Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. R DENGAN VERTIGO DI RUANG YUDISTIRA


RSUD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

NAMA : LAILA TURROHMAH

NIM : G3A01978
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2019

ASKEP PADA NY. R DENGAN VERTIGO

A. PENGKAJIAN FOKUS

1. Identitas

a. Identitas Pasien

Nama : Ny. R

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 57 tahun

Tempat & Tanggal Lahir : Semarang, 1 Maret 1962

Pendidikan terakhir : SMP

Agama : Islam
Suku : Jawa

Status Perkawinan : Janda

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Banteng 08/10 Tembalang


Semarang

Diagnosa Medis : Vertigo, Riw. HT, DM

b. Identitas Penanggungjawab

Nama : Nining

Umur : 30 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Jawa

Hubungan dengan pasien : Anak

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Banteng 08/10 Tembalang

Semarang

2. Status Kesehatan Saat ini

Pasien mengatakan kepala terasa pusing berputar, mual dan serasa mau
muntah terutama saat pasien bangun dari tempat tidur.
3. Status Kesehatan Masa Lalu

Pasien mengatakan 2 hari sebelum dibawa ke rumah sakit, pasien


mengeluh pusing berputar, mual dan muntah 2 kali. Sebelumnya pasien
pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama yaitu vertigo.
Pasien mengatakan ada riwayat penyakit hipertensi dan pasien baru
mengetahui terkena penyakit diabetes mellitus pada perwatan saat ini.
Pasien mengatakan tidak ada riwayat mengalami kecelakaan maupun
dilakukan tindakan operasi. Saat dilakukan pengkajian pasien sudah
mendapatkan terapi dari dokter dan sudah dilakukan pemeriksaan baik
laboratorium maupun radiologi.

4. Pengkajian Pola Fungsi dan Pemeriksaan Fisik

a. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Pasien mengatakan sudah pernah mengalami vertigo 1 tahun yang


lalu. Keadaan demikian terjadi hilang timbul terutama saat kondisi
badan terlalu lelah. Pasien mengatasi vertigo dengan istirahat dan
minum obat vertigodari dokter yang sudah sedia di rumah. Pasien
didiagnosa hipertensi oleh dokter sejak 3 tahun yang lalu. Pasien
rutin kontrol ke rumah sakit dan minum obat rutin. Pasien saat
berobat ke dokter atau ke rumah sakit menggunakan asuransi
kesehatan dari pemerintah.

b. Nutrisi, cairan dan metabolik

Sebelum sakit pasien makan 3 kali 1 porsi per hari berupa nasi,
sayur, dan lauk. Saat sakit ini pasien mengatakan tidak selera makan
karena merasakan mual seperti mau muntah. Pasien mengatakan
tidak ada alergi makanan. Sebelum sakit pasien minum 8 gelas per
hari, selama sakit ini pasien minum 7 gelas per hari. Pasien tidak
mengalami penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir.
Suhu : 36 ̊C

BB : 65 kg

Tidak ada edema pada ekstremitas, tidak ada asites, turgor kulit
baik, mukosa mulut lembab.

c. Pernapasan

Pasien tidak mengeluh sesak nafas dan tidak menggunakan alat


bantu pernapasan. Frekuensi pernapasan 20 kali per menit.
Pernapasan simetris sisi kanan kiri. Tidak tampak pernapasan cuping
hidung. Pasien tidak ada batuk.

Pemeriksaan paru :

Inspeksi : simetris

Palpasi : fremitus taktil kanan dan kiri sama

Perkusi : sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi : vesikuler, tidak terdengar ronkhi, tidak terdengar


wheezing

d. Aktivitas dan Latihan

Sebelum sakit aktivitas pasien di rumah seperti bersih-bersih rumah


dan memasak dilakukan secara mandiri. Sejak sakit ini pasien tidak
bisa menjalankan rutnitasnya bahkan dalam melakukan aktivitas
dibantu keluarga terutama saat serangan vertigo. Pasien tampak
bedrest di tempat tidur sambil memejamkan mata tetapi tidak tidur.
Tidak ada kelemahan ekstremitas. Tidak ada kelemahan tonus otot.

e. Istirahat

Sebelum pasien sakit, pasien mengatakan biasa tidur 7 jam per hari.
Selama sakit ini, pasien tidak bisa tidur karena mengeluh masih
sering pusing berputar. Wajah pasien tampak kurang segar saat pagi
hari.

f. Sirkulasi

Pasien mengatakan ada riwayat sakit hipertensi sejak 3 tahun yang


lalu. Tekanan darah 150/90 mmHg. Frekuensi nadi 88 kali permenit.
Bunyi jantung reguler dan terdengar kuat. Tidak ada suara friksi
maupun murmur. Capilery revil test kurang dari 2 detik. Membran
mukosa bibir lembab.

g. Eliminasi

Sebelum sakit pasien BAB 1x / hari dan BAK 4 x / hari tanpa


dibantu orang lain, saat sakit pasien mengalami kesulitan dalam
BAB dan BAK karena saat berjalan pasien merasakan pusing
berputar- putar sehingga BAB dan BAK pasien dibantu oleh
keluarga dengan frekuensi BAB 1x / hari dan BAK 4 x / hari.

Pemeriksaan abdomen :

Inspeksi : tidak tampak adanya asites, tampak simetris, tidak


tampak penonjolan abdomen

Auskultasi : bising usus normal 15 kali per menit

Perkusi : tympani

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, abdomen supel, turgor kulit baik

h. Neurosensori dan Kognitif

Pasien mengatakan pusing berputar.

Kesadaran : composmentis

GCS : 15 (E4V5M6)
Pemeriksaan saraf otak :

Saraf Otak Fungsi Kanan Kiri

N. I Daya Penghidu Normal Normal

N. II Daya Penglihatan Normal Normal

Penglihatan Warna Normal Normal

Lapang Pandang Normal Normal

N. III Ptosis Normal Normal

Gerakan mata ke medial Normal Normal

Gerakan mata ke atas Normal Normal

Gerakan mata ke bawah Normal Normal

Ukuran pupil 3 mm 3 mm

Refleks cahaya langsung Normal Normal

Refleks cahaya konsensuil Normal Normal

Strabismus divergen - -

N. IV Gerakan mata ke lateral


Normal Normal
bawah

Strabismus konvergen Normal Normal

Menggigit Normal Normal

Membuka mulut Normal Normal

N. V Sensibilitas muka Normal Normal

Refleks kornea Normal Normal

N. VI Trismus - -

Gerakan mata ke lateral Normal Normal

Strabismus konvergen Normal Normal

N. VII Kedipan mata Normal Normal

Lipatan nasolabial Normal Normal


Saraf Otak Fungsi Kanan Kiri

Sudut mulut Normal Normal

Mengerutkan dahi Normal Normal

Menutup mata Normal Normal

Meringis Normal Normal

Menggembungkan pipi Normal Normal

Daya kecap lidah Normal Normal

N. VIII Mendengar suara berbisik Normal Normal

Mendengar detik arloji Normal Normal

Tes Rinne Positif Positif

Tes Swabach Normal Normal

Tes Weber Simetris Simetris

N. IX Arkus faring Normal

Daya kecap lidah 1/3


Normal
belakang

Refleks muntah -

Tersedak -

N. X Denyut nadi 88
kali/mnt

Arkus faring Normal

Bersuara Normal

Menelan Normal

N. XI Memalingkan kepala Normal

Sikap bahu Normal

Mengangkat bahu Normal

Trofi otot bahu Normal


Saraf Otak Fungsi Kanan Kiri

N. XII Sikap lidah Normal

Menjulurkan lidah Normal

Trofi otot lidah Normal

Fasikulasi lidah Normal

Nistagmus : Positif

Dismetri : Negatif

Disdiadokokinesa : Negatif

Romberg test : Positif

Lermit : Negatif

Stepping test : Positif

Dix hallpike maneuver : Positif

i. Keamanan

Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi makanan maupun obat.


Pasien tidak pernah mengalami kejang. Pasien tidak pernah
mengalami cedera. Saat bangu dari tempat tidur pasien tampak
sempoyongan, hal ini menunjukkan adanya gangguan kesimbangan.
Tidak ada kelemahan ekstremitas parese/paralisa.

Pengkajian risiko jatuh (Morse Falls Scale)

No Pengkajian Skala

1 Riwayat jatuh : Apakah pasien pernah Tidak 0


jatuh dalam 3 bulan terakhir ?

Ya 25

Diagnosa sekunder : Apakah pasien Tidak 0


2
memiliki lebih dari satu penyakit? Ya 15

Alat Bantu Jalan

Bedrest atau dibantu 0


3
Kruk/Tongkat/Walker 15

Berpegangan pada benda-benda di sekitar 30

Terapi Intravena : apakah saat ini pasien Tidak 0


4
terpasang infus? Ya 20

Gaya berjalan / cara berpindah

Normal/bedrest/immobile (tidak dapat


0
5 bergerak sendiri)

Lemah (tidak bertenaga) 10

Gangguan/tidak normal (pincang/diseret) 20

Status Mental

6 Pasien menyadari kondisi dirinya 0

Pasien mengalami keterbatasan daya ingat 15

Total Nilai 55

Interpretasi : 0-24 : Tidak Berisiko

25-50 : Risiko Rendah

≥ 51 : Risiko Tinggi

j. Seksual dan Reproduksi


Pasien saat ini sudah menopouse. Suami pasien sudah meninggal 5
tahun yang lalu.

k. Persepsi Diri, Konsep Diri dan Mekanisme Koping

Pasien mengkhawatirkan dengan penyakitnya saat ini namun setelah


mendapatkan penjelasan dari dokter dan perawat tentang
penyakitnya pasien merasa bahwa dirinya akan sembuh setelah
menjalani perawatan di rumah sakit.

l. Interaksi Sosial

Pasien selalu bermusyawarah dengan keluarga bila ada masalah,


termasuk dengan penyakit yang dialami saat ini. Saat pasien
mengalami pusing berputar pasien bicara kurang jelas.

m. Nilai Kepercayaan dan Spiritual

Sebelum sakit pasien menjalankan ibadah rutin sebagai seorang


muslim. Selama sakit pasien menjalankan sholat di tempat tidurdan
terus berdoa untuk kesembuhannya.

5. Data Penunjang

a. Laboratorium
Nama Hasil Satuan Normal

Tanggal 11 September 2019

Hemoglobin 15.7 g/dl 3,8-10,6

Hematokrit 45.5 % 40-52

Lekosit 8.9 /uL 3,8-10,6

Trombosit 326 /uL 150-400

GDS 326 mg/dl 70-110

Ureum 29.3 mg/dl 17.0-43.0

Creatinin 0.5 mg/dl 0.5-0.8

Asam Urat 2.4 mg/dl 1.4-5.8

Kolesterol Total 291 mg/dl < 200

Trigliserida 121 mg/dl < = 150

Natrium 143 mmol/L 135.0-147.0

Kalium 3.6 mmol/L 3.50-5.0

Calsium 1.19 mmol/L 1.00-1.15

HBsAg Negatif Negatif

b. Radiologi

Hasil CT Scan Kepala (Tanggal 12 September 2019) : Infark di


nukleus lentiformis kanan kiri, krus anterior kapsula interna kanan
dan pons. Tak tampak tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
saat ini.

c. Hasil EKG (Tanggal 11 September 2019) : Sinus Takikardi

d. Obat-obatan

Infus RL 20 tpm

Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam


Inj. Cefotxime 1 gr/8 jam

Inj. Ketorolac 30 mg/ 12 jam

Inj. Mecobalamin 500 mg/24 jam

Inj. Humalog 8 iu/sc / 8 jam

Ulsafat syr 2 C/8 jam

Amlodipin 10 mg/24 jam

Betahistin 6 mg/8 jam

Candesartan 16 mg/24 jam

Dimenhidrinat 50 mg/8 jam

Cilostazol 100 mg/ 12 jam

Alpentin 100 mg/24 jam

e. Diit

Nasi Rendah Garam dan DM


B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

ANALISA DATA

DATA SUBYEKTIF (S) & MASALAH (P) ETIOLOGI (E)

OBYEKTIF (O)

DS : Pasien mengatakan masih terasa Risiko cedera Perubahan orientasi


berputar bila bangun tidur afektif

DO : Pasien tampak selalu berpegangan


pada tempat tidur dan tampak
sempoyongan saat berdiri dari
tempat tidur

Pengkajian risiko jatuh : 55 (Risiko


tinggi jatuh)

DS : Pasien mengatakan tidak bisa tidur Gangguan pola tidur Kurang kontrol tidur

DO : Wajah pasien tampak kurang segar


saat pagi hari

Pasien tampak sering terjaga

DS : Pasien mengatakan mual, merasa Nausea Proses peningkatan


ingin muntah, pasien mengatakan tekanan intrakranial

tidak nafsu makan

DO : Pasien tampak sering menelan

Diagnosa Keperawatan yang muncul :


1. Risiko cedera b.d perubahan orientasi afektif

2. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur

3. Nausea b.d proses peningkatan tekanan intrakranial

C. INTERVENSI

WAKTU TANDA
TUJUAN & RENCANA INTERVENSI & TANGAN &
NO. (TGL/ KRITERIA
DX RASIONAL NAMA
JAM) HASIL
JELAS

1 12 Setelah 1.1 Identifikasi kebutuhan keselamatan Laila


September dilakukan (kondisi fisik, kognitif, dan riwayat
2019 tindakan perilaku)
keperawatan 3 x
Pkl 15.00 Rasional : menentukan intervensi
24 jam risiko
WIB yang tepat.
cedera teratasi
dengan kriteria 1.2 Hilangkan bahaya keselamatan
hasil : lingkungan (fisik, biaologi dan kimia)

1. Pasien Rasional : menurunkan risiko jatuh


terbebas dari atau cedera
cedera
1.3 Modifikasi lingkungan untuk
2. Pasien meminimalkan bahaya dan risiko
mampu
Rasional : memfasilitasi lingkungan
WAKTU TANDA
TUJUAN & RENCANA INTERVENSI & TANGAN &
NO. (TGL/ KRITERIA
DX RASIONAL NAMA
JAM) HASIL
JELAS

menjelaskan yang nyaman agar tidak terjadi cedera


cara/metode
1.4 Sediakan alat bantu keamanan
untuk
lingkungan
mencegah
cedera Rasional : Menyediakan fasilitas
keamanan pasien
3. Pasien
mampu 1.5 Pastikan bel panggilan atau telepon
menjelaskan mudah dijangkau
faktor risiko
Rasional : Pasien tidak melakukan
dari
pergerakan berlebih yang bisa
lingkungan
menyebabkan cedera
4. Pasien
1.6 Pertahankan posisi tempat tidur di
mampu
posisi terendah saat digunakan
mengenali
perubahan Rasional : Mempermudah pasien
status untuk aktivitas dari tempat tidur
kesehatan
1.7 Diskusikan mengenal latihan dan terapi
fisik yang diperlukan

Rasional : Terapi fisik membantu


mengkoordinasikan antara persepsi
dan pergerakan

1.8 Diskusikan dengan anggota keluarga


yang dapat mendampingi pasien

Rasional : Mengontrol kegiatan


pasien, jika terjadi bahaya cedera
WAKTU TANDA
TUJUAN & RENCANA INTERVENSI & TANGAN &
NO. (TGL/ KRITERIA
DX RASIONAL NAMA
JAM) HASIL
JELAS

segera bisa diatasi

1.9 Anjurkan berganti posisi secara


perlahan dan duduk selama beberapa
menit sebelum berdiri

Rasional : Memberikan waktu


relaksasi

2 12 Setelah dilkukan 2.1 Identifikasi pola aktivitas dan tidur Laila


September tindakan
Rasional : Menentukan intervensi yang
2019 Pkl keperawatan 2 x
tepat
15.00 24 jam,
WIB gangguan pola 2.2 Identifikasi faktor pengganggu tidur
tidur teratasi, (fisik dan atau fisiologis)
dengan kriteria
Rasional : Menentukan intervensi yang
hasil:
tepat
1. Jumlah jam
2.3 Lakukan prosedur untuk meningkatkan
tidur dalam
kenyamanan (pijat, pengaturan posisi,
batas normal 6-8
terapi akupresur)
jam /hr
Rasional : Memberikan relaksasi
2. Pola tidur,
sehingga meningkatkan kenyamanan
kualitas dalam
batas normal 2.4 Sesuaikan jadwal pemberian obat dan
atau tindakan untuk menunjang siklus
3. Perasaan
tidur-terjaga
segar sesudah
tidur atau Rasional : tidak mengganggu jam
istirahat istirahat pasien
WAKTU TANDA
TUJUAN & RENCANA INTERVENSI & TANGAN &
NO. (TGL/ KRITERIA
DX RASIONAL NAMA
JAM) HASIL
JELAS

4. Mampu 2.5 Jelaskan pentingnya tidur cukup selama


mengidentifikasi sakit
hal-hal yang
Rasional : tidur yang cukup akan
meningkatkan
meningkatkan daya imunitas
tidur
2.6 Ajarkan relaksasi otot autogenik atau
cara nonfarmakologi

Rasional : terapi relaksasi


nonfarmakologi lebih dianjurkan dalam
meminimalkan efek samping dari terapi
farmakologi

3 12 Setelah 3.1 Identifikasi pengalaman mual Laila


September dilakukan
Rasional : Menentukan intervensi yang
2019 Pkl tindakan
tepat
15.00 keperawatan 2 x
WIB 24 jam, nausea 3.2 Monitor mual (frekuensi, durasi dan
teratasi, dengan tingkat keparahan)
kriteria hasil:
Rasional : Menentukan intervensi yang
1. Pasien tidak tepat
mengeluh mual
3.3 Identifikasi karakteristik muntah (warna,
2. Pasien tidak konsistensi, adanya darah, waktu
muntah frekuensi, dan durasi)

3. Pasien Rasional : Mengetahui status


mengatakan keseimbangan cairan dan elektrolit
sudah ada nafsu
3.4 Monitor asupan nutrisi dan kalori
makan
WAKTU TANDA
TUJUAN & RENCANA INTERVENSI & TANGAN &
NO. (TGL/ KRITERIA
DX RASIONAL NAMA
JAM) HASIL
JELAS

Rasional : Mengetahui status gizi pasien

3.5 Monitor keseimbangan cairan dan


elektrolit

Rasional : mengetahui status hidrasi


pasien

3.6 Berikan makanan dalam jumlah kecil


dan menarik

Rasional : Porsi kecil akan membantu


pasien terhindar dari rasa bosan dan
penasaran untuk menambah makanan
yang dimakan

3.7 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk


mengelola muntah (hipnosis, terapi
musik, relaksasi, akupresur)

Rasional : meminimalkan efek terapi


farmakologis kimiawi

3.8 Anjurkan istirahat cukup

Rasional : Istirahat yang cukup badan


menjadi lebih segar dan memperbaiki
nafsu makan

3.9 Kolaborasi pemberian antiemetik

Rasional : mengurangi efek mual


WAKTU TANDA
TUJUAN & RENCANA INTERVENSI & TANGAN &
NO. (TGL/ KRITERIA
DX RASIONAL NAMA
JAM) HASIL
JELAS

muntah

D. IMPLEMENTASI

NO. WAKTU TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN TTD &


DX (TGL/ NAMA
JAM) JELAS

1,3 12 Sep 1.1)Mengdentifikasi kebutuhan S : Pasien mengatakan Laila


2019 pkl keselamatan (kondisi fisik, mengatakan masih
15.30
kognitif, dan riwayat perilaku) mual dengan durasi
WIB
tiap 4 jam, tetapi
1.2)Menghilangkan bahaya
tidak muntah
keselamatan lingkungan (fisik,
NO. WAKTU TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN TTD &
DX (TGL/ NAMA
JAM) JELAS

biaologi dan kimia) O : Pasien tampak


masih sering
3.1)Mengidentifikasi pengalaman
menelan
mual

3.2)Memonitor mual (frekuensi,


durasi dan tingkat keparahan)

1, 3 Pkl 16.30 1.4))Menyediakan alat bantu S : Pasien mengatakan Laila


WIB keamanan lingkungan bersedia latihan
terapi fisik brandt
1.5))Memastikan bel panggilan atau
daroff exercise
telepon mudah dijangkau
O : Pasien tampak
1.6 Mempertahankan posisi tempat
mengikuti intruksi
tidur di posisi terendah saat
perawat dengan
digunakan
lancar
1.7 Mengajarkan latihan dan terapi
fisik Brandt Daroff Exercise

3 Pkl 17.00 3.6))Memberikan makanan dalam S : Pasien mengatakan Laila

WIB jumlah kecil dan menarik bersedia minum


obat
3.9 Memberian antiemetik , Ulsafat
Syr 2 C sebelum makan O : Pasien tampak
makan habis 1/2
NO. WAKTU TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN TTD &
DX (TGL/ NAMA
JAM) JELAS

porsi

2 Pkl 19.00 2.1 Mengidentifikasi pola aktivitas S : Pasien mengatakan Laila


WIB dan tidur memahami
penjelasan perawat
2.3))Melakukan prosedur untuk
lebih rileks dengan
meningkatkan kenyamanan
nafas dalam
pengaturan posisi nyaman
O : Pasien tampak lebih
2.5 Menjelaskan pentingnya tidur
rileks
cukup selama sakit

2.6 Ajarkan relaksasi nafas dalam


sebelum tidur

1,3 13 Sep 1.1)Mengdentifikasi kebutuhan S : Pasien mengatakan Laila


2019 pkl keselamatan (kondisi fisik, mengatakan masih
15.30
kognitif, dan riwayat perilaku) mual dengan durasi
WIB
tiap 3 jam, tetapi
1.2)Menghilangkan bahaya
tidak muntah
keselamatan lingkungan (fisik,
biaologi dan kimia) O : Pasien tampak
masih sering
3.1)Mengidentifikasi pengalaman
menelan
mual

3.2)Memonitor mual (frekuensi,


durasi dan tingkat keparahan)
NO. WAKTU TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN TTD &
DX (TGL/ NAMA
JAM) JELAS

1, 3 Pkl 16.30 1.4))Menyediakan alat bantu S : Pasien mengatakan Laila


WIB keamanan lingkungan bersedia latihan
terapi fisik brandt
1.5))Memastikan bel panggilan atau
daroff exercise
telepon mudah dijangkau
O : Pasien tampak
1.6 Mempertahankan posisi tempat
mengikuti intruksi
tidur di posisi terendah saat
perawat dengan
digunakan
lancar
1.7 Mengajarkan latihan dan terapi
fisik Brandt Daroff Exercise

3 Pkl 17.00 3.6))Memberikan makanan dalam S : Pasien mengatakan Laila

WIB jumlah kecil dan menarik bersedia minum


obat
3.9 Memberian antiemetik , Ulsafat
Syr 2 C sebelum makan O : Pasien tampak
makan habis 3/4
porsi

2 Pkl 19.00 2.1 Mengidentifikasi pola aktivitas S : Pasien mengatakan Laila


WIB dan tidur memahami
penjelasan perawat
2.3))Melakukan prosedur untuk
lebih rileks dengan
meningkatkan kenyamanan
nafas dalam
pengaturan posisi nyaman
NO. WAKTU TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN TTD &
DX (TGL/ NAMA
JAM) JELAS

2.5 Menjelaskan pentingnya tidur O : Pasien tampak lebih


cukup selama sakit rileks

2.6 Ajarkan relaksasi nafas dalam


sebelum tidur

1,3 14 Sep 1.1)Mengdentifikasi kebutuhan S : Pasien mengatakan Laila


2019 pkl keselamatan (kondisi fisik, mengatakan masih
15.30
kognitif, dan riwayat perilaku) mual dengan durasi
WIB
tiap 4 jam, tetapi
1.2)Menghilangkan bahaya
tidak muntah
keselamatan lingkungan (fisik,
biaologi dan kimia) O : Pasien tampak
masih sering
3.1)Mengidentifikasi pengalaman
menelan
mual

3.2)Memonitor mual (frekuensi,


durasi dan tingkat keparahan)

1, 3 Pkl 16.30 1.4))Menyediakan alat bantu S : Pasien mengatakan Laila


WIB keamanan lingkungan bersedia latihan
terapi fisik brandt
1.5))Memastikan bel panggilan atau
daroff exercise
telepon mudah dijangkau
O : Pasien tampak
1.6 Mempertahankan posisi tempat
mengikuti intruksi
NO. WAKTU TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN TTD &
DX (TGL/ NAMA
JAM) JELAS

tidur di posisi terendah saat perawat dengan


digunakan lancar

1.7 Mengajarkan latihan dan terapi


fisik Brandt Daroff Exercise

3 Pkl 17.00 3.6))Memberikan makanan dalam S : Pasien mengatakan Laila

WIB jumlah kecil dan menarik bersedia minum


obat
3.9 Memberian antiemetik , Ulsafat
Syr 2 C sebelum makan O : Pasien tampak
makan habis 3/4
porsi

2 Pkl 19.00 2.1 Mengidentifikasi pola aktivitas S : Pasien mengatakan Laila


WIB dan tidur memahami
penjelasan perawat
2.3))Melakukan prosedur untuk
lebih rileks dengan
meningkatkan kenyamanan
nafas dalam
pengaturan posisi nyaman
O : Pasien tampak lebih
2.5 Menjelaskan pentingnya tidur
rileks
cukup selama sakit

2.6 Ajarkan relaksasi nafas dalam


sebelum tidur
E. EVALUASI

NO. WAKTU RESPON PERKEMBANGAN (SOAP) TTD &


DX (TGL/ NAMA
JELAS
JAM)

2 14 Sep 2019 S : Pasien mengatakan sudah bisa tidur 7 jam /hari Laila

Pkl 19.00 O : Wajah pasien tampak lebih segar


WIB
A : Masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi 2.3 dan 2.4

3 14 Sep 2019 S : Pasien mengatakan masih mual Laila

Pkl 19.00 O : Pasien masih tampak sering menelan

WIB A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 3.2, 3.7 dan 3.9

1 15 Sep 2019 S : Pasien mengatakan pusing berputar berkurang Laila

Pkl 19.00 O : Pasien tampak turun dari tempat tidur tanpa bntuan
keluraga
WIB
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1.3, 1.7 dan 1.9
DAFTAR PUSTAKA
Bisdorff, A., Bosser, G., Gueguen, R., and Perrin, P. (2013). The epydemiology of
vertigo, dizziness, and unsteadiness and its links to co-morbidities.
Frontiers in Neurology. Vol.1. https://www.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses
pada tanggal 12 September 2019.

Chaker,R.T., Eklare, and Nisikhant. (2012). Vertigo in


cerebrovaskulerdisease.https://www.pdfs.semanticscholar.org.Diakses
pada tanggal 12 September 2019.

Edward, Y dan Roza, Y. (2014). Diagnosis dan tatalaksana benign proxysmal


posisional vertigio (BPPV) horizontal berdasarkn head roll test. Jurnl
kesehatan Andalas. 3(1) : 77-81.

Elizabeth, J.C. (2009). Buku saku patifisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media.

Fransisca, Kristiana. (2013). Awas! sakit kepala jangan dianggap sepele. Cetakan
2. Cerdas Sehat : Jakarta.

Furtado, P.L., Luis, A. & Sampaio, L. (2011). Benign paroxysmal positional


vertigo : diagnosis and treadment. Vol 2 (2).

Harsono. (2016). Kapita Selekta Neurologi. Edisi kedua. Yogyakarta : Gadjah


Mad a University Press.

Junaidi, Iskandar. (2013). Sakit kepala, migrain, dan vertigo. Edisi Revisi.
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Lee, A.T.H. (2012). Diagnosing the cause of vertigo: a practical approach.


Hongkong Med J. Vol 18 :4.

Li, J.C. and Eple, J. (2016). Benign paroxysmal positional vertigo. New York.
Medscape. https://www.medicine.medcsape.com/article/884261-
overview. Diakses pada tanggal 12 September 2019.

Lumbantobing, S.M. (2013). Vertigo tujuh keliling. Jakarta: FKUI.

Muttaqin, A. (2013). Asuhan keperawatan dengan sistem persyarafan. Jakarta:


Salemba Medika.

PPNI. (2016). Standar diagnosis keperawatan Indonesia: definisi dan indikator


diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia : definisi dan tindakan
keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Purnamasari, P.P. (2013). Diagnosis dan tatalaksana benign paroxysmal
positional vertigo (BPPV). Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana. 2 (6): 18-22.

Samy, H.M. (2017). Dizzines, vertigo, and imbalance.


https://www.emedicine.medscape.com. Diakses pada tanggal 14
September 2019.

Sjahrir, Hasan. (2009). Nyeri kepala & vertigo. Yogyakarta: Pustaka Cendekia
Press.

Setiawati, M dan Susianti. (2016). Diagnosis dan tatalksana vertigo. Majority.


Vol 5:4.

Sumarliyah, E. (2016). Jurnal penelitian pengaruh senam vertigo terhadap


keseimbangan tubuh pada pasien vertigo di RS Siti Khodijah
Sepanjang. https://www.journal.um-surabaya.ac.id. Diakses pada
tanggal 10 September 2019.

Wahyudi, K.T. (2012). Vertigo. Jurnal Medical Department PT Kalbe Farma Tbk.
Volume 39: 10.

Walther, L.E. (2017). Current diagnostic procedure for diagnosing vertigo and
dizzines. GMS Curr Top Otorhinolaryngol Head Neck Surg.

Widyaningsih, W. (2012). Waspada efek samping obat.


https://www.uad.ac.id/waspada-efek-samping-obat. Diakses pada
tanggal 14 Sepetember 2019.

Wreksoatmodjo, B.R. (2004). Vertigo: aspek neurology. Jakarta: Cermin Dunia


Kedokteran.

Thompson, T.L., and Amedee, R. (2009). Vertigo: a review of common


peripheral and central vestibuler disorder. Oschnes J. Vol 9:1.

Tika, R.T. (2016). Pengaruh penggunaan metode brandt daroff terhadap


perubahan intensitas pusing pada penderita vertigo.
https://www.eprints.umm.ac.id. Diakses pada tanggal 10 September
2019.

Anda mungkin juga menyukai