Anda di halaman 1dari 11

Manual Material Handling (MMH)

1. Material Handling
Masalah utama dalam produksi ditinjau dari segi kegiatan/proses produksi adalah
bergeraknya material dari satu tingkat ke tingkat proses produksi berikutnya. Hal ini terlihat
sejak material diterima di tempat penerimaan, kemudian dipindahkan ke tempat pemeriksaan
dan selanjutnya disimpan di gudang. Pada bagian proses produksi juga terjadi perpindahan
material yang diawali dengan mengambil material dari gudang, kemudian diproses pada
proses pertama dan berpindah pada proses berikutnya sampai akhirnya dipindah ke gudang
barang jadi. Untuk memungkinkan proses produksi dapat berjalan dibutuhkan adanya
kegiatan pemindahan material yang disebut dengan Material Handling. Aktivitas material
handling di industri biasanya dilakukan dengan menggunakan alat/mesin atau menggunakan
tenaga manusia.

2. Peralatan Material Handling


Tulang punggung sistem material handling adalah peralatan material handling. Sebagian
besar peralatan yang ada mempunyai karakteristik dan harga yang berbeda. Semua
peralatan material handling diklasifikasikan ke dalam tiga tipe utama yaitu: Conveyor (ban
berjalan), Crane (derek), dan trucks (alat angkut/kereta).
a. Conveyor
Conveyor digunakan untuk memindahkan material secara kontinyu dengan jalur yang tetap.
Keuntungan Conveyor :
1. Kapasitas tinggi sehingga memungkinkan untuk memindahkan material dalam jumlah
besar.
2. Kecepatan dapat disesuaikan.
3. Penanganan dapat digabungkan dengan aktivitas lainnya seperti proses dan inspeksi.
4. Serba guna dan dapat ditaruh di atas lantai maupun di atas operator.
5. Bahan dapat disimpan sementara antar stasiun kerja.
6. Pengiriman/pengangkutan bahan secara otomatis dan tidak memerlukan bantuan
beberapa operator.
7. Tidak memerlukan gang.
Kerugian Conveyor :
1. Mengikuti jalur yang tetap sehingga pengangkutan terbatas pada area tersebut.
2. Kerusakan pada salah satu bagian conveyor akan menghentikan aliran proses.
3. Conveyor ada pada tempat yang tetap, sehingga akan mengganggu gerakan peralatan
bermesin lainnya.
Pada lingkungan industri, terdapat beberapa tipe conveyor yang biasa dipergunakan, antara
lain belt conveyor, roller conveyor, screw conveyor, chain conveyor, dan sebagainya. Gambar
berikut ini merupakan contoh conveyor.
b. Cranes dan Hoists
Cranes (derek) dan Hoists (kerekan) adalah peralatan di atas yang digunakan untuk
memindahkan beban secara terputus-putus dengan area terbatas.
Keuntungan :
1. Dimungkinkan untuk mengangkat dan memindahkan benda.
2. Keterkaitan dengan lantai kerja/produksi sangat kecil.
3. Lantai kerja yang berguna untuk kerja dapat dihemat dengan memasang
peralatan handling berupa cranes.
Kerugian Cranes dan Hoists :
1. Membutuhkan investasi yang besar.
2. Pelayanan terbatas pada area yang ada.
3. Crane hanya bergerak pada arah garis lurus dan tidak dapat dibuat berputar/belok.
4. Pemakaian tidak dapat maksimal sesuai yang diinginkan karena crane hanya digunakan
untuk periode waktu yang pendek setiap hari kerja.
Tipe cranes dan hoists juga banyak macamnya. Tipe cranes terdiri dari: jib crane, bridge
crane, gantry crane, tower crane, stacker crane, dan sebagainya.
Berikut ini gambar dari crane.

Beberapa contoh hoists ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

c. Trucks
Trucks yang digerakkan tangan atau mesin dapat memindahkan material dengan berbagai
macam jalur yang ada. Termasuk dalam kelompok truck antara lain, forklift trucks, fork
trucks, trailer trains, automated guided vehicles (AGV), dan sebagainya.
Keuntungan :
1. Perpindahan tidak menggunakan jalur yang tetap, oleh sebab itu dapat digunakan di
mana-mana selama ruangan dapat untuk dimasuki trucks.
2. Mampu untuk loading, unloading dan mengangkat kecuali memindahkan material.
3. Karena gerakannya tidak terbatas, memungkinkan untuk melayani tempat yang berbeda.
Kerugian :
1. Tidak mampu menangani beban yang berat.
2. Mempunyai kapasitas yang terbatas setiap pengangkutan.
3. Memerlukan gang
4. Sebagian besar trucks harus dijalankan oleh operator
5. Trucks tidak bisa melakukan tugas ganda.
Beberapa macam jenis truck industri ada pada gambar dibawah ini :

Hand Truck

Forklift Truck

Automated Guided Vehicles (AGV)

3. Pemindahan Bahan Secara Manual


Pengertian pemindahan beban secara manual, menurut American Material
Handling Society bahwa material handling dinyatakan sebagai senidan ilmu yang
meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), Pengepakan
(packaging), penyimpanan (storing)
dan pengawasan(controlling) dari material dengan segala
bentuknya.(Wignjosoebroto, 1996).
Selama ini pengertian MMH hanya sebatas pada kegiatan lifting dan lowering yang melihat
aspek kekuatan vertikal. Padahal kegiatan MMH tidak terbatas pada kegiatan tersebut diatas,
masih ada kegiatan pushing dan pulling di dalam kegiatan MMH. Kegiatan MMH yang
sering dilakukan oleh pekerja di dalam industri antara lain :
Kegiatan pengangkatan benda (LiftingTask)
Kegiatan pengantaran benda (Caryying Task)
Kegiatan mendorong benda (Pushing Task)
Kegiatan menarik benda (Pulling Task)
Pemilihan manusia sebagai tenaga kerja dalam melakukan kegiatan penanganan material
bukanlah tanpa sebab. Penanganan material secara manual memiliki beberapa keuntungan
sebagai berikut :
· Fleksibel dalam gerakan sehingga memberikan kemudahan pemindahan beban pada
ruang terbatas dan pekerjaan yang tidak beraturan.
· Untuk beban ringan akan lebih murah bila dibandingkan menggunakan mesin.
· Tidak semua material dapat dipindahkan dengan alat.
Pemindahan bahan secara manual jika tidak dilakukan secara ergonomis akan menimbul
kan kecelakaan kerja, yaitu kerusakan jaringantubuh yang diakibatkan oleh beban angkat
yang berlebihan. Data mengenai insiden tersebut telah mencapai nilai rata-
rata 18% dariseluruh kecelakaan selama tahun 1982-
1985 menurut data statistik tentangkompensasi para pekerja di Negara bagian New South
Wales Australia. Dari data
kecelakaan ini 93% diantaranya diakibatkan oleh strain (rasa nyeri) yang berlebihan, seda
ngkan 5% lainnya pada hernia. Dari data tentang strain 61%diantaranya berada pada bagian
punggung.
Rasa nyeri yang kronis ini membutuhkan penyembuhan yang cukup lama.
Disamping itu, biaya yang
dikeluarkan merupakan bagian dominan dari keseluruhan biaya kecelakaan.
Faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya nyeri punggung (back
i nj ur y) adalah arah beban
yang akan diangkat dan frekuensi aktivitaspemindahan. Usaha untuk mengurangi hal ters
ebut adalah dengan cara mengadakan pelatihan, pendidikan dan penyuluhan tentang pengar
uhnegatifnya serta perhatian khusus
pada perancangan produk yang nantinyaakan dikonsumsi masyarakat.
Masyarakat harus sadar bahwa pada usia menengah (diatas 40 tahun)merupakan usia yang
berpeluang besar untuk mendapatkan resiko ini. Beberapa parameter
yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
· Beban yang harus diangkat.
· Perbandingan antara berat bahan dan operator.
· Jarak horisontal dari beban terhadap operator.
· Ukuran beban yang diangkat ( beban yang berdimensi besar akanmempunyai jarak pu
sat gravitasi yang lebih jauh dari tubuh dan dapat mengganggu jarak pandangan ).
a. Manual Material Handling Menurut OSHA
Akivitas manual material handling merupakan sebuah aktivitas memindahkan beban oleh
tubuh secara manual dalam rentang waktu tertentu. Berbeda dengan pendapat di atas
menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA) mengklasifikasikan
kegiatan manual material handling menjadi lima yaitu :
1. Mengangkat/Menurunkan (Lifting/Lowering)
Mengangkat adalah kegiatan memindahkan barang ke tempat yang lebih tinggi yang masih
dapat dijangkau oleh tangan. Kegiatan lainnya adalah menurunkan barang.

2. Mendorong/Menarik (Push/Pull)
Kegiatan mendorong adalah kegiatan menekan berlawanan arah tubuh dengan usaha yang
bertujuan untuk memindahkan obyek. Kegiatan menarik kebalikan dengan itu.

3. Memutar (Twisting)
Kegiatan memutar merupakan kegiatan MMH yang merupakan gerakan memutar tubuh
bagian atas ke satu atau dua sisi, sementara tubuh bagian bawah berada dalam posisi tetap.
Kegiatan memutar ini dapat dilakukan dalam keadaan tubuh yang diam.

4. Membawa (Carrying)
Kegiatan membawa merupakan kegiatan memegang atau mengambil barang dan
memindahkannya. Berat benda menjadi berat total pekerja.

5. Menahan (Holding)
Memegang obyek saat tubuh berada dalam posisi diam (statis)

4. Faktor Resiko
Beberapa factor yang berpengaruh dalam pemindahan material adalah sebagai berikut :
· Berat bahan yang harus diangkat dan perbandingannya terhadap beratbadan operator.
· Jarak horisontal dari beban relatif terhadap operator.
· Ukuran beban yang harus diangkat (ukuran beban yang besar) akanmemiliki pusat m
assa yang letaknya jauh dari badan operator dan jugaakan menghalangi pandangan operator.
· Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban (mengangkat beban
dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit daripadamengangkat beban dari ketinggian pa
da permukaan pinggang).
· Beban puntir pada badan operator selama aktivitas angkat beban.
· Prediksi terhadap berat bahan yang diangkat. Hal ini adalah untukmengantisipasi beba
n yang lebih berat dari yang diperkirakan.
· Stabilitas beban yang akan diangkat.
· Kemudahan untuk dijangkau oleh operator.
· Berbagai macam rintangan yang menghalangi atau keterbatasan posturtubuh yang be
rada pada suatu tempat kerja.
· Frekuensi aktivitas angkat.
· Metode angkat yang benar (tidak boleh mengangkat beban secara tiba-tiba).
· Tidak terkoordinasi kelompok kerja.
· Pengangkatan suatu beban dalam suatu periode.

5. Beberapa Pendekatan untuk Mengurangi Resiko


Kebutuhan untuk mengangkat secara manual harus benar-benar ditelitisecara
ergonomis. Penelitian ini akan menghasilkan adanya standarisasi dalamaktivitas angkat man
usia.
Standar kemampuan angkat tersebut tidak hanya meliputi arah beban,tetapi juga berisi ketin
ggian dan jarak operator terhadap beban dan metodeangkat terbaik harus diimplementasi
kan.

6. Penyelesaian untuk Pemindahan Material Secara Teknis


Beberapa penyelesaian secara teknis untuk pemindahan material secara manual adalah seb
agai berikut :
· Letakkan benda kerja yang besar pada permukaan yang lebih tinggi dan turunkan d
engan bantuan gaya gravitasi.
· Berikan peralatan yang dapat mengangkat.
· Desainlah kotak tempat benda kerja yang disertai hendel yang ergonomissehingga mu
dah pada waktu mengangkat.
· Aturlah peletakan fasilitas sehingga semakin memudahkan metodologiangkat benda pa
da ketinggian permukaan pinggang.
· Bebaskan area kerja dari gerakan dan peletakan material yang mengganggujalur dari o
perator.
· Hindarkan lantai kerja dari sesuatu yang dapat membuat licin sehingga
mambahayakan operator pada saat perjalanan memindahkan material.
· Buatlah suatu ruang kerja yang cukup gerakan dinamis bebas operator.
· Tempatkan semua material sedekat mungkin operator.

7. Batasan Beban Yang Boleh Diangkat


Pendekatan terhadap batasan dari massa beban yang akan diangkut meliputi :
A. Batasan Angkat Secara Legal (Legal Limitations)
Dalam rangka menciptakan suasana kerja yang aman dan sehat maka perlu adanya suatu
batasan angkat untuk operator. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa batasan angkat
secara legal dari berbagai Negara bagian benua Australia yang digunakan untuk pabrik dan
system bisnis manufaktur lainnya. Batasan angkat ini dipakai sebagai batasan angkat secara
internasional. Adapun variabelnya adalah sebagai berikut :
· Pria dibawah usia 16th, maksimum angkat adalah 14 kg
· Pria usia diantara 16th dan 18th, maksimum angkat 18 kg
· Pria usia lebih dari 18th, tidak ada batasan angkat
· Wanita usia diantara 16th dan 18th, maksimum angkat 11 kg
· Wanita usia lebih dari 18th, maksimum angkat adalah 16 kg
Batasan angkat ini dapat membantu untuk mengurangi rasa nyeri, ngilu pada tulang belakang
bagi para wanita (back injuries incidence to women). Batasan angkat ini akan mengurangi
ketidaknyamanan kerja pada tulang belakang, terutama bagi operator untuk pekerjaan berat.
Batasan angkat di Indonesia ditetapkan melalui Peraturan MenteriTenaga Kerja Transmigra
si dan Koperasi No. PER.01/Men/1978 tentangKesehatan dan Keselamatan Kerja dalam b
idang Penebangan danPengangkutan Kayu. Beban angkat ditetapkan dengan dasar perhi
tungan 5/7 kg berat badan., contohnya seorang lelaki dengan berat badan 70 kg bera
rti beban yang dapat diangkat sebesar 50 kg.Batasan tersebut dapat dilihat pada table berik
ut:

Aktivitasmengangkat Dewasa Tenaga kerja muda

Laki – laki Wanita Laki – laki Wanita

( kg ) ( kg ) ( kg ) ( kg )

Sekali - kali 40 10 15 10– 12

Terus menerus 15 –18 10 10 – 15 6–9

Sumber : (Suma’ mur P. K, 1998:28).

B. Batasan Angkat Secara Biomekanika


Batasan angkat biomekanika adalah analisa biomekanika tentangrentang postur atau posisi
aktivitas kerja, ukuran badan dan ukuran manusia. Kriteria keselamatan
adalah berdasarkan beban tekan(compression load) pada intervertebral disc antara lumbar no
mor lima dansacrum nomor satu (L5/S1). National Institute of Occupational Safetyand Hea
lth (NIOSH) Amerika Serikat merekomendasikan batasan angkatsebagai berikut :
1. Batasan gaya angkat maksimum yang diijinkan (the maximumpermissible limit) adala
h berdasarkan gaya tekan sebesar 6500 Newtonpada L5/S1.
2. Batasan gaya angkat normal (the action limit) adalah berdasarkan gayatekan
sebesar 3500 Newton pada L5/S1.
Batasan gaya angkat normal ditentukan melalui rumus :
AL(kg) = 40 (15/H) (1-0,004/V-75/) (0,7+7,5/D) (1-F/Fmax)
Dimana :
H = Posisi horizontal (cm), arah titik tengah antara mata kaki padatempat
V = Posisi vertikal (cm) pada tempat asal sebelum beban diangkat
D = Jarak angkat vertikal (cm) antara tempat asal dan tujuan dariaktivitas angkat terseb
ut.
Fmax = Frekuensi maksimum yang dapat dilaksanakan
Tabel.
Batasan Gaya Angkat Normal
Posisi tubuh
Periodeangkatan Berdiri Membungkuk

V > 75 V < 75
1 jam 18 15

8 jam 15 12

Sumber : (Eko nurmianto, 1998:167).

C. Batasan Angkat Secara Fisiologis


Batasan angkatan secara fisiologis ditetapkan denganmempertimbangkan rata-
rata beban metabolisme dan aktivitas angkatberulang (repetitive lifting)
atau dapat juga ditentukan dari jumlahkonsumsi oksigen. Metode lain adalah
dengan cara pengukuran langsungpada tekanan yang ada di adalam perut (intra abdominal
pressure) selama aktivitas angkat dan menghasilkan batasan gaya angkatterhadap beba
n kerja manual.

D. Batasan Angkat Secara Psiko – Fisik


Metode ini berdasarkan pada sejumlah eksperimen yang
berupaya mendapatkan berat pada berbagai keadaan dan ketinggian beban yangberbeda-
beda. Ada tiga kategori posisi angkat yang ditemukan yaitu :
1. Dari permukaan lantai ke ketinggian genggaman (knuckle height)
2. Dari ketinggian genggaman tangan (knuckle height) ke ketinggian bahu
(shoulder height)
3. Dari ketinggian bahu (shoulder height) ke maksium jangkauan tangan vertikal
(vertical arm reach)
Batasan berat beban yang dapat diangkat berdasarkan kategori di atas
dapat dilihat pada tabel – tabel berikut ini :

Tabel.
Berat beban yang dapat ditolelir untuk aktivitas angkat yang sering

Frekuensi angkat Berat yang boleh diangkat (kg)


Satu kali dalam 30 menit 95
Satu kali dalam 25 menit 85
Satu kali dalam 15 – 20 menit Satu 66
kali dalam 10 – 15 menit 50
Satu kali dalam 5 menit 33
Sumber : (Eko Nurmianto,1998 :179).

Tabel.
Batasan berat beban dengan metode berat beban yang dapat ditolerir untuk diangkat
Jenis Jarak antara Berat yang Jarakantara Jarakantara Jarak
kelamin pusatgravitasi diijinkantinggilantai genggaman antar tinggi
beban dan sampai tangan sampai bahu sampai
pekerja tinggi bahu (cm) jangkauan
genggaman tangan
tangan (cm)
Pria 380 Optimum 23 19 18
Maksimum 29 24 23
250 Optimum 26 19 18
Maksimum 34 24 23
180 Optimum 79 20 19
Maksimum 37 26 24
Wanita 380 Optimum 17 13 12
Maksimum 20 15 14
250 Optimum 20 13 12
Maksimum 24 15 14
180 Optimum 22 14 13
Maksimum 26 17 15
Sumber : (Eko Nurmianto,1998:149)

Pekerja yang boleh mengangkat beban maksimum adalahbeban pekerja yang sehat berusia
18 – 60 tahun. Diharapkan bebanyang diangkat pada batas ini
dilaksanakan dibawah pengawasansupervisor yang bertangging jawab menangani masalah
pemilihan pekerja yang mempunyai kondisi fisik, kebugara dan pengalamanyang cu
kup. Pekerja yang berusia pada atau lebih dari 60 tahun tidakdiharapkan untuk mengangka
t beban optimum. Data-data yang ada pada tabel
diatas dikurangi 25 % untuk pekerja yang berusia dibawah 16tahun.

8. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi MMH


Semua aktivitas manual handling melibatkan faktor-faktor sebagai berikut :
Karakteristik Pekerja
Karakteristik pekerja masing-masing berbeda dan mempengaruhi jenis dan jumlah pekerjaan
yang dapat dilakukan. Karakteristik pekerja terdiri dari :
a. Fisik, yang meliputi ukuran pekerja secara umum seperti usia, jenis kelamin,
antropometri, dan postur tubuh.
b. Kemampuan sensorik, ukuran kemampuan sensorik pekerja yang meliputi penglihatan,
pendengaran, kinestetik, sistem keseimbangan dan proprioceptive.
c. Motorik, ukuran kemampuan motorik/gerak pekerja yang meliputi kekuatan, ketahanan,
jangkauan, dan karakter kinematis.
d. Psikomotorik, mengukur kemampuan pekerja menghadapi proses mental dan gerak
seperti memproses informasi, waktu respon, dan koordinasi
e. Personal, ukuran nilai dan kepuasan pekerja dengan melihat tingkah laku, penerimaan
resiko, persepsi kebutuhan ekonomi, dll
f. Training/pelatihan, ukuran kemampuan pendidikan pekerja dalam training formal atau
keterampilan dalam menangani instruksi MMH.
g. Status kesehatan
h. Aktivitas dalam waktu luang
Karakteritik Material
Karakteristikmaterial atau bahan, meliputi :
a. Beban, ukuran berat benda, usaha yang dibutuhkan untuk mengangkat, maupun momen
inersia benda.
b. Dimensi, atau ukuran benda seperti lebar, panjang, tebal, dan bentuk benda baik itu
kotak, silinder, dll.
c. Distribusi beban, ukuran letak unit CG dengan reaksi pekerja untuk membawa dengan
satu atau dua tangan.
d. Kopling, cara membawa benda oleh pekerja berkaitan dengan tekstur, permukaan, atau
letak.
e. Stabilitas beban, ukuran konsistensi lokasi CM
Karakteristik Tugas/Pekerjaan
Karakeristik tugas ini meliputi kondisi pekerjaan manual material handling yang akan
dilakukan. Terdiri dari :
a. Geometri tempat kerja, termasuk didalamnya jarak pergerakan, langkah yang harus
ditempuh, dll.
b. Frekuensi, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan termasuk frekuensi
pekerjaan yang dilakukan.
c. Kompleksitas pekerjaan, termasuk didalamnya ketepatan penempatan, tujuan aktivitas
maupun komponen pendukungnya.
d. Lingkungan kerja, seperti suhu, pencahayaan, kebisingan, getaran, bau bauan, juga daya
tarik kaki.
Sikap Kerja
Penanganan manual material handling juga melibatkan metode kerja atau sikap dalam
menyelesaikan pekerjaan/tugas. Pengamatan meliputi pada :
a. Individu, merupakan ukuran metode operasional, seperti kecepatan, ketepatan,
cara/postur saat memindahkan.
b. Organisasi, berkaitan dengan organisasi kerja seperti luas bangunan pabrik, keberadaan
tenaga medis, maupun utilitas kerjasama tim.
c. Administrasi, seperti sistem insentif untuk keselamatan kerja, kompensasi, rotasi kerja
maupun pengendalian dan pelatihan keselamatan.
Aktivitas manual material handling banyak digunakan karena memiliki fleksibilitas yang
tinggi, murah dan mudah diaplikasikan. Akan tetapi berdasar data diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa aktivitas manual material handling juga diikuti dengan resiko apabila
diterapkan pada kondisi lingkungan kerja yang kurang memadai, alat yang kurang
mendukung, dan sikap kerja yang salah. Penelitian yang dilakukan NIOSH (NIOSH, 1981)
memperlihatkan sebuah statistik yang menyatakan bahwa dua -pertiga dari kecelakaan akibat
tekanan berlebihan, berkaitan dengan aktivitas menaikkan barang (lifting loads activity).

9. Jarak Angkat
Penelitian yang dilakukan oleh Gracovetsjy untuk aktifitas
angkat material, mengemukakan bahwa 65% kasus diakibatkan oleh kerusakan
akibatbeban torsi (Torsional Damage) pada sambungan apophyeseal (sambunganyang
berada diantara vertebral), ligamen dan annulus fibrusus (lapisan pembungkus disk).
Kerusakan tersebut lambat untuk disembuhkan. Dia juga menemukan bahwa lamanya
pembebanan terhadap segmen tulang, merupakan factor yang dapat mempertinggi derajat
kerusakan (EkoNurmianto,2003:164).
Batasan gaya angkat maksimum yang dijinkan (the MaximumPermissible Limit) yang direk
omendasikan oleh NIOSH (1981) adalahberdasarkan gaya tekan
6500 Newton pada L5/S1 (Lumbar nomor 5/Sakrumnomor 1). Namun hanya 25%
pria dan 1% wanita yang diperkirakan mampumelewati batasan gaya angkat ini.
Batasan gaya angkat normal (the Action Limit) diberikan oleh NIOSH
(1981) dan berdasar gaya tekan 3500 Newtonpada L5/SI (Lumbar 5/Sakrum 1). Ada 99%
pria dan 75% wanita yang mampu mengangkat beban diatas ini (Eko Nurmianto, 2003:165).

Anda mungkin juga menyukai