Anda di halaman 1dari 13

TATACARA MENGANGKAT DAN MENJINJING BEBAN DI TEMPAT

KERJA
Oleh : SONNY MULAKSONO
(Wydyaiswara Madya Departemen Mesin dan CNC)
RINGKASAN
Ergonomic yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja
memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun
obyek. Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek
ergonomic bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan para
pekerja itu sendiri. Oleh sebab itulah untuk mengembangkan ergonomi di
perlukan dukungan dari berbagai disiplin ilmu antara lain: Psikilogi,
Anthropometri, Faal Kerja, Biologi, Sosiologi, Perancangan Kerja, Fisik dan
lainnya. Masing masing di siplin ilmu tersebut berfungsi sebagai pemberi
informasi.
Mengangkat dan memindahkan barang dalam pekerjaan maupun
dalam bengkel/ laboratorium maupun di kantor sangat sering terjadi.
mengangkat dan memindahkan barang adalah hal yang rutin , dan bahkan
dianggap sepele karena telah dilaksanakan secara terus menerus
Kata Kunci : posisi Badan, mengangkat dan menjinjing, resiko
Pengangkatan beban secara manual berpengaruh terhadap anatomi
badan (muskoloskeletal), khususnay beban yang terjadi pada tulang belakang.
Manipulasi beban dengan kekuatan yang sangat besar terutama pada
persendian
tulang
belakang
(diskus
intervertebralis
dan
sendi
vertebral). Manusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya merupakan
mahluk yang sangat kompleks. Untuk mempelajari manusia tidak cukup di
tinjau dari segi ilmu saja. Oleh sebab itulah untuk mengembangkan ergonomi
di perlukan dukungan dari berbagai disiplin ilmu antara lain: Psikilogi,
Anthropometri, Faal Kerja, Biologi, Sosiologi, Perancangan Kerja, Fisik dan
lainnya. Masing masing di siplin ilmu tersebut berfungsi sebagai pemberi
informasi. Pada akhirnya para perancang tekniklah yang mengolah informasi
tersebut untuk di gunakan sebagai pengetahuan untuk merancang fasilitas
sedemikian rupa sehingga produk/alat kerja yang akan dirancang
memberikan hasil yang maksimal
1. POSISI BADAN
Kekuatan ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain :
Berat beban
Kelenturan badan
Posisi lengan
Kecepatan proses lifting
Kecenderungan tubuh bagian atas ke samping
Memutar badan

Ketegangan otot

Gbr1. posisi mengangkat


Ketika mengangkat dan membawa barang dengan beban maka posisi
punggung dalam keadaan lurus (diskus intervertebralis), terihat pada
gambar 1 biru.Dengan posisi ini beban akan terdistribusi keseluruh
sendi yang berbeda (lutut, tulang belakang).

Gbr 2.posisi tulang belakang


Ketika mengangkat dan membawa/menjinjing beban posisi tulang
belang harus tegak terhadap panggul (Rundrckenhaltung postur
swayback)

Gbr 3. Posisi Tulang menerima beban


Khusus untuk beban yang yang besar atau sering mengangkat beban
berat, maka sendi-sendi pada tulang belang akan menekat tulang rawan
dan akan berakibat merusak pada sendi diskus intervertebralis. Dengan
beban yang terlalu berat dan posisi yang dipaksakan, maka akan
berakibat pembengkaan atau salah urat (urat kejepit)

Ketika mengangkat beban berat , maka secara naluriah terjadi


pengencangan otot-otot perut dan diapragma (terjadi peningkatan tekanan
pada abdominal). Rongga perut akan menstabilkan tekanan yang terjadi
pada tulang belakang yang mengarah pada penurunan dari diskus
invertebralis. Dalam hal ini perut bertindak sebagai shock absorber untuk
mengurangu tekanan yang terjadi pada tulang belakang. Sehingga beban
dapat dikurangi sampai mencapai 30% (Rizzi,1979). Oleh karena itu
disarankan agar otot-otot perut tidak terjadi kram, maka disarankan
mengangkat beban ringan

Gbr4. Tekanan pada rungga perut


Tingkat Ketegangan yang diterima pada waktu mengangkat beban
tergantung pada sifat ;
KEMAMPUAN
MANUSIA
BEBAN
MENERIMA
BEBAN
usia
Berat
Jenis Kelamin
Sifat dpt diraba
Bentuk
kesehatan
Menangani bentuk
Ukuran
efisiensi
Menangani posisi
Tempat
kondisi
satu atau dua tangan
Mengangkat tinggi
pelatihan
mengangkat / membawa
Angkutan
pengalaman
Penggunaan Babywearin
Kecepatan
tinggi
g
transportasi
berat badan..

Mengangkat dan membawa beban dengan posisi berdiri , berjalan atau


dengan duduk , maka tekanan yang terjadi pada tulang belakang juga
berbeda (gbr.3). Sangat penting dan perlu diperhatikan adalah pada wktu
mengangkat dan membawa peralatan , posisi badan harus tepat pada titik
tumpu
pada
tulang
belakang.

Sebagai tahap awal implementasi standar, perlu dilakukan penilaian


terhadap risiko cedera dari aktivitas mengangkat beban(manual handling).
Apabila risiko cedera ditemukan dalam aktivitas kerja, maka perlu dilakukan
keterlibatan aktif pekerja yang bersangkutan. Hal ini ditujukan untuk
mendapatkan solusi praktis dari pekerja yang lebih mengetahui aktivitas
kerja. Risiko manual material handling dapat dilakukan tiga perlakuan, yaitu:
mengabaikan (avoid),menilai (assess), dan mengurangi (reduce).Perlakuan
diberikan sesuai dengan dampak dari risiko yang berada dalam aktivitas
kerja

Gbr 5.Tabel beban yang diterima pada berbagai posisi


(Bandscheibendruck in verschiedenen Ausgangspositionen (aus: Kempf:
Rckenschule,1999)

2. MENGANGKAT YANG TEPAT DAN MEMBAWA

Mengangkat dan memindahkan barang dalam pekerjaan maupun dalam


bengkel/ laboratorium maupun di kantor sangat sering terjadi. mengangkat dan
memindahkan barang adalah hal yang rutin , dan bahkan dianggap sepele
karena telah dilaksanakan secara terus menerus . Pekerjaan yang rutin
tersebut tidak memerlukan pelatihan atau training secara khusus, tetapi mesih
diperlukan suatu instruksi yang tepat. Dalam bengkel/laboratorium megangkat
dan membawa serta memindahkan barang diajarkan secara teratur dan
diawasi secara terus menerus. Dalam pelatihan ringan beberapa teori di
demonstrasikan dengan model (contoh pada gbr dibawah). Selanjutnya
tatacara memegang dan memindahkan barang akan dipantau dalam bentuk
statistik kerja

Gbr 6.Posisi persiapan mengangkat tabung . Tempatkan beban dibahu


angkat bagian bawah dengan posisi jongkok tegak

Gbr 7.Posisi berjalan dengan mengangkat beban , waktu berjalan badan


dimiringkan ke sisi
Pekerjaan mengangkat dan mengangkut jika tidak dilakukan dengan
benar dan hati-hati dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja maupun
penyakit akibat kerja. Oleh sebab itu maka teknik mengangkat dan
mengangkut yang benar serta alat mengangkat dan mengangkut yang
ergonomis sangat diperlukan untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi kerja.
Kegiatan mengangkat dan mengangkut dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu :
1. Beban yang diperkenankan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.
2. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun,
dll.
3. Ketrampilan bekerja.
4. Peralatan kerja.
5. Ukuran beban yang akan diangkut.
Disamping itu, jenis kelamin seseorang juga dapat mempengaruhi
kegiatan mengangkat dan mengangkut. Cara mengangkat dan mengangkut
yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis, yaitu :
1. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak
mungkin otot tulang yang lemah dibebaskan dari pembebanan.
2. Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.

Gbr 8.Tidak diperbolehkan


Mengangkat dengan posisi membung kukkan badan, karena posisi
tersebut sangat tidak aman dan beban diterima langsung pada ujung
tulang belakang dekat kepala. Mengangkat dengan posisi seperti ini
,beban daapat meningkat menjadi lebih dari duakali lipat berat
sesungguhnya

Gbr 9. mengangkat beban bentuk tertentu


Mengangkat baban dengan bentuk tertentu perlu diperhatikan , pertama
adalah cara menangkap atau mengunci beban tidak meluncur/lepas,
dengansatu tangan dan posisi jongkok tegak (punggung lurus), benda dapat
mulai diangkat,otot kaki yang bergerak keatas

Gbr 10. mengangkat beban sport


Mengangkat beban pada posisi jongkok seperti yg dilakukan oleh seorang
olahraga angkat besi, dimana titik berat beban berada pada posisi titik ideal
posisi angkat. Posisi jongkok punggung dijaga lurus

Gbr 11. mengangkat.transportasi barang


lebih
ketika pengangkatan
mutar pinggul

Gb12.Mengubah arah kaki


baikdaripada me

Mengangkat barang dengan berjalan (memindahkan barang), maka posisi


badan dengan tulng belakang bertumpu pada panggul, punggung agak di
miringkan kebelakang, maka pertu/ atas dada menerima sebagian berat
beban , dimana tangan rapat ke badan menangga benda tersebut

Gbr 13 memindahkan beban


Memindahkan barang dari kiri ke kanan atau sebaliknya dengan cara
memutar badan sangat tidak dianjurkan dan berbahaya sekali. Hal tersebut
dapat memutar tulang belakang saat mengangkat dan menurunkan barang .
Yangperlu diperhatikan adalah posisi berdiri, dimana benda yang akan

dipindah berada didepan kita, arah kaki lurus, sedang arah berputar, posisi
kaki 90 0 tidak boleh lebih.

Gbr 14, mengangkat botol


Memindahkan barang atau tabung seperti ganbar, maka posisi beban harus
sama antara beban tangan kiri dan beban tangan kanan

gbr 15. batas beban angkat


Pada kegiatan mengangkat dan mengangkut, dianjurkan agar beban
sedekat mungkin pada garis vertikal gravitasi tubuh. Dengan begitu, upaya
yang bersifat mengimbangi berkurang dan dihindari aktivitas otot statis yang
tidak perlu.Standar kemampuan angkat tersebut tidak hanya meliputi arah
beban, akan tetapi beisi pula tentang ketinggian dan jarak operator terhadap
beban yang akan diangkat. Akhirnya, pelatihan dalam mengangkat beban dan
metoda angkat terbaik haruslah diimplementasikan. Dalam hubungan ini,
mengangkut dengan pemakaian gendongan sangat cocok. Adapun pekerjaan
mengangkut dengan beban di atas punggung kurang menguntungkan,oleh
karena beberapa otot perut menjadi berkontraksi statis.

Disamping itu, jenis kelamin seseorang juga dapat


mempengaruhi kegiatan mengangkat dan mengangkut. Cara mengangkat
dan mengangkut yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis, Untuk
menerapkan kedua prinsip kinetisitu setiap kegiatan mengangkat dan
mengangkut harus dilakukan sebagai berikut :
1. Pegangan harus tepat. Memegang diusahakan dengan tangan penuh dan
memegang dengan hanya beberapa jari yang dapat menyebabkan
ketegangan statis lokal pada jari tersebut harus dihindarkan.
2. Lengan harus sedekat-dekatnya pada badan dan dalam posisi lurus.
Fleksi pada lengan untuk mengangkut dan mengangkat menyebabkan
ketegangan otot statis yang melelahkan.
3. Punggung harus diluruskan.
4. Dagu ditarik segera setelah kepala bisa ditegakkan lagi seperti pada
permulaan gerakan. Dengan posisi kepala dan dagu yang tepat, seluruh
tulang belakang diluruskan.
5. Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi
momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat. Satu kaki
ditempatkan ke arah jurusan gerakan yang dituju, kaki kedua
ditempatkan sedemikian rupa sehingga membantu mendorong tubuh
pada gerakan pertama.
6. Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, serta gaya
untuk gerakan dan perimbangan.
7. Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertikal yang
melalui pusat gravitasi tubuh.
Untuk efisiensi dan kenyamanan kerja yang sebesar-besarnya,
hendaknya dihindari sejauh mungkin bahwa manusia dipergunakan sebagai
alat untuk kegiatan mengangkut dan mengangkat. Faktor resiko yang
berpengaruh dalam pemindahan material yaitu :
1. Berat beban yang harus diangkat dan perbandingannya terhadap berat
badan operator.
2. Jarak horizontal dari beban relatif terhadap operator.
3. Ukuran beban yang harus diangkat (berukuran besar) memiliki pusat massa
(centre of gravity) yang letaknya jauh dari badan operator. Selain itu juga
menghalangi pandangan (vision) operator.
4. Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban
(mengangkat beban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit dari pada
mengangkat beban dari ketinggian pada permukaan pinggang).
5. Beban puntir (twisting load) pada badan operator selama aktivitas angkat
beban.
6. Prediksi terhadap berat beban yang akan diangkat. Untuk mengantsipasi
beban yang lebih berat dari yang diperkirakan.
7. Stabilitas beban yang akan diangkat.
8. Kemudahan untuk dijangkau oleh pekerja.
9. Berbagai macam rintangan yang menghalangi ataupun keterbatasan postur
tubuh yang berada pada suatu tempat kerja.
10. Kondisi kerja, meliputi: pencahayaan, temperatur, kebisingan, kelicinan
lantai.

11. Frekuensi angkat, yaitu banyaknya aktivitas angkat.


12. Tidak terkoordinasinya kelompok kerja (lifting team).
13. Diangkatnya suatu beban dalam suatu periode. Hal ini sama dengan
membawa beban pada jarak tertentu dan memberi tambahan beban
pada vertebral discus (VD) dan intervertebral discus (ID) pada vertebral
column di daerah punggung.
14. Metode angkat angkut yang benar(tidak boleh mengangkat dan
mengangkut beban secara tiba-tiba)
3.Beberapa pendekatan untuk mengurangi resiko
Batas beban yang diperbolehkan diangkat, dalam hal ini
adalah pendekatan terhadap batasan dimasa beban yang diangkut
meliputi :Batasan Legal ( Legal Limitations). Batasan angkat ini dapat
membantu untuk mengurangi rasa nyeri, ngilu pada tulang belakang bagi para
wanita (back injuries inciedence to woman). Batasan angkat ini akan
mengurangi ketidak nyamanan kerja pada tulang belakang, terutama bagi
operator yang bekerja berat. Rekomendasi yang dibuat oleh komisi
keselamatan dan kesehatan (The Health and Safety Commissions) di Inggris
pada tahun 1982 :
Batasan Biomekanika (Biomechanical Limitations)
Batasan Fisiologi (Physiological Limitations)
Batasan Psiko-fisik (Psyho-physical Limitations
Sangat perlunya batas angkat bagi pelaksana di industri , maka Organisasi
kesehatan menetapkan tabel tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan
batas angkat
BATASAN ANGKAT
TINDAKAN
(Kg)
Tidak ada tindakan khusus yang perlu
Dibawah 16
diabaikan
Prosedur administratif dibutuhkan untuk
mengidentifikasi ketidakmampuan
seseorang dalam mengangkat beban
16 34
tanpa menanggung resiko yang
berbahaya kecuali dengan perantara
alat bantu tertentu
Operator terpilih dan terlatih,
menggunakan sistem pemindahan
34 55
material secara terlatih. Harus
dipengawasan supervisio.
Harus memakai peralatan teknis,
operator yang terlatih dan terpilih pernah
Diatas 55
mengikuti pelatihan kesehatan dan
keselamatan kerja dalam industri, dan
harus dibawah pengawasan ketat
(Sumber data : Komisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Inggris, 1982, Eko
Nurmianto, Konsep Dasar dan Aplikasinya, 1996, hal 153)

Pentingnya pengawasan pada para pelaknasa untuk menghidari suatu resiko


yang akan mengakibatkan kerugian semua pihak , dan didasarkan pada
pengalaman lapangan, maka departemen buruh negara bagian victoria
(Australia), pada tahun 1998, mengeluarkan peraturandalam lembar kerja
untuk metodologi pemindahan material. lembaran kerj ini sangat bermanfaat
untuk meningkatkan K3 pada pemindahn material secara manual. Adapun
regulasi berupa :1. Identifikasi Resiko.2.Metodologi evaluasi resiko, dan
3.Pengendalian Resiko.
Adapun pada bagian evaluasi resiko berisikan beberapa petunjuk, yaitu :
1. Aktivitas kerja dengan posisi duduk, tidak direkomendasi untuk
mengangkat atau membawa suatu objek yang lebih dari 4,5 Kg.
2. Jika obyek yang diangkat lebih dari batas 16 s.d 29 Kg maka diharuskan
lebih berhati-hati dalam evaluasi resikonya selain itu juga dibutuhkan
sistem pengendalian dan pengukuran yang sesuai.
3. Pekerja yang sudah lanjut tidak boleh membawa atau mengangkat,
menurunkan beban yang lebih dari 50 kg, tanpa bantuan peralatan
apapun. Hal ini dapat dipermudah dengan cara membuat satu tim kerja
(work team) atau dengan cara mengadakan (training) untuk penerapan
metodologi cara angkut yang benar
4. Resiko beratnya beban yang dipindahkan jika dihubungkan dengan faktor
resiko pada saat jongkok. Jarak harisontal antara beban dan operator
serta frekuensi angkat (jumlah aktifitas angkat). Hal-hal diatas dapat
dievaluasi dengan menggunakan prosedur perhitungan yang telah
dikodekan.
Pekerjaan mengangkat dan mengangkut jika dilakukan dengan salah
dapat menyebabkan resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja semakin tinggi. Bagian tubuh yang paling paling beresiko terkena dampak
dari cara mengangkat dan mengangkut yang benar yaitu tulang belakang. Hal
ini tentu sangat berbahaya karena pada tulang belakang terdapat susunan
syaraf yang menghubungkan syaraf sensorik dan motorik dengan pengatur
syaraf pusat atau otak. Disamping itu juga terdapat resiko lain yang dapat
terjadi jika proses mengangkat dan mengangkut dilakukan dengan salah.
Adapun contoh kerusakan tulang belakang akibat teknik mengangkat dan
mengangkut beban yang terlalu berat antara lain :
1. Over Exertion Lifting and Carrying yaitu kerusakan jaringan, tubuh yang
diakibatkan oleh beban angkut yang berlebihan.
2. HNP (Hernia Nucleus Pulposus) yaitu robeknya bagian dalam dari lempeng
menonjol keluar serta mungkin menekan saraf-saraf disekitarnya akibat
beban angkut berlebih dan pembebanan tiba-tiba.
3. Back Injury yaitu timbulnya nyeri pada punggung, biasanya sikap kerja atau
mengangkat yang tidak benar dipengaruhi oleh arah beban yang diangkat.

KESIMPULAN DAN SARAN


Ergonomi ditempat kerja diterapkan bertujuan supaya karyawan /
tehnisi / Widyiswara/Dosen/guru pada saat melaksanakan suatu aktifitas

dalam bengkel / workshop/laboratorium selalu dalam kondisi prima, nyaman,


selamat sehat dan produktifitas tinggi dengan kesejahteraan dan keamanan
terpenuhi. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan
dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini
Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap
kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan
pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun
lintas sektor terkait dalam pembinaannya. Ergonomi secara tehnis merupakan
bagian dari hygiene kesehatan dan keselamatan kerja, namun sampai saat ini
pengembangannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan
masyarakat untuk menerima ergonomi dan penerapannya
Perlu adanya pendekatan dalam sosialisasi kedisiplinan, pembiasaan
dan pengawasan dalam segala aspek pekerjaan yang berkaitan dengan posisi,
tatacara dan contoh yang aplikatif diarahkan pada upaya memperbaiki
performansi kerja manusia seperti menambah ketepatan dan produktifitas
kerja, ketepatan (akurat), keselamatan kerja disamping untuk mengurangi
beban kerja yang berlebihan dan datangnya kelelahan yang terlalu cepat. Oleh
karena itu pembiasaan guna membentuk kedisiplinan dalam melatih posisi
dalam Ergonomi diharapkan mampu memperbaiki sarana pemberdayaan
manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan
manusia (human errors). Manusia adalah manusia, bukannya mesin atau
diperlakukan sebagai robot. Permesinan/Robot tidak seharusnya mengatur
manusia, untuk itu manusia (operator/tehnisi) harus diposisikan sebagai
pelaksana secara manusiawi

Anda mungkin juga menyukai