Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum

Peralatan Industri Pertanian

Hari, tanggal : Senin, 9 Maret 2015


Dosen: Dr. Ir. Ade Iskandar, M.Si
Asisten:

1
.
2
.
3
.

Fadila
Nur Kholiq
Aji Wibowo

(F34110025
)
(F34110105
)
(F34110111
)

ALAT PENANGANAN BAHAN

Oleh:
Muhammad Kasasi (G74110045)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
Latar Belakang
Pemindahan barang adalah bagian dari sistem industri yang memberi
pengaruh tentang hubungan dan kondisi fisik dari bahan atau material produk
terhadap proses produksi tanpa adanya perubahan-perubahan akan kondisi atau
bentuk material produk itu sendiri. Prinsip didalam menetapkan sistem

pemindahan bahan yang optimal adalah konsep the best handling is no handling
at all. Dalam istilah teknologi industri pertanian biasa disebut alat penanganan
bahan. Alat penanganan bahan merupakan suatu alat sebagai alat penunjang yang
hanya digunakan untuk membantu dan melayani mesin. Alat penanganan bahan
digunakan untuk membantu dan melayani mesin serta tidak termasuk alat
pengolahan dan hanya bertujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi.
Alat penanganan bahan sangat penting untuk penggunaan di industri oleh
karena itu mengetahui tentang jenis-jenis, fungsi masing-masing dan prinsip kerja
juga sangat penting. Alat penanganan bahan ini memiliki berbagai jenis yaitu
seperti konveyer, handlift, forlift, pompa, dan lain-lain. Setiap jenis-jenis dari alat
penanganan bahan memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai rancangan yang
telah dibuat. Alat penanganan bahan ini banyak di gunakan pada industri kecil
atau besar untuk alat penunjang agar pekerjaan lebih mudah dan efisien.
Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui fungsi alat-alat penanganan
bahan pada industri, macam-macam alat penanganan bahan, serta prinsip kerja
yang digunakan pada industri.
Pembahasan
Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan)
yang dilakukan dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi dari tempat asal ketempat tujuan yang
telah ditetapkan. Pemindahan material dalam hal ini adalah bagaimana cara yang
terbaik untuk memindahkan material dari satu tempat proses produksi ketempat
proses produksi yang lain. Pada dasarnya kegiatan material handling adalah
kegiatan tidak produktif, karena pada kegiatan ini bahan tidaklah mendapat
perubahan bentuk atau perubahan nilai, sehingga sebenarnya akan mengurangi
kegiatan yang tidak efektif dan mencari ongkos material handling terkecil.
Menghilangkan transportasi tidaklah mungkin dilakukan, maka caranya adalah
dengan melakukan hand-off, yaitu menekan jumlah ongkos yang digunakan untuk
biaya transportasi. Menekan jumlah ongkos transportasi dapat dilakukan dengan
cara: menghapus langkah transportasi, mekanisasi atau meminimasi jarak
(Zainuri, 2009).
Dalam merancang tata letak pabrik, maka aktivitas pemindahan bahan
(material handling) merupakan salah satu faktor yang cukup penting untuk
diperhatikan dan diperhitungkan. Aktivitas pemindahan tersebut dapat ditentukan
dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam suatu
operasi. Selanjutnya hal yang harus diperhatikan adalah tipe layout yang akan
digunakan. Ongkos material handling adalah ongkos yang dikeluarkan untuk
melakukan pemindahan material dari satu departemen menuju departemen yang
lain untuk dilakukannya proses produksi selanjutnya. Tujuan ongkos material
handling adalah menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi
kerusakan dan memberikan perlindungan terhadap material (Mercubuana, 2010).
Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi Menghemat penggunaan luas lantai.
Mengurangi beban manusia dan kecelakaan. Meningkatkan semangat kerja.

Mengurangi biaya handling atau penanganan. Mengurangi biaya overhead.


Mengurangi biaya produksi (Zainuri, 2009).
Kegunaan luas lantai adalah saat digunakan dalam membantu untuk
perhitungan Ongkos Material Handling antar departemen, sesuai dengan luas
lantai hasil perhitungan. Beberapa aktivitas pemindahan bahan yang perlu
diperhitungkan adalah sebagai berikut. Pemindahan bahan dari gudang bahan
baku (receiving) menuju departemen fabrikasi maupun departemen assembling.
Pemindahan bahan yang terjadi dari satu departemen menuju departemen yang
lainnya. Pemindahan bahan dari departemen assembling menuju gudang bahan
jadi (shipping). Alat angkut yang dipergunakan (Zainuri, 2009).
Peralatan material handling yang biasanya dipergunakan dalam suatu
perusahaan pabrik dapat dibedakan atas sebagai berikut: Fixed path equipment
yaitu peralatan material handling yang sudah tetap (fixed) digunakan suatu proses
produksi,dan dapat digunakan untuk maksud-maksud lain. Sifat-sifat dari fixed
path equipment ialah: biasanya tergantung atau ditentukan oleh proses produksi.
Sifatnya sudah tetap (fixed) tidak fleksibel, karena hanya digunakan untuk
mengangkut barang-barang atau bahan-bahan secara terus-menerus dan tidak
dapat digunakan untuk maksud yang lain. Mesin-mesin atau peralatan ini biasanya
menggunakan kekuatan tenaga listrik. Contoh fixed path equipment adalah: ban
berjalan (conveyor), ada yang diletakkan di atas ruang dan ada di lantai, derek
(cranes), lift (elevator), kereta api (Dunlop 2010).
Alat penanganan bahan banyak terdapat jenis dan fungsi masing-masing
seperti konveyor, elevator, forklip, handklip, pompa dan lain-lain. Peralatan
pemindahan (conveyor), yaitu peralatan yang ditujukan untuk memindahkan
muatan curah (banyak partikel, homogen) maupun muatan satuan secara kontinyu,
misalnya screw conveyor, belt conveyor, pneumatic conveyor, vibratory conveyor.
Belt conveyor dapat digunakan untuk memindahkan bahan baik muatan curah
(bulk load) maupun muatan satuan (unit load) dalam ukuran atau dimensi yang
tidak terlalu besar. Umumnya pemindahan bahan dengan menggunakan belt
conveyor diterapkan pada muatan satuan yang dikemas baik menggunakan botol,
kardus dengan dimensi tertentu. Arah pemindahan belt conveyor horisontal,
namun memungkinkan terjadinya belokan pada arah pemindahan. Kapasitas
pemindahan belt conveyor berkisar antara 500 sampai 5000m3/jam, dengan
kemampuan memindahkan pada jarak 500 m sampai 1000 m bahkan lebih. Prinsip
kerja belt conveyor adalah mengantarkan material yang ada di atas belt, dimana
umpan atau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute dan setelah sampai di
head material ditumpahkan akibat belt berbalik arah. Belt digerakkan oleh drive /
head pulley dengan menggunakan motor penggerak. Head pulley menarik belt
dengan prinsip adanya gesekan antara permukaan drum dengan belt, sehingga
kapasitasnya tergantung gaya gesek tersebut (Dunlop 2010).
Alat selanjutnya yaitu screw conveyor memiliki fungsi ganda selain
pemindahan bahan tetapi juga mencampur bahan. Bahan yang dapat dipindahkan
dengan screw conveyor terbatas pada bahan curah yang ukurannya tidak terlalu
besar (butiran kecil) sampai bahan yang berbentuk serbuk maupun cair. Screw
conveyor tidak dapat digunakan untuk pemindahan bahan bongkah besar (largelumped), mudah hancur (easily-crushed), abrasive, dan material mudah menempel
(sticking materials). Beban yang berlebihan akan mengakibatkan kemacetan,
merusak poros, dan screw berhenti. Kelebihan dari screw conveyor adalah dapat

mengeluarkan material pada beberapa titik yang dikehendaki. Putaran screw


conveyor bisa ke arah kanan (right hand) yang merupakan jenis umum, dan ke
arah kiri (left hand). Sedangkan jumlah ulir pada screw conveyor ada yang ulir
tunggal, ulir ganda, dan ulir triple. Screw yang digunakan biasanya dibuat dari
lembaran baja(Joewono 2006).
Overhead conveyor digunakan untuk pemindahan bahan secara horizontal
dan vertikal. Pemindahan bahan dengan menggunakan overhead conveyor
diterapkan pada pemindahan bahan secara kontinyu dalam satu unit kerja
(intrashop) maupun antar unit kerja (intershop). Muatan yang dipindah dengan
menggunakan overhead conveyor adalah muatan satuan.Keuntungan
menggunakan overhead conveyor adalah dapat mengikuti bentuk lintasan, mudah
menyesuaikan perubahan arah, lintasan jauh (sampai 400 atau 500 m) dengan
penggerak tunggal, dan sampai 2 km dengan penggerak ganda, menghemat ruang,
serta konsumsi daya kecil(Joewono 2006).
Pneumatic conveyor atau conveyor udara berfungsi terutama untuk
memindahkan bahan curah (bulk load) di dalam suatu aliran udara yang bergerak
melalui pipa. Prinsip kerja dari pneumatic conveyor adalah bahan dipindahkan
oleh aliran udara yang bergerak cepat.Penggunaan pneumatic conveyor banyak
diterapkan pada industri makanan dan minuman untuk mengangkut berbagai
material kering dan material bubuk. Kapasitas pneumatic conveyor bisa mencapai
300 ton/jam untuk satu pipa, dan jarak perpindahan bisa mencapai 1,8 km dengan
ketinggian 100 m. Keuntungan menggunakan pneumatic conveyor adalah material
dipindah dalam pipa yang ditutup rapat sehingga proses pemindahan terjadi
hampir tanpa losses, kemampuan memindahkana material berdebu, menghemat
ruang dan kemampuan pemindahan bahan dalam berbagai sudut dan
arah(Joewono 2006).
Roller conveyor merupakan suatu sistem conveyor yang penumpu utama
barang yang ditransportasikan adalah roller. Roller pada sistem ini sedikit berbeda
dengan roller pada conveyor jenis yang lain. Roller pada sistem roller conveyor
didesain khusus agar cocok dengan kondisi barang yang ditransportasikan, misal
roller diberi lapisan karet, lapisan anti karat, dan lain sebagainya. Sedangkan
roller pada sistem jenis yang lain didesain cocok untuk sabuk yang
ditumpunya.Roller conveyor hanya bisa memindahkan barang yang berupa unit
dan tidak bisa memindahkan barang yang berbentuk bulk atau butiran.Spesifikasi
roller conveyor juga harus disesuaikan dengan dimensi dan beban unit yang akan
ditransportasikan. Rancangan sistem roller conveyor harus mempu menerima
beban maksimum yang mungkin terjadi pada sistem conveyor. Selain itu, desain
dimensi sistem juga harus dipertimbangkan agar sesuai dengan dimensi unit yang
akan ditransportasikanJarak antar roller disesuaikan dengan dimensi unit yang
akan ditransportasikan. Diusahakan jarak antar roller dibuat sedekat mungkin agar
tumpuan beban semakin banyak. Kelebihan roller conveyor adalah bisa
mentransformasikan pada kemiringan tertentu sehingga conveyor bisa
mentransportasikan barang dari satu tingkat ke tingkat yang lain. Selain itu, roller

conveyor juga bisa membelokkan jalur unit yang sangat tajam. Hal tersebut
bermanfaat untuk daerah yang ruanganya terbatas (Joewono 2006).
Handlift berguna untuk memindahkan barang dalam jumlah kecil dan
dalam jarak yang dekat. Prinsip kerjanya pun serupa dengan forklift, yaitu
menggunakan mekanisme hidrolik. Hanya saja penggunaan mekanisme
hidroliknya masih manual, yaitu dipompa dengan tangan untuk memompa oli
pada silinder. Dalam skala industri yang lebih kecil, biasanya digunakan handlift
sebagai pengganti forklift. Namun tidak menutup kemingkinan bahwa handlift
juga digunakan dalam industri besar selain di industri, handlift juga biasa
digunakan di toko ritel atau grosir. Handlift juga berguna menaikkan beban,
handlift harus dipompa dengan mengayunkan tuasnya keatas dan ke bawah.
Pemompaan tersebut untuk mengalirkan oli dari tangki kedalam silinder bawah.
Lalu torak akan terdorong naik ke atas karena mendapat dorongan dari oli.
Kemudian untuk menurunkan garpunya dengan menekan tuas pembuka katup
pada tuas handlift. Ketika tuas di tekan, lift valveakan terbuka sehingga dengan
dorongan dari beban garpu maka oli akan terdorong keluar dari silinder melalui
lift valve tersebut. Sistem valve (katup) hampir sama dengan katup pada pompa
ban. Ketika ada tekanan tinggi dari luar maka udara dapat masuk sedangkan udara
yang dari dalam akan tertahan oleh katupnya (Sule 2008).
Suatu industri yang besar tentunya membutuhkan peralatan penanganan
bahan yang efektif. Salah satunya adalah forklift. Biasanya forklift digunakan oleh
industri yang bobot pengangkatannya sangat besar. Forklift digunakan untuk
membawa, mendorong, menarik, dan mengangkat beban yang berat. Forklift
efektif untuk memindahkan bahan yang berat dari satu tempat ke tempat yang
lain. Mekanisme sistem hidrolik digunakan pada pengoperasian forklift. Kekuatan
angkut forklift didapatkan dari energi mekanis yang dihasilkan dari motor
penggerak utama. Motor penggerak utama forklift menggunakan mesin diesel
yang memiliki putaran mesin sekitar 1500 rpm. Putaran dari mesin ini digunakan
untuk menggerakkan pompa oli (oil pump). Oli dari tangki utama dipompakan
sehingga mengalir menuju control valve. Terdapat dua katup yang
terhubungdengan control valve, yaitu lift valve dan tilt valve. Lift valve berfungsi
untuk mengontrol keluar masuknya batang torak pada lift silinder sehingga dapat
menaikkan dan menurunkan beban. Sedangkan tilt lift berguna sebagai pengontrol
keluar masuknya batang torak pada tilt silinder sehingga dapat memiringkan tiang
pengangkat (Sule 2008).
Pallet adalah sebuah papan portable yang menggabungkan sekumpulan
kemasan berbentuk kotak dalam satu satuan muat. Pallet berfungsi untuk
mengefisiensikan distribusi dan transportasi komoditi atau produk dengan cara
menjadi dasar pola penumpukan produk sehingga mudah diangkut menggunakan
forklift atau handlift. Pallet umumnya dibuat dari kayu. Namun, pallet dapat pula
dibuat dari plastic, logam, fibreboard, atau kombinasinya. Terdapat dua jenis
pallet, yakni pallet sekali pakai dan pallet captive yang dapat digunakan berulang
kali (Soroka 2008). Dalam dunia industri, pallet sudah mulai digunakan sejak
tahun 1930 untuk mendistribusikan produk jadi. Saat ini berbagai jenis dan ukuran
pallet digunakan dalam industri untuk mengangkut berbagai produk yang telah
dihasilkan (Gupta dan Arora 2013).

Proses penumpukan produk diatas pallet umumnya dilakukan secara


manual menggunakan tenaga manusia. Namun, beberapa industri telah
menggunakan sebuah robotic palletizer untuk menggantikan manusia dalam
proses tersebut. Penggunaan alat ini bertujuan untuk memperkecil biaya,
meningkatkan efisiensi, dan mengurangi tenaga kerja yang diperlukan. Robotic
palletizer adalah sebuah mesin yang secara otomatis menumpuk kotak-kotak
produk ke atas pallet secara kontinyu. Mesin ini memiliki sebuah lengan untuk
menggenggam dan memindahkan produk yang bergerak pada conveyor. Teknik
pemindahan dan penumpukan disesuaikan dengan kebutuhan. Teknik tersebut
adalah in-row dan in-line palletizing (Gupta dan Arora 2013).
Elevator adalah sebuah alat berupa logam atau besi cor beserta alat
penggerak yang terpasang vertikal. Elevator berfungsi untuk memindahkan
material atau produk ke tempat dengan ketinggian (elevasi) berbeda secara tegak
lurus. Prinsip kerja mesin ini adalah dua buah kelompok katrol terpasang pada
bagian atas dan bagian bawah elevator. Bagian atas disebut driver dan bagian
bawah disebut take up. Penggerak berupa motor dengan gear box. Saat penggerak
berputar maka akan terhubung dengan katrol dan menggerakkan bagian bergerak
dari elevator. Jenis yang umum digunakan adalah bucket elevator, yakni elevator
dengan wadah seperti timba yang terpasang dengan kuat pada bagian bergerak
dari alat tersebut. Bucket elevator mampu memindahkan material berwujud padat,
bubuk, maupun fluida. Contoh material industri yang perlu penanganan
pemindahan menggunakan elevator diantaranya adalah pemasukan umpan batu
bara ke overhead storage hopper (Arora dan Shinde 2007).
RFID (Radio Frequency Identification) merupakan teknologi komunikasi
nirkabel untuk mengidentifikasi objek yang ditandai. Sistem RFID terdiri dari tiga
komponen, yakni tags, reader, dan host computer. RFID tags dapat menyimpan
banyak informasi mengenai objek yang ditandai, seperti nomor seri, tanggal,
instruksi, dll. Informasi ini dibaca oleh RFID reader. Sebuah RFID reader dapat
membaca ratusan RFID tag disaat bersamaan dalam waktu singkat. Informasi
yang dibaca oleh RFID reader kemudian dikelola oleh host computer. RFID dapat
diterapkan ke dalam sistem industri yakni saat bahan baku masuk kedalam gudang
atau saat penyimpanan produk ke dalam gudang. Teknologi RFID jika diterapkan
ke dalam lingkungan industri, maka dapat menurunkan biaya supply chain hingga
3-5% dan disaat bersamaan meningkatkan laba sebedar 2-7% (Hunt et al. 2007).
Kesimpulan
Alat penanganan bahan adalah suatu alat penunjang yang penting didalam
sebuah industri karena dapat membantu kerja dari mesin pengolahan atau mesin
utama. Alat penanganan bahan ada beberapa jenis seperti conveyor, elevator,
forklift, handlift, pompa dan lain-lain. Setiap peralatan penanganan bahan juga
memiliki kekurangan dan kelebihan serta prinsip kerja masing-masing.
Penggunaannya dirancang sesuai kebutuhan pada industri besar atau kecil. Alat
penanganan bahan banyak digunakan atau di aplikasikan terutama pada indutri
besar untuk alat penunjang.
Saran

Disarankan di setiap praktikum haruslah mempunyai pemodelan alat,


agar para praktikan lebih memahami lebih detail tentang alat tersebut.
Gambar
(Terlampir)
Daftar pustaka
Zainuri A M. 2009. Mesin Pemindah Bahan. Jakarta (ID): PT. Guna Widya.
Dunlop.2010.Conveyer Belt Technique. Moscow (RU): Dunlop.
Joewono A. 2006 . Kapasitas dan Daya pada Conveyor. Gresik (ID): PT.
Petrokimia Gresik.
Sule DR. 2008. Manufacturing Facilities: Location, Planning, and Design, Third
Edition. Boca Raton (US): CRC Press.
Gupta AK, Arora SK. 2013. Industrial Automation and Robotics. New Delhi (IN):
University Science Press.
Heru T. 1999.Pneumatik dasar.Jakarta(ID):Gramedia.
Hunt VD, Puglia A, Puglia M. 2007. RFID: A Guide to Radio Frequency
Identification. Hoboken (US): John Wiley & Sons.
Arora KC, ShindeVV. 2007.Aspects of Materials Handling. New Delhi (IN):
Laxmi Publications Ltd.
Soroka W. 2008. Illustrated Glossary of Packaging Terminology. Naperville (US):
Institute of Packaging Professionals.

Anda mungkin juga menyukai