Anda di halaman 1dari 8

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas klien Nama, usia, jenis kelamin , agama , pendidikan, pekerjaan, tanggal mrs ,

alamat dan identitas penanggung jawab.

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama Klien mengeluh gatal pada daerah vagina, sering keputihan,

banyaknya cairan vagina yang keluar dan bau.

b. Riwayat kesehatan sekarang Asuhan Keperawatan Vaginitis Riwayat penyakit

sekarang pada kien yaitu munculnya tanda-tanda serta keluhan infeksi pada daerah

vagina (vaginitis).

c. Riwayat kesehatan dahulu Riwayat kesehatan dahulu adalah kemungkinan klien

pernah mengalami penyakit pada daerah genital atau tidak serta kebersihan vulva.

d. Riwayat kesehatan keluarga Riwayat kesehatan keluarga berhubungan dengan

penyakit-penyakit yang dapat mengakibatkan terjadinya infeksi pada daerah

vagina.

3. Pola-pola fungsi kesehatan

a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat Pada klien dengan penderita vaginitis

maka pola hidup sehat harus ditingkatkan, terutama keadaan vulva hygiene. Jika

klien sakit langsung dibawa ke rumah sakit atau ke pusat pelayanan kesehatan

lainnya.

b. Pola nutrisi dan metabolisme Meliputi status nutrisi dan keteraturan makan dari

klien, biasanya klien mengalami ketidakseimbangan nutrisi, karena penurunan

nafsu makan, baik karena gejala terkait penyakit maupun prosedur pembedahan.
c. Pola aktivitas Klien biasanya tidak nyaman dan membatasai gerakannya karena

merasa gatal pada daerah vagina.

d. Pola persepsi dan kognitif Persepsi klien mengenai penyakit yang diderita dan

sejauh mana klien mengetahui penyakit serta kesehatannya.

e. Pola istirahat dan tidur Istirahat dan pola tidur klien biasanya terganggu karena

rasa gatal dan nyeri yang timbul serta rasa cemas atas apa yang diderita.

f. Pola persepsi diri Merasa cemas, takut dan khawatir dengan apa yang akan

dijalaninya.

g. Mekanisme koping Cara klien dalam mengatasi suatu masalah yang dihadapi serta

dengan bantuan orang lain.

h. Pola eliminasi Pada pola BAB biasanya tidak mengalami gangguan namun ada

kemungkinan pola BAK terganggu.

i. Pola reproduksi dan seksual Pada pola repdroduksi klien, apakah selama sakit ada

gangguan atau tidak yang berkaitan dengan reproduksi sosial. Pada klien dengan

penderita vaginitis biasanya terdapat gangguan dalam reproduksi.

j. Pola hubungan dan peran Peran klien dalam keseharian dan dalam keluarga dapat

terganggu karena masalah yang dialami. Asuhan Keperawatan Vaginitis.

k. Pola nilai dan kepercayaan Klien selalu optimis dan berdoa agar penyakitnya dapat

segera sembuh.

4. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Gatal-gatal dan nyeri pada daerah vagina

b. Kesadaran : Compos metis kooperatif.

c. Tanda-tanda vital : TD normal, nadi teraba normal, suhu tubuh meningkat


d. Kepala Simetris dan pertumbuhan serta distribusi rambut normal, tidak ada nyeri

tekan.

e. Muka atau wajah Bentuk simetris, keadaan warna bervariasi dari keadaan normal

hingga terlihat pucat tergantung tingkat kesakitan.

f. Mata Konjungtiva normal, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor dan mata terlihat

cekung.

g. Mulut Bibir pasien terlihat pucat.

h. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar limfonodi dan kelenjar tiroid

i. Dada Pernafasan cepat, bentuk dada simetris, takikardi dan tidak ada suara ronchi.

j. Abdomen Bentuk flat, teraba keras bila terjadi distensi pada daerah kandung

kemih.

k. Genetalia Ada keputihan, keluarnya cairan dari vagina, kemerahan akibat adanya

infeksi. Kaji cairan vagina yang keluar meliputi; warna, konsistensi, serta baunya.

l. Ekstremitas Teraba hangat sampai panas karena biasanya pasien demam, kulit

teraba kering dan lecet.


B. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan syaraf, suplay vaskularisasi atau efek
samping therapy/tindakan.
2. Gangguan ganbaran diri (body image berhubungan dengan tindakan pembedahan.
3. Perubahan pola eliminasi urine (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa
Jaringan neoplasma pada daerah sekitar nya, gangguan sensorik / motorik.
4. Resiko tinggi gangguan integritas jaringan/kulit berhubungan dengan efek treatment.

C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan syaraf, suplay vaskularisasi atau efek
samping therapy/tindakan,
Tujuan: Nyeri berkurang/dapat teratasi dengan kriteria:
a. Melaporkan rasa nyeri yang sudah teratasi (rasa nyeri berkurang).
b. Dapat mongontrol ADSL seminimal mungkin.
c. Dapat mendemontrasikan keterampilan relaksasi dan aktivitas diversional sesuai
situasi individu.

Intervensi:

a. Kaji riwayat nyeri seperti lokasi; frekuensi ; durasi dan intensitas (skala 1-10) dan
upaya untuk mengurangi nyeri.
b. Beri kenyamanan dengan mengatur posisi klien dan aktivitas diversional
c. Dorong penggunaan stress management seperti teknik relaksasi, visualisasi,
komunikasi therapeutik melalui sentuhan.
d. Evaluasi/Kontrol berkurangnya rasa nyeri. Sesuaikan pemberian medikasi sesual
kebutuhannya.
e. Kolaborasi: kembangkan rencana management penanganan sakit dengan klien dan
dokter. Beri analgetik sesuai indikasi dan dosis yang tepat.

Rasional

a. Informasi merupakan data dasar untuk evaluasi atau efektifitas intervensi yang
dilakukan. Pengalaman nyeri setiap individu bervariasi karena mengganggu fisik dan
psikologi.
b. Menolong dan meningkatkan relaksasi dan refocus
c. Melibatkan dan memberikan partisipasi aktif untuk meningkatkan kontrol
d. Tujuan umum/maksimal mengontrol tingkat nyeri dan minimum ada keterlibatan
dalam ADSl. e. Rencana terorganisasi dan meningkatkan kesempatan dalam
mengontrol rasa sakit. Klien harus berpartisipasi aktif dalam perawatan di rumah
e. Nyeri merupakan dampak/komplikasi suatu tindakan atau keadaan penyakit serta
perbedaan respon Individu.
2. Gangguan gambaran diri (body Image) berhubungan dengan tindakan pembedahan
Tujuan: Gambaran diri berkembang secara positif dengan kriteria :
a. Mengerti tentang perubahan pada tubuh.
b. Menerima situasi yang terjadi pada dirinya.
c. Mulai mengembangkan mekanisme koping pemecahan masalah.
d. Menunjukkan penyesuaian terhadap perubahan.
e. Dapat menerima realita.
f. Hubungan interpersonal adekuat.

Intervensi:

a. Diskusi dengan klien tentang diagnosa dan tindakan guna membantu klien agar dapat
aktif kembali seksual ADSL,
b. Review/antisipasi efek samping kaitan dengan tindakan yang dilakukan termasuk efek
yang mengganggu aktivitas seksual.
c. Dorong untuk melakukan diskusi dan menerima pemecahan masalah dari efek yang
terjadi.
d. Beri informasi/konseling sesering mungkin.
e. Beri dorongan/ support psikologis.
f. Gunakan sentuhan perasaan selama melakukan Interaksi (pertahankan kontak mata).
g. Kolaborasi

1) Refer klien pada kelompok program tertentu.

2) Refer pada sumber/ahli lain sesuai Indikasi.

Rasional:

a. Menerima dam mengerti tentang hal-hal yang dilakukan merupakan awal proses
penyelesaian masalah.
b. Antisipasi dini dapat menolong klien untuk mengawali proses adaptasi dalam
mempersiapkan hal-hal yang dapat terjadi.
c. Dimungkinkan dapat menolong menurunkan masalah dengan keterlibatan sehingga dapat
menerima tindakan yang dilakukan.
d. Validasi tentang kenyataan perasaan klien dan berikan tehnik koping sesuai kebutuhan e.
Klien dengan gangguan neoplasma kanker membutuhkan support tambahan selama
periode tersebut,
e. Penghargaan dan perhatian merupakan hal penting yang diharapkan klien guna
menurunkan perasaan klien akan keraguan / ketidaknyamanan.
f. Grup support biasanya sangat bermanfaat bagi klien dengan meningkatkan kontak dengan
klien lain dengan masalah sama.
g. Mungkin berguna untuk mempertahankan struktur psikososial.

3. Perubahan pola eliminasi urine (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa

jaringan neoplasma pada daerah sekitarnnya, gangguan sensorik / motorik.

Tujuan: Pola eliminasi urine ibu kembali normal dengan criteria hasil ibu memahami
terjadinya retensi urine, bersedia melakukan tindakan untuk mengurangi atau
menghilangkan retensi urine.

Intervensi :

a. Catat pola miksi dan monitor pengeluaran urine.


b. Lakukan palpasi pada kandung kemih, observasi adanya ketidaknyamanan dan rasa
nyeri
c. Anjurkan klien untuk merangsang miksi dengan pemberian air hangat, mengatur
posisi, mengalirkan air keran.

Rasional :

a. Melihat perubahan pola eliminasi klien


b. Menentukan tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien.
c. Mencegah terjadinya retensi urine.

D. Implementasi

Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan kepada perawat
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun tujuan dari pelaksanaan adalah
membantu klien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan meliputi peningkatan kesehatan
atau pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dari fasilitas yang dimiliki.
Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik jika klien
mempunyai keinginan untuk berpartisiasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. Selama
perawatan atau pelaksanaan perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan
perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien. dan meprioritaskannya. Semua tindakan
keperawatan dicatat ke dalam format yang telah ditetapkan institusi. Penatalaksanaan bisa
dilakukan dengan cara seperti berikut :
1. Menjelaskan pada klien tentang beberapa penyebab terjadinya keputihan adalah jamur/bakteri
(karena kurang bersih dalam menjaga kebersihan daerah kelamin), atau adanya penyakit lain
(tumor).
2. Menjelaskan kepada klien bahwa keputihan dapat terjadi itu secara normal atau tidak normal.
Keputihan yang normal yaitu keputihan yang terjadi pada saat sebelum menstruasi, pada saat
hamil, tetapi menjadi tidak normal jika pengeluaran lendir secara berlebihan dan terus menerus,
berbau dan biasanya menimbulkan rasa gatal.

3. Menjelaskan kepada klien tentang beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya kekambuhan dari keputihan adalah:
a. Menjaga kebersihan daerah genitalia dengan baik (cebok dari arah depan kebelakang
dengan menggunakan sabun).
b. Mengganti celana dalam, gunakan celana dalam yang katun dan tipis serta mudah
menyerap keringat.
c. Anjurkan kepada suami untuk ikut kontrol serta meminum obat yang diberikan dokter agar
tidak terjadi saling menularkan penyakit.
4. Menganjurkan kepada klien untuk kontrol secara rutin dan menghabiskan obat yang diberikan
dokter meskipun keluhan sudah berkurang.

5. Menganjurkan pada klien untuk menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan oleh petugas.

E. Evaluasi
1. Tingkat kenyamanan pasien kembali seperti sebelum sakit
2. Pola seksualitas dapat berfungsi secara normal
3. Tidak terjadi inveksi
4. Klien mengerti mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Vaginitas adalah peradangan yang terjadi karena perubahan keseimbangan normal bakteri
yang hidup disana. Tanda atau gejala paling umum adalah munculnya cairan yang berwarna
putih keruh keabuan dan berbusa serta menimbulkan bau kurang sedap. Vagina dikatakan tidak
normal apabila jumlah cairan yang keluar sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-
gatal dan nyeri. Cairan yang keluar secara tidak normal memiliki tekstur lebih kental
dibandingkan cairan yang normal dan cairan vagina atau keputihan yang tidak normal cenderung
berwarna kuning seperti warna keju, kuning kehijauan bahkan kemerahan.

Sebenarnya di dalam vagina terdapat 95 % bakteri baik dan 5 % bakteri jahat atau bakteri
pathogen. Agar ekosisterm di dalam vagina tetap seimbang, dibutuhkan tingkat keasaman ( pH
balance ) pada kisaran 3,8 – 4,2. Dengan tingkat keasaman tersebut, laktobasilus akan subur dan
bakteri pathogen mati.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah jauh dari kata sempurna, maka dari itu bagi pembaca yang
mempunyai kritik dan saran yang bersifat membangun kesempurnaan makalah ini sangat penulis
harapkan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai