9.1 Introduction
Permasalahan desain fasilitas tidak hanya mengenai pemilihan dan penempatan peralatan
manufaktur tetapi juga mencakup permasalahan sistem material handling (MHS). Sebuah sistem
material handling, terdiri dari beberapa alat material handling (MHD). Seringkali pada sebuah
perusahaan manufaktur, satu produk yang sama menggunakan material handling yang berbeda
antar tahap proses. Namun material handling tersebut hanya sebagai alat transportasi yang
digunakan untuk memindahkan material atau produk sari satu proses ke proses lainnya, tanpa
memberikan nilai tambah terhadap material atau produk tersebut.
Material handling merupakan aktivitas yang menggunakan metode yang tepat untuk
menyediakan jumlah yang tepat dari material yang tepat pada tempat yang tepat, pada waktu
yang tepat, dalam urutan yang tepat, di posisi yang tepat dan biaya yang sesuai (Tompkins,
2003). Definisi tersebut menjelaskan bahwa perlu sudut pandang yang luas dalam melihat sistem
material handling, dan lebi dari hanya aktivitas perpindahan material.
9.2 Multimedia-Based Educational Software Module for Learning the 10 Principles
Material handling adalah fungsi utama dalam sistem distribusi dalam manufaktur. Dalam
kenyataannya, material handling merupakan kunci antar proses dalam sistem. Material handling
yang efisien dapat memberi dampak paada manufaktur dalam hal produktivitas yang tinggi. Hal
inilah yang kemudian menjadi pemicu two multimedia-based educational software modules
dikembangkan di Institut Politeknik Rensselaer dengan dukungan dana dari National Science
Foundation dan dukungan dari MHIA (Material handling Industry of America), CICMHE
(College-Industry council on Material handling Education), serta dukungan dari beberapa
perusahaan
dari
Amerika
dan
negara
lainnya.
Modul
tersedia
di
http://louisville.edu/speed/faculty/sheragu/Software.
Terdapat beberapa modul, diantaranya 10 prinsip dalam material handling, serta desain dan
analisis material handling yang terintegrasi. Tujuan utama dari modul-modul tersebut adalah
memudahkan para instruktur dan mahasiswa dengan mekanisme dalam mengintegrasikan materi
deskriptif dan faktual menggunakan model analitis.
Apple
ini
adalah:
1. Kurang upaya untuk mengumpulkan setiap item sebagi dalam satu muatan daripada
memindahkan banyak item pada waktu tertentu.
2. Ukuran dan komposisi muatan
dapat
berubah
dapat
unit
yang
kecil
konsisten
dengan
strategi
manufaktur
yang
mencakup
terhadap
aksesibilitas.
3. Ketika mengangkut muatan-muatan dalam suatu fasilitas selalu pertimbangkan menggunakan
ruang overhead..
9.4 Jenis Material handling Devices (MHD)
Berbagai jensi MHD tersedia untuk memindahkan bahan antara satsiun di lantai produksi.
Sebagian besar peralatan memindahkan barang melalui jalur material handling pada lantai
produksi, tetapi ada beberapa yang menggunakan ruang di atas mesin. Harus dipastikan terlebih
dahulu seberapa baik MHD tersebut sesuai dengan sistem secara keseluruhan.
Tujuh jenis dasar dari MHD dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Conveyor
2. Palletizers
3. Truk
4. Jibs, crane dan hoist
5. Robot
6. AGVs
7. Gudang MHS
9.4.1 Conveyor
Conveyor adalah tipe MHD dengan jalur yang tetap. Ini berarti harus mempertimbangkan tipe ini
untuk peralatan dan material dengan volume yang tinggi. Juga disarankan untuk menggunakan
conveyor jikan beban yang diangkut memiliki bentuk dan ukuran yang seragam. Conveyor dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
dipindahkan.
Chute conveyor biasanya digunakan untuk mengangkut bahan dari
tingkat
yang
tinggi
menuju tingkat yang lebih rendah. Conveyor ini digunakan untuk menerima barang yang
kardus.
Multilane conveyor, memungkinkan
didermaga.
Belt conveyor, dll
kardus
dimuat
dalam
truk-truk
yang
diparkir
9.4.2 Palletizers
Palletizers adalah peralatan otomatis berkecepatan tinggi yang digunakan untuk meletakkan
container yang datang setelah diproduksi atau dirakit. Dengan menggunakan layar sentuh yang
mudah digunakan operator, mereka meletakkan barang dengan tingkat kecepatan 100 kotak per
menit, meletakkan barang secara simultan dua garis, atau secara simultan menangani beberapa
jenis produk.
9.4.3 Pallet Lifting Devices
Terdapat beberapa tipe dari perangkat pemindahan pallet untuk loading dan unloading pallet
dari pallet trucks dan untuk mencapai atau menurunkan kotak berat yang berada pada ketinggian
tertentu. Salah satu tipe nya adalah sensor lift, adalah alat yg dapat dipindahkan dan memiliki
ruang untuk seorang operator mengemudi. Perangkat lainnya tidak hanya mengizinkan loading
dan unloading pallet trucks dari ketiga sisi, tetapi juga menjadi sebagai sebuah jalan yang landai.
Maka dari itu, operator bisa mengakses item di container tanpa memerlukan usaha keras dari
punggung nya.
9.4.4 Trucks
Truk khusus pabrik merupakan perangkat yang sering digunakan dalam fasilitas manufaktur
dan gudang. Keuntungan utama nya adalah jalur material handling-nya tidak perlu permanen,
dan kadang berguna ketika item yang akan dipindahkan memiliki variasi ukuran, bentuk dan
berat. Terdapat lebih dari 20 tipe truk, diantaranya adalah hand truck, forklift truck, pallet truck,
platform truck, counterbalanced truck, tractor-trailer truck, dan AGVs.
9.4.5 Robots
Robot adalah perangkat yang diprogram yang menyerupai lengan manusia. Robot
berkemampuan berpindah seperti lengan manusia dan dapat memperlihatkan fungsi seperti
mengambil dan meletakkan serta loading dan unloading. Jika dilengkapi dengan kamera, robot
bisa digunakan juga sebagai perangkat inspeksi dari bagian-bagian yang cacat. Robot dapat
digunakan pada proses manufaktur yang berbahaya untuk manusia seperti cat als, atau didalam
area yang dapat menyebabkan kelelahan seperti operasi perakitan yang berulang-ulang. Robot
juga digunakan sebagai material handling, khususnya pada manufaktur kecil. Terdapat beberapa
jenis robot seperti point-to-point robots, contouring or continuous-path robots, walkhthrough or
teach robots, leadthrough or teach pendant robots, hydraulic robots, dan servo-controlled robots.
berdasarkan dari type penyimpanan yang dapat di handle. Yaitu meliputi : Man-On-Board AS/RS
dimana butuh operator dalam melakukan storing and retrieving, dan deep-lane AS/RS dimana
perpindahan dilakukan oleh sebuah alat.
5
dgn lingkungan diskrit. Sedangkan Asychronous systems, digunakan pada siklus yang lebih
ringan lingkungan diskrit dan material handling yang lebih flexible. Contoh dari synchronous
systems adalah conveyor dan contoh dari asychronous systems adalah sistem AGV, forklift,
monorails, crane, dll. Berikut merupakan design and control problem yang masuk dalam sistem
AGV:
1
2
3
4
5
6
kontrol:
1 Tentukan layout dan lokasi dari pick up dan drop off (P/D). Hal ini menjadi penting karena
jika kita telah menentukan P/D poin kita dapat mengetahui konfigurasi dari suatu sistem
produksi.
2
3
Tentukan jaringan aliran materian serta path dan directions/ tujuan dari AGV
Tentukan nomor dan tipe dari AGV. Terdapat 2 tipe dalam AGV yaitu deterministik dan
probabilistik. Deterministik merupakan model semua informasinya sudah diketahui (dapat di
asumsikan). Sedangkan probabilistik merupakan sebuah model yang memiliki berbagai
departemen lain.
Tentukan rute dari AGV dan rute pengiriman serta buat sebuah strategi untuk menyelesaikan
permasalahan rute tersebut.
Terdapat 3 jenis jaringan aliran material (material flow network):
1
2
3
7
Conventional undirectional material flow network configuration with multiple sigle loops
Conventional networks configuration with a sigle loop and bidirectional travel
Network configuration with multiple nonoverlapping single loop and undirectinal trave
Model for Material handling System Design
Desain dari sistem manufaktur juga melibatkan penyelesaian sebuah masalah secara runtut.
Kadangkala penentuan jenis penggunaan pada MHD perlu dilakukan setelah penentuan layout
mesin, tipe serta nomor produksi telah selesai dilaksanakan. Contohnya, pada sebuah tipe layout
U-line atau circular membutuhkan robot atau konveyor untuk material handlingnya, atau sebuah
straight line menggunakan sistem AGV sebagai material handlingnya. Pada kasus lain, mungkin
akan lebih baik jika penentuan jenis MHD dilakukan bersamaan dengan penentuan layout,
nomor, dan tipe produksi.
1 Rule of Thumb Approach
Berdasarkan sebuah pengalaman, gross & associate telah membangun sebuah online cost
calculator yang tersedia di www.grossassociates.com/calculator.cfm. Kalkulator ini dapar
mengestimasikan harga untuk perlengkapan material handling. Walaupun fungsi kalkulator ini
adalah digunakan sebagai penyedia jasa informasi mengenai harga penggunaan material
handling, ini juga berguna bagi suatu perusahaan untuk dapat mengeksplorasi opsi-opsi atau
alternative lain dalam pemilihan material handling.
2 Deterministic Approach
Mixed integer programming yang akan dibahas pada sub bab 9.7.2.1 merupakan proses
penentuan optimalisasi model yang dapat membantu kita dalam memilih dan menentukan
material handling apa yang akan digunakan.
1
P1
From
M1
P1
M2
P1
M4
P2
M1
P2
M3
To
H1
H2
H1
H2
H1
H2
H1
H2
H1
H2
M1
-
M2
7(10)
5(8)
2(4)
1(2)
20(6)
12(2)
M3
8(6)
4(5)
8(8)
4(5)
-
M4
8(5)
2(2)
-
Solution
Penyelesaian model dilakukan dengan software LINDO dengan solusi optimal yaitu Y1 =
1, X1121 = 50, X1231 = 50, X2121 = 30, X2321 = 30. X1121 menunjukan P1 yang diproses dari mesin M1
ke M2 dengan menggunakan Material handling H1. Hasil LINGO juga menunjukan bahwa OFV
optimal yaitu $101410. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa Material handling
yang digunakan hanya H1. Untuk Part tipe 1 akan optimal jika memproses 50 part dari mesin M1
ke M2 lalu finishing di M3. Sedangkan untuk Part tipe 2 akan lebih optimal jika part diproses
dengan cara dibagi, 30 part pada mesin M1 dan 30 part lain pada mesin M3 kemudian
dilanjutkan pemrosesan akhir pada mesin M2.
3
Probabilistic Approach
Tidak semua data/parameter yang digunakan dalam penghitungan Tata Letak adalah bersifat
deterministik. Banyak sekali kasus dimana kita tidak dapat mengetahui dengan pasti berapa
banyak unit untuk setiap tipe part yang akan diproduksi ataupun kebutuhan material handling
yang sesuai dengan part yang akan diproduksi. Tingkat pelayanan Material handling sebenarnya
bersifat deterministik, namun karena variabilitas proses yang tinggi, kerusakan alat yang
digunakan, faktor pemeliharaan alat, serta kurangnya operator menyebabkan tingkat pelayanan
material handling tidak dapat diukur.
1
berada dalam sistem, (3) rata-rata jumlah part dalam antrian, (4) rata-rata jumlah part dalam
sistem, dan (5) utilisasi server. Pada model antrian untuk MHS design menggunakan model
deskriptif (menggambarkan) bukan model prescriptive (menentukan). Jadi model tidak
Example 2
Produsen botol air di New England harus mengirim berpalet-palet botol air ke warehouse.
Berdasarkan Kebutuhan lifting, Luas permukaan koridor yang menghubungkan tempat bottling
dan warehouse, tingkat kelandaian lantai, biaya, serta pertimbangan-pertimbangan lain, akhirnya
perusahaan memutuskan untuk menggunakan forklift truck untuk perpindahan barang dari
palletizer ke warehouse. Forklift membutuhkan waktu 15 menit untuk memindahkan barang dari
tempat bottling ke warehouse. Untuk Operasi loading unloading, forklift membutuhkan waktu
sekitar 12 menit untuk tiap pallet.2 atau 3 operatpr dibutuhkan untuk operasi ini. Waktu antar
kedatangan serta waktu pelayanan operator mengikuti distribusi eksponensial. Biaya untuk
penyewaan operator dan forklift tiap jamnya adalah $20 dan $50. Ketika perusahaan akan
menggunakan 5 forklift, tentukan berapa operator yang dibutuhkan untuk meminimasi waktu
idle.
Solution
Dengan menggunakan notasi pada appendix, dapat diketahui konfigurasi utama yaitu c = 2,
S1
n= S
n=0
S1
Lq= ( nS ) P n , L=Lq + n Pn +s 1 Pn , W q =
n=0
Lq
( ( NL ) )
0.986
=0.111 h
4 ( 52.769 )
Biaya untuk idle time jika digunakan 2 operator = 2 x 0.109 x 20 + 8.92 x 0.11 x 50 = $53.34
Biaya untuk idle time jika digunakan 3 operator = 3 x 0.2904 x 20 + 10.65 x 0.0197 x 50 =
$27.91
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa biaya idle yang lebih kecil adalah jika
menggunakan 3 operator. Oleh karena itu perusahaan disarankan untuk menggunakan untuk
memperkecil waktu idle dan biaya idle time.
4
untuk MHIA dan CIC-MHE yang menggunakan 2 jenis model yaitu model transportasi untuk
menentukan nilai minimum untuk kendaraan AGV dan model probabilistik untuk mengestimasi
nilai rata-rata dari kendaraan.
5
Knowledge-based Approach
Dalam melakukan pemilihan MHD akan susah dilakukan karena adanya beberapa solusi
yang layak namun tidak mendominasi serta konstrain tujuan yang terlalu banyak dan
membingungkan, oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang menggunakan ahli agar ditemukan
solusi yang optimal. Sistem Expert adalah program komputer yang meniru proses penentuan
keputusan dari seorang ahli. Walaupun proses decision making manusia sangat kompleks serta
susah ditiru, program komputer dapat membuat dan meniru proses tersebut walaupun dengan
keterbatasan beberapa domain. Seperti contoh, sebuah sistem expert bernama MYCIN dapat
mendiagnosa beberapa macam wabah dengan sukses. Setidaknya terdapat 2 macam sistem expert
yang dapat diaplikasikan pada permasalahan desain fasilitas yaitu FADES dan EXIT.
1
rumusan yaitu Material + Move = Method. Berdasarkan tipenya, material terbagi menjadi Unit
Load (UL) dan LUL (Less than Unit Load). Selain tipe, karakteristik material juga diperlukan
dalam pemilihan Truk industri. Karakteristik yang dimaksudkan disini berupa berat material.
Move merupakan salah satu faktor penting dalam pemilihan truk. Tipe perpindahan,
Karaketristik perpindahan serta logistik pemindahan barang termasuk kedalam tipe move yang
dimaksud. Hal-hal dalam logistik perpindahan berupa penempatan indoor/outdoor serta level
Load-Unload. Selain itu, jarak untuk tiap perpindahan, frekuensi perpindahan serta lingkungan
yang dituju merupakan salah satu hal yang akan dipertimangkan expert system.
8
operasional yang timbul. Manajer dan supervisor harus memastikan bahwa material handling
tidak rusak, tidak terjadi wasting time karena part terlalu lama ketika sedang melakukan
pemindahan barang. Selain itu, seorang penjadwal harus paham dalam menilai setiap
perpindahan material dengan menggunakan berbagai macam material handling, penetapan
aturan yang digunakan untuk setiap material handling, serta urutan pekerjaan dan order. Oleh
karena itu diperlukan beberapa pendekatan menyelesaikan permasalahan sistem performasi,
operasional maupun perencanaan.
mari kita menunjukkan Pijk sebagai urutan posisi load dan unload dari carriers j, dengan stasiun
i di putaran k. diberikan Pij1, pijk dapat ditentukan menggunakan rumus berikut, untuk k = 2,3, ...,
p. setelah p putaran perjalanan, urutan posisi berulang.
Pijk = ( Pijk-1 + n mod p ) mod p
9.8.2 Probabilistic Approach
Dalam kasus desain MHS, mayoritas model yang diggunkan adalah model simulasi atau
model berdasarkan antrian.
9.8.2.1 Queuing and Queuing Network Models for MHS Performance Analysis
seperti yang dibahas dalam lampiran, antrian model jaringan merupakan jaringan antrian. Ini
umumnya lebih sulit untuk diselesaikan daripada model antrian