TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengkajian
1. Pengkajian pada pasien dengan Diabetes Mellitus bergantung pada berat dan
lamanya ketidak seimbangan metabolik dan pengaruh fungsi pada organ, data
b. Keluhan Utama Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba
yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh-sembuh dan berbau, adanya
terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk
mengatasinya.
penyakit lain yang ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit
satu anggota keluarga yang juga menderita DM atau penyakit keturunan yang
2. Pola Kebutuhan
a. Aktivitas / istirahat
b. Sirkulasi
c. Eliminasi
d. Makanan/cairan
e. Neurosensori
g. Pernafasan
h. Seksualitas
i. Penyuluhan / pembelajaran
B. Diagnosa Keperawatan
respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, resiko masalah
dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai
3. Resiko infeksi
C. Intervensi Keperawatan
yang dianjurkan oleh perawat yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada
Intervensi keperawatan adalah prediksi untuk perilaku spesfik yang diharapkan dari
klien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Tindakan atau intervensi
keperawatan yang dipilih untuk membuat klien dalam mencapai hasil klien yang
diharapkan dan tujuan pemulangan. Harapan adalah perilaku yang diprediksikan kana
menguntungkan klien dan keluraga dalam cara diprediksi, yang berhubungan dengan
masalah ynag diidentifikasi dan tujuan yang telah dipilih. Intervensi yang mempunyai
Kriteria Hasil :
Intervensi :
1) Kaji luas luka dan keadaan luka serta proses peyembuhan luka
Kriteria Hasil :
Intervensi :
D. Implementasi Keperawatan
yang dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lainnya untuk membantu klien
dalam proses penyembuhan dan perawatan serta masalah klien dalam proses
a. Tahapan Prainteraksi
2) Salam terapeuik
3) Memperkenalkan diri
b. Tahap Kerja
aman dan nyaman, kondisi klien, dan respon klien terhadap tindakan
yang di berikan.
c. Tahap Terminasi
beristirahat
E. Evaluasi
Adapun kriteria evaluasi ada dua macam, yaitu kriteria proses dan kriteria
hasil. Kriteria proses mengevaluasi jalannya proses sesuai dengan sitasi, kondisi da
berupa “SOAP”.
O : Obyektif berdasarkan kondisi klien sesuai masalah yang dilihat secara lansung
A : Asesmen (Penilaian), merupakan analisis dari masalah yang sudah ada, apakah
1. Pengertian
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Pada DM kemampuan
tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun atau pankreas dapat
Menurut Suryadi (2004) dalam Wijaya A.S & Putri, Y.M (2013). Ulkus
Diabetes Mellitus adalah luka yang terjadi pada pasien diabetik yang melibatkan
gangguan pada saraf peripheral dan autonomik. Ulkus adalah luka terbuka pada
permukaan kulit dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasi
kuman sopartif. Adanya kuman sopartif tersebut yang menyebabkan ulkus berbau,
ulkus diabetes mellitus juga merupakan salah satu gejala klinis perjalanan penyakit
2. Etiologi
faktor endogen dan faktor eksogen Suryadi (2004) dalam (Wijaya, 2013). Faktor
Faktor utama ynag berperan pada timbulnya Ulkus Diabetes Mellitus adalah
angiopati, neuropati dan infeksi. Adanya neuropti akan menyebabkan hilang atau
menurunnya rasa nyeri pada kaki, sehingga mengalami trauma dan tanpa terasa
terjadinya Ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya
atrofi pada otot kaki sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulserasi pada
kaki klien. Apabila sumbatan darah terjadi pada pembulu darah besar maka penderita
akan merasa sakit pada tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. Adanya
Menurut Wijaya, A.S & Putri, Y.M (2013). Infeksi sering merupakan
komplikasi yang menyertai Ulkus Diabetes Mellitus akibat kekurangan aliran darah
atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi terhadap penyembuhan Ulkus
Diabetes Mellitus.
3. Klasifikasi
nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan dan
sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli memberikan gejala klinis 5
P yaitu :
1. Pain (nyeri)
2. Paleness (kepucatan)
3. Paresthesia (kesemutan)
5. Paralysis (lumpuh)
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola
dari fontaine :
Wagner (1983) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan, yaitu :
Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan
Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa
selulitis.
4. Gambaran Klinis
Menurut Smelter & Bare (2005) dalam Wijaya, A.S & Putri, Y.M (2013),
gangren Diabetik akibat mikroangopati disebut juga gangren juga gangren panas
karena walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan hangat dan biasanya
teraba pulsasi arteri dibagian distal. Biasanya menjadi infeksi yang luas. Faktor aliran
yang kurang juga akan lebih lanjut menambah rumitnya pengelolaannya Ulkus
Diabetes Mellitus.
Ulkus Diabetes Mellitus terdiri dari kavitas sentral biasanya lebih besar
periver, kolagen, keratinin dan suplai vaskuler. Dengan adanya tekanan mekanik
terbentuk kreatin kesar pada daerah kaki dan mengalami beban terbesar. Neuropati
yang membesar dan akhirnya ruptur sampai kepermukaan kulit menimbulkan Ulkus.
5. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
kulit kaki kering, pecah, rabut kaki / jari (-), kalus, claw toe. Ulkus
b. Palpasi
penunjang yang perlu dilakukan klien dengan Ulkus Diabetes Mellitus sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan darah meliputi : GDS >200 mg/dl, gula darah puasa >120
perubahan warna pada urine : hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan
3. Kultur Pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan akan diberi antibiotik sesuai jenis
kuman.
1. Pengertian
dari suatu luka. Jaringan avital dapat berwarna lebih pucat, coklat muda atau hitam
dan jaringan fibrotik. Jaringan mati yang dibuang sekitar 2-3 mm dari tepi luka ke
autolitik. Metode debridement yang dipilih tergantung pada jumlah jaringan nekrotik,
luasnya luka, riwayat medis pasien, lokasi luka dan penyakit sistemik.
2. Tujuan Debridement
b. Menghilangkan jaringan yang sudah mati atau eskar dalam persiapan bagi graft
3. Jenis Debridement
1. Debridement Autolitik
bersifat selektif, hanya jaringan nekrotik yang dihilangkan. Proses ini juga tidak
balutan oklusif atau semioklusif yang mempertahankan cairan luka kontak dengan
a. Indikasi
Pada luka stadium III atau IV dengan eksudat sedikit sampai sedang.
b. Keuntungan :
c. Kerugian :
digunakan.
2. Debridement Enzymatik
a. Indikasi :
b. Keuntungan :
Kerjanya cepat
tepat.
c. Kerugian :
Mahal
3. Debridement Mekanik
pada luka. Lapisan luar dari luka mengering dan melekat pada balutan anyaman.
c. Kerugian :
penyembuhan
Nyeri
Hidroterapi dapat menyebabkan maserasi jaringan.
4. Debridement Surgikal
debridement surgikal adalah karena bersifat selektif hanya bagian avital yang
dibuang. Debridement surgikal dengan cepat mengangkat jaringan mati dan dapat
atau di dalam ruang operasi setelah pemberian anestesi. Ciri jaringan avital adalah
warnanya lebih kusam atau lebih pucat (tahap awal), bisa juga lebih kehitaman
(tahap lanjut), konsistensi lebih lunak dan jika di insisi tidak/sedikit mengeluarkan
darah. Debridement dilakukan sampai jaringan tadi habis, cirinya adalah kita
sudah menemulan jaringan yang sehat dan perdarahan lebih banyak pada jaringan
yang dipotong.
a. Indikasi :
Jaringan terinfeksi.
b. Keuntungan :
Efektif
c. Kerugian :
Nyeri