Tugas Individu
Praktek Profesi Keperawatan Stase Keperawatan Anak
Disusun oleh:
Bastari Dwi Kurniawati
19/451503/KU/21847
A. PENGERTIAN
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bagian
bawah, yaitu pada jaringan paru (parenkim) oleh mikroorganisme. Pneumonia
didefinisikan sebagai penyakit infeksi dengan gejala batuk dan disertai dengan
sesak nafas (WHO, 1989). Definisi lainnya adalah pneumonia merupakan
suatu sindrom (kelainan) yang disebabkan agen infeksius seperti virus,
bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-
paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi
B. KLASIFIKASI
Berdasarkan rentang usianya, pneumonia diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Usia 0-2 bulan
a. Pneumonia berat, bila ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau
nafas cepat yaitu frekuensi nafas 60 x/menit atau lebih.
b. Bukan pneumonia, batuk pilek biada, bila tidak ada tarikan kuat
dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.
2. Usia 2 bulan-5 tahun
a. Pneumonia berat, ditandai secara klinis oleh sesak nafas yang dilihat
dengan adanya tarikan dinding dada bagian bawah.
b. Pneumonia, ditandai secar aklinis oleh adanya nafas cepat yaitu pada
usia 2 bulan -1 tahun frekuensi nafas 50 x/menit atau lebih, dan pada
usia 1-5 tahun 40 x/menit atau lebih.
c. Bukan pneumonia, ditandai secara klinis oleh batuk pilek biasa dapat
disertai dengan demam, tetapi tanpa tarikan dinding dada bagian
bawah dan tanpa adanya nafas cepat.
Berdasarkan klinis dan epidemiloginya, pneumonia diklasifikan sebagai
berikut :
1. Pneumonia Komuniti (Community Acquired Pneumonia/CAP) adalah
infeksi terjadi di masyarakat, di luar setting rumah sakit.
2. Pneumonia Nosokomial (Hospital Acquired Pneumonia/HAP, Ventilator
Associated Pneumonia/VAP, Healthcare Associated Pneumonia/HCAP).
HAP disebut juga nosokomial pneumonia, merupakan pneumonia yang
muncul selama atau setelah seseorang menjalani hospitalisasi karena
penyakit atau prosedur tertentu dengan onset 72 jam pertama setelah
admisi.
VAP merupakan bagian dari HAP, yang terjadi paling sedikit 48 jam
setelah intubasi dan penggunaan ventilasi mekanik.
HCAP merupakan kondisi pasien yang bisa sudah mendapatkan infeksi
dari komunitas, tetapi memiliki kontak yang sering dengan lingkungan
tenaga kesehatan. HCAP dapat didefinisikan sebagai pneumonia dengan
salah satu faktor resiko berikut ini ;
a. Hospitalisasi perawatan akut selama 2 hari atau lebih selama 90 hari
terakhir
b. Tinggal di rumah perawatan (nursing home) atau mendapatkan
perawatan yang lama selama 30 hari terakhir
c. Menjalani perawatan luka di rumah 30 hari yang lalu
d. Menjalani rawat jalan terapi intravena antibiotic atau kemoterapi
selama 30 hari terakhir
e. Mengunjungi klinik kesehatan atau pusat dialysis selama 30 hari
terakhir
f. Memiliki anggota keluarga dengan MDR
3. Pneumonia Aspirasi
4. Pneumonia pada penderita immunocompromised
Berdasarkan bakteri penyebabnya, pneumonia diklasifikan sebagai berikut :
1. Pneumonia bakteri/tipikal
Akut, demam tinggi, menggigil, batuk produktif, nyeri dada. Radiologis
lobar atau segmental leukositosis, bakteri gram positif. Biasanya
disebabkan oleh bakteri ekstraseluler, S. Pneumonia, S piogenes, dan H.
Influenza
2. Pneumonia Atipikal
Tidak akut, demam tanpa menggigil, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot,
ronkhi basah yang difus, leukositosis ringan. Penyebab biasanya :
Mycoplasma Pneumoniae, Legionella pneumophila, Chlamydia
pneumonia.
3. Pneumonia Virus
4. Pneumonia Jamur
Berdasarkan Predileksi Lokasi/Luasnya Infeksi:
1. Pneumonia Lobaris
2. Bronkopneumonia
3. Pneumonia Interstitialis
C. ETIOLOGI
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu
bakteri (Stretokokkus pneumonia, Stafilokukus aureus, Stafilokokus piogenes,
Klasiella pneumonia, Escherichia Coli, Pseudomonas aeruginosa), virus
(Influenza, Para influenza, Respiratory syncytial virus/RSV, Adenovirus),
jamur (Actinomyces Israeli, Aspergillus fumigates, Histoplasma capsulatum),
dan protozoa (Pneumocystis carinii, Toxoplasma gondii). Sebagian besar
pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang terjadi secara primer atau sekunder
setelah infeksi virus. Penyebab tersering adalah bakteri gram positif,
Streptococcus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus.
Bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus beta hemoliticus grup A
juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas
aeruginosa. Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, mikoplasma, fungus,
klamidia, termasuk ke dalam sindrom pneumonia atipikal, misalnya infeksi
virus menyebabkan influenza. Pneumonia mikoplasma, jenis pneumonia yang
relatif sering dijumpai, disebabkan oleh mikroorganisme yang berdasarkan
beberapa aspeknya berada diantara bakteri dan virus. Individu yang mengidap
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) sering mengalami pneumonia
yang sangat jarang terjadi pada orang normal. Yaitu Pneumocytis carinii.
Individu yang terpajan aerosol dari air yang lama tergenang, sebagai contoh,
dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat
mengidap Pneumonia legionella.
Etiologi pneumonia berdasarkan umur adalah sebagai berikut :
1. Pada bayi baru lahir
Pneumonia sering terjadi karena aspirasi, infeksi virus Varicella zoster dan
infeksi bakteri gram negatif seperti bakteri Coli, TORCH, Streptokokus
dan Pneumokokus.
2. Pada bayi
Pneumonia biasanya disebabkan oleh berbagai virus yaitu Adenovirus,
Coxsackie, Parainfluenza A atau B, Respiratory Syncytial Virus /RSV, dan
bakteri yaitu B.Streptococci, E.Coli, P.Aerruginosa, Klebsiella,
S.Pneumoniae, S.Aureus, Chlamydia.
3. Pada batita dan anak prasekolah
Pneumonia disebabkan oleh virus yaitu Adeno, Parainfluenza, Influenza A
atau B, dan berbagai bakteri yaitu S.Pneumoniae,Hemophilus influenza,
Streptococci A, S.Aureus, Chlamidya.
4. Pada anak usia sekolah dan remaja
Pneumonia disebabkan oleh virus yaitu Adeno, Parainfluenza, Influenza A
atau B, dan berbagai bakteri yaitu S.Pneumoniae, Streptococcus A dan
Mycoplasma
E. PATOFISIOLOGI
Pneumonia bakterial menyerang baik ventilasi maupun difusi. Suatu reaksi
inflamasi yang dilakukan oleh pneumokokus terjadi pada alveoli dan
menghasilkan eksudat, yang mengganggu gerakan dan difusi oksigen serta
karbondioksida. Sel-sel darah putih, kebanyakan neutrofil, juga bermigrasi
kedalam alveoli dan memenuhi ruang yang biasanya mengandung udara. Area
paru tidak mendapat ventilasi yang cukup karena sekresi, edema mukosa, dan
bronkospasme, menyebabkan oklusi parsial bronki atau alveoli dengan
mengakibatkan penurunan tahanan oksigen alveolar. Darah vena yang
memasuki paru-paru lewat melalui area yang kurang terventilasi dan keluar
ke sisi jantung tanpa mengalami oksigenasi. Pada pokoknya, darah terpirau
dari sisi kanan ke sisi kiri jantung. Pencampuran darah yang teroksigenasi dan
tidak teroksigenasi ini akhirnya mengakibatkan hipoksemia arterial.
F. PATHWAY
Jamur, virus, bakteri, protozoa
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas Konsolidasi jaringan
paru
Hipoksia
J. TERAPI
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang
ditentukan berdasarkan pemeriksaan sampel sputum prapengobatan. Terapi
yang dapat dilakukan antara lain :
1. Antibiotik, terutama untuk pneumonia bakteri. Pneumonia lain dapat
diobati dengan antibiotik untuk mengurangi resiko infeksi bakteri
sekunder yang dapat berkembang dari infeksi asal.
2. Istirahat
3. Hidrasi untuk membantu mengencerkan sekresi.
4. Teknik napas dalam untuk meningkatkan ventilasi alveolus dan mengurasi
resiko atelektasis.
5. Pemberian obat lain yang spesifik untuk mikroorganisme yang
diidentifikasi dari hasil biakan sputum.
No Indikator Target
4 Napas cuping 5
hidung
5 Akumulasi 3
sputum
6 Suara napas 3
tambahan
7 Penggunaan 5
otot bantu
napas
Keterangan :
1 : berat
2 : substansial
3 : sedang
4 : ringan
5 : tidak ada
Ketidakefektifan Pola Napas Respiration Status :Airway Airway Management
Definisi : Patency Aktivitas :
Inspirasidan/atau ekspirasi Selama 3x24 jam klien akan a. Pelihara kepatenan jalan napas
yang tidak memberi vwntilasi menunjukkan termoregulasi b. Posisikan klien untuk ventilasi
adekuat ditandai dengan kriteria hasil maksimal
Batasan karakteristik : sebagai berikut : c. Posisikan klien untuk mencegah
a. Perubahan kedalaman Kriteria hasil Target dispnea
pernapasan Frekuensi respirasi 5 d. Monitor status respirasi dan
b. Dispnea Keterangan : oksigenasi
c. Pernapasan cuping hidung 1 : penyimpangan berat e. Auskultasi suara napas
d. Takipnea 2 : penyimpangan substansial f. Bantu perubahan posisi
Faktor yang berhubungan : 3 : penyimpangan sedang Oxygen Therapy
a. Hiperventilasi 4 : penyimpangan ringan Aktivitas :
b. Keletihan 5 : tidak ada penyimpangan a. Bersihkan sekresi oral, nasal
dan trakeal
b. Atur pemberian oksigenasi dan
administrasi melalui sistem
penghangat dan humidifier
c. Monitor aliran oksigen
d. Atur penggunaan oksigen yang
memfasilitasi mobilitas
e. Periksa pemberian oksigen
secara periodic untuk
memastikan konsentrasi sesuai
peresepan
Resiko Infeksi Risk control : Infection process Infection control
Definisi : Selama 3 x 24 jam klien Aktivitas :
Mengalami peningkatan resiko menunjukkan pengendalian a. Bersihkan ruang perawatan
terserang organism patogenik resiko yang ditandai dengan setelah digunakan pasien
Faktor resiko : kriteria hasil sebagai berikut ini : sebelumnya dengan tepat
Imunitas yang didapat tidak Kriteria hasil Target b. Batasi jumlah pengunjung
adekuat Mempertahankan 5 c. Ajarkan keluarga cara cuci
Prosedur invasive kebersihan tangan yang benar
Pertahanan tubuh sekunder lingkungan secara d. Anjurkan pengunjung untuk
yang tidak adekuat konsisten mencuci tangan saat memasuki
Mempraktekkan 5 dan meninggalkan ruang
cuci tangan dengan perawatan
benar secara e. Cuci tangan sebelum dan
konsisten sesudah melakukan tindakan
Menunjukkan 5 keperawatan pada setiap pasien
hygiene pribadi f. Monitor tanda-tanda vital
yang adekuat secara g. Monitor tanda-tanda infeksi
konsisten h. Ajarkan keluarga bagaimana
Keterangan : cara menghindari infeksi
1: tidak pernah menunjukkan i. Kolaborasi pemberian terapi
2 : jarang menunjukkan antibiotik
3 : kadang menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : selalu menunjukkan
DAFTAR PUSTAKA
I. IDENTITAS KLIEN
Anak
Tgl. Masuk RS : 28 Oktober 2019
No. Rekam Medis : 01880527
Nama Klien : An. NSA
Nama Panggilan : An. N
Tempat/Tanggal lahir : Banyumas, 3 Desember 2018
Umur : 0 tahun 10 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Bahasa yang dimengerti : Belum dapat dikaji
Orang Tua/ Wali
Nama Ayah Ibu/ wali : Tn. K / Ny. FR
Pekerjaan Ayah/ Ibu/ wali : BUMN / Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMU / S1
Alamat Ayah/ Ibu/ wali : Jalan Sidodadi, Kedungwringin, Patikraja, Kab.
Banyumas
II. KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan nafas grok – grok sejak lahir. Keluhan hilang timbul,
tidak memberat ketika terlentang, tersedak ketika minum ASI, kadang – kadang batuk
pilek. Pasien riwayat berobat ke poli anak dengan VSD PJB Asianotik. Riwayat
kelahiran normal dan cukup bulan.
III. RIWAYAT KELUHAN SAAT INI
Pasien datang untuk kontrol rutin, dengan diagnosa utama pneumonia aspirasi. Pasien
masih tampak sesak nafas dan pucat.
IV. RIWAYAT KESEHATAN
Anak lahir dari ibu P1A0, UK 39 minggu 5 hari secara spontan ditolong oleh dokter.
BBL 3000 gram, PB 48 cm.
9,5 BSMRS nafas anak grok-grok, tidak mau menetek langsung, dibawa ke dokter
spesialis anak dicurigai ada PJB, dilakukan echo dengan hasil VSD, anak rutin minum
captopril dan furosemid. Anak masih sering mengalami sesak nafas berulang terutama
saat tidur dengan bunyi nafas grok-grok.
3 BSMRS anak dilakukan endoskopi dengan hasil laringomalacia tipe I, pemeriksaan
lab rubella IgM 0,34 (<0,80) dan IgG 127.
HMRS anak dibawa ke RSS untuk MRI, diberi cloralhidrat, setelah minum cloral hidrat
anak tampak sesak dan tampak pucat, lalu anak dibawa ke IGD.
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis, tampak lemah
Suhu : 36,8o C
Nadi : 154 x/menit
Pernapasan : 18 – 30x/menit
Respon nyeri : Skala 0
Berat badan : 4700 gram
Tinggi Badan : 65 cm
LLA :-
LK :-
2. Kulit: kulit berwarna coklat, tidak ada kerusakan integritas kulit
3. Kepala: normocephalice, simetris, tidak ada jejas di kepala
4. Mata: konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik
5. Telinga: telinga bersih, tidak ada perdarahan
6. Hidung: tidak ada pembesaran sinus paranasal, tidak ada perdarahan
7. Mulut: mulut tampak bersih
8. Leher: tidak teraba limfonodi membesar
9. Dada: simetris, tidak ada retraksi
10. Payudara: simetris, tampak puting
11. Paru-paru: SN vesikuler, wheezing kedua lapang paru, ronkhi kedua lapang paru
12. Jantung: S1 tunggal, S2 split tak konstan
13. Abdomen: supel, bising usus normal
14. Genitalia: Nampak jenis kelamin perempuan
15. Anus dan rectum: tidak ada keluhan pada anus dan rektum
16. Muskuloskeletal: akral hangat, nadi kuat
17. Neurologi:
Reflex fisiologi Refleks patologi
+ + - -
+ + - -
ANALISA DATA
DATA MASALAH ETIOLOGI
DS: Ketidakefektifan pola nafas Hiperventilasi
- Ibu mengatakan suara
nafas anak grok - grok
DO:
- Anak tampak sesak
nafas
- Anak tampak pucat dan
lemah
- HR : 154 x/menit
- RR : 18 – 30 x/menit
- SpO2 : 95 %
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA (NANDA) TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
Ketidakefektifan pola nafas Status pernapasan Monitor pernapasan
Definisi : inspirasi dan/atau ekspirasi Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama - Monitor pola nafas
yang tidak memberi ventilasi adekuat di poliklinik, status pernapasan klien mengalami - Monitor saturasi oksigen
- Kaji tanda – tanda vital
Batasan karakteristik: perubahan dengan kriteria hasil:
- Monitor peningkatan kelelahan
- Dispnea Indikator Awal Target - Monitor keluhan sesak nafas pasien
- Penurunan tekanan ekspirasi Frekuensi pernapasan 4 5
- Penurunan tekanan inspirasi
Saturasi oksigen 4 5
Faktor yang berhubungan:
Keterangan:
- Hiperventilasi
1 : deviasi berat dari kirasan normal
- Keletihan
2 : deviasi yang cukup dari kisaran normal
3 : deviasi sedang dari kisaran normal
4 : deviasi ringan dari kisaran normal
5 : tidak ada deviasi dari kisaran normal
CACATAN PERKEMBANGAN
DIAGNOSA / HARI / TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
MASALAH / JAM
KOLABORASI
Ketidakefektifan pola Senin, 28 Oktober 10.30 S: ibu mengatakan sesak nafas anak
mulai berkurang
nafas 2019 - Memonitor pola nafas
O:
- Memonitor saturasi oksigen - Anak tampak lelah dan pucat
- Mengkaji tanda – tanda vital - RR : 28x/menit
- Memonitor peningkatan kelelahan - SpO2 : 98 %
o
- Memonitor keluhan sesak nafas pasien - Suhu : 36,8 C
A:
Indikator Awal Target Capaian
Frekuensi 4 5 5
pernapasan
Saturasi 4 5 5
oksigen
Masalah teratasi
P: memotivasi orang tua untuk tetap
memonitor keadaan anak dan
memposisikan anak miring ke samping
untuk mencegah aspirasi