Anda di halaman 1dari 11

BIAYA PEMINDAHAN MATERIAL (BPM)

Biaya Penanganan Material (BPM) adalah suatu ongkos yang timbul


akibat adanya aktivitas material dari satu mesin ke mesin lain atau dari satu
departemen kedepartemen lain yang besarnya ditentukan sampai pada suatu
tertentu. Satuan yang digunakan adalah Rupiah/Meter Gerakan.
Tujuan dibuatnya perencanaan pemindahan material adalah:
1. Meningkatkan Kapasitas
2. Memperbaiki kondisi kerja
3. Memperbaiki pelayanan pada konsumen
4. Meningkatkan kelengkapan dan kegunaan ruangan
5. Mengurangi ongkos
Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan)
yang dilakukan dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi dari tempat asal ketempat tujuan
yang telah ditetapkan. Pemindahan material dalam hal ini adalah bagaimana
cara yang terbaik untuk memindahkan material dari satu tempat proses produksi
ketempat proses produksi yang lain. (elib.unikom.ac.id, 2016)
Menurut Sritomo (1992, p162), material handling dapat didefinisikan
sebagai suatu seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling), pembungkusan/
pengepakan (packing), penyimpanan (storing), sekaligus pengendalian/
pengawasan (controlling) dari bahan atau material dengan segala bentuknya.
Sedangkan Material Handling Planning Sheet (MHPS) adalah tabel yang
digunakan untuk menghitung besarnya biaya dari tiap-tiap penanganan atau
perpindahan bahan atau material berdasarkan peralatan material handling yang
digunakan. Kemudian jarak perpindahan material didapatkan dengan
menggunakan data luas tiap kelompok mesin pada perhitungan luas lantai
produksi teortis.
Tujuan utama dari perencanaan material handling adalah untuk
mengurangi biaya produksi. Selain itu, material handling sangat berpengaruh
terhadap operasi dan perancangan fasilitas yang diimplementasikan. Beberapa
tujuan dari sistem material handling antara lain (Meyers, F.E.):
1. Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan dan
memberikan perlindungan terhadap material.
2. Meningkatkan keamanan dan mengembangkan kondisi kerja.
3. Meningkatkan produktivitas.
4. Meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas.
5. Mengurangi bobot mati.
6. Sebagai pengawasan persediaan.
Hubungan Antara Penanganan Material dan Tata Letak Pabrik Dalam
sistem manufaktur, dua aktivitas yang sering berpengaruh satu sama lain adalah
penanganan material dan tata letak pabrik. Hubungan dua aktivitas tersebut
menyangkut data yang diperlukan untuk rancangan tiap aktivitas, tujuan umum,
pengaruh ruangan dan pola aliran.
Secara khusus masalah tata letak pabrik membutuhkan informasi mengenai
biaya operasi peralatan agar penempatan departemen dapat menimbulkan
total biaya penanganan material yang minimum. Oleh karenanya dalam
perancangan sistem penanganan material, harus diketahui panjang perpindahan
material, waktu perpindahan, sumber dan tujuan perpindahan.
Tata letak pabrik dan penanganan material mempunyai tujuan umum yaitu
meminimumkan biaya. Biaya penanganan material dapat diminimumkan dengan
menyusun lebih dekat departemen-departemen yang berhubungan, agar
perpindahan material terjadi dengan jarak yang pendek. Minimasi biaya
merupakan salah satu tujuan utama dari sistem penanganan material. Ada
beberapa cara untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain: (elib.unikom.ac.id,
2016).
1. Mengurangi waktu menganggur peralatan.
2. Pemakaian maksimum peralatan untuk mendapatkan satuan muatan yang
tinggi.
3. Meminimumkan perpindahan material.
4. Mengatur departemen-departemen sedekat mungkin agar jarak perpindahan
material lebih pendek.
5. Mencegah perbaikan yang besar dengan melakukan perencanaan aktivitas
perawatan yang lebih baik.
6. Harus menggunakan peralatan yang tepat untuk mengurangi kerusakan
material.
7. Menghindari pekerjaan yang tidak aman bagi tenaga kerja seperti
mengangkat beban yang terlalu berat.
8. Mengurangi keanekaragaman jenis peralatan untuk mengurangi kebutuhan
investasi.
9. Mengganti peralatan yang sudah usang dengan peralatan yang baru agar
lebih efisien.
Penentuan ongkos material handling dapat digunakan sebagai dasar untuk
menentukan tata letak fasilitas. Ditinjau dari segi biaya, tata letak yang baik
adalah tata letak yang mempunyai total ongkos material handling kecil, meskipun
dalam hal ini biaya bukan satu-satunya indikator untuk menyatakan bahwa tata
letak itu baik dan masih banyak faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan.
Secara umum biaya yang termasuk dalam perancangan dan operasi sistem
penanganan material adalah sebagai berikut: (elib.unikom.ac.id, 2016).
1. Biaya investasi
Yang termasuk dalam biaya ini adalah harga pembelian peralatan, harga
komponen alat bantu dan biaya instalasi.
2. Biaya operasi yang terdiri dari:
a. Biaya perawatan.
b. Biaya bahan bakar.
c. Biaya tenaga kerja yang terdiri dari upah dan jaminan kecelakaan.
3. Biaya pembelian muatan, yang digolongkan dalam pembelian alat-alat
material.
4. Biaya yang menyangkut masalah pengepakan dan kerusakan material.
Peralatan yang biasa digunakan sebuah perusahaan Manufaktur Diskrit
dalam melakukan kegiatan Material Handling ini adalah:
1. Conveyor
2. Cranes
3. Truck (lift Truck dan Walky Fallet)
Tiga tahapan dalam melakukan Material Handling, yaitu:
1. Progresif/sistem orientik yang terdiri dari semua sumber/supply.
2. Contemporary, yaitu perpindahan barang material dari suatu tempat ke
tempat lainnya.
3. Convensional, yaitu perpindahan barang dari suatu tempat ketempat lainnya
secara individual.
Beberapa aktivitas pemindahan bahan yang perlu diperhitungkan adalah
sebagai berikut: (elib.unikom.ac.id, 2016).
1. Pemindahan bahan dari gudang bahan baku (Receiving) menuju departemen
Pabrikasi maupun departemen Assembling.
2. Pemindahan bahan yang terjadi akibat bahan baku diproses pada satu jenis
mesin menuju jenis mesin pada departemen yang lainnya.
3. Pemindahan bahan dari departemen Assembling menuju gudang barang jadi
(Shipping).
Setelah diketahui aktivitas-aktivitas pemindahan yang terjadi, maka
selanjutnya dapat dihitung ongkos material handling yang terjadi pada aktivitas-
aktivitas tersebut. faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan ongkos material
handling sebagai berikut: (elib.unikom.ac.id, 2016)
1. Alat angkut yang digunakan
Untuk menentukan alat angkut yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut:
a. Berat material yang disesuaikan dengan daya angkut maksimal alat
angkut.
b. Bentuk dan jenis material serta ukuran luasnya disesuaikan dengan daya
tumpang alat angkut.
c. Sifat material dimana harus diperhatikan kemungkinan menggunakan alat
angkut khusus.
Beberapa alat angkut yang umum digunakan:
a. Alat angkut dengan menggunakan Tenaga Manusia (0 – 25 Kg).
b. Alat angkut dengan menggunakan Walky Fallet (21 – 50 Kg).
c. Alat angkut dengan menggunakan Lift Truck (diatas 50 Kg).
2. Jarak pengangkutan
Kegiatan awal perhitungan OMH merupakan perhitungan tahap pertama,
karena akan dilakukan lagi perhitungan OMH yang merupakan revisi dari
perhitungan tahap pertama. Pada perhitungan tahap pertama jarak antar
kelompok mesin dan departemen yang mengalami aktivitas pengangkutan
diasumsikan berdampingan. Selain itu untuk mengoptimalkan jarak antar
aktivitas tersebut, maka kelompok mesin atau departemen untuk sementara
diasumsikan berbentuk bujur sangkar.
3. Cara pengangkutan
Berdasarkan hasil perhitungan terdahulu (OPC, Routing Sheet dan MPPC),
maka dapat ditentukan cara pengangkutan yang akan dilakukan. Pada
dasarnya setelah ditentukan alat angkut serta jarak untuk setiap
pengangkutan, maka ongkos material handling dapat segera diketahui.
Menurut Sritomo (1990, p382), dalam melakukan pemindahan bahan
sebaiknya menggunakan berbagai prinsip di bawah ini : (thesis.binus.ac.id, 2016)
1. Semua kegiatan pemindahan bahan harus direncanakan.
2. Merencanakan urutan operasi dan susunan peralatan untuk mengoptimalkan
aliran barang.
3. Kurangi, gabung, atau hilangkan pemindahan yang tidak perlu.
4. Memanfaatkan gravitasi dalam memindahkan barang dan volume bangunan
semaksimal mungkin.
5. Tingkatkan jumlah, ukuran, berat barang yang dipindahkan, dan lainnya.
Berikut data-data yang digunakan dalam perhitungan MHPS yaitu :
1. Hourly fuel power & maintenance cost, merupakan biaya bahan bakar per jam
dan biaya perawatan peralatan.
2. Hour labor cost, merupakan upah operator per hari.
3. Material handling unit load capacity, merupakan kapasitas angkut maksimal
dari material handling yang digunakan.
4. Material handling equipment depretiation cost, merupakan biaya depresiasi
peralatan material handling per satuan waktu tertentu.
5. Quantity, merupakan jumlah peralatan material handling yang dibutuhkan.
Berikut adalah rumus yang digunakan dalam perhitungan MHPS yaitu :
1. Luas Asal, merupakan hasil perhitungan luas lantai produksi teoritis untuk
kelompok mesin asal.
2. Luas Tujuan, merupakan hasil perhitungan luas lantai produksi teoritis untuk
kelompok mesin tujuan.
3. Jarak (distance), merupakan jarak perpindahan material yang didapatkan
dengan menggunakan rumus :
Jarak =0.5 ×
4. Jenis Material Handling yang digunakan, merupakan hasil pembandingan dari
material handling yang ada dimana suatu material handling digunakan apabila
biayanya secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan material handling
lainnya.
5. Jumlah yang harus dipindahkan didapatkan dari jumlah yang diharapkan
pada mesin asal.
6. Kapasitas pengangkutan (unit load), merupakan jumlah maksimum unit yang
dapat dibawa dalam satu kali perpindahan material.
7. Frekuensi per hari, merupakan jumlah penggunaan material handling per hari
dimana didapatkan dengan membagi jumlah unit yang disiapkan dengan
kapasitas pengangkutan (roundup nol decimal).
8. Faktor biaya, dalam perhitungan ini digunakan dua faktor biaya yaitu :
a. Biaya perpindahan tiap meter didapatkan dari mengkalikan jarak
(distance) dengan lamanya waktu perpindahan kemudian dikalikan dengan
biaya tenaga kerja per satuan waktu yang dikeluarkan.
b. Biaya depresiasi peralatan material handling.
9. Total material handling cost
Total biaya material handling didapatkan dari total dari faktor biaya
dikalikan dengan jarak perpindahan kemudian dikalikan lagi dengan
frekuensi per hari akan penggunaan material handling tersebut.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
 Contoh perhitungan depresiasi dan total biaya
PT ABC memiliki data sebagai berikut:
Harga mini forklift = Rp 38.000.000
Umur ekonomis = 5 tahun
Jumlah hari kerja = 245 hari/tahun
Biaya operator = Rp 40.000/hari
Biaya BBM = Rp 16.000/hari
Biaya perawatan = Rp 30.000/hari
Tentukanlah biaya depresiasi dan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
dalam melakukan penanganan material!
Jawab :

Depresiasi =
Harga alat angkut
(umur ekonomis x total hari kerja dalam setahun)

Total Biaya = Depresiasi + Operator + BBM + Perawatan

Contoh perhitungan biaya operator, biaya depresiasi, biaya operasional, dan


BPM/m
PT XYZ melakukan pengambilan data untuk menghitung berapa biaya
penanganan material yang digunakan untuk perusahaan. Diketahui bahwa nilai
harga mini forklift adalah sebesar Rp 75.000.000 dengan umur ekonomis 5
tahun. Hari kerja selama 1 tahun yaitu 240 hari dengan hari kerja/bulan yaitu 20
hari. Gaji operator sebesar 1.600.000/bulan, biaya bahan bakar sebesar Rp
30.000/hari, dan biaya perawatan 15.000/hari. Tentukan biaya penangan material
per meter apabila mini forklift berjalan dengan jarak tempuh 50m/hari.
Jawab :
Biaya operator = gaji operator/ hari kerja per bulan
Biaya depresiasi = harga mini forklift / (umur ekonomis x total hari
kerja per tahun)
Biaya operasional= biaya depresiasi + biaya operator + biaya BBM +
biaya perawatan BPM/meter = biaya operasional/jarak tempuh
From To Chart (FTC)

From to chart (FTC) adalah suatu teknik konvensional yang umum digunakan untuk
perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam suatu proses
produksi. From to chart merupakan adaptasi dari mileage chart yang umumnya
dijumpai pada suatu peta perjalanan (road map), sehingga menunjukan total
berat beban. From to chart (FTC) kadang-kadang disebut sebagai trip frequency
chart atau Travel Chart adalah suatu teknik konvensional yang umum digunakan
untuk perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam suatu proses
produksi. Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi dimana banyak item
yang mengalir melalui suatu area seperti job shop, bengkel permesinan, kantor
dan lain-lain (Wignjosoebroto, 2000).

From to chart (FTC) merupakan salah satu teknik konvensional yang umum
digunakan untuk perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam
suatu proses produksi. From to chart (FTC) merupakan adaptasi dari mileage
chart yang umum dijumpai pada suatu peta perjalanan, angka-angka yang
terdapat dalam suatu from to chart akan menunjukan total dari berat beban yag
harus dipindahkan, jarak perpindahan, volume atau kombinasi dari faktor biaya
dan biasanya diisi dengan biaya total dari material handling untuk tiap-tiap
perpindahan yang terjadi (Unikom, 2011).

From to chart (FTC) adalah salah satu kebanyakan teknik sekarang ini yang
digunakan dalam layout dan kerja tranfor perusahaan, hal ini terutama membantu
dimana kebanyakan catatan aliran melalui suatu tempat, seperti bengkel kerja,
bengkel mesin besar, kantor atau fasilitas lain (Harahap, 2006).

From to chart juga dikenal sebagai travel chart atau cross chart, umunya terdiri
dari besaran-besaran aliran material antara dua bagunan departemen atau
mesin. Peta from to chart memberikan informasi mengenai jumlah
perjalanan material handling antara dua pusat aktifitas dan total jarak material
handling. Flow to chart dibagi menjadi dua yatu from to chart inflow dan from to
chart outflow. From to chart inflow merupakan koefisien atas ongkos pada from to
chart dilihat dari ongkos yang masuk ke suatu mesin. Berikut ini adalah rumus yang
digunakan dalam perhitungan untuk from to chart inflow (Harahap, 2006).

From to chart outflow merupakan koefisien atas ongkos pada from to chart dilihat
dari ongkos yang keluar dari suatu mesin. Berikut ini merupakan rumus yang
digunakan dalam perhitungan untuk from to chart outflow adalah sebagai berikut
(Harahap, 2006).

From to chart biasanya sangat berguna apabila barang yang mengalir pada
suatu wilayah berjumlah banyak, seperti misalnya di bengkel, kantor, dan lain-
lain. Juga berguna apabila keterkaitan terjadi antara beberapa kegiatan dan
jika diinginkan adanya penyusunan kegiatan optimum. Kegunaan from to
chart antara lain adalah untuk menganalisis perpindahan bahan, sebagai
perencanaan pola aliran, penentuan lokasi kegiatan, pemendekan jarak
perjalanan selama proses, perbandingan pola aliran atau letak pengganti,
penukuran efisiensi pola aliran, perinupaan perpindahan bahan, menunjukan
ketergantungan satu kegiatan dengan kegiatan lanya, menunjukan volume
perpindahan antar kegiatan, menunjukan keterkaitan lintas produksi, menujukan
masalah kemungkinan antara beberapa produk, komponen, barang, bahan, dan
lain sebagainya (Binus, 2004).

From to chart atau peta dari ke- secara umum mempunyai beberapa keuntungan
dan kegunaan yaitu menganalisa perpindahan bahan, perencanaan pola aliran,
mengukur effesiensi pola aliran, menunjukkan ketergantungan suatu aktivitas
dengan aktivitas lainnya, merencanakan hubungan antara sejumlah produk,
bagian, item dan lainnya, menggambarkan jumlah hubungan antara aktivitas dan
pergerakkan diantaranya, memperpendek jarak perjalanan dalam suatu proses
(Apple, 1990).

---------------------------------------------------------------------------------------------------

CONTOH SOAL
Refrensi Link bahan belajar modul BPM:
 http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=51953
 https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2343/BAB
%20IV.pdf?sequence=4
 http://e-journal.uajy.ac.id/4425/3/2TI06147.pdf
 http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-1-00490-TISI%20Bab%202.pdf

Refrensi Link bahan belajar modul FTC:


 https://docplayer.info/36401790-Modul-pembelajaran-from-to-chart-ftc-
tabel- skala-prioritas-tsp-activity-relationship-diagram-ard.html

Anda mungkin juga menyukai