Disusun Oleh:
B. TUJUAN
1. Mengetahui dan mengevaluasi aktivitas pengangkatan beban sesuai dengan
metode Indikator Kunci-LMM (Leitmerk Mal Methode).
2. Menganalisis hasil perhitungan aktivitas dengan menggunakan metode
Indikator Kunci-LMM (Leitmerk Mal Methode).
3. Mampu memberikan rekomendasi perbaikan postur kerja agar terhindar dari
cedera.
C. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sikap tubuh yang dipaksakan, repetisi gerakan yang berlebihan, dan
aktivitas fisik yang berat seperti mengangkat beban, menurunkan, mendorong,
menarik, melempar, memindahkan atau memutar beban dengan menggunakan
tangan atau bagian tubuh lainnya dalam pekerjaan manual handling menyebabkan
low back pain, 50% diantaranya diakibatkan oleh aktivitas mengangkat beban,
9% karena mendorong dan menarik beban, 6% karena menahan, melempar,
memutar, dan membawa beban (Nurwahyuni, 2012).
Di Indonesia banyak dijumpai industri-industri yang masih menggunakan
tenaga manusia dalam pemindahan material, aktivitas pemindahan bahan secara
manual (Material Manual Handling) masih sangat diperlukan karena memilki
kelebihan dibandingkan dengan menggunakan alat yaitu bahwa pemindahan
material secara manual bisa dilakukan dalam ruang terbatas dan dimana dalam
melakukan aktivitas pekerja sangat mengandalkan fisik manusia untuk
mengangkat barang, tetapi pemindahan bahan secara manual (MMH) apabila
tidak dilakukan secara ergonomis akan menimbulkan kecelakaan dalam industri,
yang disebut juga ” Over Exertion-Lifting and Carying”, yaitu kerusakan jaringan
tubuh yang disebabkan oleh beban angkat yang berlebihan.
Berat ringannya beban kerja dapat dinilai baik secara objektif maupun
subjektif. Penilaian secara objektif yaitu melalui perubahan reaksi fisiologis
sedangkan penilaian subjektif melalui perubahan reaksi psikologis dan perubahan
perilaku. Pekerjaan manual handling juga dapat menyebabkan stres pada kondisi
fisik pekerja yang dapat mengakibatkan terjadinya cedera karena aplikasi
pekerjaan yang tidak benar atau pengerahan tenaga untuk periode yang lama
(Simanjuntak, 2011).
Meskipun telah banyak mesin yang digunakan pada berbagai industri
untuk mengerjakan tugas pemindahan, namun jarang terjadi otomasi sempurna di
dalam industri. Disamping pula adanya pertimbangan ekonomis seperti tingginya
harga mesin otomasi atau situasi praktis yang hanya memerlukan peralatan
sederhana. Sebagai konsekuensinya adalah melakukan kegiatan manual di
berbagai tempat kerja. Bentuk kegiatan manual yang dominan dalam industri
adalah manual handling.
2. Tinjauan Teori
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktifitas pekerjaan
sehari hari. Adanya massa otot yang beratnya hampir lebih dari separuh beban
tubuh, memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan dan melakukan pekerjaan,
disatu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi,
sehingga mencapai kehidupan yang produktif sebagai tujuan hidup. Dipihak lain
bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain
bahwa setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban
tersebut dapat berupa beban fisik maupun beban mental.
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang harus sesuai atau seimbang baik dala kemampuan fisik, kognitif,
maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Kemampuan kerja
seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang lainnya dan sangat
tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani, usia dan ukuran tubuh
dari pekerja itu sendiri.
Manual handling didefinisikan sebagai suatu pekerjaan yang berkaitan
dengan mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik, menahan, membawa,
atau memindahkan beban dengan satu tangan atau kedua tangan atau dengan
pengerahan seluruh badan. Sering pula pekerjaan manual handling dilakukan
dengan menggunakan alat bantu mekanik, seperti troli, forklift, crane, hoist,
conveyor,dll. Dan selama tenaga manusia masih diperlukan untuk mengangkat,
menurunkan, mendorong, menarik, menahan, membawa, atau memindahkan
beban maka hal tersebut masih dalam rentang definisi manual handling (Tarwaka,
2015).
Selama dilakukan pekerjaan manual handling untuk objek kerja yang berat
(seperti, mengangkat, menahan, memindahkan, dan menurunkan objek), maka
akan dapat menyebabkan risiko cedera atau menyebabkan gangguan sistem
musculoskeletal, khususnya pada pinggang. Untuk menilai risiko seperti tersebut
diatas, di jerman telah dikembangkan dan diimplementasikan metode indikator
kunci LMM (Leitmerk Mal Methode). Metode indikator kunci LMM digunakan
didalam penilaian risiko selama dilakukan pekerjaan manual handling untuk
objek kerja yang berat dengan memperhitungkan empat (4) faktor atau parameter
stress fisik yang terjadi selama pekerjaan manual handling, yaitu : waktu (time),
beban (load), sikap tubuh (posture), dan kondisi selama kerja (Condition of
performing work) (Tarwaka, 2015).
D. PROSEDUR KERJA
1. Penilaian risiko manual handling terhadap pekerja.
2. Metode penilaian risiko manual handling menggunakan metode Kunci
LMM (Leitmerk Mal Methode) Jerman. 4 faktor Metode indikator Kunci LMM :
Rating Indikator
a. Waktu (time): T
Tidak dapat diterapkan apabila membawa/mengangkut beban > 30 Kg dengan jarak > 25
m untuk sekali angkut
<10 1 <5 1
10 - < 20 2 5 - < 10 2
20 - < 30 4 10 - < 15 4
30 - < 40 7 15 - < 25 7
>40 25
Tidak dapat diterapkan untuk situasi dimana maksimum massa objek yang
dikerjakan atau pengeluaran energy maksimum selama kerja dilampaui. Sebagai
contoh untuk wanita, massa objek yang dibawa tidak boleh melebihi 10 kg selama
bekerja tetap atau terus menerus.
O = T x (M + P + W)
E. HASIL PRAKTIKUM
Penilaian risiko manual handling dalam kegiatan rumah tangga
Jenis Kegiatan: Mengangkat Galon
Penilaian menggunakan metode LMM dengan hasil:
a. Waktu (time): Mendapatkan nilai 2 karena kegiatan yang dilakukan saat
mencuci piring dilakukan kurang dari 40 detik saat mengangkat galon ke
dispenser.
b. Beban atau massa (load/mass): Mendapatkan nilai 2 karena beban yang
kerjakan tidak lebih dari 20 kg.
c. Sikap tubuh (body posture): Mendapatkan nilai 2 karena sikap tubuh saat
melakukan kegiatan adalah posisi membungkuk
d. Kondisi selama kerja (condition of performing work): Mendapatkan nilai 0
karena kondisi ergonomik yang baik, seperti tersedia cukup ruang untuk
bekerja, tidak ada benda/material yang menghalangi proses kerja,
pencahayaan bagus, kondisi lantai bagus
Perhitungan:
O = T x (M + P + W)
O = 2 x (2 + 3 + 0)
O = 10
F. PEMBAHASAN
Dari hasil diatas diketahui nilai risiko beban kerja adalah 10, dari nilai tersebut dapat
dimasukkan dalam tingkat risiko 2, dalam Situasi beban kerja meningkat.
Pembebanan fisik kemungkinan terjadi untuk pekerja rumah tangga seperti
mengangkat galon, dan masih belum diperlukan adanya perbaikan, namun
diperlukan adanya pengaturan kembali tempat kerja untuk menghindari posisi kerja
yang kurang baik.
G. KESIMPULAN
Kegiatan rumah tangga seperti mengangkat galon dengan posisi kerja membungkuk
mendapatkan nilai skor total risiko 10 dan masuk dalam tingkat risiko 2, hasil ini
banyak dipengaruhi oleh sikap tubuh yang mendapatkan skor 4 karena posisi kerja
jongkok. Sehingga untuk mengurangi risiko dapat dilakukan dengan merubah posisi
kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Nurwahyuni, Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bagian
Bawah Pekerja Bongkar Muat Barang Pelabuhan Nusantara Kota Pare-Pare Tahun
2012. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin Makassar.
Simanjuntak RA. 2011. Penilaian Risiko Manual Handling dengan Metode Indikator Kunci
dan Penentuan Klasifikasi Beban Kerja dengan Penentuan Cardiovasculair Load.
Tarwaka, Solichul H.B, Lilik S. 2015. Ergonomi Industri revisi ke-II. Harapan Press Solo.
Surakarta