 0,63 60 0,42
42 0,60 63 0,40
44 0,57 >63 0,00
Sambungan
i. CM (Coupling Multiplier)
No Coupling Type CM
V < 75 cm V ≥ 75 cm
1 Baik (Good) 1,00 1,00
2 Sedang (Fair) 0,95 1,00
3 Jelek (Poor) 0,90 0,90
j. FM (Frequency Multiplier)
Durasi Waktu Kerja
Frekuensi
> 1 jam dan 2
Angkat/men 1 jam > 2 jam dan 8 jam
jam
it
V V < 75 V >75 V < 75 V >75 V >75 V >75
0,2 1,00 1,00 0,95 0,95 0,85 0,85
0,5 0,97 0,97 0,92 0,92 0,81 0,81
1 0,94 0,94 0,88 0,88 0,75 0,75
2 0,91 0,91 0,84 0,84 0,65 0,65
3 0,88 0,88 0,79 0,79 0,55 0,55
4 0,84 0,84 0,72 0,72 0,45 0,45
5 0,80 0,80 0,60 0,60 0,35 0,35
6 0,75 0,75 0,50 0,50 0,27 0,27
7 0,70 0,70 0,42 0,42 0,22 0,22
8 0,60 0,60 0,35 0,35 0,18 0,18
9 0,52 0,52 0,26 0,26 0,00 0,15
10 0,45 0,45 0,00 0,23 0,00 0,13
11 0,41 0,41 0,00 0,21 0,00 0,00
12 0,37 0,37 0,00 0,00 0,00 0,00
13 0,00 0,34 0,00 0,00 0,00 0,00
14 0,00 0,31 0,00 0,00 0,00 0,00
15 0,00 0,28 0,00 0,00 0,00 0,00
> 15 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
22
2. Perhitungan
a. RWL Origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,89 x 0,93 x 1,0 x 0,71 x 0,70 x 1,00
= 9,46 kg
b. RWL Destinasi = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 1,0 x 0,96 x 1,00 x 0,86 x 0,70 x 1,00
= 13,30 kg
berat beban (L)
c. LI Origin =
RWL
10
=
9,46
= 1,05
berat beban (L)
d. LI Destinasi =
RWL
10
=
13,30
= 0,75
BAB IV
PEMBAHASAN
pada destinasi angkat. RWL dihitung pada kedua origin dan destinasi angkatan
dan dua nilai yang lebih rendah digunakan untuk menilai pekerjaan angkat secara
keseluruhan dan mengidentifikasi lokasi angkat yang lebih beresiko tinggi.
Dalam melakukan penilaian, analist harus menentukan :
a. Jika pekerja harus dianalisis sebagai suatu pekerjaan mengangkat secara
manual “single task” atau “multi task”.
b. Jika significant control diperlukan pada tempat destinasi angkat, tenaga kerja
harus menerapkan suatu dorongan ke depan secra signifikan untuk
mengurangi kecepatan objek, tergantung dari kecepatan angkat, pengurangan
kecepatan mungkin sebesar kecepatan yang diperlukan untuk mengangkat
objek pada origin angkat. Single task pada pekerjaan mengangkat dalam
variabel pekerjaan tidak bervariasi dari pekerjaan ke pekerjaan lainnya, atau
hanya satu pekerjaan yang dilakukan. Hal ini merupakan suatu kasus, jika
efek pekerjaan lainnya pada kekuatan, kelelahan otot lokal, atau kelelahan
seluruh badan tidak berbeda secara signifikan dari kasus pekerjaan terburuk
Hal-hal yang mempengaruhi dalam pelaksanaan praktikum adalah :
a. Pemahaman mengenai teori akan mengangkat dan mengangkut masih kurang
sehingga dalam pelaksanaan praktikum ada hal yang belum dimengerti.
b. Sudut putar dari kegiatan angkat-angkut yangg dilakukan oleh probandus
terlalu besar sehingga menurunkan batas berat beban yang boleh diangkat.
c. Praktikan kurang mampu menerima arahan yang disampaikan oleh asisten.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Nilai RWL yang lebih besar dari berat beban tidak akan menimbulkan
resiko tinggi dimana batas aman untuk resiko rendah yaitu nilai LI <1.
2. Berat beban yang diangkat probandus yaitu 10 kg, masih antara batas
normal namun tetap dapat menyebabkan risiko cidera pada tulang
belakang dan perlu dilakukan tindakan pengurangan beban atau komponen
dalam RWL.
3. Nilai LI Origin sebesar 1,05 dan nilai LI Destinasi sebesar 0,75.
4. Nilai tersebut masuk dalam tingkat resiko sedang untuk nilai LI Origin
dan resiko rendah nilai LI Destinasi sehingga hanya ada sedikit masalah
dengan pekerjaan mengangkat, maka diperlukan perbaikan terhadap
pekerjaan, namun tidak selalu mendapatkan perhatian karena nilai LI
sudah mendekati 1.
B. Saran
1. Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum, mahasiswa dibekali dengan
arahan petunjuk pelaksanaan praktikum yang jelas dan mudah dipahami.
2. Sebelum pelaksanaan praktikum sebaiknya mahasiswa lebih mendalami
tentang komponen-komponen dari praktikum baik yang bersifat teoritis
maupun aplikatif.
3. Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum mahasiswa diberi lebih banyak
variasi beban, agar pemahaman mahasiswa lebih banyak.
4. Mahasiwa perlu lebih banyak buku referensi agar dapat mendalami teori
maupun praktek serta permasalahan.
5. Akan lebih baik jika pelaksanaan praktikum dilaksanakan langsung
dimana kegiatan angkat-angkut dilakukan.
25
26
DAFTAR PUSTAKA
Suma’mur, 1996. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung.p:177