Anda di halaman 1dari 6

S.

Tr Manajemen dan Administrasi Logistik (MAL)


Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro 2020

LEARNING JOURNAL

Nama Mahasiswa : Dika Ardiani


NIM : 40011320650058
Mata Kuliah : Manajemen Gudang
Kelas :B

A. Pokok Pikiran Materi

Topik Materi: Put Away/Pemetaan Barang

Tanggal: 09 Maret 2022

Put away atau pemetaan barang adalah proses kedua atau setelah
dari good receiving atau penerimaan barang. Pemetaan barang adalah
aktivitas penempatan barang yang telah dicek (sesuai dengan dokumen)
dan telah dicatatkan ke dalam system menuju ketempat penyimpanan
barang denga naman dan sesuai lokasi yang ditentukan.

Cara penempatan barang:

1. Direct Put Away


Menyimpan barang secara langsung ke lokasi penyimpanan aktif atau
cadangan.
2. Directed Put Away
Pada jenis yang kedua ini, memanfaatkan sistem manajemen gudang
(WMS) untuk menentukan dimana lokasi penyimpanan produk. WMS
mengidentifikasi lokasi dan kuantitas per lokasi.
3. Batch and Sequenced Put Away
S.Tr Manajemen dan Administrasi Logistik (MAL)
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro 2020

Sortir produk masuk untuk penyimpanan yang efisien. Barang-


barang yang masuk gudang diurutkan berdasarkan jenis atau
parameter tertentu kemudian berdasarkan urutan lokasi. Jadi
barang-barang tersebut dikelompokkan sebelum akhirnya
ditempatkan di lokasi yang sesuai dengan parameter.
4. Interleaving atau Continous Moves
Berjalan dengan parallel penyimpanan (stocking) dengan pengambilan
(picking). Setelah selesai menyimpan, langsung diarahkan untuk
menarik produk untuk mengisi pesanan. Elliminates “deadheading”
yaitu kembali dengan tangan kosong. Tujuannya adalah agar terjadi
efisiensi dalam travelling.

Prinsip penempatan barang

a) Aktivitas transportasi: travelling merupakan presentase yang


paling tinggi dalam aktivitas pergudangan dan perlu diperhatikan
bagaimana caranya aktivitas travelling ini menjadi lebih efisien.
b) Cek dokumen vs barang: memastikan apa yang tertera di dokumen
harus sesuai dengan kondisi barang.
c) Cek dokumen vs lokasi: memastikan apa yang tertera di dokumen
sesuai dengan lokasi.
d) Cek dokumen vs system: memastikan apa yang tertera di dokumen
sesuai dengan yang tercatat di system

“Prinsip-prinsip penempatan barang bertujuan untuk menciptakan efektif


dan efisiensi aktivitas pergudangan.”

Material Handling Equipment

Merupakan seni atau ilmu tentang pemindahan, penyimapan,


pengamanan, dan pengontorolan material. Menyediakan material, jumlah,
kondisi, posisi, susunan, ongkos, dan metode yang tepat. Dalam
menggunakan MHE ini tidak asal-asalan, harus sesuai dengan barangnya.
Penggunaan MHE dapat membantu aktivitas penempatan barang efisien.
S.Tr Manajemen dan Administrasi Logistik (MAL)
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro 2020

Prinsip-prinsip Material Handling Equipments

1. Right Material: material yang disediakan sesuai dengan yang


dipesan oleh bagian produksi
2. Righ Amount: jumlah yang disediakan oleh bagian material
handling sesuai dengan jumlah kebutuhan.
3. Righ Condition: kondisi sesuai dengan keinginan konsumen.
4. Right Place: menempatkan material langsung dilokasi akhir siap
untuk digunakan, tidak di tengah-tengah perjalanan.
5. Urutan yang tepat: urutan penanganan material yang efisien
missalnya dengan penyederhanaan kerja, efisiensi manufacturing.
6. Biaya yang tepat: mendesain bentuk efisien sehingga biaya
menjadi efisien.
7. Waktu yang tepat: waktu pengiriman yang harus tepat.

Jenis-jenis MTE

1. Trolly
2. Handlift
3. Walkie
4. Forklift/Lift Truck
5. Pallet Truck
6. Turret Truck
Kinerja Put Away/Penempatan Barang

1. Pallet/Jam: banyaknya pallet atau setara dengan satu pallet yang


diturunkan dari truk, misalnya 12 pallet/jam.
2. Akurasi: mengukur akurasi anatara lokasi pallet yang di put away-
kan dengan data yang dimasukkan dalam system, misalnya
tanggal 1 yaitu 98%.
3. Waktu process in key: diukur waktu mulai mencetak intruksi put
away hingga dokumen dimasukkan kembali ke dalam system.
S.Tr Manajemen dan Administrasi Logistik (MAL)
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro 2020

Kunsi sukses Put Away: 3L (Location,location,location)

B. Penerapan

Contoh kasus penggunaan jenis Material Handling Equipment (MHE) dalam


gudang

Kesesuaian Prosedur Operasi Forklift di PT. X Dengan Safe Operation


Forklift OSHA

Forklit merupakan alat yang memungkinkan seseorang untuk


mengangkat dan menempatkan barang dengan bebabn yang berat dan
besar. Namun, terdapat risiko cidera atau kematian apabila operator forklift
belum terlatih untuk menggunakan forklift, pengoperasian forklift dengan
sembarangan atau menggunakan forklift yang tidak aman karena forklift
tersebut rusak.

PT. X yang berlokasi di Jalan Raya Bogor Km. 32, Cimanggis, Depok,
Jawa Barat mulai beroperasi tahun 1974. PT. X begerak dibidang farmasi
yang menghasilkan produk-produk Pharmaceutical selain dari produk-
produk consumer care yang sudah diproduksi terlebih dahulu. Dalam
proses kerja PT. X menggunakan pesawat angkat dan angkut khususnya
forklift jenis elektrik terutama di area warehouse, dimana forklift digunakan
untuk segala keperluan angkat dan angkut mulai dari receivinv area hingga
sampai dispatcjing area, sehingga pada masing-masing operator sudah
memiliki surat izin operasi forklift (SIO). Pada tahun 2017 sampai awal
2018 terdapat 3 incident property damage dan 2 nearmiss disebabkan oleh
forklift. Berdasarkan kejadian tersebut, terdapat penelitian yang
menganlisis:

1. Apakah kesesuaian prosedur operasi forklift di PT. X Tahun 2018


dengan safe operation forklift OSHA 2016?
2. Berapa nilai presentase kesesuaian prosedur di PT. X Tahun 2018
dengan membandingkan dengan safe operation forklift OSHA 2016?
3. Apakah terdapat kekurangan pada standar operasional prosedur
forklift di PT. X?
S.Tr Manajemen dan Administrasi Logistik (MAL)
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro 2020

Setelah melakukan penelitian dan analisis di PT. X tersebut didapatkan


hasil:

1. Hasil prosentase kesesuaian prosedur operasi forklift di PT. X dengan


dibandingkan dengan safe operation forklift OSHA 2016 secara
keseluruhan sebesar 86%
2. Kesesuaian prosedur safe operation forklift OSHA 2016 di PT. X:
a. Pra-operasi
Presentase kesesuaian prosedur operasi forklift pada tahap pra-
operasi di PT. X sebesar 88% dan tidak sesuai sebesar 17%
b. Traveling dan Manuver
Presentase kesesuaian prosedur operasi forklift pada tahap
travelling dan manuver di PT. X sebesar 88% dan tidak sesuai
sebesar 12%
c. Load Handling
Presentase kesesuaian prosedur operasi forklift pada tahap load
handling di PT. X sebesar 84% dan tidak sesuai sebesar 16%

Kekurangan yang terdapat di prosedur operasi forklift di PT X:

a. Pra-Operasi
Penjaga jari, nama operator/pengguna forklift yang dapat dibaca,
hours meter, setiap kendaraan yang memancarkan percikan
berbahaya atau api dari sistem pembuangan harus segera dihapus
dari daftar penggunaan, dan tidak kembali ke daftar penggunaan
sampai penyebab emisi bunga api dan api tersebut telah selesai
dieliminasi, dan ketika suhu forklift didapati lebih dulu suhu operasi
normal, forklift harus dihapus dari daftar penggunaan dan tidak
kembali ke daftar penggunaan sampai penyebab overheating telah
dieleminasi.

b. Travelling dan Manuver


S.Tr Manajemen dan Administrasi Logistik (MAL)
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro 2020

Pastikan bahwa tangan bersih dan kering untuk mencegah tergelincir


saat meraih pegangan, periksa sepatu untuk grease sebelum
memasuki kendaraan, kemudi, putar, dan mengubah arah
penjelasannya yaitu jangan berasumsi pejalan kaki atau pengamat
menyadari kehadiran alat berat dan arah dimaksudkan perjalanan,
dan jangan mabil penjaga atas kepala ketika berpergian secara
terbalik.
c. Load Handling
Berhenti 20 sampai 30 cm (8-12 inci) di depan beban, pastikan forklift
ditempatkan tepat di depan dan garpu berada diketinggian yang
ttepat, dan mengatur rem truck dipasang dan wheel chock
ditempatkan di bawah roda belakang untuk mencegah truk bergerak
saat tenaga kerja naik forklift dan periksa lantai untuk memastikan
bahwa itu akan mendukung forklift dan beban.

Referensi:

Alviernandi, 2018. “Kesesuain Prosedur Operasi Forklift di PT. X Dengan


Safe Operation Forklift OSHA (2016)”. Skripsi. Progam Studi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Binawan.

Anda mungkin juga menyukai