Anda di halaman 1dari 14

Resume TLF Bab 9

9.1 Introduction
Permasalahan desain fasilitas tidak hanya mengenai pemilihan dan penempatan peralatan
manufaktur tetapi juga mencakup permasalahan sistem material handling (MHS). Sebuah sistem
material handling, terdiri dari beberapa alat material handling (MHD). Seringkali pada sebuah
perusahaan manufaktur, satu produk yang sama menggunakan material handling yang berbeda
antar tahap proses. Namun material handling tersebut hanya sebagai alat transportasi yang
digunakan untuk memindahkan material atau produk sari satu proses ke proses lainnya, tanpa
memberikan nilai tambah terhadap material atau produk tersebut.
Material handling merupakan aktivitas yang menggunakan metode yang tepat untuk
menyediakan jumlah yang tepat dari material yang tepat pada tempat yang tepat, pada waktu
yang tepat, dalam urutan yang tepat, di posisi yang tepat dan biaya yang sesuai (Tompkins,
2003). Definisi tersebut menjelaskan bahwa perlu sudut pandang yang luas dalam melihat sistem
material handling, dan lebi dari hanya aktivitas perpindahan material.
9.2 Multimedia-Based Educational Software Module for Learning the 10 Principles
Material handling adalah fungsi utama dalam sistem distribusi dalam manufaktur. Dalam
kenyataannya, material handling merupakan kunci antar proses dalam sistem. Material handling
yang efisien dapat memberi dampak paada manufaktur dalam hal produktivitas yang tinggi. Hal
inilah yang kemudian menjadi pemicu two multimedia-based educational software modules
dikembangkan di Institut Politeknik Rensselaer dengan dukungan dana dari National Science
Foundation dan dukungan dari MHIA (Material handling Industry of America), CICMHE
(College-Industry council on Material handling Education), serta dukungan dari beberapa
perusahaan

dari

Amerika

dan

negara

lainnya.

Modul

tersedia

di

http://louisville.edu/speed/faculty/sheragu/Software.
Terdapat beberapa modul, diantaranya 10 prinsip dalam material handling, serta desain dan
analisis material handling yang terintegrasi. Tujuan utama dari modul-modul tersebut adalah
memudahkan para instruktur dan mahasiswa dengan mekanisme dalam mengintegrasikan materi
deskriptif dan faktual menggunakan model analitis.

9.3 Material handling Principles


Terdapat 10 prinsip dalam material handling yang dikembangkan oleh MHIA (Material
handling Industry of America) diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan (Planning), adalah tindakan yang dilakukan di awal pelaksanaan dari
implementasi, menentukan material, perpindahan, dan menentuka metode material
handling.
b. Standarisasi (standardization). Merupakan cara untuk mencapai keseragaman dalam
metode material handling, peralatan, pengawasan, dan software tanpa mengorbankan
fleksibilitas yang dibutuhkan, modularitas
c. Work. Ukuran kerja adalah aliran material handling (volume, bebean, atau unit per satuan
waktu) dikalikan dengan jarak perpindahan
d. Ergonomic. Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang penyesuaian kerja dengan
kondisi tempat kerja yang sesuai dengan kemampuan pekerja
e. Unit Beban (Unit Load), adalah salah satu yang dapat disimpan atau dipindahkan sebagai
satu entitas dalam satu waktu tanpa memperhatikan jumlah item.
f. Pemanfaatan ruang (space utilization). Harus memperhatikan keefektifan dan efisiensi
dari pemanfaatan ruang yang ada
g. Sistem. Merupakan kumpulan dari entitas yang tidak saling bergantung namun saling
berinteraksi dan membentuk kesatuan yang utuh.
h. Otomatisasi (Automation). Teknologi untuk melakukan operasi dan pengawasan dalam
proses produksi dan pelayanan dengan alat elektronik dan sistem komputer yang
menghubungkan beberapa operasi dan terkontrol oleh program.
i. Lingkungan. Melestarikan sumber daya alam dan meminimasi dampak aktivitas material
handling terhadap lingkungan.
j. Biaya. Meliputi semua aliran biaya dari awal penggunaan material handling hingga tidak
digunakan lagi.
9.3.1 Prinsip unit muatan
Unit muatan dapat didefinisikan sebagai jumlah item yang diatur sedemikian rupa sehingga
mereka dapat disampaikan sebagai satu muatan (Apple, 1977). Hal ini menjelaskan bahwa unit
muatan terlalu besar untuk manual material handling. Umumnya, bahwa lebih besar unit
muatan, semakin rendah biaya per unit yang ditangani
langkah untuk merancang unit muatan:
1. Tentukan konsep unit muatan berlaku
2. Pilih jenis unit muatan

Apple

(1977) menunjukkan tujuh

3. Identifikasi sumber unit muatan


4. Tetapkan tujuan untuk unit muatan
5. Tetapkan ukuran unit muatan
6. Tentukan konfigurasi unit muatan
7. Tentukan bagaimana membangun suatu unit muatan
Unit muatan adalah salah satu yang dapat disimpan atau dipindahkan pada waktu yang
sama, terlepas dari jumlah item individu yang membentuk muatan. Aspek kunci dari prinsip

ini

adalah:
1. Kurang upaya untuk mengumpulkan setiap item sebagi dalam satu muatan daripada
memindahkan banyak item pada waktu tertentu.
2. Ukuran dan komposisi muatan

dapat

berubah

karena bahan dan produk bergerak

dapat

berubah melalui tahap manufaktur dan jaringan distribusi yang dihasilkan


3. Muatan dengan unit yang besar terjadi sebelum manufaktur sebagai bahan baku dan setelah
manufaktur sebagai produk jadi.
4. Selama proses manufaktur unit muatan yang kecil terkadang hanya satu item.
5. Muatan

unit

yang

kecil

konsisten

dengan

strategi

manufaktur

yang

mencakup

tujuan operasional fleksibilitas, aliran terus-menerus dan pengiriman JIT.


9.3.2 Prinsip Penggunaan Ruang
Prinsip penggunaan ruang menyatakan bahwa penggunaan yang efektif dan efisien harus
dilakukan untuk semua ketersediaan ruang. Kunci dari aspek prinsip ini yaitu:
1. Pada area kerja, ruang yang berantakan dan tidak terorganisir harus dikurangi atau
dihilangkan.
2. Tempat penyimpanan, tujuan memaksimalkan tempat penyimpanan harus seimbang

terhadap

aksesibilitas.
3. Ketika mengangkut muatan-muatan dalam suatu fasilitas selalu pertimbangkan menggunakan
ruang overhead..
9.4 Jenis Material handling Devices (MHD)

Berbagai jensi MHD tersedia untuk memindahkan bahan antara satsiun di lantai produksi.
Sebagian besar peralatan memindahkan barang melalui jalur material handling pada lantai
produksi, tetapi ada beberapa yang menggunakan ruang di atas mesin. Harus dipastikan terlebih
dahulu seberapa baik MHD tersebut sesuai dengan sistem secara keseluruhan.
Tujuh jenis dasar dari MHD dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Conveyor
2. Palletizers
3. Truk
4. Jibs, crane dan hoist
5. Robot
6. AGVs
7. Gudang MHS
9.4.1 Conveyor
Conveyor adalah tipe MHD dengan jalur yang tetap. Ini berarti harus mempertimbangkan tipe ini
untuk peralatan dan material dengan volume yang tinggi. Juga disarankan untuk menggunakan
conveyor jikan beban yang diangkut memiliki bentuk dan ukuran yang seragam. Conveyor dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

Accumulation conveyor, mengumpulkan unit sampai barang-barang tersebut siap untuk

dipindahkan.
Chute conveyor biasanya digunakan untuk mengangkut bahan dari

tingkat

yang

tinggi

menuju tingkat yang lebih rendah. Conveyor ini digunakan untuk menerima barang yang

datang dari pemasok dan menyimpannya di gudang.


Power dan Cahin Conveyor, adalah tipe conveyor overhead dengan bantuan operator dan

mengangkut menggunakan rantai. Mereka memiliki two tracks-powered dan unpowered.


Curved roller conveyor, memungkinkan barang datang dari garis pengumpan untuk

bergabung dengan jalur utama dari conveyor.


Skid conveyor, dimanfaatkan di proses perakitan dan pengecatan.
Two-line roller-belt conveyor, memungkinkan operataor untuk mengatur jarak anatara tiap

kardus.
Multilane conveyor, memungkinkan

didermaga.
Belt conveyor, dll

kardus

dimuat

dalam

truk-truk

yang

diparkir

9.4.2 Palletizers
Palletizers adalah peralatan otomatis berkecepatan tinggi yang digunakan untuk meletakkan
container yang datang setelah diproduksi atau dirakit. Dengan menggunakan layar sentuh yang
mudah digunakan operator, mereka meletakkan barang dengan tingkat kecepatan 100 kotak per
menit, meletakkan barang secara simultan dua garis, atau secara simultan menangani beberapa
jenis produk.
9.4.3 Pallet Lifting Devices
Terdapat beberapa tipe dari perangkat pemindahan pallet untuk loading dan unloading pallet
dari pallet trucks dan untuk mencapai atau menurunkan kotak berat yang berada pada ketinggian
tertentu. Salah satu tipe nya adalah sensor lift, adalah alat yg dapat dipindahkan dan memiliki
ruang untuk seorang operator mengemudi. Perangkat lainnya tidak hanya mengizinkan loading
dan unloading pallet trucks dari ketiga sisi, tetapi juga menjadi sebagai sebuah jalan yang landai.
Maka dari itu, operator bisa mengakses item di container tanpa memerlukan usaha keras dari
punggung nya.
9.4.4 Trucks
Truk khusus pabrik merupakan perangkat yang sering digunakan dalam fasilitas manufaktur
dan gudang. Keuntungan utama nya adalah jalur material handling-nya tidak perlu permanen,
dan kadang berguna ketika item yang akan dipindahkan memiliki variasi ukuran, bentuk dan
berat. Terdapat lebih dari 20 tipe truk, diantaranya adalah hand truck, forklift truck, pallet truck,
platform truck, counterbalanced truck, tractor-trailer truck, dan AGVs.
9.4.5 Robots
Robot adalah perangkat yang diprogram yang menyerupai lengan manusia. Robot
berkemampuan berpindah seperti lengan manusia dan dapat memperlihatkan fungsi seperti
mengambil dan meletakkan serta loading dan unloading. Jika dilengkapi dengan kamera, robot
bisa digunakan juga sebagai perangkat inspeksi dari bagian-bagian yang cacat. Robot dapat
digunakan pada proses manufaktur yang berbahaya untuk manusia seperti cat als, atau didalam
area yang dapat menyebabkan kelelahan seperti operasi perakitan yang berulang-ulang. Robot
juga digunakan sebagai material handling, khususnya pada manufaktur kecil. Terdapat beberapa
jenis robot seperti point-to-point robots, contouring or continuous-path robots, walkhthrough or
teach robots, leadthrough or teach pendant robots, hydraulic robots, dan servo-controlled robots.

9.4.6 Automated Guided Vehicles


AGVs awalnya dapat ditemukan di perusahaan manufaktur dan distribusi- dari gudang ke
perusahaan automobile. AGVs alat yang serba guna dan dapat digunakan di ruang operasi yang
bersih, pengantar part di toko mesin, perakitan otomatis, dan jenis lainnya. Ketika AGVs tidak
digunakan, AGVs menunggu untuk di stasiun isi ulang untuk mengisi batre dari AGVs.
AGVs meruapakan alat yang memiliki jalur yang bervariasi yang dapat dikontrol. Kawat
dan pita khusus yang tertanan dilantai produksi memungkin untuk mentransmisikan signal radio,
atau memberikan radar untuk diterima oleh AGVs. Karakteristik dari tipe pita khusus harus
menyerupai kawat dengan menambahkan keuntungan yang dapat mudah dihilangkan dan
ditempatkan dimana saja, untuk mengizinkan penggunaan jalur AGVs sesuai keinginan.
Menggunakan kawat, pita, atau radar, membantu kita untuk mengetahui secara pasti kapan,
bagaimana, dan dimana AGV harus berpindah. Ketika AGVs otomatis, bisa digunakan untuk
kegiatan material handling di area yang tidak membutuhkan operator.
9.4.7 Hoists, Cranes, dan Jibs
MHDs disukai ketika part yang akan dipindahkan besar dan membutuhkan banyak space
untuk transportasi. Karena space diatas mesin dapat digunakan hanya untuk membawa energi
dan pendingin, adanya ruang untuk memindahkan material yang berat. Hoists, cranes, dan jibs
menggunakan space diatas mesin. Walau begitu, perpindahan material tidak mengganggu
kegiatan produksi. MHDs merupakan alat yang mahal dan memerlukan waktu yang lama untuk
menginstalasi.
8 Warehouse Material handling Devices
Warehouse MHD merupakan salah satu tempat peyimpanan dalam sistem. Jika warehouse
tersebut memiliki klasifikasi tinggi maka biasa disebut sebagai Automated Stirage and Retrieval
Systems (AS/RS). Fungsi utama dari AS/RS sendiri merupakan tempat untuk menyimpan dan
mengambil kembali material yang akan di setorkan pada stasiun pick or deposit (P/D) dan pada
lokasi penyimpanan yang sebenarnya. AS/RS

bisa di klasifikasikan dalam beberapa point

berdasarkan dari type penyimpanan yang dapat di handle. Yaitu meliputi : Man-On-Board AS/RS
dimana butuh operator dalam melakukan storing and retrieving, dan deep-lane AS/RS dimana
perpindahan dilakukan oleh sebuah alat.
5

Material handling System in Action

Europe Combined Terminals (ECT) di Rotterdam menyatakan bahwa Belanda merupakan


terminal container terbesar di dunia. Hal ini terlihat baik karena eropa memiliki 2 tipe
transportasi khusus bagi container yaitu container besar dan container kecil. Banyak dermaga
yang sengaja di bangun di laut bagian utara dimana tempat truk dari Belgia, Jerman, Prancis,
Belanda, dan juga negara lain datang untuk menunggu proses load pada container mereka yang
kemudian container tersebut akan diangkut oleh alat pengangkut. Alat pengangkut ini digerakkan
oleh operator untuk memindahkan container dari tempat kedatangan menuju ke perahu.
Container- container ini biasanya berada di dermaga selama 2 hari. Ketika mereka telah siap
untuk diangkut menuju ke kapal 2 alat bantu berupa crane akan mencengkram dan memindahkan
container ke lokasi lain dimana AGV telah menunggu untuk menerima isi muatan. Armada AGV
kemudian mengirim kontainer ke tower cranes. Kemudian tower cranes akan berjalan sesuai
jalurnya untuk sampai pada posisi yang dekat dengan area bongkar muat di kapal. Dengan
menggunakan overhead cranes kontainer akan diambil dari AGV dan akan ditransportasikan satu
persatu menuju deck kapal.
6

Automated Guided Vehicle Systems


Synchronous systems digunakan pada proses yang kontinyu atau yang memiliki siklus padat,

dgn lingkungan diskrit. Sedangkan Asychronous systems, digunakan pada siklus yang lebih
ringan lingkungan diskrit dan material handling yang lebih flexible. Contoh dari synchronous
systems adalah conveyor dan contoh dari asychronous systems adalah sistem AGV, forklift,
monorails, crane, dll. Berikut merupakan design and control problem yang masuk dalam sistem
AGV:
1
2
3
4
5
6

Aliran material (meliputi path dan direction dari material handling)


Lokasi pick up dan drop off (P/D) dari aliran material
Nomor dan tipe AGV
Penentuan AGV dalam menanggapi permintaan perpindahan material
Rute dan proses pengiriman dari AGV
Strategi untuk menyelesaikan masalah yang ada pada rute tersebut
Berikut merupakan langkah-langkah yang dapat digunakan memecahkan masalah desain dan

kontrol:
1 Tentukan layout dan lokasi dari pick up dan drop off (P/D). Hal ini menjadi penting karena
jika kita telah menentukan P/D poin kita dapat mengetahui konfigurasi dari suatu sistem
produksi.

2
3

Tentukan jaringan aliran materian serta path dan directions/ tujuan dari AGV
Tentukan nomor dan tipe dari AGV. Terdapat 2 tipe dalam AGV yaitu deterministik dan
probabilistik. Deterministik merupakan model semua informasinya sudah diketahui (dapat di
asumsikan). Sedangkan probabilistik merupakan sebuah model yang memiliki berbagai

kemungkinan atau hasil tak terduga dalam pelaksanaannya.


Tentukan penggunaan AGV dalam materials transfer request. Dalam permasalahan inimodel
deterministic dapat ditugaskan dalam proses transportasi dan model probabilistik dapat
digunakan untuk menentukan bagaimana AGV dapat melakukan pemindahan pada

departemen lain.
Tentukan rute dari AGV dan rute pengiriman serta buat sebuah strategi untuk menyelesaikan
permasalahan rute tersebut.
Terdapat 3 jenis jaringan aliran material (material flow network):

1
2
3
7

Conventional undirectional material flow network configuration with multiple sigle loops
Conventional networks configuration with a sigle loop and bidirectional travel
Network configuration with multiple nonoverlapping single loop and undirectinal trave
Model for Material handling System Design
Desain dari sistem manufaktur juga melibatkan penyelesaian sebuah masalah secara runtut.

Kadangkala penentuan jenis penggunaan pada MHD perlu dilakukan setelah penentuan layout
mesin, tipe serta nomor produksi telah selesai dilaksanakan. Contohnya, pada sebuah tipe layout
U-line atau circular membutuhkan robot atau konveyor untuk material handlingnya, atau sebuah
straight line menggunakan sistem AGV sebagai material handlingnya. Pada kasus lain, mungkin
akan lebih baik jika penentuan jenis MHD dilakukan bersamaan dengan penentuan layout,
nomor, dan tipe produksi.
1 Rule of Thumb Approach
Berdasarkan sebuah pengalaman, gross & associate telah membangun sebuah online cost
calculator yang tersedia di www.grossassociates.com/calculator.cfm. Kalkulator ini dapar
mengestimasikan harga untuk perlengkapan material handling. Walaupun fungsi kalkulator ini
adalah digunakan sebagai penyedia jasa informasi mengenai harga penggunaan material
handling, ini juga berguna bagi suatu perusahaan untuk dapat mengeksplorasi opsi-opsi atau
alternative lain dalam pemilihan material handling.
2 Deterministic Approach

Mixed integer programming yang akan dibahas pada sub bab 9.7.2.1 merupakan proses
penentuan optimalisasi model yang dapat membantu kita dalam memilih dan menentukan
material handling apa yang akan digunakan.
1

MHD Selection and Assignment Model


Tujuan dari pemilihan material handling yang tepat pada suatu model adalah agar dapat
meminimasi operasi dan dapat menanamkan biaya investasi pada material handling.
Suatu tujuan penentuan model minimasi bukan hanya untuk melakukan pengukuran pada
biaya operasi (termasuk biaya transportasi) namun juga sebagai gambaran dalam menentukan
biaya pembelian MHD.
1 Example 1
Sebuah perusahaan manufaktur memproduksi 2 jenis part yaitu P1 dan P2. Setiap 50 unit
part tipe P1 akan diproses ke mesin M1 yang kemudian dilanjutkan ke mesin M2 atau M4 hingga
mesin M3 sebagai proses terakhir. Sedangkan part tipe P2 akan akan memproses sebanyak 60
unit. 30 unit pertama akan diproses di M1 sedangkan 30 unit lainnya akan diproses pada M3,
setelah itu part akan dilanjutkan pada mesin M2 untuk diproses lebih lanjut. Terdapat 2 Material
handling yang digunakan yaitu H1 dan H2 yang mempunyai biaya pembelian sebesar $100.000
dan $140.000. Asumsi : Dibutuhkan 7150 detik untuk proses perencanaan dan setiap mesin
diharapkan kosong sebanyak 30% dari waktu total.

UNIT TRANSPORTATION COST AND TIMES FOR PART TYPES P1 AND P2

P1

From
M1

P1

M2

P1

M4

P2

M1

P2

M3

To
H1
H2
H1
H2
H1
H2
H1
H2
H1
H2

M1
-

M2
7(10)
5(8)
2(4)
1(2)
20(6)
12(2)

M3
8(6)
4(5)
8(8)
4(5)
-

M4
8(5)
2(2)
-

Solution
Penyelesaian model dilakukan dengan software LINDO dengan solusi optimal yaitu Y1 =

1, X1121 = 50, X1231 = 50, X2121 = 30, X2321 = 30. X1121 menunjukan P1 yang diproses dari mesin M1
ke M2 dengan menggunakan Material handling H1. Hasil LINGO juga menunjukan bahwa OFV
optimal yaitu $101410. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa Material handling
yang digunakan hanya H1. Untuk Part tipe 1 akan optimal jika memproses 50 part dari mesin M1
ke M2 lalu finishing di M3. Sedangkan untuk Part tipe 2 akan lebih optimal jika part diproses
dengan cara dibagi, 30 part pada mesin M1 dan 30 part lain pada mesin M3 kemudian
dilanjutkan pemrosesan akhir pada mesin M2.
3

Probabilistic Approach
Tidak semua data/parameter yang digunakan dalam penghitungan Tata Letak adalah bersifat

deterministik. Banyak sekali kasus dimana kita tidak dapat mengetahui dengan pasti berapa
banyak unit untuk setiap tipe part yang akan diproduksi ataupun kebutuhan material handling
yang sesuai dengan part yang akan diproduksi. Tingkat pelayanan Material handling sebenarnya
bersifat deterministik, namun karena variabilitas proses yang tinggi, kerusakan alat yang
digunakan, faktor pemeliharaan alat, serta kurangnya operator menyebabkan tingkat pelayanan
material handling tidak dapat diukur.
1

Queueing Model for MHS Design


Model antrian akan memperkirakan (1) waktu part berada dalam antrian, (2) waktu part

berada dalam sistem, (3) rata-rata jumlah part dalam antrian, (4) rata-rata jumlah part dalam
sistem, dan (5) utilisasi server. Pada model antrian untuk MHS design menggunakan model
deskriptif (menggambarkan) bukan model prescriptive (menentukan). Jadi model tidak

menunjukan bagaimana sistem seharusnya didesain, namun menunjukkan bagaimana sistem


akan bereaksi jika diberi sistem desain tertentu.
1

Example 2
Produsen botol air di New England harus mengirim berpalet-palet botol air ke warehouse.

Berdasarkan Kebutuhan lifting, Luas permukaan koridor yang menghubungkan tempat bottling
dan warehouse, tingkat kelandaian lantai, biaya, serta pertimbangan-pertimbangan lain, akhirnya
perusahaan memutuskan untuk menggunakan forklift truck untuk perpindahan barang dari
palletizer ke warehouse. Forklift membutuhkan waktu 15 menit untuk memindahkan barang dari
tempat bottling ke warehouse. Untuk Operasi loading unloading, forklift membutuhkan waktu
sekitar 12 menit untuk tiap pallet.2 atau 3 operatpr dibutuhkan untuk operasi ini. Waktu antar
kedatangan serta waktu pelayanan operator mengikuti distribusi eksponensial. Biaya untuk
penyewaan operator dan forklift tiap jamnya adalah $20 dan $50. Ketika perusahaan akan
menggunakan 5 forklift, tentukan berapa operator yang dibutuhkan untuk meminimasi waktu
idle.

Solution
Dengan menggunakan notasi pada appendix, dapat diketahui konfigurasi utama yaitu c = 2,

N = 5, = 4, dan = 5. Dengan menggunakan formula tersebut (diketahui dari appendix), kita


dapat mengetahui bahwa c1 = 4, c2 = 6.4, c3 = 7.68, c4 = 6.14 dan c5 = 2.46. Setelah menggunakan
formula umum Pn = CnP0, diketahui bahwa P0 = 0.036, P1 = 0.145, P2 = 0.231, P3 = 0.278, P4 =
0.222, dan P5 = 0.088.
N

S1

n= S

n=0

S1

Lq= ( nS ) P n , L=Lq + n Pn +s 1 Pn , W q =
n=0

Lq
( ( NL ) )

Lq=0 P 2+1 P3 +2 P 4 +3 P5=0.986 truck


L=0.986+ 0 P0 +1 P1+ 2 ( 1P0P1 )=2.769trucks
W 4=

0.986
=0.111 h
4 ( 52.769 )

Biaya untuk idle time jika digunakan 2 operator = 2 x 0.109 x 20 + 8.92 x 0.11 x 50 = $53.34
Biaya untuk idle time jika digunakan 3 operator = 3 x 0.2904 x 20 + 10.65 x 0.0197 x 50 =
$27.91

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa biaya idle yang lebih kecil adalah jika
menggunakan 3 operator. Oleh karena itu perusahaan disarankan untuk menggunakan untuk
memperkecil waktu idle dan biaya idle time.
4

Static and Probabilistic Approach


Pada pendekatan ini digunakan Spreadsheet-based Software (AGV-DST) yag dikembangkan

untuk MHIA dan CIC-MHE yang menggunakan 2 jenis model yaitu model transportasi untuk
menentukan nilai minimum untuk kendaraan AGV dan model probabilistik untuk mengestimasi
nilai rata-rata dari kendaraan.
5

Knowledge-based Approach
Dalam melakukan pemilihan MHD akan susah dilakukan karena adanya beberapa solusi

yang layak namun tidak mendominasi serta konstrain tujuan yang terlalu banyak dan
membingungkan, oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang menggunakan ahli agar ditemukan
solusi yang optimal. Sistem Expert adalah program komputer yang meniru proses penentuan
keputusan dari seorang ahli. Walaupun proses decision making manusia sangat kompleks serta
susah ditiru, program komputer dapat membuat dan meniru proses tersebut walaupun dengan
keterbatasan beberapa domain. Seperti contoh, sebuah sistem expert bernama MYCIN dapat
mendiagnosa beberapa macam wabah dengan sukses. Setidaknya terdapat 2 macam sistem expert
yang dapat diaplikasikan pada permasalahan desain fasilitas yaitu FADES dan EXIT.
1

Expert System for Industrial Truck Selection


EXIT digunakan untuk sebuah sistem expert pada truk-truk industri. EXIT menggunakan

rumusan yaitu Material + Move = Method. Berdasarkan tipenya, material terbagi menjadi Unit
Load (UL) dan LUL (Less than Unit Load). Selain tipe, karakteristik material juga diperlukan
dalam pemilihan Truk industri. Karakteristik yang dimaksudkan disini berupa berat material.
Move merupakan salah satu faktor penting dalam pemilihan truk. Tipe perpindahan,
Karaketristik perpindahan serta logistik pemindahan barang termasuk kedalam tipe move yang
dimaksud. Hal-hal dalam logistik perpindahan berupa penempatan indoor/outdoor serta level
Load-Unload. Selain itu, jarak untuk tiap perpindahan, frekuensi perpindahan serta lingkungan
yang dituju merupakan salah satu hal yang akan dipertimangkan expert system.
8

Material handling System Operatonal Issues


Setelah material handling yang dibutuhkan telah dibeli, pastikan tidak ada permasalahan

operasional yang timbul. Manajer dan supervisor harus memastikan bahwa material handling

tidak rusak, tidak terjadi wasting time karena part terlalu lama ketika sedang melakukan
pemindahan barang. Selain itu, seorang penjadwal harus paham dalam menilai setiap
perpindahan material dengan menggunakan berbagai macam material handling, penetapan
aturan yang digunakan untuk setiap material handling, serta urutan pekerjaan dan order. Oleh
karena itu diperlukan beberapa pendekatan menyelesaikan permasalahan sistem performasi,
operasional maupun perencanaan.

9.8.1 Deterministic Approach


Sangat sedikit model deterministic untuk mengatasi masalah dalam MHSs. Hassan et al.
(1998) menyaajikan sebuah pemograman integer untuk memilih dan menetapkan MHD. Dengan
asumsi bahwa layout mesin tersedia. Hassan et al. (1998 ) juga mengembangkan sebuah
algoritma heuristic untuk menyelesaikan model pemrograman integer. Algoritma implisit
menganggap memaksimalkan pemanfaatan peralatan dan meminimalkan variasi dalam jenis
peralatan.
9.8.1.1 Model for Conveyor Performance Anylisis
Analisis ini hanya dapat diaplikasikan untuk konveyor yang memiliki jarak yang sama antar
carriernya.. kita mengasumsikankan ada m stasiun dengan n carriers. Anggap Fij sebagai jumalah
material yang diload oleh carriers ke j yang melewati stasiun ke i. jika material di unload, kita
tambahkan nilai negative untuk fi.
Fi = ( fi1, fi2,,fip)
Contoh: jika pada stasiun pertama, kita menambahkan satu load pada satu carries, unload dua
setelahnya, dan biarkan sepertiga berjalan tanpa load dan unload,begitu seterusnya, kita
medapatkan fungsi f1=(1,-2,0). Catatan bahwa p tidak haruus sama dengan n . Dengan demikian,
pada contoh sebelumnya, kita mungkin memiliki dua stasiun di mana load atau unload kegiatan
berlangsung tetapi panjang siklus tiga. Jelas dalam siklus bahwa total load material harus sama
dengan total unload material. karena kita memiliki stasiun m untukloading dan unloading,
persamaan material balance dapat ditulis sebagai.
m

( fi 1+ fi 2++ fip )=0


i=1

mari kita menunjukkan Pijk sebagai urutan posisi load dan unload dari carriers j, dengan stasiun
i di putaran k. diberikan Pij1, pijk dapat ditentukan menggunakan rumus berikut, untuk k = 2,3, ...,
p. setelah p putaran perjalanan, urutan posisi berulang.
Pijk = ( Pijk-1 + n mod p ) mod p
9.8.2 Probabilistic Approach
Dalam kasus desain MHS, mayoritas model yang diggunkan adalah model simulasi atau
model berdasarkan antrian.
9.8.2.1 Queuing and Queuing Network Models for MHS Performance Analysis
seperti yang dibahas dalam lampiran, antrian model jaringan merupakan jaringan antrian. Ini
umumnya lebih sulit untuk diselesaikan daripada model antrian

Anda mungkin juga menyukai