Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Di era yang setiap saatnya berkembang dan semakin maju ini, persaingan global
dan perdagangan bebas semakin diperhatikan oleh berbagai pihak. Setiap perusahaan
diwajibkan untuk mampu bertahan dan bersaing di tengah arus globalisasi. Seperti pada
bidang jasa pengiriman barang merupakan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi.
Perusahaan pengiriman mulai banyak bersaing untuk menunjukkan keunggulan masing-
masing agar dapat menarik konsumen. Perusahaan juga menawarkan berbagai macam
jasa, yang mana hal ini menjadi salah satu faktor untuk bersaing dan mengukur
keberhasilan suatu perusahaan.
Organisasi Kesehatan dunia (WHO) menetapkan bahwa virus corona (Covid-19)
mulai masuk dan menyebar di Indonesia pada 11 maret 2020. Kondisi pandemi virus
corona ini berdampak luas pada berbagai bidang. Pandemi ini mengharuskan semua
orang mulai beradaptasi dengan penggunaan digitalisasi untuk menghindari penyebaran
virus corona. Namun jauh sebelumnya, di Indonesia dan disetiap penjuru bidang sudah
mulai memanfaatkan teknologi untuk mempermudah pekerjaan. Gudang adalah salah
satu contoh yang memerlukan teknologi informasi pada lingkungan kerjanya.
Gudang adalah lokasi penyimpanan barang mulai dari raw material hingga
finished goods yang disimpan sementara dalam satu titik sampai barang tersebut diminta
untuk dikirimkan sesuai dengan jadwal. Oleh karna itu, gudang termasuk bagian
terpenting dari aliran barang dalam sebuah perusahaaan. Kegiatan pergudangan
(warehousing) memiliki enam aktivitas utama, di antaranya seperti penerimaan
(receiving), pemindahan (put away), penyimpanan (storage), pengambilan barang
(order picking), pengemasan (packing), dan pengiriman (trucking). Manajemen
pergudangaan adalah kunci penting untuk mendukung kelancaran kegiatan operasi
gudang. Berdasarkan hal tersebut aktivitas gudang harus memiliki pengelolaan dan
persediaan barang yang efektif dan efisien agar meminimalisir kejadian yang tak
terduga di gudang. Proses pergudangan yang tidak baik dapat menggangu kegiatan
logistik dan akan terjadi penurunan tingkat pelayanan perusahaan. Dalam hal ini,

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


perlunya penerapan bersifat digitalisasi seperti sistem atau aplikasi sebagai alat bantu
karyawan dalam menjalankan aktivitas gudang.
Logistik adalah kunci supply chain dalam hal pengiriman produk yang tepat,
waktu yang tepat dan tempat yang tepat. beberapa layanan utama yang termasuk dalam
bisnis Logistik adalah; menerima, putaway, picking, packing, pengiriman, pengisian,
bahan gerakan, kepatuhan pelanggan dan layanan nilai tambah. Tidak mungkin
mengelola semua proses ini tanpa sistem TI ketika model bisnisnya kompleks dan setiap
perubahan karena perilaku pasar. Dan, salah satu sistem TI yang membantu
memfasilitasi proses Logistik ini dengan lancar adalah Sistem Manajemen Gudang
(Warehouse Management system). (Natesan et al, 2019). Sistem atau aplikasi yang
digunakan dalam pergudangan untuk membantu kinerja gudang tersebut adalah
Warehouse Management System (WMS). Menurut Vision (2014) menyatakan bahwa
“WMS adalah aplikasi perangkat lunak, yang dirancang untuk mendukung dan
mengoptimalkan manajemen gudang atau pusat distribusi.” Sistem manajemen gudang
mendukung kinerja karyawan gudang dalam menjalani proses yang diperlukan untuk
menangani tugas gudang permintaan kecil maupun besar seperti penerimaan, inspeksi,
pengepakan, dokumentasi, dan pengiriman saat memuat ke kendaraan.
Cardig Logistik Indonesia didirikan pada tahun 2021, dan bergabung antara dua
unit bisnis PT. Cardig Internasional, untuk bersinergi dan mengintegrasikan solusi
logistik di dalam grup. Cardig berdiri sebagai salah satu dari sedikit perusahaan logistik
yang terintegrasi penuh di dunia yang didedikasikan untuk solusi total logistik. PT
Cardig Logistics Indonesia bergerak dibidang Custom Handling, Freight Forwarding,
Trucking, Handling Warehouse (Penanganan Pergudangan), dan Logistics Distribution.
PT. Cardig Logistik Indonesia memiliki gudang yang cukup untuk menampung
banyak barang sehingga agar dapat menunjang kegiatan logistik tersebut,
dibutuhkannya WMS yang akan memberikan respon positif dan keuntungan bagi
kelancaran aktivitas gudang. Pandemi Covid-19 ini menimbulkan banyak dampak baik
itu positif maupun negatif. Seperti contohnya di gudang PT. Cardig, dikarenakan
permintaan yang meningkat, maka yang terjadi adalah penumpukan barang dan tidak
diletakkan sesuai dengan tempatnya. Permasalahan lainnya seperti kurangnya sumber
daya manusia, tidak maksimalnya penggunaan WMS, dan terjadinya selisih antara
barang masuk maupun keluar.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


WMS memiliki peran penting untuk menunjang keberhasilan aktivitas
pergudangan, namun pada perusahaan ini implikasi dari WMS tersebut masih belum
maksimal. Kendala-kendala yang dihadapi kemungkinan besar akan mempengaruhi
kinerja operasional gudang, baik itu karna fakor internal dan eksternal. Faktor tersebut
berasal dari sumber daya manusia yang berkualitas, kesulitan mencari letak barang,
ataupun fasilitas-fasilitas yang kurang memadai.
Berdasarkan uraian yang tertera diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji
lebih dalam dan mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi atau karya
ilmiah dengan menggunakan Regresi Linear Sederhana dan mengambil judul
“PENGARUH WAREHOUSE MANAGEMENT SYSTEM (WMS) TERHADAP
KINERJA OPERASIONAL GUDANG STUDI KASUS PT. CARDIG LOGISTIK
INDONESIA TAHUN 2021 – FEBUARI 2022.”

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan penulis, maka permasalahan yang dapat
dibahas dalam dalam karya tulis ini, yaitu:
1. Bagaimana penggunaan warehouse management system (WMS) di gudang PT. Cardig
Logistik Indonesia?
2. Bagaimana kinerja aktivitas gudang di PT. Cardig Logistik Indonesia?
3. Apakah ada pengaruh penggunaan warehouse management system (WMS) terhadap
kinerja operasional gudang di PT. Cardig Logistik Indonesia?

1.3. Tujuan
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan penulis, maka penelitian ini bertujuan
sebagai:
1. Untuk menguji dan menganalisis penggunaan WMS di gudang PT. Cardig Logistik
Indonesia
2. Untuk menguji dan menganalisis kinerja operasional gudang di PT. Cardig Logistik
Indonesia
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh dari penggunaan WMS terhadap kinerja
operasional gudang di PT. Cardig Logistik Indonesia

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


1.4. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah manfaat secara teoritis dan praktis.
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca, berguna untuk pengembangan penggunaan Warehouse management system
dan pengaruhnya terhadap operasi aktivitas di gudang.
2. Manfaat praktis
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu gudang di PT. Cardig
Logistik Indonesia menjadi lebih baik dalam penanganan pergudangan dan memberikan
manfaat-manfaat yang relevan dan masukan bagi pihak yang bersangkutan serta
membantu penelitian selanjutnya dalam penyajian informasi untuk penelitian
selanjutnya.

1.5. Ruang lingkup penelitian


Ruang lingkup penelitian digunakan penulis agar lebih fokus dan teratur pada
permasalahan yang diteliti. Penelitian ini akan membahas pengaruh dari penggunaan
Warehouse Management System (WMS) terhadap kinerja aktivitas gudang yang
berlokasi di PT. Cardig Logistik Indonesia Halim.

1.6. Sistematika Penulisan


Sistematika dalam penulisan skripsi ini terbagi dalam lima bab. Dalam
penelitian ini bab satu dengan lainnya saling berhubungan dan bertujuan untuk
mempermudah pemahaman yang lebih terperinci, diantaranya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan uraian tentang latar belakang penelitian, pokok
masalah yang akan diteliti, tujuan penelitian, manfaat secara teoritis dan
praktis, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Dalam bab ini penulis menguraikan teori-teori, konsep pendukung,
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian skripsi. Dari teori
dan konsep pendukung tersebut maka akan didapat kerangka berfikir

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang variabel penelitian, metode
pengumpulan
data, tempat dan waktu penelitian, sumber data dan sampel penelitan,
dan
teknik pengumpulan data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menguraikan gambaran hasil penelitian dan analisis
dan analisis data mengenai pengaruh penggunaan WMS terhadap kinerja
operasi gudang di PT. Cardig.
BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari serangkaian pembahasan
skripsi berdasarkan metode dan analisis yang telah dilakukan serta

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


BAB II
TINJAUAN LITERATUR

2.1. Grand theory


2.1.1. Manajemen
Menurut Afandi (2018, p. 1), Manajemen adalah melakukan sebuah
pekerjaan dengan sekelompok orang untuk mencapai visi dan misi organisasi
dengan pelaksaan fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan
dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).
Pengertian manajemen menurut Agoes Parera (2020) mengatakan bahwa
manajemen adalah proses atau suatu seni dalam penggunaan sumber daya
organisasi untuk menyelesaikan sesuatu yang berkaitan dengan pencapaian
tujuan sebuah organisasi.
Sedangkan Menurut Firmansyah (2018, p. 4) manajemen adalah “seni
dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan
pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan terlebih dahulu.”
Dari pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa manajemen merupakan
pekerjaan atau seni yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang yang
sistematis mulai dari perencanaan (planning) hingga mencapai visi dan misi
suatu organisasi tersebut. Tujuan manajemen adalah untuk mendayagunakan
aspek pendukung dengan biaya yang minim namun memperoleh hasil yang
sesuai target organisasi.

2.1.2. Fungsi Manajemen


Suatu usaha dan bisnis dapat berjalan lancar karena seorang manager yang
memiliki keterampilan dan mampu menerapkan fungsi-fungsi manajemen agar visi dan
misi perusahaan dapat berjalan sesuai dengan target pencapaian. Menurut Amirullah
(2015, p. 8) menyatakan bahwa fungsi manajemen pada umumnya dibagi menjadi
empat fungsi yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


rangka usaha agar dapat mencapai visi dan misi yang diinginkan secara efektif dan
efisien.
a. Perencanaan
Dalam menjalankan suatu usaha atau organisasi dibutuhkan visi dan misi
sebagai pedoman agar organisasi tersebut dapat berjalan lancar. Melalui
perencanaan yang disusun secara matang, seorang manager akan lebih mudah
dalam menjalankan tugasnya. Perencanaan dilakukan sebagai bentuk upaya
mengindetifikasi adanya kekurangan atau hambatan sehingga dapat ditangani
dengan baik. Dibutuhkan perencanaan yang tepat dan koperehensif oleh
perusahaan guna mencapai tujuan bisnis tersebut.
b. Pengorganisasiaan
Pengorganisasiaan merupakan fungsi manajemen untuk mengeluarkan perintah,
dan tindakan koordinasi kepada individu dan kelompok dalam menjalankan
perencanaan yang telah dibuat dan disepakati oleh perusahaan. Tujuan
pengorganisasiaan adalah agar pembagian kerja dapat dilakukan dengan
tanggung jawab dan keterampilan masing-masing karyawan.
c. Pengarahan
Perencanaan dan pengorganisasiaan telah diatur sesuai dengan target
perusahaan, maka perlu dibutuhkan pengarahan seperti pemeberian petunjuk
untuk para karyawan atau pegawai agar bekerja sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan sebelumnya.
d. Pengendalian
Pengendalian memilki peran yang sangat penting dalam fungsi manajemen.
Pengendalian merupakan suatu usaha yang disusun secara sistematik mulai dari
proses pengawasan, perbandingan dan perbaikan guna terselenggarannya tujuan
dari perusahaan.

2.2.1. Warehouse (gudang)


Menurut Willem Siahaya (2013), gudang adalah suatu area yang
digunakan untuk menimbun, menyimpan barang baik dalam bentuk bahan baku
(raw material), barang setengah jadi (work in process) atau barang jadi (finished
goods).

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


Menurut Mulcahy (2015, p. 96) dalam bukunya menyebutkan gudang
adalah bagian dari sebuah pabrik yang didalamnya menyimpan berbagai jenis
produk dan berbagai ukuran mulai dari besar hingga produk yang berukuran
kecil yang disimpan dalam jangka waktu tertentu dari produk tersebut
diproduksi sampai dibutuhkan oleh bagian produksi lainnya.
Menurut Zaroni (2017) warehousing (pergudangan) adalah tempat
penyimpanan barang mulai dari bahan baku yang akan menjalani proses
manufacturing, maupun bahan jadi yang siap dipasarkan.
Berdasarkan ketiga pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
gudang adalah suatu tempat menimbun atau penyimpanan barang mulai dari
bahan baku (raw material) hingga barang jadi (finished goods) yang disimpan
dalam jangka waktu tertentu hingga siap didistribusikan.

2.2.2. Fungsi Gudang


Menurut Martono (2015) dalam bukunya menyebutkan bahwa gudang
memiliki 5 fungsi utama, yaitu:
a. Berfungsi untuk menyimpan barang sementara waktu sampai
menunggu giliran untuk diproses
b. Untuk memantau pergerakan dan status barang
c. Meminimumkan biaya pergerakan barang, peralatan, dan karyawan
d. Menyediakan media komunikasi dengan konsumen mengenai barang
e. Titik penyeimbang aliran persediaan dan barang

Menurut Arwani (2009, p. 23) peranan gudang memiliki tiga fungsi, yaitu:
a. Fungsi penyimpanan (storage and movement)
Fungsi utama dari gudang adalah tempat penyimpanan barang baik bahan
mentah, bahan setengah jadi, maupun barang jadi. Gudang berkaitan dengan
pergerakan, pengepakan dan pengambilan barang yang diharapkan mampu
mengoptimalkan ruang (space) dengan biaya tertentu.
b. Fungsi melayani permintaan pelanggan (order full fillment)
Aktivitas menerima barang dari manufaktur atau supplier untuk memenuhi
permintaan dari suatu cabang atau pelanggan yang menggunakan gudang

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


sebagai fokus aktivitas logistik. Gudang berperan sebagai peneyedia pelayanan
dengan menjamin siklus order yang reasonable, keamanan produk dan
mengelola ketersediaan produk. Sistem ini akan menurunkan biaya, karena
pengiriman dari manufaktur bisa dibuat secara berkala, cukup dengan kuantitas
transportasi. Dengan penyiapan stock dengan jumlah tertentu, akan membantu
manufaktur dari permintaan yang tidak tetap.
c. Fungsi distribusi dan konsolidasi (distribution and consolidation)
Fungsi distribusi ini menjadikan gudang sebagai perantara penjualan dan
pemasaran produk dengan memastikan penyampaian produk dan informasi
kepada pelanggan sebagai titik penjualan (point of sales). Pengiriman dengan
skala besar, secara ekonomis memiliki biaya yang lebih murah dibandingkan
pengiriman dalam skala besar. Dalam sistem tertentu, fungsi distribusi dan
konsolidasu menjadi fungsi urama dari suatu gudang distribusi.

2.2.3. Aktivitas gudang


Menurut Syariffudin (2017, p. 72) dalam bukunya menyebutkan terdapat 3 aktivitas
operasi pergudangan, antara lain:
a. Penerimaan (receiving)
Penerimaan barang adalah langkah awal dari aliran arus barang yang bergerak di
gudang. Aktivitas penerimaan barang dari pemasok dimana didalamnya terdapat
aktivitas seperti pengangkutan, pembongkaran muatan, perhitungan jumlah,
pemeriksaan dokumen dan fisik barang, surat jalan, dan bukti tanda terima
barang. Setelah melalui rangkaian aktivitas tersebut barang dapat dimasukkan ke
penyimpanan (put-away).
b. Penyimpanan (put away)
Gudang adalah tempat yang aman untuk meletakkan hasil produksi/barang
sebelum digunakan atau didistribusikan. Dalam penyimpanan barang hal yang
penting untuk diperhatikan yaitu pengaturan tempat sesuai dengan karakteristik
barang dan lokasi yang benar, perawatan agar barang tersebut tetap memenuhi
spesifikasi, efesiensi ruangan, peralatan penyimpanan dan penggunaan alat
angkut dengan tata letak yang baik untuk mempermudah dalam penyimpanan.
Put away dilakukan setelah barang selesai dikelompokkan kemudian melakukan

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


pemindahan ke lokasi yang telah ditetapkan dan dicatatkan kedalam system
base.
c. Pengumpulan (picking)
Pengumpulan (picking) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencari
fisik barang dari rak atau pallet penyimpanan yang disesuaikan dengan picking
list saat mempersiapkan pengiriman barang. Salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pengelolaan gudang adalah pemilihan metode
picking yang sesuai dengan target dan kompleksitas barang-barang dalam
gudang tersebut.
d. Proses pengiriman
Proses pengiriman harus dikelola secara tepat sebagai bagian kegiatan
pengelolaan gudang. Persiapan pengiriman meliputi pengecekan barang sesuai
dengan permintaan pelanggan serta memastikan kondisi barang yang layak dan
aman untuk melakukan perjalanan ke tempat tujuan. Beberapa hal yang harus
diperhatikan sebelum melakukan pengiriman, yaitu:
- Pengemasan dan pengepakan
- Dokumen pengeluaran
- Pemuatan (loading)
- Pengiriman
e. Persediaan (stok)
Persediaan memiliki peranan penting didalam gudang untuk memberikan
kepastian pasokan dalam rantai pasok untuk mendistribusikan barang.
Pengelolaan persediaan tidak dapat diatur agar konstan setiap periode waktu,
namun permintaan tersebut bervariasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan atau
kecepatan proses produksi.
f. Pengelolaan administrasi pergudangan
Administrasi menjadi hal utama seluruh pencatatan arus masuk dan keluar
barang, sehingga operasional lebih mudah bila terdapat akurasi data.
Administrasi pergudangan dapat digambarkan sebagai berikut yaitu jumlah stok
barang, daftar barang yang di-input, daftar barang yang keluar, jadwal
pengiriman barang, stok opname, prediksi pesanan, dan pengelompokkan
barang.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


g. Pencatatan stok opname
Stok opname adalah bagian dari aktivitas pengelolaan gudang tentang
menghitung stok barang (persediaan barang) di gudang dibandingkan dengan
data dalam pencatatan administrasi atau sistem.

2.3. Warehouse management system (WMS)


Warehouse management system adalah sistem manajemen gudang yang
tujuan utamanya untuk mengontrol semua proses yang terjadi di dalamnya
seperti penerimaan, penyimpanan, proses pesanan pelanggan, pengambilan
pesanan, pengecekan dan pengepakan serta pengiriman. (Susi Indriyani, 2020).
Syariffudin (2017, p. 1) menyatakan bahwa manajemen pergudangan
adalah suatu system berbasis database yang dibuat dan digunakan dalam
melakukan kegiatan gudang agar dapat mengatur proses penanganan barang dari
penerimaan hingga pengiriman.
Sistem manajemen gudang (WMS) adalah sebuah sistem aktual yang
paling banyak digunakan pada zaman modern ini diberbagai perusahaan. Untuk
meningkatkan efisiensi order fulfillment yang lebih mudah dan cepat
dibandingkan dengan operasi pergudangan secara manual. (Lee et al, 2017)
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
warehouse management system adalah suatu perangkat komputerisasi berbasis
database yang digunakan untuk mengontrol semua proses yang ada di gudang
mulai penerimaan hingga pengirimannya sampai ke tangan customer secara
mudah dan cepat. Tujuan utama dari penggunaan WMS ialah mempermudah
pergerakan barang di gudang seperti proses penyimpanan, mengatur penggunaan
ruang lebih optimal, dan mengetahui stok barang yang masuk maupun keluar
serta membantu meminimalisir biaya dan memaksimumkan pelayanan
pelanggan.
Warehouse managemet system (WMS) berfungsi sebagai suatu metode
yang mengelola serta mengatur suatu aktivitas dalam pergudangan dalam suatu
rantai pasok seperti acceptance stock (penerimaan stok), stock keeping
( penyimpanan stok) serta mengelola out stock (stok keluar). Selain itu,
warehouse managemet system dibuat untuk mencukupi kebutuhan user agar

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


lebih efisien sehingga tidak memakan banyak waktu seperti sistem manual
(Tamas et al., 2017). Dengan sistem manajemen gudang, kita dapat lebih
mengontrol pergerakan dan proses penyimpanan, penggunaan ruang di gudang
lebih optimal, meningkatkan efektivitas proses penerimaan dan pengiriman serta
mengetahui jumlah stok lebih akurat dari waktu ke waktu (Susi Indriyani, 2020).
Prayodya dan Rinawati (2017) menyebutkan implementasi pada sistem ini juga
dapat mempermudah sistem pergudangan dengan meningkatkan efisiensi dalam
hal pencatatan dan pengolahan data, peningkatan keamanan dan akurasi data.
Selain itu, Bisnis logistik menerapkan sistem manajemen gudang untuk efisiensi
proses, peningkatan dan transparansi.
Dengan demikian dapat disimpulkan, Tujuan dari sistem ini adalah untuk
mengontrol pergerakan dan penyimpanan persediaan di gudang. Tujuan lainnya yaitu
untuk memproses transaksi yang berkaitan dengan penerimaan, pemilihan,
pengumpulan dan pengiriman persediaan di gudang. (Faber, 2013)

2.4. Pendistribusian
Arif (2018) menyatakan bahwa “distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan
pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan
jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaanya sesuai dengan yang
diperlukan.”
Distribusi merupakan salah satu faktor penting dalam proses penyampaian produk
dari produsen ke konsumen untuk mencapai target dan kebutuhan perusahaan agar tidak
terjadi kekurangan atau tidak sesuai yang dapat menyebabkan kerugian pada
perusahaan. (Yusuf Suwandi, 2020).
Sedangkan menurut Martono (2015, p. 288) Distribusi merupakan kegiatan aliran
barang maupun jasa dari pemasok hingga konsumen akhir yang dapat disebut juga
dengan distribution channel (saluran distribusi).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, distribusi adalah suatu aliran
penghubung antara pembeli dan penjual dengan memfasilitasi pergerakan pengiriman
barang atau jasa dari produsen hingga ke tangan konsumen yang meliputi: material
handling, penyimpanan, dokumen, dan transportasi. Distribusi berfungsi sebagai
penghubung atau perantara antara produsen dengan konsumen.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


2.5. Manajemen sumber daya manusia
Menurut Hasibuan (2019, p. 10), “manajemen sumber daya manusia adalah ilmu
dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.”
Prasadja Ricardianto (2018, p. 15) menyatakan bahwa “manajemen sumber daya
manusia suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya
(tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat
digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan,
karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.”
MSDM adalah suatu bagian dari ilmu manajemen yang mencakup dengan
penggunaan manusia dalam kinerja tugas untuk mencapai tingkat efektivitas dan
efisiensi tertinggi dalam mencapai visi dan misi perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
(Eri Susan, 2019).
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu ilmu dan seni sebagai salah satu
bagian ilmu manajemen. MSDM merupakan suatu penggerak serta kunci yang dapat
menentukan perkembangan organisasi agar dapat terwujudnya tujuan (goal) perusahaan,
karyawan, dan masyarakat.

2.6. Penelitian terdahulu


Tabel 2.1
Penelitian terdahulu yang relevan

No. Nama penulis Tahun Judul Hasil penelitian

Berdasarkan hasil analisis


mengenai rumusan masalah
Pengaruh penerapan WMS
Rois sajidin, bahwa Penerapan WMS (X)
terhadap pelayanan
1. Diyah 2019 terhadap Pelayanan Pelanggan (Y)
pelanggan pada PT. Pesaka
wahyuningsih menunjukkan bahwa terdapat
loka kirana
hubungan yang positif dan
memiliki hubungan yang kuat.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


Hasil uji hipotesis menunjukan
bahwa nilai thitung adalah sebesar
5,10 nilai ttabel adalah sebesar
1,701. Berarti t hitung > t tabel,
Ketepatan waktu yaitu 5,10 > 1,71, karena thitung
Abi Prasidi,
1. 2019 pendistribusian barang pada lebih besar dari ttabel maka Ho
Lis Lesmini
WMS di PT. CEVA logistics ditolak dan Ha diterima. Artinya
ada pengaruh yang signifikan dan
kuat antara sistem manajemen
pergudangan terhadap kelancaran
distribusi
Vellian Implementasi Sistem Manajemen
Vatumalae, Gudang dalam operasi gudang
Premkumar secara signifikan meningkatkan
Warehouse Management
Rajagopal, efisiensi operasi dan akurasi
2. 2020 System of a third party
Veera inventaris. Peningkatan dalam
logistics provider in Malaysia
Pandiyan operasi efisiensi pada perencanaan
Kaliani sumber daya, produktivitas dan
Sundram. indeks kinerja utama.
Hasil penelitian menunjukkan
Agung
bahwa adanya WMS di PT. CEVA
Setiawan,
The Effect of Warehouse dapat mengoptimalkan alur barang
Cyntia Helsa
system on the distribution of dan mengeola gudang sistem
3. Melyana, 2020
the Electrolux products in PT. manajemen yang telah dibuat
Yulianti
CEVA Logistics menjadi efektif ini merupakan salah
Keke,
satu solusi untuk perbaikan
Veronica
manajemen di gudang.
4. Susi 2020 Analyzing the warehouse Peneliti menyimpulkan bahwa
Indriyani management system at PT. sistem manajemen gudang di PT.
POS Manado POS Manado sudah cukup walau
masih memiliki beberapa hal yang
harus ditingkatkan. Karna tingkat

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


efisiensi sistem yang tinggi dan
pengiriman yang berlebihan
membuat barang tidak disimpan di
ruang penyimpanan.
Penerapan warehouse management
system di PT. Uniplastindo
menunjukkan bahwa penerapan
sistem dapat meningkatkan
I Gusti Ayu
Penerapan Warehouse efisiensi biaya material handling.
Putu Arika
Management System pada Penerapan warehouse management
5. Putri, I 2019
PT. Uniplastindo Interbuana system juga dapat memberikan
Nyoman
Bali kemudahan bagi admin dalam
Nurcaya.
mengumpulkan data karena dengan
adanya sistem data dapat
dikumpulkan dengan lebih mudah,
cepat dan akurat.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain penelitian


3.1.1. Pendekatan penelitian
Menurut Sugiyono (2019, p. 2) “metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yakni
mengumpulkan, menyusun, serta mengolah data dalam bentuk angka atau bilangan.
Silaen (2018, p. 18) menyatakan bahwa “penelitian kuantitatif yaitu metodologi
kuantitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa angka-angka dan
umumnya dianalisis dengan menggunakan statistic dekskriptif atau inferensial.” Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh penggunaan warehouse
management system (WMS) terhadap kinerja operasional di gudang.

3.1.2. Lokasi dan waktu penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di PT. Cardig Logistik Indonesia yang beralamatkan
di Unit B 2nd Floor Secure Building, Jl. Raya Protokol Halim Perdanakusuma No.10,
RW.10, Halim Perdana Kusumah, Kec. Makasar, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 13610. Waktu penelitian dilaksanakan kurang lebih mulai dari bulan
September 2021 sampai Februari 2022.

3.1.3. Populasi dan sampel penelitian


Menurut Handayani (2020), menyatakan bahwa populasi adalah kumpulan dari
individu, sekelompok orang, atau sesuatu yang akan diteliti yang memiliki ciri yang
sama satu dengan yang lainnya. Sedangkan menurut Sugiyono (2019, p. 126) “populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.” Dari kedua pengertian tersebut dapat diketahui
bahwa populasi adalah seluruh kelompok manusia atau objek yang memiliki kesamaaan
sifat dan karakteristik untuk dijadikan sumber pengambilan sampel dalam suatu
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan gudang di PT. Cardig
Logistik Indonesia yaitu sebanyak 20 orang.
Menurut Sugiyono (2019, p. 127) sampel adalah bagian kecil yang diambil dari
jumlah dan karakteristik suatu populasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik pengambilan sampel jenuh. Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel
bila seluruh populasi digunakan sebagai sampel. Menurut Sugiyono (2019), “teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel, hal ini dilakukan bila
jumlah populasi relative kecil, kurang dari 10, atau penelitian ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah
sensus, dimana semua populasi dijadikan sampel.”
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh populasi yang diambil yaitu seluruh karyawan divisi
gudang PT. Cardig Logistik Indonesia yang berjumlah kurang lebih 20 karyawan.

3.1.4. Sumber data


Sumber data adalah data yang dirujuk dalam survey penelitian dengan tujuan
darimana data dapat diambil dan memberikan informasi secara rinci tentang bagaimana
data diambil dan diproses. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari dua
jenis sumber data yang berbeda, yaitu:
a. Data Primer
Menurut Sugiyono (2019, p. 194) data primer adalah “sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data.” Data primer merupakan informasi
yang dikumpulkan langsung dari lapangan atau melalui survei terhadap responden yang
dilakukan di lokasi penelitan dan berkaitan dengan subjek yang akan diteliti.
Sehubungan dengan PSBB Covid-19, data primer yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara dan penyebaran kuesioner dengan menggunakan media elektronik
Google form kepada karyawan gudang di PT. Cardig Logistik Indonesia.
b. Data sekunder

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


Data sekunder adalah data yang tidak berhubungan langsung dengan topik
penelitian, tetapi membantu dalam memperoleh dan menganalisis data. Sumber data
yang dimaksud dalam penelitian ini berupa bukti-bukti, buku, jurnal, artikel, dokumen-
dokumen sejarah, atau laporan-laporan yang telah tersusun dalam sebuah arsip yang
berkaitan dengan penelitian.

3.1.5. Teknik pengumpulan data


Dalam sebuah penelitian, ada berbagai macam jenis pengumpulan data. Data dan
informasi yang relevan, dapat diandalkan, dan dapat dipercaya untuk membantu sebuah
penelitian agar memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan yang diinginkan.
Menurut Yusuf (2014, p. 372) “keberhasilan dalam pengumpulan data banyak
ditentukan oleh kemampuan peneliti menghayati situasi sosial yang dijadikan fokus
penelitiannya.”. Dalam memperoleh data dan informasi yang akan mendukung
penelitian ini, metode pengumpulan data yang dipakai adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Menurut Sugiyono (2018, p. 229) “Observasi merupakan teknik pengumpulan
data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang
lain.” Teknik observasi adalah sebagai salah satu cara yang dapat digunakan
untuk menemukan atau mengkaji perilaku secara non-verbal dengan melalui
orang pertama. Melalui observasi, peneliti akan lebih mudah untuk menjelaskan
segala sesuatu tentang masalah penelitian dan mengembangkan kesimpulan yang
kemudian digabungkan menjadi sebuah laporan yang relevan sebagai teknik
pengambilan data. Dapat disimpulkan bahwa peneliti melakukan observasi atau
pengamatan dengan tidak menggunakan instrument khusus dan dilakukan atas
dasar pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya terjadi di gudang PT. Cardig Logistik Indonesia.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan atau teknik pengumpulan data-data berupa
informasi yang terpercaya dengan cara melakukan percakapan dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan antara dua orang atau lebih. Wawancara dapat digunakan
untuk mengumpulkan data tentang fakta, pendapat, perasaan dan topik lainnya
yang relevan dengan tujuan dari penelitian. Menurut (Kriyantono, 2018)

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


“Wawancara adalah percakapan antara periset, yaitu seseorang yang berharap
mendapatkan informasi, dan informan, yaitu seseorang yang diasumsikan
mempunyai informasi penting tentang suatu objek”. Penelitian ini mengunakan
wawancara tidak berstuktur. Menurut Sugiyono (2018, p. 140) “wawancara
tidak berstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan
hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang kan ditanyakan.yang akan
ditanyakan.”
c. Angket (Kuesioner)
Data yang didapat dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner,
artinya peneliti sendiri yang langsung mendatangi orang-orang yang terlibat
untuk memperoleh informasi untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang sudah disiapkan. Menurut V. Wiratna Sujarweni (2018) “kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk
dijawab.” Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara
membagikan kuesioner kepada responden yang bekerja di gudang perusahaan.
Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan pembagian kuesioner dengan
memanfaatkan teknologi media Google form.

3.2. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel


Sesuai dengan pilihan peneliti untuk penelitian ini yaitu Pengaruh penggunaan
Warehouse management system (WMS) terhadap kinerja operasional gudang, dengan
ini peneliti membagi variabel dalam penelitian ini menjadi variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y). Berikut adalah penjelasannya:
a. Variabel bebas (independent variable)
Menurut Sugiyono (2019) “Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(dependent).” Dalam hal ini, variabel bebas yang diselidiki oleh peneliti pada
penelitian ini adalah Warehouse management system (X).

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


Warehouse management system adalah sebuah platform berbasis database
gudang yang fokus dalam membantu meningkatkan efisiensi gudang dengan
memandu pemotongan dan pemeliharaan inventory agar tetap akurat dengan
mendokumentasikan operasi gudang (Harjono, 2019).
b. Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat atau disebut juga dengan dependen adalah variabel yang hadir
karna faktor yang dipengaruhi atau ada dalam variabel lain. Pada penelitian ini,
variabel terikat yang digunakan adalah operasional gudang (Y).
Menurut Zaroni (2017) warehousing (pergudangan) adalah berfungsi sebagai
tempat menyimpan barang-barang bersifat sementara, termasuk bahan baku
yang akan diolah yang diproses menjadi barang jadi sebelum siap untuk
didistribusikan yang akan menghasilkan profit bagi suatu perusahaan.

3.2.1. Operasional Variabel


Operasional variabel merupakan suatu penjabaran atau nilai atau sifat dari
seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian yang telah ditetapkan dan diukur
oleh peneliti. (Notoatmodjo, 2018). Pada tabel dibawah ini menunjukkan
operasional variabel dalam penelitian secara lebih rinci:

Tabel 3.1
Operasional Variabel
No. Variabel Definisi Indikator Sumber
1. Warehouse Warehouse 1. Penerimaan barang,
Management management system barang dibongkar di Garside (2017)
Ssytem (WMS) (WMS) adalah dock gudang inbound
dan diidentifikasi
sesuai dengan kode
dan kuantitas barang.
2. Penempatan barang,
menjaga tata letak
barang sesuai dengan
ketersediaan ruang

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


dan aturan tata letak.
3. Manajemen
persediaan, memiliki
data ditiap lokasi
penyimpanan.
4. Pemrosesan
pesanan dan
pengambilan barang.
5. Persiapan
pengiriaman.
2. Operasional Operasional gudang 1. Receiving
gudang adalah serangkaian (penerimaan Martono (2019,
aktivitas yang barang) p.43-48).
dilakukan di dalam 2. Putaway
gudang dalam (pemindahan)
mengelola suatu 3. Storage
produk dan (penyimpanan)
melakukannya sesuai 4. Order picking
dengan prosedur (pengambilan)
perusahaan yang ada 5. Shipping
mulai dari kegiatan (pengepakan
penerimaan barang dan
hingga barang sampai pengiriman)
di tangan customer.

(Garside & Rahmasari,


2017)

Berdasarkan penjelasan yang ada, maka dapat digambarkan paradigma


penelitian adalah sebagai berikut:

WMS Operasional gudang


(X) (Y)

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


Gambar 3.1
Paradigma Penelitian

a. Rumusan Hipotesis
Hipotesis adalah tanggapan awal yang bersifat sementara yang didasarkan pada
teori yang relevan bukan fakta empiris yang diperoleh melalui data penelitian untuk
membantu mengurai masalah penelitian. Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka
konseptual diuraikan sebelumnya, maka dapat diperoleh hipotesis sebagai berikut:
Ho: “Tidak terdapat pengaruh yang postitif dan signifikan antara pengaruh
penggunaan warehouse management system terhadap kinerja operasional
gudang”.
H 1: “Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengaruh penggunaan
warehouse management system terhadap kinerja operasional gudang”.

3.5. Teknik Analisis Data


3.5.1. Regresi linier sederhana
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana.
Menurut Sugiyono (2018, p. 139) “regresi sederhana didasarkan pada hubungan
fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.”
Untuk memprediksi hubungan linier dua variabel tersebut maka bentuk persamaan
regresi linier sederhana untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y’ = a + bX
Keterangan:
Y’ = variabel terikat yang diduga atau diprediksi
a = konstanta (nilai dari Y apabila X = 0)
b = koefisien regresi (kemiringan garis slop) besarnya perubahan variabel Y jika
variabel X berubah adalah dengan melalui nilai b. Untuk membuat suatu penaksiran
atau prediksi, pertama-tama kenali terlebih dahulu nilai a dan b dengan menggunakan
rumus, yaitu:

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


a = ¿¿
n ( Σ XY ) −( Σ X )(Σ Y )
b=
n ( Σ X ) −¿ ¿
2

3.5.2. Uji Hipotesis


Uji hipotesis dilakukan untuk menggambarkan scara benar dan rasional dalam
suatu masalah penelitian dan pemecahannya, serta untuk mengetahui apakah koefisin
regresi yang dihasilkan signifikan. Menurut Ghozali (2016, p. 96), “uji F dilakukan
dengan membandingkan hasil perhitungan nilai F dengan nilai F menurut tabel. Bila
nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H o ditolak dan menerima H1.”
Pada penelitian ini menggunakan Uji-t untuk menguji koefisien regresi.

3.5.3. Uji t
Menurut Sugiyono (2018; 223) Uji t merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Uji t
digunakan untuk mencari tahu apakah setiap variabel bebas yaitu Warehouse
management system memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat
yaitu Operasional gudang. Pengujian hipotesi ini akan dilakukan dengan
membandingkan antara t hitungdengan t tabeldan memiliki ketentuan sebagai berikut:
a. Jika nilai uji t > 0,05 maka H o diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan
bahwa faktor independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai uji t < 0,05 maka H o ditolak dan Ha diterima. Hal ini memnunjkkan
bahwa terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen.

3.5.4. Koefisien Korelasi (R)


Koefisien korelasi adalah suatu nilai yang digunakan untuk menunjukkan atau
mengukur kekuatan hubungan antara variabel X (WMS) dengan variabel Y
(Operasional gudang). Jika pada satu variabel memiliki pengaruh terhadap variabel lain,
apabila bergerak ke arah yang sama atau berlawanan arah. Pada korelasi, hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat dinyatakan dalam sebuah angka.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


3.5.5. Koefisien determinasi ( R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk menganalisis besarnya tingkat pengaruh
dari variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y) secara parsial dan
dinyatakan dalam persentase. Jika koefisein penetu memiliki nilai diantara 0 – 1 ( 0 ≤ R2
≤ 1). Maka rumus yang digunakan dalam koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
2
R2 = (r ) x 100%
Keterangan:
R2 = koefisien determinasi
r = koefisien korelasi
Koefisien determinasi adalah metrik yang menunjukkan seberapa baik model
dapat menjelaskan mengenai perubahan variabel dependen (Y). Determinasi memiliki
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Jika pada total dari determinasi (R2 ) memperoleh nilai sebesar 0, maka diketahui
bahwa variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat sehingga
persentase kontribusinya hanya sedikit.
b. Jika pada total dari determinasi (R2 ) memperoleh nilai sebesar 1, maka diketahui
bahwa pengaruh yang didapat dari variabel bebas terhadap variabel terikat
adalah sangat kuat atau sempurna.

Institut Transportasi dan Logistik Trisakti


Institut Transportasi dan Logistik Trisakti

Anda mungkin juga menyukai