Anda di halaman 1dari 28

odesyafar

JUST ANOTHER WORDPRESS.COM SITE


 BERANDA
 ABOUT
RSS

Arsip Tag: askep gangguan sistem persyarafan pada


pasien vertigo
askep vertigo
15MEI
LAPORAN PENDAHULUAN
VERTIGO

A. LANDASAN TEORI MEDIS


1. I. Pengertian
Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar.
Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik
akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri
dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri
dari gejala somatic (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin,mual,
muntah) dan pusing.

1. II. Etiologi
Menurut (Burton, 1990 : 170) yaitu :

1. Lesi vestibular :
 Fisiologik
 Labirinitis
 Menière
 Obat ; misalnya quinine, salisilat.
 Otitis media
 “Motion sickness”
 “Benign post-traumatic positional vertigo”
1. Lesi saraf vestibularis
 Neuroma akustik
 Obat ; misalnya streptomycin
 Neuronitis
 vestibular
1. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal
 Infark atau perdarahan pons
 Insufisiensi vertebro-basilar
 Migraine arteri basilaris
 Sklerosi diseminata
 Tumor
 Siringobulbia
 Epilepsy lobus temporal
Menurut

1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :


 Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
 Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta,
otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan
perdarahan.
 Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular,
alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural.
 Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
 Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli
posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.
1. Penyakit SSP :
 Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi
kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta,
sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok jantung.
 Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
 Trauma kepala/ labirin.
 Tumor.
 Migren.
 Epilepsi.
1. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula
adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause.
2. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.
3. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.
4. Intoksikasi.
1. III. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke
pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah
susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus
menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan
ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei
vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan
vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor
vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi
paling besar, yaitu lebih dari 50% disusul kemudian reseptor visual dan yang
paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat
keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik
kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan
wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-
otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang
menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi
alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak
fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala
otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga
muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia
saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

1. IV. Klasifikasi Vertigo


Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok :

1. Vertigo paroksismal
Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit
atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut
dapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan.
Vertigo jenis ini dibedakan menjadi :

o Yang disertai keluhan telinga :

Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris,


Sindrom Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa crania posterior, kelainan gigi/
odontogen.
o Yang tanpa disertai keluhan telinga :
Termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris,
Epilepsi, Migren ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo de L’enfance), Labirin picu
(trigger labyrinth).

o Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi :


Termasuk di sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo posisional
paroksismal benigna.

1. Vertigo kronis
Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia
Kedokteran No. 144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi:
o Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb, labirintitis
kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik, tumor serebelopontin.

o Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom pasca


komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel, kelainan okuler,
intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin.

o Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis.

1. Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur


mengurang, dibedakan menjadi :
o Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirintitis akuta,
perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada auditiva interna/arteria
vestibulokoklearis.

o Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria vestibularis


anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika, sklerosis multipleks,
hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior posterior.

Ada pula yang membagi vertigo menjadi :

1. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler.


2. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual
3.
4. V. Manifestasi klinik
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak
dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah
pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala,
penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah,
lidah merah dengan selaput tipis.

1. VI. Pemerikasaan Penunjang


2. Pemeriksaan fisik :
 Pemeriksaan mata
 Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
 Pemeriksaan neurologik
 Pemeriksaan otologik
 Pemeriksaan fisik umum.
1. Pemeriksaan khusus :
 ENG
 Audiometri dan BAEP
 Psikiatrik
1. Pemeriksaan tambahan :
 Laboratorium
 Radiologik dan Imaging
 EEG, EMG, dan EKG.
1. VII. Penatalaksanaan Medis
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) : Terdiri dari :

1. Terapi kausal
2. Terapi simtomatik
3. Terapi rehabilitatif.
B. LANDASAN TEORI KEPERAWATAN
I. Pengkajian
Aktivitas / Istirahat

o Letih, lemah, malaise

o Keterbatasan gerak

o Ketegangan mata, kesulitan membaca

o Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.


o Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau
karena perubahan cuaca.

Sirkulasi

o Riwayat hypertensi

o Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.

o Pucat, wajah tampak kemerahan.

Integritas Ego

o Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu

o Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi

o Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala

o Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).

Makanan dan cairan

o Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju,


alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada
migrain).

o Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)

o Penurunan berat badan

Neurosensoris

o Pening, disorientasi (selama sakit kepala)

o Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.


o Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.

o Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.

o Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore

o Perubahan pada pola bicara/pola pikir

o Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.

o Penurunan refleks tendon dalam

o Papiledema.

Nyeri/ kenyamanan

o Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain,


ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.

o Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.

o Fokus menyempit

o Fokus pada diri sendiri

o Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.

o Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

Keamanan

o Riwayat alergi atau reaksi alergi

o Demam (sakit kepala)

o Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis


o Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).

Interaksi sosial

o Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan


dengan penyakit.

Penyuluhan / pembelajaran

o Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga

o Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone,


menopause.

II. Diagnosa Keperawatan (Doengoes, 1999:2021)


1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/
tekanan syaraf, vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan
menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi,
perubahan pola tidur, gelisah.

Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang


Kriteria Hasil :
o Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang

o Tanda-tanda vital normal

o pasien tampak tenang dan rileks.

Intervensi Rasional

o Mengenal dan memudahkan dalam melaku


tindakan keperawatan.
o Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri. o istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri.
o Anjurkan klien istirahat ditempat tidur
o posisi yang tepat mengurangi penekanan d
o Atur posisi pasien senyaman mungkin mencegah ketegangan otot serta mengurangi n
o Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam o relaksasi mengurangi ketegangan dan mem
perasaan lebih nyaman.
o Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
o analgetik berguna untuk mengurangi nyeri
sehingga pasien menjadi lebih nyaman

2. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan


relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.

Tujuan : koping individu menjadi lebih adekuat


Kriteria Hasil :
o Mengidentifikasi prilaku yang tidak efektif

o Mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang di miliki.

o Mengkaji situasi saat ini yang akurat

o Menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan atau situasi yang tepat.

Intervensi Rasional

o Mengenal sejauh dan mengidentifikasi


penyimpangan fungsi fisiologis tubuh dan
memudahkan dalam melakukan tindakan
o Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum. keperawatan.
o Sarankan klien untuk mengekspresikan o klien akan merasakan kelegaan setelah
perasaannya. mengungkapkan segala perasaannya dan menj
lebih tenang.
o Berikan informasi mengenai penyebab sakit
kepala, penenangan dan hasil yang diharapkan o agar klien mengetahui kondisi dan pengob
yang diterimanya, dan memberikan klien harap
o Dekati pasien dengan ramah dan penuh dan semangat untuk pulih.
perhatian, ambil keuntungan dari kegiatan yang
dapat diajarkan. o membuat klien merasa lebih berarti dan dih

3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan


pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi
dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya
mengikuti instruksi.

Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan


proses pengobatan.
Kriteria Hasil :
o Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu
tindakan.

o Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen
perawatan.

Intervensi Rasional

o megetahui seberapa jauh pengalaman dan


pengetahuan klien dan keluarga tentang penya
o dengan mengetahui penyakit dan kondisiny
o Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga sekarang, klien dan keluarganya akan merasa t
tentang penyakitnya. dan mengurangi rasa cemas.
o Berikan penjelasan pada klien tentang
penyakitnya dan kondisinya sekarang. o untuk mengurangi kecemasan klien serta
menambah pengetahuan klien tetang penyakitn
o Diskusikan penyebab individual dari sakit
kepala bila diketahui. o mengetahui seberapa jauh pemahaman klie
keluarga serta menilai keberhasilan dari tindak
o Minta klien dan keluarga mengulangi kembali yang dilakukan.
tentang materi yang telah diberikan.
o agar klien mampu melakukan dan merubah
o Diskusikan mengenai pentingnya posisi atau posisi/letak tubuh yang kurang baik.
letak tubuh yang normal
o dengan memperhatikan faktor yang berhub
o Anjurkan pasien untuk selalu memperhatikan klien dapat mengurangi sakit kepala sendiri de
sakit kepala yang dialaminya dan faktor-faktor tindakan sederhana, seperti berbaring, beristira
yang berhubungan. pada saat serangan.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

Nn. F. L DIRUANG INTERNA (VIP MATAHARI)


RS ALFATAH AMBON

DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN (VERTIGO)

1. PENGKAJIAN DATA
2. Identitas Klien
Nama : Ny. N

Umur : 53 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Waihaong

Tanggal Masuk RS : 08 – 10 – 2010, Pkl. 23. 10 WIT

Tanggal Pengkajian : 09 – 10 – 2010, Pkl. 09. 10 WIT

No. Register : 290114

Diagnose Medis : Vertigo

Ruangan : Teratai

Nama Penangguang Jawab : Tn. H

Alamat : Waihaong

1. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan utama masuk RS : Nyeri kepala/sakit kepala
2. Keluhan utama pengkajian: Nyeri kepala/sakit kepala
3. Keluhan yang menyertai : Badan lemas, gelisah, kurang nafsu makan,
rasa kepala berat, pusing, perasaan berputar bila berdiri, belakang kepala
tegang, mual, muntah ±2x.
1. Riwayat kesehatan utama
1. Penyebab / factor Pencetus : Aktifitas kerja yang berlebihan
2. Sifat keluhan : Hilang timbul
3. Lokasi dan penyebaran : Seluruh kepala
4. Skala keluhan : Sedang (4)
5. Berlangsung selama : ± 5-10 menit
6. Hal – hal yang :
ü Memberatkan : Pada saat aktifitas berlebihan

ü Meringankan : Tidak beraktivitas/berbaring ( istirahat )

1. Catatan kronologis : ± 2 minggu yang lalu pasien sudah


merasakan sakit kepala tetapi masih bisa diatasi dengan minum obat sakit
kepala yaitu bodrex. Setelah itu sakit kepala sudah mulai berkurang. Tetapi
pada tanggal 8 oktober 2010, jam 03.30, sakit kepala pasien kambuh lagi.
Pasien minum obat lagi tapi tidak sembuh juga maka anak pasien membawa
ibunya ke RSU Alfatah ambon dan tiba di IGD langsung ditangani oleh dokter
dan di beri terapi :
ü IVFD RL : D5% 1 : 3 30 tts/mnt

ü Inj. Ranitidin 1 amp/12jam/iv

ü Inj. Cefotaxime 1 gr/12jam/iv

ü Inj. Ulceranin 1 amp/12jam/iv

Therapy oral :

ü Merislon 3 x 1 tab

Kemudian pasien di bawa ke bangsal Interna ruang Teratai, tiba diruangan pukul
23.30 wit dengan :

ü Kesadaran compos mentis

ü KU lemah

ü TD : 110/80 mmHg
ü S : 36,50C
ü N : 120 x/mnt

ü R : 20 x/mnt.

1. Riwayat kesehatan masa lalu


1. Pasien tidak pernah masuk RS sebelumya
2. Pasien tidak pernah menjalani pembedahan sebelumnya
3. Tidak ada riwayat alergi.
4. Pasien pernah merasakan pusing sebelumnya.
1. Riwayat kesehatan keluarga
1. Anggota keluarga tidak menderita penyakit yang sama
2. Tidak ada riwayat penyakit keturunan
3. Genogram 3 generasi

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

——– : Tinggal serumah

: Ikatan keluarga

: Meninggal
? : Lupa

1. Pengkajian psikososial
1. Persepsi pasien terhadap keadaannya : pasien menganggap semua yang
dideritanya sekarang karena aktifitas dan beban kerja yang berlebihan
2. Hubungan pasien dengan tenaga kesehatan selama di rawat di RS baik
3. Harapan pasien terhadap kesehatannya agar cepat sembuh dan kembali
bekerja seperti biasanya
1. Keadaan spiritual pasien
1. Kesadaran menjalankan ibadah : pasien jarang melakukan sholat karena
kerja terus
2. Pasien tidak pernah terlibat dalam kegiatan keagamaan
3. Pasien yakin dan percaya pada Tuhan bahwa penyakitnya akan segera
sembuh dan kembali bekerja lagi seperti biasanya
1. Keadaan lingkungan perumahan pasien
1. Status rumah : tinggal bersama keluarga
2. Kebersihan rumah : pasien dan keluarga mengatakan rumahnya bersih
3. Kemampuan koping
1. Pasien gelisah dengan penyakitnya
1. Pola kegiatan Sehari – hari

Kegiatan Sebelum sakit Saat sakit

1. Pola Makan 3 x sehari 3x sehari


ü Frekuensi
Pagi, siang, malam Pagi, siang, malam
ü Waktu makan
1 porsi 1/2 porsi
ü Porsi makan yang dihabiskan
Nasi, ikan, sayur Bubur, telur
ü Jenis makanan
Tidak ada Tidak ada
ü Makanan pantang / tidak disukai
Tidak Ada kurang nafsu makan
ü Keluhan
7 – 9 gelas / hr 3 – 4 gelas / hr
1. Pola Minum
ü Frekuensi Air putih, teh gula Air putih

ü Jenis minuman yang disukai Tidak ada Tidak ada

ü Jenis minuman yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada

ü Perubahan selama sakit Tidak ada keluhan Tidak ada

ü Komentar 2 – 3 x/hari 1 x/hari

1. Pola eliminasi Kuning Kuning


 BAK
ü Frekuensi
Pesing Pesing

ü Warna
Tidak ada Tidak ada

ü Bau
Tidak ada Tidak ada

ü Kesulitan dalam berkemih


Tidak ada Tidak ada

ü Perubahan setelah sakit


1 -2 x/hari Belum BAB

ü Keluhan
Kuning kecoklatan -
 BAB :
ü Frekuensi BAB dalam sehari Lembek -

ü Warna Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

ü Konsistensi ± 7 – 8 jam ± 5 – 6 jam

ü Komentar ± 1 – 2 jam ± 1 jam

1. Istirahat Dan Tidur Tidak Tidak


ü Tidur malam
Dalam keadaan tenang Dalam suasana tena
ü Tidur siang Tidak ada keluhan Pasien mengatakan
tidur jika sakit kepa
ü Apakah mudah terbangun

ü Apa yang dapat menolong untuk tidur


nyenyak

ü Komentar

1. Pemeriksaan Fisik Umum


1. Pengamatan Umum
Keadaan umum : Lemah

Tingkat Kesadaran : Compos mentis

Ketangkapan : Orientasi terhadap orang, waktu dan tempat baik

1. Tanda – tanda Vital


TD : 100 / 70 mmHg

Nadi : 80 x / m

Pernapasan : 20 x / m

Suhu pada aksila : 36,5 °C

1. Pemeriksaan Fisik Neurologis


1. Tingkat kesadaran
 Secara responsitifitas : Respon baik
 Dengan mengggunakan GCS : E4 M6 V5
1. Status mental
 Afek : ekspresi wajah agak meringis dan pasien dapat
mengungkapkan perasaannya sehubungan dengan sakit yang dialami
 Berfikir : kemampuan berpikir (intelektual) pasien baik
 Bahasa : baik, pasien dapat bicara spontan, menyebut nama dan
menjawab pertanyaan
 Memori : baik, pasien dapat menceritakan kembali kejadian waktu pasien
pertama kali merasakan sakit kepalanya.
1. Gerakan
 Gerakan mata : baik
 Makan : mengunyah dan menelan baik tetapi terkadang pasien
merasa mual dan kadang muntah sehingga pasien tidak mau makan
 Bergerak : bila bergerak pasien merasa pusing dan sakit kepala
 Berjalan : pasien berjalan tegak dan seimbang tetapi harus di bantu
karena pusing dan kelemahan otot
 Berbicara : kata-kata yang diucapkan pasien dapat dimengerti
1. Sensasi
 Peraba : pasien dapat merasakan sentuhan, nyeri dan membedakan
suhu
 Pembauan : baik, pasien dapat mencium dan membedakan bau
 Pendengaran : baik
 Pengecapan : baik
1. Regulasi integrasi
1. Pernapasan
 Kecepatan : 20 x/mnt
 Irama : teratur
 Bunyi napas : vesikuler
1. Sirkulasi
 TD : 100/70 mmHg
 Warna ekstremitas : tidak anemis
1. Eliminasi
 Tidak ada kesulitan BAB/BAK
1. Emosi
 Dapat terkontrol dengan baik
1. Status neurologis
 Tingkat kesadaran : compos mentis
 Penampilan : baik
 Koordinasi : baik
 Memori : baik
 Orientasi : baik
 Kejang-kejang : tidak ada
1. Mengkaji otot
 Kemampuan mengubah posisi : pasien dapat mengubah posisinya
dengan baik
 Kekuatan otot : lemah
1. Mengkaji cara berjalan
 Langkah dan irama : pasien berjalan kadang-kadang masih membutuhkan
bantuan dari keluarga
 Keterbatasan gerak : ada, terpasang IVFD
1. Tindakan medis/pengobatan
 IVFD RL : D5% 1 : 3 30 tts/mnt
 Inj. Ranitidin 1 amp/12jam/iv
 Inj. Cefotaxime 1 gr/12jam/iv
 Inj. Ulceranin 1 amp/12jam/iv
Therapy oral :

 Merislon 3 x 1 tab
1. Pemeriksaan diagnostik
 Hb : 12,4 gr/dl (N : 10-14 gr/dl)
 Leuco : 9000 mm3 (N : 4000-10000 mm3)
1. KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif pasien mengatakan :

ü Nyeri kepala/sakit kepala

ü Badan lemas

ü Rasa kepala berat

ü Pusing

ü Sifat keluhan : Hilang timbul

ü Lokasi dan penyebaran : Seluruh kepala

ü Skala keluhan : Sedang (5)

ü Berlangsung selama : ± 5-10 menit

ü Perasaan berputar bila berdiri

ü Kurang nafsu makan

ü Belakang kepala tegang

ü Mual
ü Muntah ±2x

Data Objektif

ü Gelisah

ü Porsi makan yang dihabiskan ½ porsi

ü Keadaan umum Lemah

ü TD : 100 / 70 mmHg

ü Kekuatan otot lemah

ü Ekspresi wajah agak meringis

1. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASAL

DS Pasien mengatakan :
ü Nyeri kepala/sakit kepala

ü Rasa kepala berat

ü Pusing Stress dan


ketegangan
ü Sifat keluhan : Hilang timbul Intake yang Nyeri akut
tidak adekuat, Resiko ting
ü Lokasi dan penyebaran: Seluruh kepala anoreksia nutrisi kura
dari kebutu
ü Skala keluhan : Sedang (5) Ketidak- tubuh
adekuatan
ü Berlangsung selama : ± 5-10 menit relaksasi, Koping
metode koping individual
ü Perasaan berputar bila berdiri tidak adekuat efektif
ü Belakang kepala tegang

DO:

ü Gelisah

ü Cemas

ü Ekspresi wajah agak meringis

DS : Pasien mengatakan

ü Kurang nafsu makan

ü Mual

ü Muntah ±2x

DO :

ü Porsi makan yang dihabiskan ½ porsi

ü Keadaan umum Lemah

ü Kekuatan otot Lemah

DS : Pasien mengatakan

ü Pusing

DO :

ü Gelisah

ü Cemas
1. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d stress dan ketegangan yang ditandai dengan :
DS keluarga mengatakan :

ü Nyeri kepala/sakit kepala

ü Rasa kepala berat

ü Pusing

ü Sifat keluhan : Hilang timbul

ü Lokasi dan penyebaran : Seluruh kepala

ü Skala keluhan : sedang (5)

ü Berlangsung selama : ± 5-10 menit

ü Perasaan berputar bila berdiri

ü Belakang kepala tegang

DO:

ü Gelisah

ü Cemas

ü Ekspresi wajah agak meringis

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat, anoreksia
yang ditandai dengan :
DS : Keluarga mengatakan

ü Kurang nafsu makan

ü Mual
ü Muntah ±2x

DO :

ü Porsi makan yang dihabiskan ½ porsi

ü Keadaan umum Lemah

ü Kekuatan otot Lemah

1. Koping individual tak efektif b/d ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping


tidak adekuat yang ditandai dengan :
DS : Keluarga mengatakan

ü Pusing

DO :

ü Gelisah

ü Cemas

1. PRIORITAS MASALAH
2. Nyeri akut b/d stress dan ketegangan
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat, anoreksia
4. Koping individual tak efektif b/d ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping
tidak adekuat

Nama : Ny.N Ruangan : Teratai


Umur : 53 Tahun Bangsal : Interna

Jk : Perempuan Diagnosa Medis : Vertigo


Nursing care planning

No Diagnosa keperawatan Perencanaan


Tujuan Intervensi

1. Pantau tanda-
Nyeri akut b/d stress dan Nyeri teratasi tanda vital,
ketegangan yang ditandai dengan intensitas/skala
dengan : krietria : nyeri
DS keluarga mengatakan : ü Nyeri 2. Anjurkan klien
istirahat
hilang ditempat tidur.
ü Nyeri kepala/sakit kepala 3. Atur posisi
ü Skala nyeri pasien
senyaman
ü Rasa kepala berat 0 mungkin
4. Ajarkan teknik
ü Pusing ü Tidak relaksasi dan
napas dalam
pusing 5. Kolaborasi
ü Sifat keluhan : Hilang untuk
timbul ü Tidak pemberian
analgetik.
gelisah dan
1. Ciptakan
ü Lokasi dan cemas lingkungan
penyebaran : yang bersih dan
nyaman
Seluruh kepala ü Ekspresi
1. Timbang dan
wajah ceria catat BB dalam
ü Skala keluhan : sedang (5) seminggu sekali
1. Berikan
Kebutuhan
perawatan
ü Berlangsung selama :±5 nutrisi mulut
menit adekuat 1. Anjurkan pasien
untuk makan
dengan
sedikit tapi
ü Perasaan berputar bila criteria : sering dan
berdiri anjurkan pasien
ü Nafsu untuk diet
rendah gula
ü Belakang kepala tegang makan 1. Berkolaborasi
membaik dengan ahli
DO: gizi dalam
pemberian
1 ü Mual dan terapi diet yang
2 ü Gelisah muntah sesuai indikasi
hilang 2. Berkolaborasi
dengan dokter
3 ü Cemas dalam
ü Porsi yang pemberian obat
ü Ekspresi wajah agak disediakan antimietik
1. Kaji kapasitas
meringis dihabiskan fisiologis yang
bersifat umum.
Nutrisi kurang dari kebutuhan Koping 1. Sarankan klien
untuk
tubuh b/d intake yang tidak individu mengekspresika
adekuat, anoreksia yang efektif n perasaannya.
ditandai dengan : dengan 1. Berikan
informasi
kriteria : mengenai
DS : Keluarga mengatakan penyebab sakit
ü Tidak kepala,
penenangan dan
ü Kurang nafsu makan pusing
hasil yang
diharapkan.
ü Mual ü Tidak 2. Dekati pasien
dengan ramah
gelisah
dan penuh
ü Muntah ±2x perhatian, ambil
ü Tidak keuntungan dari
kegiatan yang
DO : cemas
dapat diajarkan.

ü Porsi makan yang dihabiskan


½ porsi

ü Keadaan umum Lemah

ü Kekuatan otot Lemah

Koping individual tak efektif


b/d ketidak-adekuatan
relaksasi, metode koping tidak
adekuat yang ditandai dengan :

DS : Keluarga mengatakan

ü Pusing

DO :
ü Gelisah

ü Cemas

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO
DX IMPLEMENTASI

Tanggal 09-10-2010
Jam 10.30 wit Tanggal 09–10-2010
Jam 13.20 wit
1. Mengukur/memantau tanda-tanda vital,
intensitas/skala nyeri
S: pasien mengatakan:
Hasil:

- Nyeri berkurang
- Nyeri kepala

O:
- Skala nyeri: sedang (5)

- Skala nyeri 3
- Ekspresi wajah tampak meringis

- Pasien tampak m
- Pusing

- Pasien masih pu
- TD : 100/70 mmHg

- TD : 130/80 mm
- Nadi : 80 x/m

- Nadi : 80 x/m
- Suhu : 37 0C
- Respirasi : 20 x/m
- Suhu : 37 0C
- Respirasi : 20 x/
Jam 10.40 wit
1.
2. 2. Menganjurkan dan membantu klien untuk istirahat A: Masalah sebagian te
ditempat tidur
3. Hasil: P: intervensi dilanjutkan
- Klien istrahat ditempat tidur dengan posisi 1. Kaji nyeri, perhati
setengah duduk.
2. Kolaborasi untuk
Jam 11.20 wit
Tanggal 09-10-2010
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik dengan melanjutkan terapi yang
telah ada yaitu merislon tab Jam 13.25 wit
Hasil:
S: pasien mengatakan:
- Pasien minum obat dengan baik
- Nafsu makan me
Tanggal 09-10-2010
- Mual berkurang
Jam 11.10 wit
O:
1. Menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman
pada saat klien makan - KU mulai memb
Hasil:
A: Resiko infeksi tidak
- Lingkungan tenang dan bersih serta klien bisa
makan P: Intervensi 1,2,3 dilan

Jam 11. 15 wit 1. Ciptakan lingkung


2. Anjurkan pasien un
1. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering anjurkan pasien un
dan menganjurkan pasien untuk diet rendah gula 3. Berkolaborasi deng
antimietik
Hasil:
Tanggal 09- 10- 2010

- Porsi makan yang dihabiskan ¾ porsi


Jam 13.30 wit

- Klien masih mual


S: pasien mengatakan

Jam 11.20 wit


- Masih pusing
1. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antimietik yaitu pemberian injeksi O:
ulceranin 1 amp/iv
Hasil: - Pasien mulai tam

- Obat diberikan dengan baik dan pasien tenang A: masalah teratasi

Tanggal 09-10-2010 P: Intervensi dihentikan

Jam 10.50 wit

1. Menyarankan klien untuk mengekspresikan


perasaannya
Hasil:

- Klien menceritakan masalah kerja yang terlalu


banyak dilakukannya.

Jam 10.55 wit

2. Memberikan informasi mengenai penyebab sakit


kepala, penenangan dan hasil yang diharapkan dengan
menyampaikan kepada klien bahwa penyebab sakit kepala
klien adalah karena beban kerja yang berlebihan dan untuk
tidak merasa sakit kepala harus dikurangi beban kerja
yang selama ini dilakukan atau istrahat beberapa jam
diantara waktu lowong kerja atau minta ijin istrahat
beberapa hari di rumah.
Hasil:

- Pasien mengerti dan paham

Tinggalkan komentar
Ditulis oleh odesyafar pada 15 Mei 2011 in Uncategorized
Tag: askep gangguan sistem persyarafan pada pasien vertigo, askep vertigo

Search

 Halaman
o About
 Arsip
o Mei 2011

 Kategori
o Uncategorized (6)

odesyafar
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. The Choco Theme.
Ikuti

Follow “odesyafar”
Get every new post delivered to your Inbox.

Sign me up

Buat situs dengan WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai