Anda di halaman 1dari 4

KONSEP ASKEP

1. PENGKAJIAN
pengkajian merupakan dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan data tentang klien agar dapat mengidentifikasi masalah-masalah
kesehatan yang meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual. Pengkajian adalah suatu tahap
ketika seseorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang klien
yang dirawat merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien.
Untuk memperoleh data pengkajian yang akurat sesuai dengan keadaan pasien,
diharapkan perawat menggunakan bahasa yang digunakan setiap hari, lugas dan
sederhana .
a) Biodata, bisa diperoleh data tentang identitas pasien meliputi nama pasien, tempat
tanggal lahir, alamat, umur pasien, jenis kelamin pasien, pekerjaan pasien,
pendidikan pasien, status kawin pasien, agama dan asuransi kesehatan. Selain itu
juga dilakukan pengkajian tentang orang terdekat pasien.
b) Keluhan utama Selama pengumpulan riwayat kesehatan, perawat menanyakan
kepada pasien tentang tanda dan gejala yang dialami oleh pasien. Setiap keluhan
harus ditanyakan dengan detail kepada pasien disamping itu diperlukan juga
pengkajian mengenai keluhan yang disarasakan meliputi lama timbulnya
c) Riwayat Penyakit Sekarang Pada klien dengan vertigo biasanya klien mengeluh
pusing bila klien banyak bergerak dan dirasakan berkurang bila klien beristirahat,
Kualitas darisuatu keluhan atau penyakit yang dirasakan. Pada klien dengan
vertigo biasanya pusing yang dirasakan seperti berputar, daerah atau tempat
dimana keluhan dirasakan. pada klien dengan vertigo biasanya lemah dirasakan
pada daerah kepala,derajat 25 keganasan atau intensitas dari keluhan tersebut,
pusing yang dirasakan seperti berputar dengan skala nyeri (0-5), waktu dimana
keluhan dirasakan, time juga menunjukan lamanya atau kekerapan. Keluhan
pusing pada klien dengan vertigo dirasakan hilang timbul.
d) Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit terdahulu, baik yang berhubungan
dengan system persyarafan maupun penyakit sistemik lainnya.
e) Riwayat kesehatan keluarga Penyakit-penyakit keluarga perlu diketahui terutama
yang menular dan merupakan penyakit turunan. Selain pengkajian riwayat harus
bisa diseimbangkan sesuai dengan kebutuhan seorang pasien. Setiap pola
merupakan suatu rangkaian perilaku yang membantu perawat dalam
mengumpulkan suatu data
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan penelitian klinis tentang respons manusia terhadap
gangguan kesehatan / proses kehidupan, atau kerentanan respons dari seorang individu,
keluarga, kelompok, atau komunitas . Diagnosa keperawatan merupakan bagian vital
dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai
kesehatan yang optimal.
Mengingat diagnosis keperawatan sangat penting maka dibutuhkan standar diagnosis
keperawatan yang bisa diterapkan secara nasional di Indonesia dengan mengacu pada
standar diagnosis yang telah dibakukan sebelumnya (PPNI, 2016). Diagnosis
keperawatan menurut PPNI, (2016) dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia adalah Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan gejala penyakit.
Diagnosis keperawatan berdasarkan analisa data menurut PPNI (2016) ada tiga yaitu :
a) Aktual
b) Resiko
c) Promosi Kesehatan
3. INTERVENSI
Intervensi keperawatan adalah suatu tindakan yang dirancang oleh perawat, atau suatu
perawatan yang di lakukan berdasarkan penilaian secara klinis dan pengetahuan perawat
yang bertujuan untuk meningkatkan outcome pasien atau klien. Perencanaan keperawatan
mencakup perawatan langsung serta perawatan tidak langsung. Kedua perawatan ini
ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat dan orang-orang yang dirujuk oleh
perawat, dirujuk oleh dokter maupun pemberian layanan kesehatan lainnya. ntervensi
keperawatan terdiri dari intervensi utama dan intervensi pendukung. Intervensi utama
dari diagnosis keperawatan gangguan rasa nyaman adalah manajemen nyeri dan
pengaturan posisi. Intervensi pendukung diantaranya dukungan pengungkapan
kebutuhan, edukasi aktivitas/istirahat, manajemen mual, manajemen muntah, pemberian
obat, perawatan kenyamanan, terapi pemijatan, terapi relaksasi.(Eni Sumarliyah1, 2019)
4. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah langkah keempat dari proses keperawatan yang telah
direncanakan oleh perawat untuk membantu pasien yang bertujuan mencegah,
mengurangi, dan menghilangkan dampak ataupun respon yang dapat ditimbulkan oleh
adanya masalah keperawatan serta kesehatan terhadap komplementer. Implementasi
keperawatan membutuhkan fleksibilitas dan kreativitas perawat. Implementasi
keperawatan dilakukan selama 3 hari pada masing-masing klien. Sebelum melakukan
implementasi terlebih dahulu dilakukan pengkajian, pemeriksaan fisik, analisa data,
diagnosa keperawatan, menyusun intervensi dan baru melakukan implementasi.
Implementasi yang dilakukan pada kedua pasien hampir sama, diantaranya yang telah
dilakukan sesuai dengan intervensi untuk resiko jatuh adalah menanyakan keluhan
pasien, melakukan Relaksasi nafas dalam, memonitor keadaan pasien setiap 3 jam sekali,
dan memberikan terapi sesuai advis Dokter. Berdasarkan analisa peneliti, pelaksanaan
implementasi melakukan relaksasi nafas dalam dan memonitor keadaan pasien setiap 3
jam sekali serta berkolaborasi dalam pemberian obat dan cairan intravena sudah sesuai
dengan teori.
5. EVALUSI
Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses keperawatan terakhir yang
berupaya untuk membandingkan tindakan yang sudah dilakukan dengan kriteria hasil
yang sudah ditentukan. Evaluasi keperawatan bertujuan menentukan apakah seluruh
proses keperawatan sudah berjalan dengan baik dan tindakan berhasil dengan baik
(Debora, 2013). Evaluasi yang diharapkan dapat dicapai pada pasien vertigo dalam
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah dapat mengontrol terhadap adanya gejala,
menyatakan rasa nyaman, tidak adanya mual..(Indra Darmawansyah1 & 1, 2020)

DAFTAR PUSTAKA

Eni Sumarliyah1, S. H. S. S. (2019). Pengaruh Senam Vertigo (Canalit Reposition Treatment)


Terhadap Keseimbangan Tubuh Pada Pasien Vertigo. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah
Alamat Website: Http://Journal.Um-Surabaya.Ac.Id/Index.Php/JKM Pengaruh, 4(1), 74–
80. https://scholar.google.co.id/scholar?
start=20&q=cerita+dengan+teman+kontrol+perilaku+alkohol+2019&hl=id&as_sdt=0,5

Indra Darmawansyah1, T. H., & 1, 2. (2020). Manejemen Resiko Jatuh pada Pasien Vertigo.
Ners Muda, 1(1), 1. https://doi.org/10.26714/nm.v1i1.5510

Anda mungkin juga menyukai