TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
persalinan, dan setelah ditunggu satu jam belum ada tanda persalinan
(Mitayani, 2012).
adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 22
aterm.
2. Etiologi
belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pas. Beberapa laporan
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asen
denen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan
terjadinya KPD.
Kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada serviks
infeksi.
d. Kelainan letak
yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekan
Faktor lain:
ketuban.
d. Multiparitas.
3. Klasifikasi
Menurut Manuaba (2010) klasifikasi dari ketuban pecah dini antara lain
sebagai berikut :
a. Ketuban pecah sebelum waktunya adalah kelarnya cairan dari jalan lahir
4. Manifestasi klinis
d. Pada pemeriksaan dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah
kering.
e. Inspeksi: Tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada
5. Patofisiologi
dimulai serviks mulai membuka atau mendatar dan juga karena adanya
tekanan pada saat pertama osteum uteri. Internum akan membuka lebih
dahulu sehingga serviks akan mendatar dan menipis baru kemudian ostium
penipisan dan mendatar serviks terjadi. Pada saat itulah ketuban pecah
dengan sendirinya yang diakibatkan oleh tekanan dan pergeseran pada saat
pada saat kehamilan + 500 cc. Apabila kurang dari normal dinamakan
tertahan pada pintu atas panggul seluruh tenaga dari atas diarahkan ke
6. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
infeksi intrauterin.
4) Amniosentisis.
amnion berkurang.
7. Penatalaksanaan
c. Partus spontan.
d. Ekstraksi vakum.
e. Ekstraksi forsep.
i. Jika ada tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina), berikan anti biotik.
k. Jika tidak ada infeksi kehamilan <37 minggu: Berikan antibiotika untuk
b. Nilai serviks.
oksitosin.
sebagai berikut :
sehat.
berat janin cukup, perlu dicoba untuk melakukan induksi perih, dengan
ngorbankan janinnya.
(Aspiani, 2017).
7. Komplikasi
a. Perdarahan.
b. Amnionitis.
c. Partus prematur.
f. Partus lama.
g. Korioarmnionitis.
(Aspiani, 2017).
Pada anak: IUFD (intra uteri fetal death) dan IPFD (intra partum fetal
Post partum atau puerperium adalah masa yang dimulai sejak 1 jam
2015).
pulih dari efek kehamilan dan kembali pada kondisi seperti saat sebelum
Masa post partum atau nifas terjadi karena adanya proses persalinan,
minggu sejak bayi dilahirkan. Masa post partum dimulai sejak dua jam
setelah plasenta dilahirkan sampai enam minggu (42 hari) setelah itu.
1) Puerperium dini
lebih sehat dan kuat, faal usus dan kandung kemih lebih baik, ibu
2) Puerperium intermedial
ligamen-ligamen.
3) Remote puerperium
pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu
tahunan.
d. Patofisiologi
Pada masa Post Partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
Uterus yang pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum
pembesaran sel-sel yang sudah ada. Pada masa pasca partum penurunan
meliputi:
1) Perubahan Fisiologis
(II) Nadi
Denyut nadi normal orang dewasa 60-80 kali/menit. Setelah
(IV) Pernapasan
gangguan pernapasan.
b) Involusio
lima kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan susut
setelah melahirkan.
tidak berguna.
ini.
Tabel 2.1 TFU Menurut Masa Involusi
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Plasenta lahir ± 2cm dibawah ± 1000 gram
umbilikus dengan
bagian fundus
bersandar pada
promontorium
sakralis
1 minggu Pertengahan antara 500 gram
umbilikus dan
simfisis pubis
2 minggu Tidak teraba di 350 gram
atas simfisis
6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram
(Aspiani, 2017).
(V) Endometrium
(VI) Lochea
(Walyani, 2015).
merah dan hitam karena berisi darah segar dan sisa selaput
darah dan lendir yang keluar pada hari ke tiga sampai hari
kembali.
(Walyani, 2015).
d) Sistem kardiovaskuler
keluhan
demam.
tromboemboli)
e) Sistem urinaria
f) Sistem endokrin
g) Laktasi
merangsang laktasi.
dan nyeri. Ini menandai permulaan sekskresi air susu, dan jika
h) Sistem pencernaan
i) Sistem muskuloskeletal
abdominis
peningkatan protrombin
(Walyani, 2015)
2) Perubahan Psikologis
Menurut Aspiani (2017) perubahan psikologis pada masa
a) Periode taking in
Periode ini terjadi 1-2 hari dari persalinan. Dalam masa ini
terjadi interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu, dan
bayi. Hal ini dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang
c) Periode letting go
a. Definisi
organisme pada jaringan atau cairan yang suatu gejala klinis baik lokal
b. Tanda infeksi
histamin).
terkena.
termasuk :
1) Bakteria
2) Virus
d. Rantai Infeksi
1) Reservoir
maupun tanah.
2) Jalan Masuk
Merupakan jalan masuknya mikroorganisme ketempat
3) Inang (host)
4) Jalan Keluar
lain-lain.
5) Jalur Penyebaran
1) Kontak Tubuh
dan lain-lain.
3) Serangga
4) Udara
1) Sumber Penyakit
2) Penyebab Kuman
Kuman penyebab dapat menentukan jumah mikroorganisme,
virulensinya.
4) Cara Penularan
Daya tahan tubh yang baik tidak dapat membunuh proses infeksi
adalah:
1) Antisepsis
(kulit dan jaringan) dan objek mati (alat-alat bedah dan barang-
barang lain)
2) Dekontaminasi
4) Pembersihan
kotoran, darah, duh tubuh lain yang tampak pada objek mati dan
benda tersebut (proses ini trdiri dari pencucian dengan sabun atau
a. Pengkajian
1) Identitas
Pada penderita ketuban pecah dini sering terjadi pada umur ibu
2) Keluhan Utama
berwarna putih keruh dari vagina, tidak ada his nya sampai 1 jam
tiba, tidak merasa nyeri sampai 1 jam dan gejala gejala seperti
(Aspiani, 2017)
6) Riwayat obstetri
a) Riwayat Menstruasi
b) Riwayat Kehamilan
2017)
a) Nutrisi
(Aspiani, 2017)
b) Eliminasi
2017)
e) Aktivitas
a) Keadaan umum
b) Kesadaran
c) Tanda-tanda vital.
biasanya normal
(1) Kepala
(Aspiani, 2017).
(7) Genetalia
a) Laboratorium
infeksi.
(IV)Amniosentisis.
b) USG (Ultrasonograi): Menentukan usia kehamilan, indeks
b. Diagnosis Keperawatan
c. Rencana Keperawatan
Kriteria Hasil :
a) TD : 120/80 mmhg
c) RR : 16-20 x/menit
d) Suhu : 36,5-37,5°C
Intervensi Rasional
1. Anjurkan pada pengunjung Mengurangi resiko penyebaran
untuk mencuci tangan sewaktu infeksi melalui kontak fisik.
masuk ruangan
2. Anjurkan klien atau keluarga Membantu mencegah infeksi.
untuk menjaga kebersihan diri
3. Observasi tanda gejala infeksi Mengetahui ada tidaknya infeksi
pada klien
4. Observasi faktor yang Membantu mencegah infeksi.
meningkatan meningkatkan
serangan infeksi
5. Ajarkan klien dan keluarga Membantu mendeteksi infeksi
tentang tanda-tanda dan gejala sedini mungkin
infeksi
6. Ajarkan klien dan keluarga Membantu mencegah infeksi.
bagaimana mencegah infeksi
7. Kolaborasi dengan tim dokter Membantu mempercepat proses
dalam pemberian terapi. penyembuhan.
(Aspiani, 2017)
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati dan Wulandari. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha
Medika
Aspiani, Reny Yuli. (2017). Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi Nanda, NIC
dan NOC. Jakarta : CV Trans Info Media.
Astutik, Reni Y. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Jakarta: Trans Info Media.
Bobak dkk. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC.
Dewi, V.& Tri S. (2014). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba
Medika.
Icesmi, S. & Margareth (2013). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Tjahjani, Ely. (2015). Gambaran Umur, Paritas, Pendidikan Dan Pekerjaan Ibu
Bersalin Terhadap Kejadian KPD. griyahusada.ac.id
Legawati, & Riyanti. (2018). Determinan Kejadian Ketuban Pecah Dini di ruang
cempaka RSUD Sylvanus Palangkaraya 2018. Jurnal Surya Medika, 3(2), 95–
105.
Walyani, S. & Endang P. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui.
Yogyakarta: Pustaka Baru
____. (2015). Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal.
Yogyakarta: Pustaka Baru.
WHO. (2012). Part III: global health indicators. In World health statistics 2012.
Wilujeng, RD. (2017). Paritas ibu bersalin dan letak janin dengan kejadian ketuban
pecah dini. griyahusada.id
Lampiran 1
Kepada Yth
Calon Responden
Di Ruang Dahlia RSUD Nganjuk
Dengan Hormat,
Untuk memenuhi persyaratan tugas akhir Diploma III Keperawatan,
saya mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk,
bermaksud akan melaksanakan usulan proposal studi kasus dengan judul
“ASUHAN KEPERAWATAN NY. “X” DENGAN RESIKO INFEKSI
PADA KETUBAN PECAH DINI DI RUANG DELIMA RSUD
KERTOSONO”.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, penulis mengharap kesediaan
saudara/saudari untuk bersedia menjadi responden. Untuk kerahasiaan identitas
dan informasi yang saudara/saudari berikan, penulis akan jamin semua untuk
kepentingan penelitian ini.
Demikian permohonan penulis, atas perhatian dan kesediaan
saudara/saudari penulis mengucapkan terimakasih.
INFORMED CONSENT
Studi Kasus ini dengan catatan bila sewaktu-waktu dirugikan dalam bentuk
Penulis Responden
(Afdila Ainunnisa’) ( )
NIM 201814401001
Saksi 1 Saksi 2
( ) ( )