Anda di halaman 1dari 9

2.7.

5 Asuhan Keperawatan Apendisitis


ASUHAN KEPERAWATAN APENDISITIS

Asuhan Keperawatan adalah seluruh rangkaian proses keperawatan yang diberikan kepada
pasien yang berkesinambungan dengan kiat-kiat keperawatan yang di mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan
yang optimal.

Proses Keperawatan terdiri dari lima tahap,yaitu:

1. Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi kesehatan pasien.

Pengkajian pada sistem reproduksi


Pengkajian
1. Identitas pasien yang meliputi nama, umur, tempat tinggal, dan pekerjaan.
2. Pemeriksaan pasien yang meliputi pengecekan tekanan darah, denyut nadi,suara
jantung dan suhu
3. Riwayat penyakit dulu
4. Riwayat penyakit sekarang
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Gejala atau tanda-tanda yang dialami pasien:
a. Tanda-tanda vital tidak pada batas normal.
b. Wajah pasien pucat
c. Berat badan menurun
d. Mual
e. Muntah
f. Mata tampak cekung
g. Conjungtiva anemis
h. Pendarahan
i. Pasien merasa lemas
j. Elastisitas kulit menurun
k. Abdomen tampak membesar
2. Diagnosa keperawatan adalah langkah kedua dari proses keperawatan yang
menggambarkan penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, kelompok
maupun masyarakat terhadap permasalahan kesehatan baik aktual maupun potensial.
Dimana perawat mempunyai lisensi dan kompetensi untuk mengtasinya.

Diagnosa keperawatan sistem reproduksi


1. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur pengobatan
2. Nyeri berhubungan pada perut kanan bawah
3. Risiko integritas kulit menurun
4. Asupan nutrisi kurang untuk kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah
5. Risiko cedera berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan
6. Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan cairan keputihan dan pendarahan
yang keluar dari vagina
7. Disfungsi seksual berhubungan dengan berubahnya fungsi tubuh akibat proses
penyakit kanker serviks
8. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan produksi energi tubuh menurun
9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan proses penyakit dankemoterapi
10. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Intervensi/Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan
masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan,
bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan
keperawatan.
Perencanaan keperawatan sistem reproduksi
A. Diagnosa 1 : Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur
pengobtan
Tujuan : Pasien merasa tenang dan aman.
Kriteria hasil :
a. Terciptanya lingkungan yang mana dan nyaman bagi pasien
b. Pasien tampak rileks
c. Tampak senang karena mendapat perhatian
d. Keluarga atau orang terdekat dapat mengetahui dan mengklarifikasi rasatakut
e. Pasien mendapat informasi yang akurat, serta prognosis dan pengobatandan
mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat
Intervensi:

 Menyemangati dan membantu pasienuntuk mengungkapkan pikirandan


perasaanya
 Beri informasi pendidikan kesehatan mengenai penyakit dan pemberian obat
anti ansietas
 Mengajarkan teknik relaksasi.
 Bantu pasien atau orang terdekatdalam mengenali danmengklarifikasi rasa
takut
 Beri informasi akurat, konsistenmengenai prognosis, pengobatanserta
dukungan orang terdekat

B. Diagnosa 2 : Nyeri berhubungan dengan penekanan sel kanker pada syaraf


dankematian sel.
Tujuan : Skala nyeri menurun hingga hilang.
Kriteria hasil:
a. Tanda-tanda vital pasien sudah dalam batas normal meliputi:
1) Tekanan darah normal (±100-140 / 60-90 mmHg)
2) Nadi normal (± 60-100 x/menit)
3) Suhu normal (± 36,5°C-37°C)4)
4) Pernapasan normal (± 16-24 x/ menit)
b. Pasien mengatakan nyeri hilang atau skala nyeri berkurang
c. Ekspresi wajah tidak meringis atau rileks.

Intervensi:

 Kaji riwayat nyeri, lokasifrekuensi, intensitas, intensitas, danskala nyeri


 Berikan tindakan kenyamanandasar: relaksasi, distraksi,imajinasi, dan pijat
 Terus awasi tanda-tanda vital
 Beriakn posisi yang nyaman
 Kolaborasi pemberian analgetik

C. Diagnosa 3 : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek pengobatan.

Tujuan : Tidak terjadi kerusakan integritas kulit.


Kriteria hasil :

a) Pasien atau keluarga nantinya dapat mempertahankan keberhasialn pengobtan


tanpa mengiritasi kulit
b) Pasien dan keluarga nantinya dapat mencegah terjadinya infeksi atau traumakulit
c) Pasien keluarga beserta tim medis nantinya dapat meminimalkan trauma pada area
terapi
d) Pasien dan keluarga terbaik tim medis nantinya dapat menghindari danmencegah
cedera dermal karena kulit sangat sensitif selama pengobatannya dan sesudahnya.

Intervensi:

 Mandikan dengan air hangat dansabun ringan


 maaf pasien untuk tidakkematian kulit yang kering, dansarankan untuk
memasangnya saja
 Melakukan keamanan protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat
terapi radiasi
 Sarankan untuk memakai pakaianyang lembut dan longgar, biarkan
pasienmenghindaripasienmenggunakan bra bila memberitekanan

D. Diagnosis 4: Asupan nutrisi kurang untuk kebutuhan tubuh berhubungan


denganmual dan muntah karena efek radiologi.
Tujuan : Asupan nutrisi yang masuk sesuai kebutuhan tubuh dan
statuskenormalannya dapat dipertahankan selama menjalani perawatan.
Kriteria hasil:
a) Pasien menghabiskan makanan yang telah diberikan oleh petugas
b) Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
c) Berat badan pasien menuju normal
d) Hasil hemoglobin dalam batas normal

Intervensi:

 Kaji status nutrisi pasien


 Ukur berat badan setiap hari atausesuai indikasi
 meminta pasien untuk makan-makanan tinggi kalori, kaya protein dan tetap
sesuai diet(rendah garam)
 Mengawasi masukan makanansetiap hari
 Sarankan pasien makan sedikittapi sering.

E. Diagnosa 5 : Risiko cedera berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan.


Tujuan : cedera atau cidera dapat dicegah.
Kriteria hasil :
a. Pasien dapat meningkatkan keamanan ambulansi
b. Pasien mampu menjaga keseimbangan tubuh ketika akan melakukanaktivitas
c. Pasien mampu meningkatkan posisi fungsional pada ektremitas

Intervensi:

 Instruksikan dan bantu dalammobilitas secara tepat


 Sarankanpasienuntuk berpegangan tangan atau minta bantuan pada keluarga
dalam melakukan suatu kegiatan
 Pertahankan posisi tubuh tepat dengan dukungan alat bantuan.

F. Diagnosa 6 : Pena risikoyebaran infeksi berhubungan dengan cairan keputihan


dan pendarahan yang keluar dari vagina.
Tujuan : Penyebaran infeksi daapt dicegah.
Kriteria hasil :

a) Pasien daapt menjaga diri dari infeksi dengan menjaga kebersihan diri.
b) Tidak ada tanda-tanda infeksi pada area sekitar serviks.
c) Tanda-tanda vital dalam batas normal, meliputi:
Tekanan darah normal (±100-140 / 60-90 mmHg)
Nadi normal (± 60-100 x/menit)
Suhu normal (± 36,5°C-37°C)
Pernapasan normal (± 16-24 x/ menit)
d) Tidak terjadi nasokomial hilang, baik dari perawat ke pasien, pasien
kekeluarga, pasien ke pasien dan pasien ke pengunjung
e) Tidak timbul tanda-tanda infeksi karena lingkunagn yang buruk.
f) Hasil hemoglobin dalam batas normal, dilihat dari leukosit.

Intervensi:
 Kaji infeksi disekitar area serviks
 Tekanan pada pentingnya kebersihan pribadi
 Melakukan pembinaan terhadap TTV, terutama suhu
 Beriakn perawatn dengan prinsipaseptik dan antiseptic
 Tempatkanpasienpadalingkungan yang terhindar dariinfeksi
 Kolaborasi : pemberian antibiotic

G. Diagnosa 7 : Disfungsi hubungan seksual dengan berubahnya fungsi tubuhakibat
proses penyakit kanker serviks.
Tujuan : Keinginan untuk melakukan hubungan seksual meningkat kembali.
Kriteria hasil :
a) Aktivitas seksual pasien tetap adekuat pada tingkat yang sesuai dengankondisi
fisiologis tubuh.
b) Pasien mampu mengungkapkan pemahamannya tentang efek kankerserviks
yang dialaminya terhadap fungsi seksualitas
c) Pasien mau membicarakan maslah tentang gambaran diri, perubuhanfungsi
seksual dan keinginan seksual dengan orang terdekatyang dialaminya

Intervensi:

 Dengarkan pernyataan pasien atauorang terdekat


 Informasikan pada pasien tentangefek dari proses penyakit kankerserviks yang
dialaminya terhadapfungsi seksualitas (termasuk dia dalamnya efek samping
pengobatan kanker yang lakukan)
 Bantu pasien untuk menyadarinyaatau meneriam tahap kehilangan
 Semangat dan bantu pasien untuk berbagi pikiran dengan orang terdekat

H. Diagnosa 8 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan produksi energi


tubuhmenurun.
Tujuan : Aktivitas pasien dapat berjalan normal sesuai dengan kemampuannya.
Kriteria hasil :
a. Suplai oksigen dan nutrisi terpenuhi
b. Energi daalm tubuh pasien meningkat
c. Tanda-tanda vital normal
Intervensi:

 Bantu dan semangati pasiendalam menjalani aktivitasnya.


 Memberikantindakankenyamanan pada pasien denganpunggung,
membantuuntuk mengatur posisi tisdurnya,dan penurunan stimulus dalam
ruangan seperti menjadikanruangan lebih redup
 Berikan tirah baring yang sesuai
 Menyarankan dan membantu pasien untuk mendapatkan istirahat atau waktu
tidur yangcukup dan berkualitas ( selama 8-10 jam per malam)
 Melakukan pembinaan terhadapTTV

I. Diagnosa 9 : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan proses penyakit


dankemoterapi.
Tujuan : percaya diri pasien kembali meningkat.
Kriteria hasil :
a. Pasien beradptasi dengan kondisi barunya
b. Pasien mengungkapkan penerimaan atas perilaku yang sudah berubah
c. Pasien terjun ke lingkunagn tanpa malu, bahkan pasien menjalanidegan
gembira

Intervensi:

 Bila memungkinkan dengankondisi pasien, lakukanlahkonseling


 Membantu dan mendorong pasienuntuk dapat dinyatakan
perasaannya,mintalahorangterdekatnya untuk membantu
 Mencatat perilaku menarik diri dari pasien. Peningkatanketergantungan,
penyelesaian ata
 Ajak pasien berken alan dan baurdenganorang-oarangyang lebih parah
kondisinya tapimasikh memiliki daya juang dantidak merasa malu, seperti
seperti,dengananak-anakkecil pengidap kanker tapi masihmerasa percaya diri
untuk tampildi depan umum

J. Diagnosa 10 : Koping keluarga lemah berhubungan dengan sakit yang lanjutan


pada anggo ta keluarga terdekat.
Tujuan :
a) Keluarga mempertahankan dukungan
b) Keluarga bisa beradaptasi terhdap perubahan akan kebutuhan pasien
c) Keluarga dengan sukarela dan tidak tampak sedih saat membantu kegiatanatau
perawatan pasien
d) Pasein dan keluarga berinteraksi dengan carayang konstruktif.

Intervensi:

 Melakukan pengkajian kopingkeluarga terhadap sakit pasien dan


perawatannya
 Menyarankan keluarga untuk bisamengungkapkan perasaan secaralisan
 Mengajarkan kepada keluargatentang penyakit dantransmisinya

4. Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat


dan pasien. Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.
Implementasi keperawatan sistem reproduksi
Pada tahapan implementasi ini diharapkan tindakan yang dilakukan pada pasien
adalah sesuatu yang tepat,tentunya sesuai dengan rencana tindakan yang sudah
disusun agar menghasilkan jawaban atas tujuan yang diinginkan.

5. Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk


menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan
dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan.
Evaluasi keperawatan sistem reproduksi
a) Nyeri yang sempat dialami pasien sudah menghilang
b) Sel-sel kanker yang tumbuh sudah bisa diatasi dengan operasi
c) Pasien menerima perubahan fisiknya bahkan pasien terjun ke masyarakatdan
membagi pengalaman sakitnya tanpa rasa cemas, takut atau malu
d) Pasien menjalani pola hidup sehat dan bahagia, serat mengajak keluargadan orang
terdekat untuk memulai pola hidup sehat sedini mungkin
e) Keluarga terus melakukan dukungan dan mendampingi perawatn pasientanpa
berat hati
f) Pasien dapat menjaga kondisi tubuhnya dengan istirahat teratur,mengonsumsi
yang dianjurkan, dan dengan gembira menjalani aktivitassehari-hari sesuai
kemampuannya.

Anda mungkin juga menyukai