PENGKAJIAN
No. Rekam Medik : 01208871 Tgl Masuk RS : 26/11/2019
Ruang/Kelas : R. Bersalin Tgl Pengkajian : 26/11/2019, Jam 14.00 WIB
I. IDENTITAS
Identitas Klien
Nama : Ny. Y
Umur : 19 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Sunda/Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Kp. Nagrog RT/RW 11/04 Desa Lembang Kec. Leles
Dx. Medis/ GPA : G1P0A0 Part 42-43 Minggu Kala I Fase laten
Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Tgl Lahir / Usia : 24 Tahun
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama :Islam
Suku/ Bangsa : Sunda/Indonesia
Alamat : Kp. Nagrog RT/RW 11/04 Desa Lembang Kec. Leles
Hubungan dengan Klien : Suami
Keluhan Haid : Nyeri haid (+), keluhan lain saat menstruasi tidak ada
2. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah 1 kali, saat usia 1 9 tahun dan suaminya juga menikah 1 kali, saat
usia 24 tahun (lama pernikahan 13 Bulan).
3. Riwayat Infertil (Tidak Ada)
Lama infertil : -
Pengobatan : -
4. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
Pemakaian : Pasien menggunakan KB
Jenis KB : K B suntik 1 bulan
Waktu & Durasi : Pasien menggunakan KB suntik 1 bulan dan dilepas
karena ingin punya anak selama 4 bulan
Keluhan : Tidak ada
Perencanaan KB Selanjutnya : Setelah kelahiran ini, pasien berencana menggunakan
KB kembali, yaitu menggunakan IUD sesuai dengan yang
ditawari bidan
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Sebelumnya
Keluhan &
PB Penolo Temp penyulit
An Tgl Usia Jenis
L / ng at saat
ak lahir/ kehamila persalin
/ B persalin bersali kehamilan, Kondisi
ke- umur n an
P B an n persalinan,
nifas
1 2019 Hamil sekarang ini
Tipe : Akut
P : Faktor pencetus karena kontraksi,
Q : Nyeri terasa mulas dan kencang-kencang,
R : Lokasi nyeri pada area perut menyebar ke punggung,
S : Skala berada pada tingkat 8 derajat nyeri berat,
T : Terus menerus
Pemeriksaan Per Sistem
a. Sistem Respirasi
Pola Nafas : Normal
Tipe Pernapasan : Mulut dan hidung tanpa disertai penggunaan cuping hidung
Retraksi : Tidak Ada
Suara : Vesikuler kanan kiri, tidak ada ronchi maupun wheezing
Batuk : Tidak Ada
Perkusi : Sonor/ Normal
b. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi : CRT < 2 detik, tidak ada peningkatan JVP, clubbing finger (-),
palpitasi (-), nyeri dada (-)
Edema : (-)
Bunyi Jantung : Tunggal/ murni tanpa disertai suara jantung tambahan,
murmur, maupun gallop
c. Sistem Gastrointestinal
Mulut : Mukosa bibir lembab
Abdomen : Tidak ada distensi, BU normal (7 per menit)
Anus & Rektum : Tidak ada benjolan atau hemoroid
d. Sistem Integumen
Rambut : Bersih, warna hitam, sebaran merata, tidak rontok
Kuku : Pendek
Turgor : Elastis
Mukosa : Kering
Luka : Tidak ada luka
Cloasma Grav. : (-)
Linea : Nigra
Stretch Mark : Ada di bagian perut bawah dan paha atas
e. Sistem Reproduksi
Payudara : Bentuk simetris, tidak ada massa, tidak bengkak, masih
lembek, tidak ada nyeri, putting menonjol, areola cokelat
kehitaman, kolostrum (+)
Abdomen : TFU : 34 cm
LP : 101 cm
Kontraksi : (+)
Leopold I : Bagian teratas bokong
Leopold II : Punggung kiri
Leopold III : Bagian terendah kepala janin, sudah memasuki
PAP
Leopold IV : Penurunan kepala 4/5
DJJ : 134 x/menit, kuat reguler
(pemantauan lebih lanjut di partograf)
Genetalia : Bersih, terdapat lendir blood show, tidak ada varises.
Pemeriksaan dalam ditemukan pembukaan serviks 2 cm, portio
teraba tebal, lunak, selaput ketuban(-)
f. Sistem Urinaria
Pasien mengeluh mulasa, BAK sering sehingga menggunakan diapers agar tidak naik
turun bed untuk ke toilet, warna urin kuning, keluhan lain tidak ada.
g. Sistem Muskuloskeletal
Pasien dapat bergerak bebas, tidak ada edema, nyeri (-), kelainan maupun keluhan
lain yang mengganggu pergerakan pasien.
h. Sistem Neurologi dan Sensori
Kesadaran CM (GCS 15), tidak ada nyeri kepala, kejang, paralisis, parese, parestesi,
maupun malaise, pupil isokor, reflek patella (+)/(+).
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (26/11/2019)
Nama Test Hasil Unit Nilai Normal
Hematologi
PT-INR
Masa Prothrombin (PT) 12.8 detik 10,9 - 14,4
INR 1.02 % 0,83 - 1,16
APTT 28.8 detik 23,9 - 39,3
Darah Rutin
Hemoglobin 13.0 g/dL 12,0 - 16,0
Hematokrit 37 % 35 - 47
Leukosit 14.380 /mm3 3.800 - 10.600
Trombosit 396.000 /mm3 150.000 - 440.000
Eritrosit 4.45 juta/mm3 3,6 - 5,6
IMUNOSEROLOGI
HIV Negatif Unit Non Reaktif
HBsAg Negatif Negatif
Kimia Klinik
AST (SGOT) 28 U/L 3 - 45
ALT (SGPT) 14 U/L 0 - 35
2. Cairan : Oral : Pasien membawa bekal minuman air putih 1 botol (1500 ml). Sejak
masuk RS kurang lebih sudah minum sebanyak 500 ml air putih.
Parenteral : Infus RL
3. Eliminasi
BAK : Pasien mengatakan sering BAK, warna kuning, frekuensi 6-9 kali/hari,
terpasang Pempers
BAB : Pasien mengatakan BAB seperti sebelum hamil, konsistensi lembek,
terakhir BAB kemarin siang.
4. Kebersihan : Pasien biasanya mandi 2 kali sehari, ganti baju dan pakaian dalam 2 kali
Umum sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2 hari sekali. Terakhir mandi, ganti
pakaian, gosok gigi, keramas kemarin sore.
PENGKAJIAN KALA I
Mulai Jam : 13.00 WIB
Tanda dan Gejala : Kontraksi semakin kuat, pembukaan 2 cm
TTV : TD 120/80 mmHg, N 96 x/menit, RR 24 x/manit, T 36,4 oC
Lama Kala I : + 5 Jam/ (Jam 13.00 - 18.00)
Keadaan Psikososial : Pasien mengatakan sudah siap menjalani persalinan karena
memang sudah dinantikannya bersama keluarganya. Persalinan
ini merupakan persalinan pertama dan berharap persaliannya
normal dan berlangsung tidak terlalu lama
Kebutuhan Khusus : Pasien mengatakan ingin didampingi oleh suami dan keluarga
selama persalinan dan ingin dirawat diruangan yang sama
dengan bayinya
Tindakan / Pengobatan : Pasien sedang dalam pemantauan pemberian cairan RL 500
cc/8 jam (20 tpm) dengan drip Oxitosin, observasi KU, TTV,
kemajuan persalinan, dan DJJ, rencana terminasi kehamilan
pervaginam. Obs. Kemajuan Persalinan : (Terlampir di
partograf)
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Kehamilan usia tua Nyeri persalinan
- Pasien mengatakan nyeri skala berhubungan
8 saat kontraksi, Nyeri terasa dengan dilatasi
mulas dan kencang-kencang, Peningkatan Peningkatan Peregangan Tekanan
uterus / otot
serviks, tekanan
lokasi nyeri pada area perut prostaglandin prostaglandin cairan
rahim amnion
pada jaringn sekitar
menyebar ke punggung nyeri perubahan
dirasakan terus menerus keseimbangan melebihi dan vagina
estrogen & batasnya bagian
DO : progesteron → terbawah
- TD 120/80 mmHg, merubah janin
- N 96 x/menit, sensitivitas otot
rahim &
- RR 24 x/menit
merangsang
- Pembukaan 2 cm
hipofisis posterior
- Kontraksi (+) untuk
- Ibu pada Fase laten mengeluarkan
- His 1x101x251 oksitosin
Kontraksi
- Penurunan kepala 4/5
IMPLEMENTASI
Tgl DX Jam Implementasi Respon Paraf
26 Nyeri 14.00 Mengkaji persiapan kelahiran DS: Ai
Nov persalinan yang telah dilakukan pasien Ibu mengatakan tidak mengikuti kelas
2019 prenatal, tetapi ibu rutin memeriksakan
kehamilannya ke posyandu. Selain itu,
keluarga juga telah mempersiapkan biaya
kelahiran dan nama untuk bayinya.
DO :
Keluarga pasien di luar ruang bersalin
tampak telah membawa persiapan (bekal
makan, minum, bantal, selimut, samping,
kain bedong, baju bayi).
14.00 Memantau TTV, skala nyeri, DS : Ai
dan kemajuan persalinan Pasien mengatakan nyerinya meningkat saat
kontraksi
DO :
TTV : TD 120/80 mmHg, HR 96 x/menit, RR
24 x/menit. Skla nyeri 8 (nyeri berat).
Kemajuan persalinan terlampir di partograf
14.10 Meganjurkan ibu untuk DS : Ai
berkemih setiap 2 jam sekali Ibu menggunakan diapers agar tidak bolak-
dan lakukan palpasi untuk balik ke toilet.
mengkaji adanya distensi DO :
kandung kemih. Lakukan Ibu di ganti diapers karena penuh dengan air
kateterisasi apabila diperlukan kencing. Tidak ada distensi kandung kemih.
14.10 Mendorong dan membantu ibu DS : Ai
untuk sering mengubah posisi DO : Ibu mampu mengikuti instruksi dengan
sesuai dengan kenyamanan ibu mempraktikkan perubahan posisi dari supine
(misalnya, berjalan, berdiri, ke miring kiri.
duduk, berlutut, jongkok,
terlentang, semi fowler, tidur
miring/ sims)
14.10 Mengajarkan dan dorong ibu DS : - Ai
menggunakan teknik DO :
manajemen nyeri seperti Ibu mampu mengikuti instruksi dan
Massage counter pressure dan mempraktikkan teknik relaksasi nafas dalam
relaksasi nafas dalam saat kontraksi, sehingga pasien tampak lebih
mampu mengontrol nyerinya.
Teknik massage counter pressure dapat
dilakukan secara terus-menerus diberikan
disepanjang kala I
14.10 Memberikan informasi dan DS : - Ai
peragakan sesuai kebutuhan DO :
mengenai berbagai teknik yang Pasien secara lugas dapat mengungkapkan
dapat digunakan ibu dan nyeri yang dirasakannya
pendamping persalinan untuk
mengendalikan nyeri
14.10 Mempertimbangkan budaya DS: Ai
pasien ketika mengevaluasi Pasien mengatakan kalau budaya dikeluarga
ekspresi nyeri dan pereda nyeri pasien, apabila sedang nyeri persalinan suka
diberikan air berisi doa dan di usapkan ke
perut
DO:
Pasien tampak minum air yang sudah
diberikan doa supaya persalinan lancar
14.10 Memberikan tindakan DS : Ai
kenyamanan lain, dengan DO :
menjaga tempat tidur tetap Pasien tampak dapat beradaptasi dengan
bersih dan kering, pengaturan lingkungan secara bertahap, dapat makan-
suhu ruangan yang nyaman, minum istirahat di sela kontraksinya, dapat
pengaturan lingkungan yang mengikuti instruksi dengan baik dan
kooperatif.
nyaman
26 Resiko ditress 14.15 Memantau DJJ DS: Ai
Nov janin DO: Hasil pemeriksaan DJJ didapatkan 148
2019 x/menit, kuat reguler
14.15 Mencatat kemajuan persalinan DS: Ai
DO: pasien terpasang drip oxitosin Lo ke 1,
hasil pemeriksaan dalam tebal lunak dengan
pembukaan 2-3 cm, ketuban (-)
14.15 Melakukan pemeriksaan DS: Ai
Leopold DO:
Hasil pemeriksaan Leopold Tfu 34 cm dan
bokong, punggung kanan dan kepala sudah
masuk PAP hodje 1
14.15 memposisikan ibu dengan posisi DS : Ai
miring ke kiri DO :
Ibu mampu mengikuti instruksi dengan
mempraktikkan perubahan posisi dari supine
ke miring kiri
26 Ansietas 14.20 Mengkaji tingkat persiapan DS : Ai
Nov untuk proses kelahiran anak Ibu mengatakan telah mempersiapkan biaya
2019 kelahiran dan nama untuk bayinya.
DO :
Keluarga pasien di luar ruang bersalin
tampak telah membawa persiapan (bekal
makan, minum, bantal, selimut, samping,
dan perlengkapan bayi).
14.20 Memantau tanda-tanda ansietas DS : Pasien mengatakan khawatir dengan Ai
persalinannya karena sudah merasakan mulas
sejak kemarin pukul 02.00 WIB dan sampai
saat ini belum melahirkan
DO : Pasien tampak sering menanyakan
kemajuan persalinan dan kondisi janinnya
14.20 Mengobservasi peningkatan DS : - Ai
ansietas atau nyeri yang tidak DO :
diperkirakan/tidak biasa selama Pasien tampak meringis saat dilakukan
pemeriksaan dalam atau pemeriksaan dalam
prosedur lain yang mengekspos
tubuh
14.20 Mengevaluasi DJJ, kontraksi DS : Ai
uterus, dan tanda tanda vital ibu Pasien mengatakan mulesnya terasa semakin
sering dan kuat
DO :
TTV dan DJJ dalam batas normal, kontraksi
uterus (+)
14.20 Memberikan lingkungan yang DS : Ai
nyaman DO :
Pasien tampak dapat beradaptasi dengan
lingkungan secara bertahap, dapat makan-
minum istirahat di sela kontraksinya, dapat
mengikuti instruksi dengan baik dan
kooperatif
14.20 Memberikan privasi selama DS : Ai
pemeriksaan dan prosedur; DO :
berikan penutup, tarik tirai, dan Setiap prosedur Menjaga privasi dengan
tutup pintu untuk menarik tirai.
meminimalkan pengeksposan
tubuh
14.20 Memberikan perhatian dengan DS : Ai
bentuk kehadiran, pertolongan Pasien mengatakan senang diperhatikan dan
pemenuhan kebutuhan makan- ditemani
minum, mobilisasi, kenyamanan DO :
Pasien tampak dapat mengontrol nyerinya
dengan teknik manajemen nyeri yang
diajarkan dan mampu memenuhi kebutuhan
makan-minum, miring kiri
14.20 Memberikan penjelasan dan DS : - Ai
informasi tentang kemajuan DO :
persalinan serta kondisi janin, Pasien tampak mengerti dan tenang
menunjukkan hasil pemerikaan mengetahui janinnya dalam kondisi baik
DJJ
EVALUASI
Tgl DX Keperawatan Evaluasi Paraf
26 Nov 2019 Nyeri Persalinan S:Pasien mengatakan mulas/ kencang-kencang diperutnya Ai
semakin sering
O : TTV : TD 120-110/70-80 ; HR 80-88 x/menit; RR 20-24
x/menit; Kemajuan persalinan baik (terpantau dalam partograf)
DJJ 135-157 kali/menit Pasien tampak kooperatif, dapat
mengikuti instruksi, dan dapat mengatasi nyerinya dengan
mempraktikkan teknik manajemen nyeri yaitu pernapasan dan
counter pressure seperti yang telah diajarkan
A : Nyeri teratasi sebagian
P: Evaluasi ulang adanya nyeri di kala berikutnya, lanjutkan
intervensi
Resiko ditress janin S : Pasien mengatakan tenang mengetahui kondisi janinnya Ai
baik
O : Kontraksi (+) DJJ 135-157 kali/menit regular kuat
A : Masalah teratasi
P : Observasi Ulang setiap satu jam pemeriksaan DJJ
Ansietas S : Pasien mengatakan tenang mengetahui kondisi janinnya Ai
baik dan mengerti proses persalinan tanpa didampingi suami
serta keluarganya
O : Kontraksi (+) DJJ 135-157 kali/menit, Pasien tampak lebih
tenang setiap diberikan informasi bahwa kemajuan persalinan
dan kondisi janinnya baik
A : Ansietas teratasi
P : Evaluasi secara berulang dengan observasi adanya tanda-
tanda ansietas
PENGKAJIAN KALA II
Mulai Jam : 18.00
TTV : TD : 120/80 mmHg
HR : 96 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 36,4 oC
Lama Kala II : 35 Menit
Pimpinan Meneran : Pasien mampu mengikuti instruksi teknik meneran
Pendamping Persalinan : Bidan dan perawat
Pemecahan Ketuban :-
Jumlah Air Ketuban :-
Warna Air ketuban :-
Episiotomi : Dilakukan
Masalah : Distosia bahu (-), gawat janin (-), laserasi (+) derajat II.
Pengkajian Nyeri : Tipe Akut
P : Faktor pencetus karena kontraksi, penurunan kepala janin,
laserasi
Q : Nyeri tidak bisa digambarkan
R : Lokasi nyeri vagina dan perut
S : Skala berada pada tingkat 8-9 (nyeri berat)
T : Lama nyeri terus menerus
Pengkajian Janin : Lahir jam 18.35, dilakukan penilaian selintas ditemukan bayi
bergerak aktif, menangis kuat, berwarna merah muda merata di
seluruh bagian tubuh, frekuensi jantung > 100 x/menit, berespon
terhadap stimulus, dengan APGAR SCORE 1 menit pertama 6, 5
menit pertama 8.
No Data Etiologi Dx. Kep.
1 DS : Kontraksi uterus kuat Nyeri b.d
Pasien mengatakan nyeri sekali hipoksia
(skala 8-9), saat kontraksi dan otot,
Vasokontriksi arteri
penekanan kepala janin, nyeri tidak penekanan
bisa tergambarkan, lokasi nyeri pada miometrium Dorongan/ Regangan vagina bagian
vagina dan perut secara terus penurunan aliran penekanan janin ke dan perineum presentasi,
menerus. darah dan serviks dan peregangan
O2hipoksia otot / perineum pada vagina
DO : iskemia dan
- TD: 120/80 mmHg, perineum,
- HR: 96 x/mnt, kontraksi
Perangsangan reseptor nyeri pada uterus uterus yang
- RR: 24 x/mnt,
- S: 36,4 oC, dan serviks NYERI kuat
- Pasien tampak mengejan dan
kesakitan
- Tampak penurunan kepala janin,
peregangan vagina dan perineum
hingga mengalami laserasi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tgl Jam Implementasi Hasil/Respon Paraf
Keperawatan
26 Nyeri 18.00 Mengkaji karakteristik nyeri DS : Ai
Nov Pasien mengatakan nyerinya tidak tertahankan, ingin
2018 segera melahirkan seperti ingin BAB
DO :
Pembukaan lengkap 10 cm, tampak kepala janin membuka
18.00 Melakukan tindakan DS: Ai
kenyamanan seperti DO
underpad bersih, dan :-
perawatan perineum
18.00 Mendorong ibu DS : Ai
menggunakan teknik DO : Pasien tampak menggunakan teknik pernapasan
manajemen nyeri yang telah yang telah diajarkan sebelumnya
diajarkan
18.00 Membantu ibu memperoleh DS : - Ai
posisi untuk meneran. DO : Pasien dapat memposisikan kakinya dengan
bantuan agar mudah untuk dilakukan pertolongan
persalinan
18.00 Mendorong ibu untuk DS : - Ai
melemaskan perineum saat DO : Pasien kooperatif dapat mengikuti instruksi
mengejan
18.00 Memimpin ibu untuk meneran DS : - Ai
saat ada kontraksi DO : Pasien kooperatif dapat mengikuti instruksi
EVALUASI
Tgl Diagnosa Evaluasi Paraf
26 Nov Nyeri S:- Ai
2019 O : Pasien tampak kooperatif, mengikuti instruksi untuk tidak berteriak saat mengedan, tidak
mengangkat pantat saat mengedan, dan mengatur pernapasan dengan baik
A : Nyeri teratasi
P : Evaluasi berulang adanya nyeri di kala berikutnya
PENGKAJIAN KALA III
Waktu : Jam 18.35 – 18.50
Lama Kala III : 15 menit
Cara lahir plasenta : Dilakukan secara s p o n t a n setelah pemberian oksitosin
pertama 1 ampul/IM (10 IU), penegangan tali pusat terkendali
(PTT) 15 menit. Setelah plasenta dikeluarkan, dilakukan
pemberian Methylergometrine 0,2 gr/IV dan massase fundus uteri.
Berat/ panjang plasenta : + 300 gram, …….cm
Kondisi plasenta : Lengkap, kemudian dilakukan eksploras menggunakan
kassa oleh bidan.
Penatalaksaan : a. Pemberian Oksitosin pertama 1 ampul/IM (10 IU)
sekitar 1-2 menit setelah bayi lahir
b. Pemberian Methylergometrine 0,2 gr/IV dan massase fundus
uteri dilakukan setelah pengeluaran plasenta
Jumlah perdarahan: : 350 cc
Pengkajian Nyeri : Tipe Akut
P : Faktor pencetus karena pengeluaran plasenta manual,
ekplorasi menggunakan kassa (tangan bisan masuk ke vagina)
Q : Nyeri tak bisa digambarkan, ada mules, perih dan lain-lain
R : Lokasi nyeri vagina dan perut
S : Skala nyeri berada pada tingkat 8 – 9 (nyeri berat)
T : Lama nyeri saat tangan bidan masuk ke vagina dan saat
kontraksi
Masalah lain : Tidak ada
Kondisi psikososial : Pasien tampak kesakitan
Bayi baru lahir
Waktu kelahiran : 26 November 2019 Jam : 18.35 WIB
Kondisi : Hidup
Jenis kelamin : Perempuan
Kelainan/cacat bawaan : Tidak Ada
BB : 3070 gram
LK : 32 cm
LP : 63 cm
PB : 42 cm
LD : 31 cm
Pemberian medikasi : Vit. K, vaksin hepatitis B, antibiotik profilaksis oleh perawat di
ruang perinatologi
Penatalaksanaan :
- Merangsang taktil
- Mengeringkan
- Menghangatkan
- Membungkus bayi
- Menempatkan di sisi ibu (IMD) + 30 menit
- Pemberian ASI belum bisa dilakukan karena ASI mau pun kolostrum belum ada
ANALISA DATA
No Data Etiologi Dx. Kep
1 DS : Proses perslinan kala III Nyeri b.d laserasi
Pasien mengeluh nyeri berat Laserasi perineum
(skala 8-9) di perut saat di perineum Kontraksi uterus adekuat
eksplorasi dan saat penjahitan sebelumnya
perineum. Peningkatan tekanan pada fundus uteri
Dilakukan
DO :
penjahitan
₋ Plasenta keluar setelah Plasenta keluar
pemberian oksitosin, < 15
menit, kontraksi uterus Pelepasan plasenta secara spontan dan eksplorasi
keras, pengeluaran
plasenta spontan dan di Nyeri
eksplorasi.
₋ Pasien tampak berteriak
kesakitan saat dieksplorasi
dan penjahitan laserasi
perineum (tanpa anestesi)
2 DS: - Proses persalinan kala III Resiko infeksi b.d
DO: ↓ trauma jaringan/
₋ Terdapat laserasi Kontraksi uterus adekuat laserasi perineum,
perineum derajat II yang eksplorisasi
kemudian dilakukan Plasenta lepas < 15 menit Laserasi perineum
penjahitan sebelumnya
₋ Plasenta lepas secara Pelepasan plasenta secara spontan →hecting
spontan dan di eksplorasi
₋ Suhu 36,4 oC Plasenta komplit→eksplorasi Resiko infeksi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Nyeri b.d Setelah dilakukan tindakan Kaji adanya laserasi perineum Identifikasi dini untuk mencegah
laserasi keperawatan 1x15 menit komplikasi perdarahan lebih lanjut
perineum pasien dapat mengatasi
Berikan distraksi saat dilakukan laserasi (IMD, fokus ke bayi)
nyerinya, dengan keriteria
jahitan laserasi (IMD agar fokus ke Mengalihkan perhatian dari semua
evaluasi:
bayi) nyeri yang berhubungan dengan
- Pasien mampu penjahitan
mengikuti instruksi Kolaborasi pemberian analgesik Mencegah nyeri akibat insisi dan
selama penjahitan lokal sebelum perbaikan laserasi penjahitan. Episiotomi dapat dilakukan
laserasi sesuai kebutuhan tanpa anastesi lokal dan pada akhir
- Pasien mampu kala III, efek anestesi regional
menggunakan teknik mungkin sudah hilang
manajemen nyeri yang Pasang underpad kering, ganti alas Memberi kehangatan, kebersihan dan
diajarkan tempat tidur jika diperlukan dan menenangkan secara psikologis serta
ganti pakaian yang basah mengurangi ansietas, karena ansietas
mampu meningkatkan nyeri
Anjurkan pasien melakukan teknik Meningkatkan kontrol pasien terhadap
manajemen nyeri (relaksasi nafas nyeri yang dirasakan
dalam, berdzikir) saat dilakukan
penjahitan laserasi perineum
Lakukan pendampingan, berikan Meningkatkan rasa perhatian dan
sentuhan dan dukungan positif koping pasien terhadap nyeri
dengan kata-kata positif
2 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Selama pengeluaran plasenta, Menghindari patogen dan media bagi
b.d trauma keperawatan 1x120 menit lakukan tindakan asepsis medis. pertumbuhan patogen tersebut
jaringan/ resiko infeksi tidak terjadi Ganti underpad sesuai kebutuhan
laserasi dengan keriteria evaluasi: untuk menjaga kebersihan
perineum, ₋ Tetap bebas dari infeksi Gunakan sarung tangan steril saat Mencegah masukkan patogen ke
eksplorisasi ₋ Pasien mengatakan melakukan eksplorasi dan lakukan vagina
paham tindakan yang pemeriksaan jika sangat diperlukan
dapat mencegah infeksi Ajarkan pasien cara mengenali tanda ₋ Peningkatan suhu dapat
₋ Pasien dan keluarga dan gejala infeksi dengan cara : mengindikasikan infeksi akibat
mampu melakukan cuci - Pantau suhu selama 10 hari endotoksin pada dinding sel bakteri
tangan pertama postpartum, bila terdapat dan virus. Demam adalah
₋ Suhu dalam batas peningkatan suhu ≥ 38 0C mekanisme pertahanan tubuh yang
normal 36,5-37,5oC selama 2 hari berturut turut membunuh atau menghambat
dalam 10 hari pertama pertumbuhan berbagai organisme.
postpartum anjurkan ibu untuk Namun demam tidak selalu
kontrol ke petugas kesehatan mengindikasikan adanya infeksi.
- Observasi adanya bengkak ₋ Semakin lama waktu antara pecah
disekitar luka perineum, ketuban dengan kelahiran maka
- Observasi adanya kemerahan semakin tinggi resiko infeksi
pada daerah luka perineum, asenden
nyeri, ₋ Tanda gejala tersebut merupakan
indikator infeksi lokal
- adanya cairan vagina berwarna
hijau dan berbau, rabas vagina
berbau tak sedap serta nyeri saat
berkemih
Ajarkan dan dorong teknik hygiene Mengganti pembalut secara periodik
perineum yang benar, yaitu dengan mencegah statis cairan, menjaga area
mengganti pembalut setiap selesai perineum tetap bersih. Menyeka dari
defekasi atau berkemih dan pastikan depan ke belakang untuk menghindari
untuk cuci tangan sebelum dan kontaminasi area vagina dengan flora
sesudah mengganti pembalut, selain normal rektum sehingga resiko infeksi
itu membersihkan perineum dari tidak terjadi
depan ke belakang
Anjurkan untuk meningkatkan Malnutrisi membuat salah satu faktor
nutrisi yang baik ibu mudah terkena infeksi
IMPLEMENTASI
Diagnosa
Tgl Jam Implementasi Hasil/Respon Paraf
Keperawatan
26 Nov Nyeri b.d 18.50 Mengkaji adanya laserasi perineum DS : - Ai
2019 laserasi DO : Tampak laserasi perineum derajat II,
perineum perdarahan laserasi aktif, dilakukan
penjahitan
18.50 Memberikan distraksi saat dilakukan jahitan DS : - Ai
laserasi dengan cara IMD selama 60 menit DO : Pasien tampak sedikit berteriak
agar fokus ke pada bayi kesakitan
18.50 Berkolaborasi pemberian analgesik lokal DS : - Ai
sebelum perbaikan laserasi sesuai kebutuhan DO : Pemberian analgesik lokal tidak
diberikan oleh bidan saat menjahit laserasi
18.50 Mengganti underpad dn memasang dengan DS : Ai
yang kering DO : pasien tampak senang saat diganti
underpad yang sudah penuh dengan darah
18.50 Menganjurkan pasien melakukan teknik DS : - Ai
manajemen nyeri (relaksasi nafas dalam, DO : Pasien kooperatif, dapat mengikuti
berdzikir) saat dilakukan penjahitan laserasi instruksi dengan mempraktikkan teknik
pernafasan, berdzikir
perineum
18.50 Melakukan pendampingan, berikan DS : - Ai
sentuhan dan dukungan positif dengan kata- DO : Pasien tampak lebih tenang, dapat
kata positif mengikuti instruki, dapat mengontrol
nyerinya dengan teknik pernafasan dan
dzikir seperti yang diajarkan
26 Nov Resiko infeksi 18.55 Melakukan tindakan asepsis medis selama DS : - Ai
2019 b.d trauma pengeluaran plasenta dan mengganti DO:
jaringan/ underpad sesuai kebutuhan untuk menjaga Pasien dapat bekerjasama selama
laserasi pengeluaran plasenta
kebersihan
perineum,
eksplorisasi 18.55 Menggunakan sarung tangan steril saat DS : Ai
melakukan eksplorasi DO: Pasien berteriak kesakitan saat
dilakukan eksplorasi
18.55 Mengajarkan pasien cara mengenali tanda DS : Pasien mengatakan mengerti bila ada Ai
dan gejala infeksi demam, perdarahan berbau, jahitan
bernanah harus ke petugas kesehatan
DO : Pasien kooperatif
18.55 Mengajarkan teknik higiene perineum yang DS : Pasien mengatakan mengerti dengan Ai
benar, cebok dari depan ke belakang, ganti penjelasan yang diberikan
pembalut bila penuh secara teratur minimal DO : Pasien kooperatif
2 kali/hari
18.55 Menganjurkan untuk meningkatkan nutrisi DS : Pasien mengatakan mengerti DO : Ai
yang baik Pasien kooperatif
EVALUASI
Tgl Diagnosa Kep Evaluasi Paraf
26 Nov Nyeri b.d laserasi S : Pasien mengatakan nyeri selama proses penjahitan dan pada saat dilakukan eksplorasi Ai
2019 perineum O:
₋ Pasien tampak dapat mengontrol nyerinya dengan menggunakan teknik manajemen
nyeri yaitu teknik pernapasan dalam dan berdzikir yang telah diajarkan sebelumnya
₋ Pasien tampak lebih tenang dan tidak lagi berteriak kesakitan
A : Nyeri teratasi
P : Evaluasi berulang adanya nyeri di kala beikutnya
Resiko infeksi b.d S : Pasien mengatakan mengerti bila ada tanda-tanda infeksi
trauma jaringan/ O:
laserasi perineum, - Pasien mengerti dapat melakukan pencegahan infeksi dengan mencuci tangan, menjaga
eksplorisasi kebersihan vagina, makan bergizi.
- Suhu 36,0-36,5 oC,
- pasien tampak kooperatif saat diberikan penjelasan
A : Resiko infeksi teratasi sementara
P : Lanjutkan intervensi
PENGKAJIAN KALA IV
Mulai Jam : 19.00
Keluhan Utama : Nyeri (akut)
Karakteristik Nyeri :
P : Nyeri dirasakan karena adanya robekan dan jahitan pada
jalan lahir serta kontraksi uterus
Q : Nyeri dirasakan perih pada jalan lahir dan mules
R : Lokasi nyeri di jalan lahir dan perut
S : Skala berada pada tingkat 6 (Nyeri Sedang)
T : Lama nyeri sesekali, meningkat bila bergerak
BAK : Pasien mengatakan sedang tidak ingin BAK karena sebelum
persalinan sudah BAK di diapers
Perineum : Terdapat jahitan pada laserasi perineum derajat II
Lembar Observasi
Jam Kontransi Kandung
Waktu TD Nadi Suhu TFU Perdarahan
Ke Uterus Kemih
1 19.00 100/80 80 36.5 Sejajar dengan Keras Kosong 30 cc
pusat
19.15 100/80 80 1 jari dibawah Keras Kosong 30 cc
pusat
19.30 100/80 82 2 jari dibawah Keras Kosong 20 cc
pusat
19.45 100/80 82 2 jari dibawah Keras Kosong 10 cc
pusat
2 20.15 110/80 84 36.7 2 jari dibawah Keras Kosong 10 cc
pusat
20. 45 110/80 80 2 jari dibawah Keras Kosong 10 cc
pusat
Kondisi psikososial : Secara verbal pasien mengatakan lega dan senang karena persalinannya
lancar dan bayinya sehat. Pasien tampak lebih tenang dan kooperatif
Bonding ibu & bayi : Bayi diletakkan di dada ibu dengan kontak skin to skin sekitar 60 menit
saat IMD
ANALISA DATA
No Data Etiologi Dx. Kep
1 DS : Persalinan kala sebelumnya Nyeri b.d kontraksi
Pasien mengatakan nyeri skala 6, ↓ uterus dan laserasi
nyeri terasa perih pada jahitan Laserasi perineum → dijahit perineum
jalan lahir dan mules pada daerah ↓
perut, dirasakan sesekali tidak Iritasi mekanik pada saraf dan jaringan
terus menerus dan meningkat bila ↓
bergerak Pelepasan neurotransmitter nyeri menyebabkan substansi P, serotonin,
prostaglandin keluar
↓
DO :
Masuk ke serabut afferen Kontraksi
₋ TD 100/80mmHg,
↓ uterus
₋ HR 80x/mnt, Diterima di kornu dorsalis medulla spinalis
₋ RR: 20x/mnt, ↓
₋ S: 36,4 oC, Korteks serebri
₋ Terdapat jahitan laserasi ↓
perineum derajat II Persepsi nyeri
₋ Kontraksi uterus (+)
₋ Pasien tampak meringis
menahan sakit terutama saat
bergerak berpindah posisi
IMPLEMENTASI
Diagnosa
Tgl Jam Implementasi Hasil/Respon Paraf
Keperawatan
26 Nov Nyeri b.d 19.00 Melakukan pemantauan kala IV persalinan DS : - Ai
2019 kontraksi uterus setiap 15 menit selama 60 menit pertama DO : TD 100/80 mmHg, HR 80x/menit, TFU
dan laserasi dan setiap 30 menit selama 60 menit kedua, sejajar dengan pusat, kontraksi uterus keras,
perineum meliputi TD, HR, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih kosong, perdarahan dalam
kandung kemih, dan perdarahan batas normal
19.00 Melakukan tindakan yang memberi DS : Pasien mengatakan sedang tidak ingin Ai
kenyamanan seperti penggunaan baju dan BAK karena sebelum persalinan sudah BAK
linen yang bersih di pampers
DO : Tidak ada distensi kandung kemih
19.00 Melakukan tindakan yang memberi DS : - Ai
kenyamanan seperti penggunaan baju dan DO : Pasien tampak kooperatif dan dapat
mempraktikkan teknik pernapasan dan
linen yang bersih berdzikir saat nyeri dirasakan
19.00 Melakukan tindakan yang memberi DS : Pasien menceritakan kekhawatirannya Ai
kenyamanan seperti penggunaan baju dan sebelumnya dan saat ini mengatakan sudah
linen yang bersih merasa senang dan lega karena persalinannya
lancar dan bayinya sehat.
DO : Pasien tampak tenang dan senang
menceritakan pengalamannya
19.00 Melakukan tindakan yang memberi DS : Pasien mengatakan sudah nyaman Ai
kenyamanan seperti penggunaan baju dan DO : Pasien tampak lebih nyaman dari
linen yang bersih sebelumnya, tampak mulai makan-minum
banyak, dan banyak bercerita
26 Nov Resiko 19.00 Mengobservasi status fisiologis ibu DS : - Ai
2019 perdarahan b.d DO : keadaan umum ibu baik
kelahiran bayi 19.00 Mengobservasi posisi dan tonus uteri DS : - Ai
dan plasenta DO : TFU 1 jri dibawah pusat
19.00 Mengobservasi adanya perdarahan DS : - Ai
pervaginam DO : perdarahan 30 cc
EVALUASI
Tgl Diagnosa Kep Evaluasi Paraf
26 Nov Nyeri b.d kontraksi S : Pasien mengatakan senang dan lega karena persalinannya lancar dan bayinya sehat. Ai
2019 uterus dan laserasi O:
perineum ₋ TD 100/80 mmHg,
₋ HR 80x/menit,
₋ TFU sejajar dengan pusat,
₋ kontraksi uterus keras,
₋ kandung kemih kosong,
₋ perdarahan dalam batas normal
₋ Pasien tampak lebih tenang, kooperatif, dan dapat mengikuti instruksi.
₋ Pasien tampak beristirahat setelah selesai proses persalinan
A : Nyeri teratasi
P : Evaluasi secara berulang adanya peningkatan nyeri
Resiko perdarahan S : Pasien mengatakan mengerti bila ada tanda-tanda pendarahan seperti penglihatan kabur, Ai
b.d kelahiran bayi adanya keluaran cairan yang banyak dari jalan lahir, tidak BAK dan pasien tampak
dan plasenta kooperatif saat diberikan penjelasan
O : Nadi 80x/menit, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, peradarahan 30 cc
A : Risiko pendarahan teratasi
P : lanjutkan intervensi
APLIKASI EVIDENCE BASED PRACTICE
Referensi :
Bobak IM, L. D., Jensen MD, Perry SE. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas
(Maternity Nursing). Jakarta: EGC
Juniartati, E., & Widyawati, M. N. (2018). Literature Review : Penerapan Counter Pressure
Untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I. Jurnal Kebidanan, 8(2), 112.
https://doi.org/10.31983/jkb.v8i2.3740
Pratiwi, D., & Nurullita, U. (2017). PERBEDAAN EFEKTIFITAS TEHNIK
COUNTERPRESSUREDAN KOMPRES HANGAT TERHADAP
PENURUNANNYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIFDI RSUD SUNAN
KALIJAGA DEMAK. Karya Ilmiah S. 1 Ilmu Keperawatan.