Anda di halaman 1dari 13

Askep Pada Kasus

Kegawatdaruratan
Infeksi Post Partum
KELOMPOK 5
NAMA KELOMPOK
1. REZA FATIKA ARDHYA GARINI P27820321085

2. RIAN SHIKY PRAMUDIVA P27820321086

3. RISKA MARDIAH P27820321087

4. RISMA NISAUL LUTFIYAH P27820321088

5. RIZKA FEBRIANA KUSUMA DEWI P27820321089

6. SHAVA WANDA PRAMUDYA P27820321090

7. SHAVINA LAILATUL MAGHFIROH P27820321091

8. SHIMAH NABILLA ULYA P27820321092


Pengkajian
Menurut Ana Ratnawati (2017:203) menjelaskan menyengat.
kemungkinan data yang dihasilkan saat b. Riwayat kesehatan dahulu
pengkajian: 1) Riwayat penyakit jantung, hipertensi,
1. Data demografi/ identitas klien penyakit ginjal kronik, hemofilia, mioma
Data diri klien meliputi nama, umur, uteri, riwayat preeklamsia, trauma jalan
pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, lahir, kegagalan kompresi pembuluh
alamat. darah, tempat implantasi plasenta
2. Riwayat kesehatan : retensisisa plasenta.
a. Riwayat kesehatan sekarang 2) Riwayat penyakit keluarga, riwayat
Biasanya klien mengeluh badan lemah, keluarga yang pernah/sedang menderita
demam, nadi cepat, nafas sesak, badan hipertensi, penyakit jantung, preeklamsia,
menggigil, gelisah, nyeri pada daerah luka penyakit keturunan, hemofilia, dan
operasi. Pengeluaran darah dari jalan lahir penyakit menular.
yang tetap berwarna merah dalam beberapa
hari post partum atau lebih dari 2 minggu
post partum, leukorea dan lochea berbau
c. Riwayat obstetrik 3) Riwayat ANC (AnteNatal Care) meliputi : tempat
1) Riwayat menstruasi meliputi menarche, lamanya pelayanan, jumlah kunjungan, perawatan serta
siklus, banyaknya, baunya, dan keluhan saat haid. pengobatan yang didapat.
2) Riwayat perkawinan meliputi usia perkawinan,
kawin yang keberapa, dan usia hamil. f. Riwayat persalinan sekarang
  Meliputi tempat pelayanan, jumlah kunjungan, perawatan
d. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu serta pengobatan yang di dapat.
1) Riwayat hamil meliputi waktu hamil muda, hamil
tua, dan pernah adanya abortus. g.Riwayat seksual, termasuk riwayat PMS sebelumnya, jumla
2) Riwayat persalinan meliputi tuanya kehamilan, cara h pasangan seksual pada saat ini, frekuensi aktifitas seksual
persalinan, penolong, tempat bersalin, kesulitan saat secara umum.
bersalin, anak lahir hidup atau tidak, dan panjang anak
saat lahir. i. Gaya hidup, penggunaan obat intravena atau pasangan yang
3) Riwayat nifas meliputi keadaan lochea, perdarahan, menggunakan obat intravena, merokok, alkohol, gizi buruk,
ASI cukup atau tidak, kondisi ibu saat nifas, tinggi tingkat stres yang tinggi.
fundus uteri, dan kontraksi.
3. Pemeriksaan fisik
e. Riwayat kehamilan sekarang a. Keadaan umum/penampilan umum meliputi tingkat
1) Hamil muda : keluhan selama hamil muda. energi, ekspresi wajah, tingkat kesadaran, dan keadaan
2) Hamil tua : keluhan selama hamil, peningkatan emosi klien.
berat badan, suhu, nadi, pernapasan, peningkatan b. Tanda – tanda vital : nadi lebih dari 100 kali per
tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, dan keluhan menit, suhu 38˚C atau lebih.
lain.
c. Pemeriksaan fisik 7. Sistem Reproduksi
1. Sistem persyarafan: Kaji adanya sakit kepala a) Breast (payudara)
2. Sistem pernapasan : Respirasi cepat/dangkal Bentuk payudara, pembesaran, kesimetrisan,
(berat/proses sistemik). pigmentasi, warna, keadaan areola dan
3. Sistem pencernaan : Observasi terhadap bentuk puting susu, stimulation nipple erexi,
nafsu makan, anoreksia, mual/muntah, pembengkakan, benjolan atau massa di
konstipasi/obstipasi, diare, haus dan payudara, nyeri tekan, produksi
membran mukosa kering. Menghitung bising laktasi/kolostrum dan perabaan pembesaran
usus empat kuadran (bising usus mungkin kelenjar getah bening di axila.
tidak ada bila terjadi paralisis usus).
4. Sistem kardiovaskuler : Conjunctiva anemis, b)Uterus
takikardi. Abdomen meliputi : teraba lembut, tekstur
5. Sistem integumen : Kaji tekstur kulit, edema, kenyal, musculus rectus abdominis utuh atau
nyeri bila dipalpasi, varises. terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi
6. Sistem muskuloskeletal : Kaji kekuatan otot, fundus uterus, konsistensi (keras, lunak,
reflek patella , nyeri tekan dan panas pada kenyal), lokasi, kontraksi uterus, nyeri,
betis (jika ada maka menandakan tanda perabaan distensi blas.
homan positif).
c) Vulva
Lihat struktur, regangan, edema vagina, keadaan
lubang vagina (licin,lemah), adanya hematom, nyeri,
dan tegang.

d) Perineum
Keadaan luka pada area perineum dan tanda infeksi.
Pada luka episiotomy,kaji tanda REEDA, echimosis,
edema, kemerahan, eritema, dan drainage.

e) Lochea
Warna, jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi
(1-3 hari rubra, 4-10hari serosa, >10 hari alba).

f) Anus
Hemoroid dan trombosis pada anus.

g) Sistem genitourinaria
Meliputi miksi lancar/tidak, spontan/tidak.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang
nyata (actual) dan kemungkinan akan terjadi (risiko) pemecahannya dalam batas wewenang perawat.

Diagnosa yang mungkin muncul antara lain:


1. Hipertermi berhubungan dengan penyakit (infeksi).
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, infeksi, adanya edema dan nyeri,
terpasangnya infus, efek anestesi.
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan infeksi jangka panjang, tindakan invasive (operasi),
suntikan, keterbatasan gerak.
6. Risiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan pemajanan terhadap patogen (trauma
persalinan, jalan lahir,dan infeksi nosokomial).
7. Risiko kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan pengaruh proses infeksi, garukan
pada daerah pruritis, lesi, dan abses. 
INTERVENSI
Rencana keperawatan merupakan mata rantai berkurang atau teratasi.
penetapan kebutuhan pasien dan pelaksanaan tindakan b. Kriteria hasil : Tanda-tanda vital normal, tidak
keperawatan. Dengan demikian meringis, aktivitas tidak terganggu dengan rasa
Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis nyeri, dan skala nyeri berkurang.
yang menggambarkan secara tepat mengenai rencana 3. D X 3 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien sesuai dengan kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
kebutuhan berdasarkan diagnosa keperawatan, rencana adekuat.
asuhan keperawatan pada • Kriteria hasil : kebutuhan nutrisi tubuh dapat terpenuhi,
klien post partum menurut (Dongoes,1994: 417) : Hb/Ht dalam batas normal, berat badan.

1. Dx 1: Hipertermi berhubungan dengan penyakit 4. D x 4 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan


(infeksi). kelemahan, infeksi, adanya edema dan nyeri,
Setelah dilakukan tindakan selama .... x 24 jam diharapkan terpasangnya infus, efek anestes
suhu tubuh klien dalam batas normal. Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan
Kriteria hasil : selama ...x24 jam diharapkan kondisi klien stabil saat
a. Tidak mengalami komplikasi aktivitas.
b. Suhu tubuh normal 36˚C-37˚C Kriteria hasil : Tanda-tanda vital dalam batas normal, klien
2. DX 2 : Nyeri akut berhubungan dengan agen tidak nampak kelelahan dan lesu, tidak ada penurunan
injuri biologis. nafsu makan, tidak ada sakit kepala, kualitas tidur dan
a. Tujuan : Setelah dilakukan intervensi istirahat dalam batas normal.
keperawatan selama .... x 24 jam, nyeri dapat
INTERVENSI
5. Dx 5 : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan c. Lochea tidak berbau busuk 
infeksi jangka panjang, tindakan invasive (operasi SC), d. Uterus tidak lembek 
suntikan, keterbatasan gerak. e. Dolor : 1 – 2, Kalor : 36’5 – 37’2 C, rubbor :
• Tujuan : Setelah pemberian asuhan keperawatan normal dan function laesa : normal
selama ... x 24jam gangguan citra tubuh menurun. f. Leukosit dalam batas normal.
• Kriteria hasil : Gambaran diri meningkat, gambaran diri
sesuai, dan bisa menyesuaikan diri dengan status 7. DX 7: Risiko kerusakan integritas jaringan yang
kesehatannya. berhubungan dengan pengaruh proses infeksi,
6. DX 6 : Risiko tinggi penyebaran infeksi garukan pada daerah pruritis, lesi, dan abses.
berhubungan dengan pemajanan terhadap patogen • Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan
(trauma persalinan, jalan lahir,dan infeksi selama ... x24 jam integritas kulit yang baik bisa
nosokomial). dipertahankan
• Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan • Kriteria hasil :
selama ... x24 jam setelah proses persalinan, a. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
penyebaran infeksi tidak terjadi, mencapai (sensasi, elastisitas, temperature, hidrasi,
pemulihan tepat waktu, bebas dari komplikasi pigmentasi)
tambahan. b. Tidak ada luka/lesi pada kulit
• Kriteria hasil : c. Perfusi jaringan baikMampu melindungi kulit
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal (nadi 60- dan mempertahankan kelembaban kulit dan
80 x/menit,suhu tidak lebih dari 38˚C), perawatan alami.
b. Insisi kering
IMPLEMENTASI
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.
(Setiadi : 2012). Implementasi merupakan tahap proses keperawatan di
mana perawat memberikan intervensi keperawatan langsung dan tidak
langsung terhadap klien(Potter & Perry:2009).
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh
hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.
EVALUAS
I
Evaluasi merupakan proses yang berkesinambungan. Evaluasi didasarkan pada tujuan yang
berpusat pada pasien, yang diidentifikasi saat merencanakan tahapan asuhan keperawatan. Evaluasi
adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga
dan tenaga kesehatan lainnya. (Carpenito,1999). Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
a. Evaluasi berjalan (sumatif) : Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisan format catatan
perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga. Format yang
dipakai adalah format SOAP. (Setiadi, 2008)
b. Evaluasi akhir (formatif) : Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara
tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangaan diantara keduanya, mungkin semua tahap
dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau rencana
yang perlu dimodifikasi. (Setiadi, 2008).
EVALUAS
Model dokumentasi POR diperkenalkanIoleh Dr. A: pengkajian
Lawrence weed pada tahun 1969 dengan nama Problem Analisis dari data subyektif dan data obyektif dalam
Oriented Medical Record (POMR) Kemudian diadopsi menentukan pasien. Jika data berubahatau
oleh dunia kebidanan dan keperawatan dengan bentuk kemungkinan bisa tetap
Problem Oriented Record (POR) kemudian dikembangkan P: perencanaan
menjadi SOAP (Subjektif Information, Objektif Pengembangan rencana segera/ untuk yang akan
Information, Assesment and Planning).Format SOAP ini datang dari intervensi/ tindakan untuk mencapai
digunakan pada catatan medik yang berorientasi pada status  kesehatan yang optimal
masalah (POR) yang mencerminkan masalah yang I: intervensi
diidentifikasi.Penulisan SOAP(IER) adalah sebagai Data subyektif, obyektif berubah atau tidak
berikut: bergantung padadata yang ada sedangkan intervensi
S: data  subyektif mengikuti diagnosa yang ada
Masalah yang diutarakan pasien dan pandangannya E: evaluasi
terhadap masalah, jika afasia data penulisannya adalah Merupakan analisis respon pasien terhadap informasi
0 atau X yang diberikan
O: data obyektif R: reassessment
Tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan Validasi data pasien yang mengalami perubahan
diagnosa keperawatan meliputi data fisiologis dan respon pasien yang akan direvisi untuk rencana
informasi dari pemeriksaan. Informasi berasal dari perawatan.
keluarga/ orang terdekat (Apriyani Puji Hastuti, 2011).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai