A. Pengkajian
Pengkajian kanker payudara berfokus pada hal-hal berikut: berapa lama muncul massa,
penebalan massa atau gejala kanker lain dan apakah telah mengalami perubahan
payudara, karakteristik nyeri payudara, rabas dari puting, adanya ruam, atau eksem pada
puting, riwayat trauma pada payudara, dan riwayat keluarga memiliki penyakit kanker
(Martin dan Griffin, 2014).
a. Anamnesis Data yang mencakup wawancara meliputi :
1) Identitas pasien
Identitas pasien mencakup nama pasien, tanggal lahir/usia, suku/bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, jam masuk rumah
sakit, nomor rekam medik dan diagnosa medis.
2) Keluhan utama
Keluhan utama terbagi menjadi dua yaitu keluhan utama saat masuk rumah sakit
dan keluhan saat pengkajian. Keluhan utama pada pasien dengan kanker payudara
dapat nerupa adanya massa tumor di payudara, rasa sakit di payudara, keluar
cairan pada puting, kemerahan pada payudara, payudara terasa restraksi.
3) Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit yang dialami pasien dari penjelasan sebelum terjadinya
keluhan utaman sampai terjadi keluhan utama dan hingga pada saat
pengkajian. Riwayat kanker payudara dari tanda gejala munjul, penetapan
biopsi, keluhan yang paling dirasakan hingga penanganan yang sudah
diberikan untuk menangani keluhan tersebut.
4) Data pisikososial
Data pisikososial diperlukan untuk mengetahui koping yang dimiliki pasien,
persepsi pasien tentang penyakitnya dan untuk mengetahaui apakah terjadi
gangguan konsep diri pada pasien.
5) Personal hygine
Data personal hygine diperlukan untuk mengetahui frekuensi mandi, kramas,
menyikat gigi, memotong kuku dan ganti pakaian dalam sehari.
6) Pengkajian spiritual
Pengkajian spiritual dapat ditanyakan bagaimana kebiasaan beribadah selama
sebelum sakit dan sesudah sakit ini. Biasanya pada pasien yang mengalami
penyakit kronis akan lebih mendekatkan diri kepada tuhan guna untuk mencari
ketenangan hidupnya.
b. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melihat kondisi pasien
maupun lingkungan sekitar pasien atau respon pasien dengan penyakit kanker,
biasanya terdapat nyeri sehingga respon pasien terlihat meringis menahan nyeri.
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan proses pemeriksaan fisik dengan menggunakan
metode head to toe yaitu dari ujung rambut hingga ujung kaki untuk menemukan
tanda tanda klinis atau kelainan pada suatu sistem. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan
dengan teknik inspeksi, palpasi, auskutasi dan perkusi.
Pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi (melihat bentuk abdomen, ada atau tidak
benjolan, ada atau tidak bayangan pembuluh darah), auskultasi (bising usus dengan
hasil yang normal 5-35x/menit), palpasi (teraba ada atau tidak massa, ada atau tidak
pembesaran limfe dan line serta ada atau tidak nyeri tekan) dan perkusi (penilaian
suara abdomen suara normalnya berupa timpani dan jika abdomen terlihat membesar
lakukan pemeriksaan shifting dullnes).
B. Diagnosa
1. Pola nafas tidak efektif (D.0005) berhubungan dengan deformitas dinding dada,
hambatan upaya nafas (misalny nyeri saat bernafas)
2. Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen cedera fisiologi.
3. Defisit nutrisi (D.0019) berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrien ke jaringan.
4. Gangguan integritas kulit/jaringan (D.0139) berhubungan dengan faktor mekanik
(penekanan massa kanker).
5. Gangguan citra tubuh (D.0083) berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk
tubuh.
6. Ansietas (D.0080) berhubungan dengan ancaman terhadap kematian.
7. Defisit pengetahuan (D.0111) berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
8. Resiko infeksi (D.0142) berhubugan dengan faktor resiko tindakan invasif.
C. Intevsensi
berhubungan dengan faktor integritas kulit dan jaringan (L.14125) 1. Identifikasi penyebab
gangguan inegritas kulit
mekanik (penekanan massa dapat teratasi dengan kriteria hasil:
Teraupetik
kanker). 1. Kerusakan jaringan menurun (5)
2. Gunakan produk berbahan
2. Kerusakan lapisan kulit menurun
petroleum atau tampa minyak
(5)
pada kulit kering
3. Nyeri menurun (5) 3. Hindari produk berbahan
4. Perdarahan menurun (5) alcohol pada kulit kering
5. Kemerahan menurun (5) Edukasi
6. Tekstur kulit membaik (5) 4. Anjurkan menggunakan
pelembab
5. Anjurkan minum air yang
cukup
6. Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
7.
Gangguan citra tubuh Setalah dilakukan asuhan keperawatan Promosi koping (I.09312)
(D.0083) berhubungan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah
Observasi
dengan perubahan Citra Tubuh (L.09067) dapat teratasi
struktur/bentuk tubuh. dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi kegiatan jangka
1. Verbalisasi perasaan negative pendek dan Panjang sesuai
tentang perubahan tubuh menurun tujuan
(5) 2. Identifikasi kemampuan
2. Verbalisasi perbahan gaya hidup yang dimiliki
menurun (5) 3. Identifikasi sumber daya
3. Rspon nonverbal pada perubahan yang tersedia untuk
tubuh membaik (5) memenuhi tujuan
4. Identifikasi pemahaman
proses penyakit
5. Identifikasi dampak situasi
terhadap peran dan
hubungan
6. Identifikasi metode
penyelesaian masalah
7. Identifikasi kebutuhan dan
keinginan terhadap
dukungan sosial
Terapeutik
Edukasi
Terapeutik :
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
3. Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka operasi
4. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
5. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
D. Implementasi adalah tahap tindakan dalam proses keperawatan dimana harus membutuhkan
penerapan intelektual, interpersonal, dan teknis (Martin dan Griffin, 2014). Implementasi
keperawatan adalah suatau tindakan keperawatan yang sebelumnya telah di rencanakan pada
intervensi keperawatan. Setelah melakukan implementasi hendaklah perawat melihat respon
subjektif maupun objektif pasien.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir proses keperawatan yang meliputi evaluasi proses (formatif) dan
evaluasi hasil (sumatif) dan mencakup penilaian hasil tindakan asuhan keperawatan yang telah
dilakukan (Martin dan Griffin, 2014). Evaluasi formatif adalah evalusi yang dilakukan setelah
perawat melakukan tindakan keperawatan yang dilakukan terus menerus hingga mencapai
tujuan. Evaluasi somatif adalah evaluasi yang dilakukan setiap hari setelah semua tindakan
sesuai diagnosa keperawatan dilakukan. Evaluasi 46 somatif terdiri dari SOAP (subjek, objektif,
analisis dan planing).