M DENGAN
ASFIKSIA DIRUANG BAYI (MERAH DELIMA)
RSUD. Dr. H. MOCH ANSARI SALEH
Mengetahui,
Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,
Menyetujui
Mengetahui
Ketua Jurusan Program Studi Profesi Ners
a. PENGKAJIAN
A. Identitas Bayi
Nama Bayi : By. Ny. M Tanggal dirawat : 15-06-2021
Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Banjarmasin
Pendidikan Ayah/Ibu : SMA
Pekerjaan Ayah/Ibu : Swasta
Usia Ayah/Ibu : 42 th/ 43 th
Diagnosa medis : Asfiksia sedang
B. Riwayat Bayi
APGAR score : 2” 3” 5”
SKOR Down :5
Usia Gestasi : 42 minggu
Berat Badan : 2650 gram
Panjang Badan : 51 cm
Komplikasi persalinan
■ Tidak ada ( ) ■ Ada ( )…………..
1. Aspirasi mekonium (-)
2. Denyut jantung janin abnormal (-)
3. Masalah lain : Lahir dengan presentasi bokong
4. Prolaps tali pusat / lilitan tali pusat ( )
5. Ketuban pecah dini (-); berapa jam :
C. Riwayat Ibu
■ Usia ■ Gravid ■ Partus ■ Abortus
43 tahun 1 0 0
Jenis persalinan
■ Pervaginam (-)
■ Sectio cesarea (√); alasan : Air ketuban kering
Komplikasi kehamilan
■ tidak ada (-) ada (√)
■ perawatan atenatal ( )
■ ruptur plasenta / plasenta previa ( )
■ pre eklampsia / toxcemia ( )
■ suspect sepsis ( )
■ persalinan premature / post matur ( )
■ masalah lain : a/i oligohidroamnion + inpending eklamsia
D. Keluhan Utama
Bayi mengalami sesak napas karena APGAR Skor 2,3,4 yang mengindikasikan
asfiksia sedang. Saat pengkajian, bayi masih mengalami sesak napas dengan SpO2
: 93%.
E. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu melahirkan pada usia kehamilan 42 minggu dengan komplikasi kehamilan
sebelumnya. Saat bayi lahir, dilakukan pengkajian APGAR skor oleh perawat di OK
bersalin dan mendapatkan hasil APGAR 2, 3 dan 5. Pada mulanya bayi tidak
langsung menangis selanjutnya ditemukan napas pelan setelah dilakukan tindakan
suction karena ditemukan adanya sumbatan jalan napas berupa sekret pada saluran
pernapasan. Setelah dilakukannya stabilisasi kemudian pasien mulai sedikit merintih.
Setelah stabil, bayi dipindahkan ke ruang bayi. Hasil pengkajian, downscore : 5,
frekuensi nadi : 120 x/menit, napas : 62 x/menit, suhu 36,7C saturasi O2 : 93%.
Adanya retraksi dinding dada, pernapasan cuping hidung.
H. Riwayat Sosial
Struktur keluarga (genogram tiga generasi)
Budaya : Banjar
Suku : Banjar
Agama : Islam
Perencanaan makanan bayi : Susu formula K/p atau 3 jam sekali
Hubungan orang tua dan bayi :
IBU TINGKAH LAKU AYAH
√ Menyentuh √
√ Memeluk √
Berbicara
√ Berkunjung √
Memanggil nama
Kontak mata
Orang terdekat yang dapat dihubungi : Tn. E
Orang tua berespon terhadap penyakit ya (√) tidak (-)
Respon : Orang tua tampak sedih, karena tidak terlalu bisa menghabiskan waktu
bersama anaknya yang masih di rawat
Orang tua berespon terhadap hospitalisasi ya (√) tidak (-)
Respon : Orang tua berharap tindakan yang optimal
I. Pengkajian Hospitalisasi
1. Pengalaman sebelumnya terhadap sakit yang membuat trauma pada ibu dan
keluarga:
-
E. Terapi Farmakologi
Infus D10% 8tpm
Inj Ampicilin 2 x 150 mg
Gentamicin 1 x 12 mg
Injeksi Vitamin K 1 mg/IM
I. DATA FOKUS
Data Subjektif:
Perawat ruang bayi mengatakan pasien harus di berikan terapi oksigenasi dikarenakan
bayi mengalami sesak napas
Data Objektif:
Klien tampak sesak bernapas
Tampak penggunaan alat bantu napas yaitu nasal kanul 2 liter/menit
Tampak retraksi dinding dada
Adanya pernapasan cuping hidung
Apgar Skor 5 (Asfiksia Sedang)
RR : 54 x/menit
SpO2 : 93% dengan oksigen
Skor Resiko jatuh : 13 (Resiko tinggi)
Usia 5 hari (<2 tahun)
Downscore : 5
DO :
Klien tampak sesak bernapas
Tampak penggunaan alat bantu
napas yaitu nasal kanul 2
liter/menit
Tampak retraksi dinding dada
Adanya pernapasan cuping hidung
RR : 54 x/menit
Apgar Skor 5 (Asfiksia Sedang)
SpO2 : 93% dengan oksigen
Hari/
No Pukul Nomor Diagnosa Implementasi Evaluasi tindakan Paraf
Tanggal
1 Rabu, 10.00 1 Memonitor pola nafas (frekuensi S:-
16/6/21 -Tidak ada dyspnea 38 x/menit, usaha napas: O : Bayi masih tampak sesak, tampak adanya
cuping hidung) retrasi dada dan pernapasan cuping hidung
-Tidak ada penggunaan
Frekuensi napas : 38 x/menit
otot bantu nafas Memonitor bunyi napas tambahan A : Masalah belum teratasi
(Tidak ada bunyi napas P : Intervensi dilanjutkan
-Frekuensi nafas dalam tambahan) Memonitor pola nafas (frekuensi 50x/meniy, usaha
batas normal Mempertahankan kepatenan jalan napas: cuping hidung)
-Tidak ada pernafasan nafas dengan head-tilt dan Memonitor bunyi napas tambahan (Tidak ada bunyi
cuping hidung chin-lift napas tambahan)
Memberikan oksigenasi (O2 Mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan
2lt/menit dengan nasal kanul head-tilt dan chin-lift
Memberikan oksigenasi (O2 2lt/menit dengan nasal
Memonitor kecepatan aliran
oksigen kanul
Memonitor posisi alat terapi Memonitor tanda-tanda hipoventilasi (seperti sering
oksigen mengantuk, bengkak tungkai, keletihan, bayi
Memonitor efektifitas terapi sering tertidur)
oksigen Monitor tanda gejala toksikasi oksigen (muntah pada
Memonitor tanda-tanda bayi)
hipoventilasi (seperti sering Mempertahankan kepatenan jalan napas (ekstensi
mengantuk, bengkak tungkai, leher)
keletihan, bayi sering tertidur)
Monitor tanda gejala toksikasi
oksigen (muntah pada bayi)
Membersihkan sekret pada mulut,
dan hidung
Mempertahankan kepatenan jalan
napas (ekstensi leher)
Tetap memberikan oksigen saat
pasien ditransportasi
Siti Muhibbah