Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah pelaksana pekerjaan yang sangat berpengaruh dalam
kegiatan produksi. Tanpa adanya manusia maka pekerjaan tidak dapat
dilakukan, sekalipun pekerjaan dilakukan dengan mesin pekerjaan tetap
membutuhkan campur tangan manusia. Dapat kita sadari bahwa dalam proses
pekerjaan, manusia sangat penting terutama untuk pekerjaan mengangkat dan
mengangkut. Namun pada kenyataannya dalam kegiatan mengangkat dan
mengangkut secara tidak langsung manusia dijadikan sebagai alat bagi
kegiatan mengangkat dan mengangkut itu sendiri.
Hal tersebut adalah salah bila memandang bahwa manusia sebagai alat
dalam kegiatan mengangkat dan mengangkat. Terlebih lagi beban yang
diangkut sangat berat melebihi batas kemampuan pekerja atau standar yang
sudah ditentukan. Kondisi seperti ini sangat sering kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari di mana manusia dijadikan sebagai alat angkat-angkut
untuk barang-barang yang sangat berat seperti kuli panggul, penambang batu
atau pasir liar. Tanpa mereka sadari ada banyak dampak yang tidak sehat yang
dapat terjadi pada tubuh dari kegiatan mengangkat mengangkut yang mereka
lakukan seperti nyeri pada punggung atau tulang belakang.
Lebih seperempat dari total kecelakaan kerja terjadi berkaitan dengan
pekerjaan manual handling (Health Safety Executive, 2005). Suatu hal yang
sangat beralasan, apabila kita harus memberikan perhatian dan pertimbangan
lebih terhadap aktivitas manual handling, terutama aktivitas angkat-angkut.
Meskipun Kecelakan kerja yang berakibat fatal akibat pekerjaan manual
handling jarang terjadi, tetapi banyak sekali cidera yang terjadi berupa terkilir
atau kesleo atau ketegangan otot, terutama pada bagian otot pinggang dan
punggung disebabkan karena aplikasi pekerjaan yang tidak benar dan atau
pengerahan tenaga yang besar untuk waktu lama. Sikap tubuh yang dipaksakan
1
2

dan repetisi gerakan yang berlebihan merupakan faktor penting sebagai


penyebab terjadinya cidera tersebut. Cidera akibat manual handling tidak
selalu dapat disembuhkan secara total, akibatnya dapat berupa gangguan fisik
bahkan cacat yang bersifat permanen. (Tarwaka, 2010)
Akan tetapi sebagian pekerja tidak begitu menghiraukan apabila
mereka merasakan keluhan pada tulang belakang. Mereka hanya menganggap
bahwa itu hanya sekedar keluhan biasa yang dalam jangka waktu lama akan
sembuh kembali.
Dari uraian diatas maka sangatlah penting untuk mengetahui dan
menganalisa tentang kegiatan mengangkat dan mengangkut berkaitan dengan
kemampuan pekerja berikut dengan risiko cidera tulang belakang yang
sewaktu-waktu dapat muncul dari kegiatan angkat-angkut.

B. Tujuan
1. Menganalisa kategori beban kerja yang dialami oleh pekerja.
2. Mengukur batas beban angkat yang direkomendasikan untuk diangkat oleh
pekerja (RWL).
3. Menganalisa perbandingan antara batas berat beban yang
direkomendasikan untuk diangkat dengan berat beban yang diangkat
sebenarnya oleh pekerja.
4. Mengukur Lifting Index atau penilaian risiko dari kegiatan angkat-angkut
yang dilakukan oleh pekerja.
5. Menganalisa risiko cidera tulang belakang dengan metode LI.

C. Manfaat
1. Bagi praktikan
a. Mampu menerapkan dan mempraktikan cara angkat-angkut yang benar
sesuai dengan metode yang ada.
b. Mengetahui prinsip dasar dari kegiatan mengangkat dan mengangkut.
c. Mampu menganalisa akibat dari kegiatan mengangkat mengangkut yang
tidak benar.
3

d. Mampu meningkatkan keterampilan dalam penerapan metode angkat-


angkut.
2. Bagi Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Dapat menambah referensi kepustakaan tentang angkat angkut di
perpustakaan Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas
Kedokteran UNS.
b. Meningkatkan kemampuan aplikatif bagi mahasiswa atau praktik untuk
mata kuliah ergonomi.
c. Membekali mahasiswa untuk dapat menerapkan disiplin ilmu dalam
kenyataan di lapangan.
d. Meningkatkan kompetensi mahasiswa agar dapat bersaing dalam dunia
kerja.
e. Menumbuhkan kepercayaan diri mahasiswa akan kemampuan yang
dimiliki.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Mengangkat dan Mengangkut
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima
oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan
fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima
beban tersebut. Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu
kepada yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkat keterampilan,
kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh dari
pekerja yang bersangkutan. (Suma’mur, 1996)
Pekerjaan mengangkat dan mengangkut jika tidak dilakukan
dengan benar dan hati-hati dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja
maupun penyakit akibat kerja. Oleh sebab itu, maka teknik mengangkat
dan mengangkut yang benar serta alat mengangkat dan mengangkut yang
ergonomis sangat diperlukan untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi
kerja.
2. Faktor yang Mempengaruhi Mengangkat dan Mengangkut
Kegiatan mengangkat dan mengangkut dipengaruhi oleh beberapa
hal sebagai berikut :
a. Beban yang diperkenankan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.
b. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik
turun dan lain-lain.
c. Keterampilan bekerja
d. Peralatan kerja
e. Ukuran beban yang akan diangkut.
f. Metode mengangkut yang benar.

4
5

Di samping itu, jenis kelamin seseorang juga dapat


mempengaruhi kegiatan mengangkat dan mengangkut.

3. Cara mengangkat dan mengangkut yang baik harus


Cara mengangkat dan mengangkut yang baik harus memenuhi 2
prinsip kinetis, yaitu :
a. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak
mungkin otot tulang belakanng yang lemah dibebaskan dari
pembebanan.
b. Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.
Untuk menerapkan kedua prinsip kinetis itu setiap kegiatan
mengangkat dan mengangkut harus dilakukan sebagai berikut :
1) Pegangan harus tepat. Memegang diusahakan dengan tangan penuh
dan memegang dengan hanya beberapa jari yang dapat menyebabkan
ketegangan statis lokal pada jari tersebut harus dihindarkan.
2) Lengan harus sedekat-dekatnya pada badan dan dalam posisi lurus.
Fleksi pada lengan untuk mengangkut dan mengangkat
menyebabkan ketegangan otot statis yang melelahkan.
3) Punggung harus diluruskan.
4) Dagu ditarik segera setelah kepala bisa ditegakkan lagi seperti pada
permulaan gerakan. Dengan posisi kepala dan dagu yang tepat,
seluruh tulang belakang diluruskan.
5) Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga mampu untuk
mengimbangi momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat.
Satu kaki ditempatkan ke arah jurusan gerakan yang dituju, kaki
kedua ditempatkan sedemikian rupa sehingga membantu mendorong
tubuh pada gerakan pertama.
6) Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, serta gaya
untuk gerakan dan perimbangan.
7) Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertikal
yang melalui pusat gravitasi tubuh.
6

4. Berat beban yang dianjurkan


Menurut ketentuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi
dan Koperasi No : PER.01/MEN/1978 tentang Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja dalam Penebangan dan Pengangkutan Kayu, Disarankan
agar beban diangkat menurut keadaan tenaga kerja.
Berat beban yang dianjurkan menurut usia dan jenis kelamin.
Pekerja Dewasa Pekerja Muda
Laki-laki Wanita Laki-laki Wanita
(Kg) (Kg) (Kg) (Kg)
1.Mengangkat 40 15 15 10-12
sesekali
2. Terus-menerus 15-18 10 10-15 6-9
a. Batasan Legal (Legal Limitation)
Batasan legal ini dapat membantu mengurangi rasa sakit pada
waktu melakukan proses mengangkat dan mengangkut. Batasan ini
akan mengurangi ketidaknyamanan kerja pada tulang belakang.
Tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan batas angkatnya :
(Sumber data : Komisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Inggris,
1982)
Batasan angkut (Kg) Tindakan
Dibawah 16 Tidak ada tindakan khusus yang perlu
diadakan
16 – 34 Prosedur administratif diperlukan untuk
mengidentifikasi ketidakmampuan
seseorang dalam mengangkat beban tanpa
menanggung risiko yang berbahaya dengan
perantara alat bantu.

Bersambung
7

Sambungan

34 – 35 Sebaiknya operator yang terpilih


menggunakan sistem pemindahan secara
terlatih dibawah pengawasan penyelia.

Diatas 35 Harus menggunakan peralatan mekanis


operator terpilih dan terlatih, pernah
mengikuti pelatihan K3 dibawah
pengawasan ketat.

Pada Desember 1986 The Nasional Occupational Healht and


safety Commission (Work Safe Australia) mengeluarkan lembaran kerja
untuk pemindahan material yang aman. Dokumen tersebut memberikan
batasan untuk tindakan bagi batasan angkat ideal sebagai berikut :
Tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan batas angkatnya

BATAS
LEVEL TINDAKAN
( ANGKAT (Kg)
s 1 16 Tidak diperlukan tindakan khusus.
u Tidak diperlukan alat dalam mengangkat.
2 16 – 25
m Ditekankan pada metode angkut.
b Tidak diperlukan alat untuk mengangkat
e 3 25 – 34 Pilih job redesign (rancang ulang pada tipe
r pekerjaan)
4 34 Haruslah dibantu dengan peralatan mekanis.
d
ata : Work Safe Australia, 1986)
Bagian penting untuk meningkatkan keselamatan pada
pemindahan secara manual menurut Departemen Buruh yaitu :
a. Identifikasi risiko.
b. Metodologi evaluasi risiko.
c. Pengendalian risiko.
b. Batasan Biomekanika (Biomechanical Limitations).
8

Nilai dari analisa biomekanika adalah rentang postur atau


posisi aktifitas kerja, ukuran manusia yang dievaluasi. Analisa
biomekanika yang dianalisa adalah gaya tekan yang akan diestimasi
dengan memberikan suatu beban luar, postur dan data anthropometri
dari operator angkatnya. Batasan ini bergantung pada berat beban dan
jarak horisontal antara beban dengan pekerja.
Adapun untuk variabel batasan angkut yang lain dapat
diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut :

AL = 40.(15/H) (1-0.004/V-75) (0.7+ 7.5/D) (1-F/Fmax)

(Sumber : Rumus NIOSH)

Keterangan :
AL : Action limit (batasan gaya angkut normal)
H : Posisi horinsontal (cm/in), 15 cm (6 in)-80 cm (32 in) suatu
beban.
V : Posisi vertikal diasumsikan antara 0 cm dan 175 cm yang
menggambarkan rentang jarak untuk aktifitas angkat vertikal
pada kebanyakan orang.
D : Jarak angkat vertikal antara tempat asal dan tujuan aktivitas
angkat tersebut diasumsikan antara 25 cm dan (200-V). Untuk
jarak perpindahan vertikal yang kurang dari 25 cm maka
digunakan D = 2.
F : Diasumsikan antara 0.2 (suatu aktifitas angkat setiap 5 menit)
dan Fmax. Apabila kurang dari 5 menit gunakan F = 0.
Fmax : Frekuensi maksimum yang dapat dilaksanakan.
1 Jam V > 75 cm V < 75 cm
Berdiri Membungkuk
PERIODE
18 15
8 Jam 15 12
9

Data tersebut dikurangi 25 % untuk pekerja usia antara 16 – 18


tahun dan harus dikurangi 50 % untuk pekerja usia dibawah 16 tahun.
c. Batasan Fisiologis
Metode pendekatan ini dengan mempertimbangkan rata-rata
beban metabolisme dari aktivitas angkat yang berulang sebagaimana
dapat juga ditentukan dari jumlah konsumsi oksigen. Kelelahan kerja
yang terjadi akibat dari aktivitas yang berulang-ulang akan
meningkatkan risiko back injury. Metode lain secara fisiologis adalah
dengan cara pengukuran langsung terhadap tekanan yang ada di dalam
IAP (Intra Abdominal Pressure.)
Tekanan dalam IAP bila lebih dari 100 mmHg merupakan
batasan yang berbahaya. Dari penelitian di university of survey
langsung terhadap tekanan IAP maksimum pada 90 mmHg.
d. Batasan Psiko–Fisik
Metode ini berdasarkan pada sejumlah eksperimen yang
berupaya untuk mendapatkan berat berbagai keadaan dan ketinggian
beban yang berbeda. Berat beban yang ditolelir untuk aktivitas angkat
yang sering :

Prosentase berat yang boleh


Frekuensi Angkat
diangkat

Satu kali dalam 30 menit 95


Satu kali dalam 25 menit 85
Satu kali dalam 10-20 menit 66
Satu kali dalam 10-15 menit 503
Data tersebut dikurangi 25% untuk pekerja usia antara 16 - 18
tahun dan harus dikurangi 50% untuk pekerja usia dibawah 16 tahun.
5. Hal yang Perlu diperhatikan
Selain hal diatas dalam kegiatan mengangkat dan mengangkut
juga harus diperhatikan ketentuan berikut ini :
10

a. Semua barang yang menghalangi pandangan mata sebaiknya


disingkirkan terlebih dahulu, sebelum pekerjaan mengangkat dan
mengangkut dilakukan.
b. Tinggi maksimum tempat pemegang dari lantai tidak lebih dari 35
cm.
c. Jika suatu beban harus diangkut dari permukaan lantai dianjurkan
agar menggunakan agar menggunakan alat mekanis (katrol).
d. Beban yang akan diangkut harus berada sedekat mungkin dengan
tubuh.
e. Punggung harus lurus agar bahaya kerusakan terhadap diskus dapat
dihindarkan.
f. Mula-mula lutut harus bengkok dan tubuh harus berada pada sikap
dengan punggung lurus.
6. Pekerjaan yang Menimbulkan Hazard
Pada kegiatan mengangkat dan mengangkut, dianjurkan agar
beban sedekat mungkin pada garis vertikal gravitasi tubuh. Dengan begitu,
upaya yang bersifat mengimbangi berkurang dan dihindari aktivitas otot
statis yang tidak perlu. Dalam hubungan ini, mengangkut dengan
pemakaian gendongan sangat cocok. Adapun pekerjaan mengangkut
dengan beban di atas punggung kurang menguntungkan, oleh karena
beberapa otot perut menjadi berkontraksi statis. Aktivitas yang dapat
menimbulkan Hazard (efek samping negatif) :
a. Mengangkat beban berat di kantor/perusahaan.
b. Mengangkat pasien di Rumah Sakit.
c. Menyebar benih tanaman.
d. Mengoperasikan peralatan di industri, dan lain-lain
Untuk efisiensi dan kenyamanan kerja yang sebesar-besarnya,
hendaknya dihindari sejauh mungkin bahwa manusia dipergunakan
sebagai alat untuk kegiatan mengangkut dan mengangkat. Faktor resiko
yang berpengaruh dalam pemindahan material yaitu :
11

a. Berat beban yang harus diangkat dan perbandingannya terhadap berat


badan operator.
b. Jarak horizontal dari beban relatif terhadap operator.
c. Ukuran beban yang harus diangkat (berukuran besar) memiliki pusat
massa (centre of gravity) yang letaknya jauh dari badan operator. Selain
itu juga menghalangi pandangan (vision) operator.
d. Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban
(mengangkat beban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit dari
pada mengangkat beban dari ketinggian pada permukaan pinggang).
e. Beban puntir (twisting load) pada badan operator selama aktivitas
angkat beban.
f. Prediksi terhadap berat beban yang akan diangkat. Untuk
mengantsipasi beban yang lebih berat dari yang diperkirakan.
g. Stabilitas beban yang akan diangkat.
h. Kemudahan untuk dijangkau oleh pekerja.
i. Berbagai macam rintangan yang menghalangi ataupun keterbatasan
postur tubuh yang berada pada suatu tempat kerja.
j. Kondisi kerja, meliputi pencahayaan, temperatur, kebisingan, kelicinan
lantai.
k. Frekuensi angkat, yaitu banyaknya aktivitas angkat.
l. Tidak terkoordinasinya kelompok kerja (lifting team).
m. Diangkatnya suatu beban dalam suatu periode. Hal ini sama dengan
membawa beban pada jarak tertentu dan memberi tambahan beban
pada vertebral discus (VD) dan intervertebral discus (ID) pada
vertebral column di daerah punggung.
n. Metode angkat angkut yang benar (tidak boleh mengangkat dan
mengangkut beban secara tiba-tiba).
Bila alat kerja dari yang paling sederhana sampai pada yang
paling rumit tersedia, sebaiknya alat tersebut dipergunakan secara tepat.
Tentu saja selalu dipertimbangkan keseimbangan yang tepat diantara
12

penggunaan peralatan kerja dengan prinsip bahwa pekerjaan sebaiknya


padat karya.
Cara kerja dimodifikasi, agar beban angkat dan angkut dikurangi
seperti halnya penggunaan roda pada barang yang diangkat dan diangkut,
kereta dorong, dan lain-lain. Modernisasi telah memungkinkan perubahan
tersebut. Penyelesaian untuk pemindahan material secara teknis yaitu :
a. Pindahkan beban yang berat dari mesin ke mesin yang telah dirancang
dengan menggunakan roller (ban berjalan).
b. Gunakan meja yang dapat digerakkan naik turun untuk menjaga agar
bagian permukaan meja kerja dapat langsung dipakai untuk
memasukkan lembaran logam atau benda kerja lainnya ke dalam mesin.
c. Tempatkan benda kerja yang besar pada permukaan yang lebih tinggi
dan turunkan dengan bantuan gaya gravitasi.
d. Berikan peralatan yang dapat mengangkat, misalnya: pada ujung
belakang truk untuk memudahkan pengangkatan material.
e. Bila beban terlalu berat gunakan alat bantu angkat (misalnya crane).
f. Rancanglah overhead monorail, diutamakan menggunakan power
(tenaga), baik untuk gerakan vertikal ataupun horizontal.
g. Desainlah kotak (tempat benda kerja) dengan disertai handel yang
ergonomis sehingga mudah pada waktu mengangkat.
h. Aturlah peletakan fasilitas sehingga semakin memudahkan metodologi
angkat benda pada ketinggian permukaan pinggang.
i. Berilah tanda atau angka pada beban sesuai dengan beratnya.
j. Siapkan trolley dan pengungkit (lever) untuk mengangkat ujung dari
drum (dengan volume 200 liter).
k. Bebaskan area kerja dari gerakan dan peletakan material yang
mengganggu jalur (acces) dari operator.
l. Hindarkan lantai kerja dari sesuatu yang dapat membuat licin sehingga
akan membahayakan operator pada saat perjalanan memindahkan
material.
13

m. Buatlah suatu ruang kerja yang cukup untuk gerakan dinamis bebas
pada operator.
n. Tempatkan semua material sedekat mungkin terhadap operator.
7. Dampak Pekerjaan Mengangkat dan Mengangkut
Pekerjaan mengangkat dan mengangkut jika dilakukan dengan
salah dapat menyebabkan resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja semakin tinggi. Bagian tubuh yang paling paling beresiko
terkena dampak dari cara mengangkat dan mengangkut yang benar yaitu
tulang belakang. Hal ini tentu sangat berbahaya karena pada tulang
belakang terdapat susunan syaraf yang menghubungkan syaraf sensorik
dan motorik dengan pengatur syaraf pusat atau otak.
Disamping itu juga terdapat resiko lain yang dapat terjadi jika
proses mengangkat dan mengangkut dilakukan dengan salah. Adapun
contoh kerusakan tulang belakang akibat teknik mengangkat dan
mengangkut beban yang terlalu berat antara lain :
a. Over Exertion Lifting and Carrying yaitu kerusakan jaringan, tubuh
yang diakibatkan oleh beban angkut yang berlebihan.
b. HNP (Hernia Nucleus Pulposus) yaitu robeknya bagian dalam dari
lempeng menonjol keluar serta mungkin menekan saraf-saraf
disekitarnya akibat beban angkut berlebih dan pembebanan tiba-tiba.
Back Injury yaitu timbulnya nyeri pada punggung, biasanya sikap kerja
atau mengangkat yang tidak benar dipengaruhi oleh arah beban yang
diangkat.
8. RWL (Recomended Weight Limit)
Merupakan produk persamaan pada pekerjaan angkat; merupakan
beban yang hampir seluruh tenaga kerja yang sehat mampu untuk
mengangkat pada periodde waktu tertentu (seperti maksimum 8 jam per
hari) untuk suatu pekerjaan kondisi yang spesifik tanpa menyebabkan
terjadiny risiko, khususnya nyeri pinggang. Yang dimaksud tenaga kerja
sehat adalah tenaga kerja yang tidak mempunyai riwayat penyakit yang
berkaitan dengan gangguan pada otot skeletal (Musculetal Discorder).
14

Selanjutnya dapat dihitung dengan mengunakan rumus persamaan sebagai


berikut :
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
H : Horisontal Location, jarak tangan dari titik tengah badan antara
pergelangan kaki yang diukur dari tempat asal sampai tujuan.
V : Vertical Location, jarak tangan di atas lantai yang diukur dari tempat
asal sampai tujuan.
D : Destination, nilai perbedaan absolut antara ketinggian vertikal pada
tempat asal dan tujuan.
A : Ange of asymetric, pengukuran sudut tentang berapa jauh suatu
objek ditempatkan dari bagian depan TK pada saat permulaan atau
berakhirnya ativitas yang diukur dari tempat asal sampai tujuan.
F : Frequency of lifting, rerata jumlah angkatan permenit dengan
periode lebih dari 15 menit.
C : Coupling classification, klasifikasi kualitas pegangan tangan dengan
pegangan objeknya (good, fair, poor)
(Tarwaka , 2010)
9. LMM (Leitmerk Mal Methode)
Metode Penilaian Risiko manual handling yang diterapkan negara
jerman . Metode ini cukup sederhana dan mudah dipraktekan. Digunakan
dalam penilaian risiko selama dilakuka manual handling untuk objek kerja
yang berat dengan mempertimbangkan empat hal faktor atau parameter
stress fisik yang terjadi selama manual handling, yaitu :
a. Waktu (Time)
b. Beban atau massa (Load / mass)
c. Sikap tubuh (Body Posture)
d. Kondisi selama kerja (Condition of Performing Work)
(Tarwaka, 2010)
10. LI (Lifting Index)
Adalah suatu istilah yang digunakan untuk mengestimasi tingkat
stress fisik yang berhubungan dengan pekerjaan mengangkat secara
15

manual. Estimasi tingkat stress fisik nerupakan hubungan anatara berat


beban yang diangkat dan batas berat beban yang direkomendasikan.
Berat Beban (Load Wieght) L
LI  
RWL RWL
NI > 1,00 dapat meningkatkan risiko nyeri pinggang. (Tarwaka :2010)

A. Perundang-undangan
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Pasal 3 ayat 1 mengenai Syarat-Syarat tentang Keselamatan Kerja yang
berbunyi, “ memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja, memperoleh
keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya, mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang, mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar
muat, perlakuan dan penyimpanan barang, dan lain-lain.”
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Pasal 9 yang berbunyi "Pengurus diwajibkan memenuhi dan menaati
semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan
tempat kerja yang dijalankannya".
4. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, dalam
undang-undang ini materi yang diatur adalah tentang bab-bab peristilahan,
ruang lingkup, syarat-syarat, keselamatan kerja, pengawasan, pembinaan,
panitia pembina keselamatan dan kesehatan keja, pelaporan kecelakaan,
kewajiban dan hak tenaga kerja, kewajiban bila memasuki tempat kerja,
kewajiban pengurus dan ketentuan-ketentuan penutup.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No : PER
05/MEN/ 1978 tentang Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan dalam
Pemakaian Lift untuk Mengangkut Orang dan Barang.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No :
PER.01/MEN/1978 tentang Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja
dalam penebangan dan pengangkutan kayu, disarankan agar beban
diangkat menurut keadaan tenaga kerja.
BAB III
HASIL

A. Gambar Alat, Cara Kerja, dan Prosedur Pengukuran


1. Gambar Alat
Gambar Keterangan
a. Beban Nama bagian : Badan beban.
Fungsi : Untuk tempat penyangga.

b. Handphone Fungsi : Untuk menghitung waktu.

c. Meteran badan Fungsi : Untuk mengukur jarak.

16
17

2. Cara Kerja
a. Singkirkan benda-benda yang merintangi. Ambil sikap jongkok dan
gunakan salah satu kaki yang kuat sebagai tumpuan.
b. Ambil beban dan letakkan pada salah satu kaki. Usahakan punggung
tetap lurus.
c. Setelah pegangan mantap, ambil posisi berdiri sampai mengangkat
beban.
d. Pada saat mengangkat/memindahkan balok, sudut putar sebesar 90o.
e. Ukur semua variable untuk menghitung RWL.dekatkan beban dengan
tubuh. Lalu mulailah membawa beban sesuai jarak.
f. Letakkan balok pada tempat yang dituju, kemudian angkat kembali
untuk diletakkan ditempat asal.
g. Lakukan secara berulang dan hitung frekuensi per menit.

3. Prosedur Pengukuran
a. RWL
1) Jarak horizontal (H)
a) Ukur antara titik tengah pegangan balok hingga siku probandus.
b) Lihat hasilnya kemudian catat.
2) Jarak vertikal (V)
a) Ukur antara pegangan balok vertikal sampai lantai.
b) Lihat hasilnya kemudian catat.
3) Jarak lintasan (D)
Ukur berapa kali probandus mengangkat kemudian
meletakan benda ke tempat tujun dalam satu menit.
4) Sudut putar (A)
Ukur sudut putar saat memindahkan beban dari tempat
benda berada pada mulanya ke tempat di mana benda di
pindahkan.
5) Frequency of lifting (F)
Hitung frekuensi pengangkatan benda selama satu menit.
18

6) Coupling classification (C)


Pilih klasifikasi pegangan tangan yang dikategorikan ke
dalam 3 tingkat yaitu baik, sedang dan kurang.
b. LMM
1) Memilih bentuk pekerjaan yaitu mengangkat atau memindahkan.
2) Mengukur berat beban yang diangkat probandus.
3) Menilai sikap tubuh probandus saat mengangkat beban.
4) Menilai kondisi lingkungan pekerjaan saat dilakukan kegiatan
angkat-angkut.

B. Hasil Pengukuran dan Perhitungan


1. Hasil Pengukuran
Praktikum angkat-angkut yang dilaksanakan pada :
a. Hari, tanggal : Kamis, 20 Desember 2012.
b. Tempat : Ruang Kuliah VI A D.IV Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
c. Waktu : Pukul 10.15 – 11.30 WIB.
Berdasarkan praktikum angkat-angkut yang telah dilakukan
maka didapat hasil sebagai berikut :
a. Nama probandus : Amalia Prasticha S.
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Deskripsi pekerjaan : Mengangkat beban 10 kg
d. Variabel Pekerjaan
1) Berat beban
a) L (rata-rata) : 10 kg
b) L (maks) : 10 kg
2) Lokasi tangan
a) Origin
(1) H : 28 cm
(2) V : 100 cm
19

b) Destinasi
(1) H : 24 cm
(2) V : 90 cm
3) Jarak vertikal (D) : 18 cm
4) Sudut asimetri
a) Origin : 900
b) Destinasi : 450
5) Rata-rata frekuensi lift/min : 7 kali
6) Durasi : < 1 jam
7) Kopling objek (C) : bagus
e. Horizontal Multiplier (HM)
H (cm) HM H (cm) HM
≤ 25 1,00 46 0,54
28 0,89 48 0,52
30 0,83 50 0,50
32 0,78 52 0,48
34 0,74 54 0,46
36 0,69 56 0,45
38 0,66 58 0,43
40 0,63 60 0,42
42 0,60 63 0,40
44 0,57 >63 0,00

f. Vertical Multiplier (VM)


V (cm) VM V (cm) VM
0 0,78 100 0,93
10 0,81 110 0,90
20 0,84 120 0,87
Bersambung
20

Sambungan

30 0,87 130 0,84


40 0,90 140 0,81
50 0,93 150 0,78
60 0,96 160 0,75
70 0,99 170 0,72
80 0,99 175 0,70
90 0,96 >175 0,00

g. Distance Multiplier (DM)


D (cm) DM D (cm) DM
≤ 25 1,00 115 0,86
40 0,93 130 0,86
55 0,90 145 0,85
70 0,88 160 0,85
85 0,87 175 0,85
100 0,87 >175 0,00

h. Asymmetry Multiplier (AM)


A (o) AM A (o ) AM
0 1,00 90 0,71
15 0,95 105 0,66
30 0,90 120 0,62
45 0,86 135 0,57
60 0,81 >135 0,00
75 0,76
21

i. CM (Coupling Multiplier)
No Coupling Type CM
V < 75 cm V ≥ 75 cm
1 Baik (Good) 1,00 1,00
2 Sedang (Fair) 0,95 1,00
3 Jelek (Poor) 0,90 0,90

j. FM (Frequency Multiplier)
Durasi Waktu Kerja
Frekuensi
> 1 jam dan 2
Angkat/men 1 jam > 2 jam dan 8 jam
jam
it
V V < 75 V >75 V < 75 V >75 V >75 V >75
0,2 1,00 1,00 0,95 0,95 0,85 0,85
0,5 0,97 0,97 0,92 0,92 0,81 0,81
1 0,94 0,94 0,88 0,88 0,75 0,75
2 0,91 0,91 0,84 0,84 0,65 0,65
3 0,88 0,88 0,79 0,79 0,55 0,55
4 0,84 0,84 0,72 0,72 0,45 0,45
5 0,80 0,80 0,60 0,60 0,35 0,35
6 0,75 0,75 0,50 0,50 0,27 0,27
7 0,70 0,70 0,42 0,42 0,22 0,22
8 0,60 0,60 0,35 0,35 0,18 0,18
9 0,52 0,52 0,26 0,26 0,00 0,15
10 0,45 0,45 0,00 0,23 0,00 0,13
11 0,41 0,41 0,00 0,21 0,00 0,00
12 0,37 0,37 0,00 0,00 0,00 0,00
13 0,00 0,34 0,00 0,00 0,00 0,00
14 0,00 0,31 0,00 0,00 0,00 0,00
15 0,00 0,28 0,00 0,00 0,00 0,00
> 15 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
22

2. Perhitungan
a. RWL Origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,89 x 0,93 x 1,0 x 0,71 x 0,70 x 1,00
= 9,46 kg
b. RWL Destinasi = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 1,0 x 0,96 x 1,00 x 0,86 x 0,70 x 1,00
= 13,30 kg
berat beban (L)
c. LI Origin =
RWL
10
=
9,46
= 1,05
berat beban (L)
d. LI Destinasi =
RWL
10
=
13,30
= 0,75
BAB IV
PEMBAHASAN

Untuk pengukuran nilai LI didapatkan nilai LI Origin sebesar 1,05 dan


nilai LI Destinasi sebesar 0,75. Nilai tersebut masuk dalam tingkat resiko sedang
nilai LI Origin dan rendah untuk nilai LI Destinasi sehingga ada masalah dengan
pekerjaan mengangkat, maka diperlukan perbaikan terhadap pekerjaan, sehingga
perlu mendapatkan perhatian agar nilai LI dapat diturunkan menjadi < 1.
Nilai LI Tingkat Resiko Deskripsi Perbaikan
<1 Rendah Tidak ada masalah dengan pekerjaan mengangkat,
maka tidak diperlukan perbaikan terhadap
pekerjaan, tetapi tetap terus mendapatkan perhatian
sehingga nila LI dapat dipertahankan < 1.
1- < 3 Sedang Ada beberapa masalah dari beberapa parameter
angkat, sehingga perlu dilakukan pengecekan dan
redesain segera pada parameter yang menyebabkan
nilai RWL tunggi. Upayakan perbaikan sehingga
nilai RWL <1.
3 Tinggi Terdapat banyak permasalahan dari parameter
angkat, sehingga diperlukan pengecekan dan
perbaikan sesegera mungkin secara menyeluruh
terhadap parameter yang menyebabkan nilai tinggi.

Nilai pengukuran RWL berat beban yang direkomendasikan untuk


diangkat tanpa menyebabkan gangguan atau risiko pada tulang belakang adalah
6,89 Kg. Pada kenyataannya beban yang diangkat adalah 10 kg, jadi beban yang
diangkut oleh probandus melebihi batas beban yang direkomendasikan sehingga
dapat menyebabkan risiko cidera pada tulang belakang dan perlu dilakukan
tindakan pengurangan beban atau komponen dalam RWL. Untuk menjamin RWL
sesuai, maka harus dihitung untuk angkatan yang memerlukan significant control
23
24

pada destinasi angkat. RWL dihitung pada kedua origin dan destinasi angkatan
dan dua nilai yang lebih rendah digunakan untuk menilai pekerjaan angkat secara
keseluruhan dan mengidentifikasi lokasi angkat yang lebih beresiko tinggi.
Dalam melakukan penilaian, analist harus menentukan :
a. Jika pekerja harus dianalisis sebagai suatu pekerjaan mengangkat secara
manual “single task” atau “multi task”.
b. Jika significant control diperlukan pada tempat destinasi angkat, tenaga kerja
harus menerapkan suatu dorongan ke depan secra signifikan untuk
mengurangi kecepatan objek, tergantung dari kecepatan angkat, pengurangan
kecepatan mungkin sebesar kecepatan yang diperlukan untuk mengangkat
objek pada origin angkat. Single task pada pekerjaan mengangkat dalam
variabel pekerjaan tidak bervariasi dari pekerjaan ke pekerjaan lainnya, atau
hanya satu pekerjaan yang dilakukan. Hal ini merupakan suatu kasus, jika
efek pekerjaan lainnya pada kekuatan, kelelahan otot lokal, atau kelelahan
seluruh badan tidak berbeda secara signifikan dari kasus pekerjaan terburuk
Hal-hal yang mempengaruhi dalam pelaksanaan praktikum adalah :
a. Pemahaman mengenai teori akan mengangkat dan mengangkut masih kurang
sehingga dalam pelaksanaan praktikum ada hal yang belum dimengerti.
b. Sudut putar dari kegiatan angkat-angkut yangg dilakukan oleh probandus
terlalu besar sehingga menurunkan batas berat beban yang boleh diangkat.
c. Praktikan kurang mampu menerima arahan yang disampaikan oleh asisten.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1. Nilai RWL yang lebih besar dari berat beban tidak akan menimbulkan
resiko tinggi dimana batas aman untuk resiko rendah yaitu nilai LI <1.
2. Berat beban yang diangkat probandus yaitu 10 kg, masih antara batas
normal namun tetap dapat menyebabkan risiko cidera pada tulang
belakang dan perlu dilakukan tindakan pengurangan beban atau komponen
dalam RWL.
3. Nilai LI Origin sebesar 1,05 dan nilai LI Destinasi sebesar 0,75.
4. Nilai tersebut masuk dalam tingkat resiko sedang untuk nilai LI Origin
dan resiko rendah nilai LI Destinasi sehingga hanya ada sedikit masalah
dengan pekerjaan mengangkat, maka diperlukan perbaikan terhadap
pekerjaan, namun tidak selalu mendapatkan perhatian karena nilai LI
sudah mendekati 1.

B. Saran
1. Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum, mahasiswa dibekali dengan
arahan petunjuk pelaksanaan praktikum yang jelas dan mudah dipahami.
2. Sebelum pelaksanaan praktikum sebaiknya mahasiswa lebih mendalami
tentang komponen-komponen dari praktikum baik yang bersifat teoritis
maupun aplikatif.
3. Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum mahasiswa diberi lebih banyak
variasi beban, agar pemahaman mahasiswa lebih banyak.
4. Mahasiwa perlu lebih banyak buku referensi agar dapat mendalami teori
maupun praktek serta permasalahan.
5. Akan lebih baik jika pelaksanaan praktikum dilaksanakan langsung
dimana kegiatan angkat-angkut dilakukan.

25
26

DAFTAR PUSTAKA

himakesja . 2009. Ergonomi-Mengangkat Dan Mengangkut.


http://himakesja.wordpress.com/ergonomi-mengangkat-dan-
mengangkut.html. (27 Desember 2012)

Suma’mur, 1996. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung.p:177

Suma’mur, 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan Jakarta: CV.


Haji Masagung.p:177

Tarwaka, 2010. Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat


Kerja.Surakarta: Harapan Press.pp:245-148

Tim Penyusun, 2012. Buku Pedoman Praktikum Ergonomi. Surakarta

Anda mungkin juga menyukai